Anda di halaman 1dari 5

BOILER

BOILER
Tujuan dari percobaan Analisa Air Ketel ini adalah untuk
menentukan pH, kandungan TDS, Ca hardness, total hardness, P
alkalinitas, dan M alkalinitas dari sample Boiler Feed Water dan
Boiler Water PT. Smart Tbk serta Boiler Feed Water dan Boiler Water
PT. Likuu Telaga Gresik.
Ketel uap diklasifikasikan dalam kelas, yaitu :
1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka ketel
diklasifikasikan sebagai :
a. Ketel pipa api, fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala, yang
membawa energi panas, yang segera mentransfernya ke air ketel
melalui bidang pemanas.
b. Ketel pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa adalah air,energi
panas ditransfer dari luar pipa ke air ketel.
2. Berdasarkan pemakaiannya, ketel dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Ketel stasioner, ketel-ketel yang didudukkan di atas fundasi yang
tetap.
b. Ketel mobil, ketel yang dipasang pada fundasi yang berpindah-
pindah.
3. Berdasarkan letak dapur (furnace positition), ketel diklasifikasikan
sebagai :
a. Ketel dengan pembakaran di dalam, dalam hal ini pembakaran terjadi
di bagian dalam ketel. Kebanyakan ketel pipa api memakai sistem ini.
b. Ketel dengan pembakaran di luar, dalam hal ini pembakaran di
bagian luar ketel. Kebanyakan ketel pipa air memakai sistem ini.
4. Menurut sistem peredaran air ketel (water circulation), ketel
diklasifikasikan sebagai :
a. Ketel dengan peredaran alam, peredaran air dalam ketel terjadi secara
alami, yaitu air yang ringan naik sedang air yang berat turun,
sehingga terjadilah aliran konveksi alami.
b. Ketel dengan peredaran paksa, aliran paksa diperoleh dari sebuah
pompa sentrifugal yang digerakkan dengan elektrik motor misalnya.
Teknik Pengolahan Air Ketel
1. External Treatment (perawatan luar)
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan
tersuspensi, padatan telarut (terutama ion kalsium dan magnesium
yang merupakan penyebab utama pembentukan kerak) dan gas- gas
terlarut (oksigen dan karbon dioksida).
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah :
a. Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel-partikel yang
terdapat di dalam air. Untuk melakukan proses ini kita memerlukan
zat penggumpal, dimana zat yang ditambahkan harus merupakan zat
yang tak dapat larut dalam air dan juga merupakan penyerap yang
kuat. Proses penggumpalan ini tidak dapat dilakukan secara pasti,
semuanya dilakukan secara empiris karena perbandingan jumlah zat
penggumpal dan jumlah partikel yang harus digumpalkan tidak dapat
diketahui secara pasti.
Proses presipitasi ialah proses dimana partikel-partikel yang
terdapat di dalam air dipisahkan dengan menambahkan bahan
anorganik ataupun organik yang mempercepat peristiwa agretasi dari
partikel menjadi agregat yang lebih besar dari semula. Pada proses ini
ada dua macam bahan kimia yang digunakan ialah ion-ion logam
seperti aluminium atau besi, yang mana dapat menghidrolisa dengan
cepat untuk membentuk presipitat yang tidak dapat melarut, dan
dengan menggunakan zat organik polyelektrolite alami ataupun
sintetis yang mana dapat mengadsorbsi dengan cepat patikel-partikel.
Kedua zat kimia yang dipakai di atas ditujukan untuk mempercepat
kecepatan terjadinya agregat-agregat partikel, kemudian agregat-
agregat ini dipisahkan dari air secara fisika yaitu pengendapan secara
gravitasi, flotasi, atau filtrasi.
b. Sedimentasi
Tujuan sedimentasi adalah memberikan kesempatan kepada
partikel-partikel besar untuk mengendap dan partikel yang lebih
halus akan membutuhkan waktu endap yang lebih lama.

c. Filtrasi
Filtrasi adalah unit proses yang secara luas dipergunakan pada
pengolahan air dan air buangan bagi pemisahan partikel material
yang biasanya ditemukan di dalam air. Di dalam proses ini air
melewati sebuah medium filter. Partikel-partikel akan berakumulasi
pada permukaan medium atau terkumpul dan mengendap di dalam
filter. Filter sudah sejak lama ditemukan sebagai alat yang efektif
untuk memisahkan partikel segala ukuran bahkan termasuk alga,
virus dan lain-lain.
d. Demineralisasi
Demineralisasi merupakan penghilangan lengkap seluruh garam.
Hal ini dicapai dengan menggunakan resin “kation”, yang menukar
kation dalam air baku dengan ion hidrogen menghasilkan asam
hidroklorida, asam sulfat dan asam karbonat. Asam karbonat
dihilangkan dalam menara degassing dimana udara dihembuskan
melalui air asam. Berikutnya, air melewati resin “anion”, yang
menukar anion dengan asam mineral (misalnya asam sulfat) dan
membentuk air. Regenerasi kation dan anion perlu dilakuakan pada
jangka waktu tertentu dengan menggunakan asam mineral dan soda
kaustik. Penghilangan lengkap silika dapat dicapai dengan pemilihan
resin anion yang benar. Proses pertukaran ion, jika diperlukan, dapat
digunakan untuk demineralisasi yang hampir total, seperti untuk
boiler pembangkit tenaga listrik.
(www.energyefficiencyasia.org)
ftening
Pelunakan atau softening adalah penghapusan ion – ion tertentu
yang ada dalam air dan dapat bereaksi dengan zat – zat lain hingga
distribusi air dan penggunaannya terganggu.
(Softening reactions)
R(-SO3Na)2 + Ca2+ → R(-SO3)2Ca + 2Na+
R(-SO3Na)2 + Mg2+ → R(-SO3)2Mg + 2Na+
R(-SO3)2Ca + 2Na+ → R(-SO3Na)2 + Ca2+
R(-SO3)2Mg + 2Na+ → R(-SO3Na)2 + Mg2+

Gambar II.1.1 Softening Treatment


f. Deaerasi
Deaerasi untuk menghilangkan gas terlarut yang korosif
(oksigen dan karbon dioksida). Kelarutan gas terlarut akan rendah
pada titik didih air. Dilakukan pemanasan dengan steam untuk
membuang oksigen dan karbon dioksida terlarut. Performa deaerator
rendah pada saat start‐up, sehingga dibutuhkan oxygen
scavenger. Temperatur feed water naik sehingga CO2 dan O2 terlicuti
dari feed water. CO2 and O2 dibuang melalui venting deaerator.

2. Internal Treatment (perawatan dalam)


Adalah pengolahan air didalam boiler dengan cara
pembubuhan/penambahan bahan-bahan kimia (chemicals) ke dalam
boiler dengan maksud untuk mencegah terjadi endapan kerak, korosi
dan sebagainya didalam boiler. Para ahli berpendapat bahwa antara
pretreatment dan internal treatment harus saling menunjang agar
hasil yang dicapai sesuai apa yang di harapkan dimana pipa-pipa
api/air tidak mengalami endapan sehingga transfer panas dari panas
ke air mencapai tingkat Efisiensi yang tinggi. Internal treatment di
bagi 2 cara:
1. Organik treatment
Dalam hal ini orang menggunakan bahan organik seperti tannin
sebagai pencegah kerak dan penyerap oksigen.
2. Inorganik treatment
Dalam hal ini orang menggunakan bahan – bahan non-organik
seperti : Polyphospate sebagai pencegah kerak dan sodium sulphite
/ hydrazine sebagai penyerap oksigen, amine sebagai pencegah karat
pada pipa uap, pipa condensate dan sebagainya.
Pengolahan internal adalah penambahan bahan kimia ke boiler
untuk mencegah pembentukan kerak. Senyawa pembentuk kerak
diubah menjadi lumpur yang mengalir bebas, yang dapat dibuang
dengan blowdown. Metode ini terbatas pada boiler dimana air umpan
mengandung garam sadah yang rendah, dengan tekanan rendah,
kandungan TDS tinggi dalam boiler dapat ditoleransi, dan jika jumlah
airnya kecil. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi maka
laju blowdown yang tinggi diperlukan untuk membuang lumpur.
Senyawa yang digunakan seperti sodium karbonat, sodium aluminat,
sodium fosfat, sodium sulfit dan senyawa inorganik.
Beberapa Problema pada Ketel
1. Problema Kerak
Scaling / Kerak adalah Konsentrasi padatan terlarut (dissolved
solid) pada zona heating lebih tinggi dari pada bagian lain, sehingga
terbentuk lapisan film (concentrated film) yang kemudian menjadi
scale. Konduktivitas thermal pada scale / kerak rendah, sehingga
mengakibatkan efisiensi boiler.
Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya
mineral-mineral pembentukan kerak, misalnya ion-ion kesadahan
seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat pengaruh gas penguapan.
Diamping itu pula dapat disebabkan oleh mekanisme pemekatan
didalam boiler karena adanya pemanasan. Jenis-jenis kerak yang
umum dalam boiler adalah kalsium sulfat, senyawa silikat dan
karbonat. Zat-zat dapat membentuk kerak yang keras dan padat
sehingga bila lama penanganannya akan sulit sekali untuk
dihilangkan. Silika diendapkan bersama dengan kalsium dan
magnesium sehingga membuat kerak semakin keras dan semakin
sulit untuk dihilangkan.
Kerak yang menyelimuti permukaan boiler berpengaruh terhadap
perpindahan panas permukaan dan menunjukkan dua akibat utama
yaitu berkurangnya panas yang dipindahkan dari dapur ke air yang
mengakibatkan meningkatkan temperatur disekitar dapur, dan
menurunnya efisiensi boiler.
2. Problema Korosi
Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang terdapat
dalam uap yang terkondensasi. Korosi merupakan peristiwa logam kembali
kebentuk asalnya di alam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-
lain. Peristiwa korosi dapat terjadi disebabkan oleh : gas-gas yang bersifat korosif
seperti O2, CO2, H2S, kerak dan deposit, perbedaan logam ( korosi galvanis ), pH
yang terlalu rendah dan lain-lain.
Jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan sistem uap adalahgeneral
corrosion, pitting (terbentuknya lubang ) dan embrittlement(peretakan baja ).
Adanya gas yang terlarut, oksigen dan karbon dioksida pada air umpan boiler
adalah penyebab utama general corrosion dan pitting corrosion (tipe oksigen elektro
kimia dan diffrensial ). Kelarutan gas-gas ini di dalam air umpan boiler menurun
jika suhu naik. Kebanyakan oksigen akan memisah pada ruang uap, tetapi
sejumlah kecil residu akan tertinggal dalam larutan atau terperangkap pada
kantong-kantong atau dibawah deposit, hal ini dapat menyebabkan korosi pada
logam-logam boiler. Karena itu pentinguntuk melakukan proses deoksigenasi air
boiler.
Jumlah rata-rata korosi atau serangan elektrokimia akan naik jika nilai pH
air menurun. Selain itu air umpan boiler akan dikondisikan secara kimia
mencapai nilai pH yang relatif tinggi. Bentuk korosi yang tidak umum tetapi
berbahaya adalah bentuk korosiembrittlement atau keretakan inter kristalin pada
baja yang terjadi jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang
tidak sesuai. Caustic embrittlement atau keratakan inter kristalin pada baja yang
terjadi jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak
sesuai. Caustic embrittlement terjadi pada sambungan penyumbat dan meluas
pada ujung tabung dimana celah memungkinkan perkembangan suatu lingkungan
caustic yang terkonsentrasi.
3. Carry - Over
Lolosnya silika / salt pada boiler water bersama steam. Hal ini
diakibatkan kurangnya menjaga konsentrasi silika. Carry over silika
menyebabkan scalling pada heat exchanger (reboiler, heater, dsb).
Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat tersuspensi dengan
konsentrasi yang tinggi, ada kecendrungan baginya untuk membentuk busa
secara berlebihan sehingga dapat menyebabkansteam carryover zat-zat padat dan
cairan pengotor kedalam uap.
Steam carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut keluar
bersama dengan uap ke alat-alat seperti superheater, turbin, dan
lain-lain. Kontaminasi-kontaminasi ini dapat diendapkan kembali
pada sistem uap atau zat-zat itu akan mengontaminasi proses atau
material-material yang diperlukan steam.

Anda mungkin juga menyukai