Anda di halaman 1dari 9

ANALISA EFEKTIVITAS PENYERAPAN ASAM LEMAK BEBAS PADA

MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN AMPAS TEBU


ANALYSIS OF THE EFFECTIVENESS OF ABSORPTION OF FREE
FATTY ACID IN WASTE OIL USING CANE AMPAS

Ajeng Mahya Sugesti1*, Betty Nia Rulen2, Eliza Fitria3


1
Stikes Tengku Maharatu, 2Stikes Tengku Maharatu, 3Stikes Tengku Maharatu
*Email : ajengmahyas@gmail.com

ABSTRAK

Minyak goreng sawit banyak digunakan untuk mengolah makanan sedangkan


harga minyak kini semakin tinggi dan penggunaan minyak goreng sawit
meningkat. Dengan harga yang semakin tinggi maka pedagang pecel lele biasanya
menggunakan minyak yang sama berulang kali untuk menggoreng dagangannya.
Penggunan minyak yang berulang dapat mempercepat pembentukan asam lemak
bebas. Selain limbah yang dihasilkan akan mempengaruhi lingkungan, kandungan
asam lemak bebas akan membahayakan tubuh manusia. Kualitas minyak sangat
dipengaruhi oleh angka asam yang menunjukkan kadar asam lemak bebas yang
terkandung didalam minyak. Angka asam dapat diturunkan dengan proses
adsorpsi. Ampas tebu mengandung senyawa selulosa dan lignin sehingga dapat
membantu proses penyerapan asam lemak bebas pada minyak jelantah. Penelitian
ini bertujuan untuk diketahuinya efektivitas penyerapan asam lemak bebas pada
minyak jelantah menggunakan ampas tebu dengan ukuran partikelnya 150µm,
106µm dan 75µm. Jenis penelitian ini Pre-Experimental dengan menggunakan
pendekatan One-Grup Pretest-Posttest Design, pengambilan sampel minyak
didapatkan dari pedagang pecel lele, dan ampas tebu didapatkan dari pedagang es
tebu. Data dianalisis secara univariat. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 17
Juli sampai 19 Agustus 2019. Minyak jelantah yang direndam ampas tebu dengan
ukuran partikelnya 150µm mengalami penurunan sebanyak 0,04% yaitu dari
0,37% menjadi 0,33%. Minyak jelantah yang direndam ampas tebu dengan ukuran
partikelnya 106µm mengalami penurunan sebanyak 0,13% yaitu dari 0,37%
menjadi 0,24% dan minyak jelantah yang direndam ampas tebu dengan ukuran
partikel terkecil yaitu 75µm mampu menurunkan asam lemak bebas paling efektif
yaitu sebanyak 0,2%, dari 0,37% menjadi 0,17%. Diharapkan kepada pedagang
agar tidak menggunakan minyak berulang kali.
Kata Kunci : Minyak Jelantah, Asam Lemak Bebas, Ampas Tebu
ABSTRACT

Palm cooking oil is widely used for food processing at the same time, oil prices
are currently soaring and its use is increasing. Hence, most of street vendors
utilize the same oil repeatedly to cook. In addition to the waste produced will
affect the environment, the use of cooking oil repeatedly may accelerate the
formation of free fatty acids that will be dangerous for human body. The quality of
oil is greatly influenced by the acid value which shows the level of free fatty acids
contained in the oil. Acid value can be reduced by adsorption process. Sugarcane
dregs contains of cellulose and lignin compounds so that it can assist the process
of absorption of free fatty acids in used cooking oil. This study aims to determine
the effectiveness of the absorption of free fatty acids in waste cooking oil by using
sugarcane dregs by means of particle measuring 150 µm, 106 µm and 75 µm.
This is an Pre-Experimental using the One-Group Pretest-Posttest Design
approach. The oil sampling, and the sugarcane dregs were obtained from street
vendors. Whereas, analyzed by using univariate analysis technique. This research
was conduted from 17 July to 19 August 2019. The used cooking oil that soaked
with sugarcane dregs by particle size of 150 µm decreased by 0,04%, it was from
0,37% to 0,33%. Used cooking oil soaked with sugarcane dregs by particle 106
µm decreased by 0,13%, it was from 0,37% to 0,24%. By the same token, used
cooking oil soaked with sugarcane dregs by smallest particle size of 75 µm was
able to reduce free fatty acids most effectively as much as 0,2% from 0,37% to
0,17%. It is expected that traders will not use oil repeatedly.

Keywords: Used Cooking Oil, Free Fatty Acids, Sugarcane Dregs

PENDAHULUAN Minyak goreng dengan kandungan asam


Minyak yang baik adalah minyak yang lemak tidak jenuh yang tinggi cenderung
stabil selama penyimpanan. Minyak goreng lebih tidak stabil dan mudah mengalami
harus dipilih yang tidak mudah mengalami perubahan karena proses penggorengan (Tien
oksidasi penyebab ketengikan. Beberapa R Muchtadi dan Fitriyono A, 2010).
jenis minyak telah ditambahkan dengan Minyak goreng setelah dipakai
bahan antioksidan untuk memperpanjang menggoreng 3-4 kali penggorengan atau
umur simpannya. Selain itu, perlu dipilih lebih telah menjadi dekomposisi senyawa
minyak yang relatif lebih stabil selama sehingga kualitasnya menurun tajam.
penggorengan, artinya perubahan akibat Minyak demikian jika dipakai untuk
reaksi oksidasi, hidrolisis maupun menggoreng akan menghasilkan makanan
pemecahan rantai molekul lemak selama dengan rasa yang kurang enak, tetapi bila
penggorengan dapat seminimal mungkin. dibuang akan menyebabkan pencemaran
lingkungan. Kerusakan minyak ini dampak yang membahayakan bagi tubuh,
diakibatkan oleh proses oksidasi dan ada upaya yang dapat di lakukan yaitu proses
polimerisasi yang akan menghasilkan bahan pemucatan. Pemucatan adalah salah satu
dengan rupa yang kurang menarik dan cita tahap proses pemurnian untuk
rasa yang tidak enak, serta kerusakan menghilangkan zat-zat warna yang tidak
sebagian vitamin dan asam lemak essensial disukai dalam minyak. Warna minyak
yang terdapat dalam minyak. Penggunan mentah dapat berasal dari warna alamiah,
minyak yang berulang sehingga minyak yaitu warna yang dihasilkan dari aktivitas
mengalami pemanasan berkali-kali dan dapat biologis tanaman penghasil minyak, maupun
mempercepat pembentukan asam lemak warna yang didapat pada saat diproses untuk
bebas. Pemanasan berkala pada minyak mendapatkan minyak dari bahan bakunya
goreng juga menyebabkan warna dari (Ramdja, 2010).
minyak goreng berubah menjadi lebih gelap Ampas tebu mengandung senyawa
(Ika et al, 2018). selulosa dan lignin sehingga dapat membantu
Konsumsi asam lemak bebas dalam proses penyerapan asam lemak bebas pada
jumlah banyak dapat meningkatkan kadar minyak jelantah (Ratno dkk dalam Winda
Low Density Lipoprotein (LDL) dalam 2017). Ampas tebu juga salah satu adsorben
darah. Tingginya LDL ini dapat yang mudah ditemukan di Kota Pekanbaru
menyebabkan penyakit jantung. Selain itu, yang berasal dari pedagang es tebu, dengan
pemberian minyak jelantah pada mencit jumlah es tebu yang banyak makan limbah
dapat menimbulkan kerusakan dan ampas tebu akan banyak pula. Dengan
peradangan hati (Oeije AA, dkk. 2008) dan memanfaatkan ampas tebu tersebut dapat
minyak jelantah dengan frekuensi membantu mengurangi limbah, selain itu
penggorengan tinggi dapat mempengaruhi juga bisa mendapatkan ampas tebu dengan
nekrosis sel hati (Rahayu A, dkk. 2008). Hal mudah.
ini dkarenakan asam lemak bebas yang Menurut Ramdja 2010, hasil setelah
terbentuk mempengaruhi mekanisme minyak dilakukan perendaman menunjukkan
metabolisme glukosa hati bahwa semakin lama perendaman maka hasil
Angka asam yang tinggi pada minyak yang di dapatkan semakin baik. Begitu pula
jelantah diakibatkan oleh proses hidrolisis ukuran juga turut mempengaruhi daya
pada saat proses penggorengan. Angka asam adsorbsinya untuk menyerap sejumlah asam
dapat diturunkan dengan proses adsorpsi lemak bebas yang terikat pada minyak
(Mardina et al, 2012). Untuk menurunkan jelantah. Semakin kecil ukuran partikel
penggunaan minyak berkali-kali dengan ampas tebu, maka kemampuan adsorbsinya
akan semakin baik. Tentunya ini juga pengambilan ampas tebu di lakukan pada
didukung dengan lamanya perendaman pedagang es tebu yang berada disekitar
optium ampas tebu dalam minyak jelantah Jl.Kaharudin Nasution dan pemeriksaan
untuk melakukan proses adsorbsi. sampel dilaksanakan di Laboratorium
Bioproses Universitas Riau. Waktu
Hasil survey pendahuluan didapatkan 9
penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17
dari 11 pedagang pecel lele yang berada di
Juli - 19 Agustus 2019
sekitar Jl.Kaharuddin Nasution Kota
Analisa data dilakukan setelah
Pekanbaru biasanya menggunakan minyak
melakukan penelitian di laboratorium. Maka
yang sama berulang kali untuk menggoreng
analisa data berupa analisa univariat yaitu
dagangannya yaitu lebih dari 8 kali
untuk mengetahui efektivitas penyerapan
penggorengan. Berdasarkan uraian pada latar
asam lemak bebas pada minyak jelantah
belakang tersebut, maka peneliti tertarik
menggunakan ampas tebu yang diperkecil
“Bagaimana Efektivitas Penyerapan Asam
ukuran partikelnya dan membuktikan
Lemak Bebas Dengan Memperkecil Ukuran
analisis Ramdja dkk, 2010.
Ampas Tebu”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat
METODOLOGI
Kandungan Ukuran Hasil
Penelitian ini bersifat eksperimental Partikel
0 hari 3 hari
Ampas
dengan menggunakan desain penelitian Pre- Tebu
Asam Lemak 150 µm 0,37% 0,33%
Experimental dengan menggunakan Bebas 106 µm 0,37% 0,24%
pendekatan One-Grup Pretest-Posttest 75 µm 0,37% 0,17%
Design yaitu pada desain ini terdapat pretest,
sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2018). Berdasarkan hasil pada tabel
Penelitian yang dilakukan adalah untuk tersebut, dapat dilihat kandungan asam
mengetahui efektivitas penyerapan asam lemak bebas pada minyak jelantah
lemak bebas pada minyak jelantah sebelum dengan ukuran partikel ampas tebu 150
diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan µm setelah diberi perlakuan
dengan perendaman menggunakan ampas menggunakan ampas tebu dengan
tebu dengan ukuran partikel 150µm, 106µm perendaman 3x24 jam asam lemak bebas
dan 75µm. mengalami penurunan sebesar 0,04%
Tempat pengambilan sampel minyak asam lemak bebas. Kandungan asam
jelantah dilakukan pada pedagang pecel lele lemak bebas pada minyak jelantah
yang berada disekitar Jl.Kaharudin Nasution, dengan ukuran partikel ampas tebu 106
µm mengalami penurunan sebanyak mampu menurunkan asam lemak
0,13% dan kandungan asam lemak bebas
bebas hingga 0,17%.
pada minyak jelantah dengan ukuran
partikel ampas tebu 75 µm mengalami
penurunan sebanyak 0,2% asam lemak Kandu Ukuran Hasil
bebas setelah dilakukan perendaman ngan Partikel 0 hari 3 hari
Warna 150 µm Coklat Coklat
selama 3x24jam. keruh jernih
Hasil Analisis Penyerapan Asam 106 µm Coklat Coklat
Lemak Bebas Pada Minyak keruh jernih
Jelantah Menggunakan Ampas 75 µm Coklat Coklat
Tebu. keruh jernih

0.40%
Berdasarkan diatas dapat kita lihat
0.35%
bahwa perubahan warna dengan ukuran
0.30%
partikel ampas tebu 150 µm, 106 µm
0.25%
150µm dan 75 µm sebelum perlakuan berwarna
0.20%
106µm
0.15% coklat keruh dan setelah diberi
75µm
0.10% perlakuan perendaman selama 3x24 jam
0.05% menjadi coklat jernih.
0.00% Interprestasi dan Hasil Diskusi
0 Hari 3 Hari
Kandungan asam lemak bebas pada
minyak jelantah dengan ukuran partikel
Berdasarkan Grafik di atas
ampas tebu 150 µm diketahui sebelum diberi
dapat dilihat bahwa perendaman
perlakuan adalah 0,37% dan setelah diberi
minyak jelantah menggunakan ampas perlakuan menggunakan ampas tebu dengan
perendaman 3x24 jam asam lemak bebas
tebu dengan ukuran partikelnya 150
menjadi 0,33%, yang artinya mengalami
µm, 106 µm dan 75 µm mengalami
penurunan sebanyak 0,04% asam lemak
penurunan yang signifikan, tetapi bebas. Kandungan asam lemak bebas pada
minyak jelantah dengan ukuran partikel
perendaman minyak jelantah dengan
ampas tebu 106 µm diketahui sebelum diberi
menggunakan ukuran partikel yang
perlakuan adalah 0,37% dan setelah diberi
terkecil yaitu 75 µm paling efektif perlakuan menggunakan ampas tebu dengan
perendaman 3x24 jam asam lemak bebas
menjadi 0,24%, yang artinya mengalami
penurunan sebanyak 0,13%. Kandungan media untuk diadsopsi. Menurut Endah dkk,
asam lemak bebas pada minyak jelantah semakin kecil ukuran butir, maka semakin
dengan ukuran partikel ampas tebu 75 µm besar permukaan sehingga dapat menjerap
diketahui sebelum diberi perlakuan adalah kontaminan makin banyak. Secara umum
0,37% dan setelah diberi perlakuan kecepatan adsorbsi ditujukan oleh kecepatan
menggunakan ampas tebu dengan perpindahan zat terlarut ke dalam pori-pori
perendaman 3x24 jam asam lemak bebas partikel adsorben. Hal ini sependapat dengan
menjadi 0,17%, yang artinya mengalami penelitian A. Fuadji Ramdja dkk (2010) yang
penurunan sebanyak 0,2% asam lemak menyatakan bahwa semakin kecil partikel
bebas. Kadar tersebut sudah melebihi nilai yang digunakan maka hasil penyerapan akan
ambang batas yang sudah ditentukan oleh semakin efektif. Hal ini juga sejalan dengan
SNI 01-3741-2002. penelitian Winda dan Mia (2017) yang
Hasil penelitian ini membuktikan menyatakan bahwa ampas tebu cukup efektif
bahwa ukuran partikel ampas tebu turut digunakan untuk pemurnian minyak jelantah
mempengaruhi daya adsorbsinya untuk yang sudah teroksidasi
menyerap sejumlah asam lemak bebas yang Perubahan warna dengan ukuran
terikat pada minyak jelantah. Artinya, partikel ampas tebu 150 µm, 106 µm dan 75
semakin kecil ukuran partikel ampas tebu, µm sebelum perlakuan berwarna coklat
maka kemampuan adsorbsi akan semakin keruh dan setelah diberi perlakuan
baik. Ada beberapa faktor yang perendaman selama 3x24 jam menjadi coklat
mempengaruhi kecepatan adsorpsi dan jernih. Secara kasat mata dapat dilihat
berapa banyak adsorbat yang dapat diserap minyak jelantah mengalami sedikit
oleh adsorben. Cheremisinoff dalam perubahan warna dari coklat keruh menjadi
Yuniarto menjabarkan beberapa faktor-faktor coklat jernih walaupun tidak terlalu
tersebut antara lain karakteristik adsorben. signifikan. Minyak goreng yang memiliki
Faktor yang cukup penting dalam warna lebih gelap cenderung memiliki kadar
proses adsorpsi ialah karakteristik media asam lemak bebas dan kadar air yang tinggi.
adsorben yang meliputi luas permukaan, Meskipun demikian, warna tidak dapat
ukuran partikel, serta komposisi kimia. dijadikan sebagai tolok ukur kualitas dari
Namun pada proses adsorpsi faktor yang minyak goreng (Ika FU, Qurrota A, 2018).
paling dominan ialah luas permukaan Indikator kualitas pada minyak jelantah yang
spesifik dan ukuran partikel. Distribusi mengandung asam lemak bebas tidak hanya
ukuran partikel menentukan distribusi ditunjukkan pada warna tetapi aroma juga
ukuran molekul yang dapat masuk ke dalam dapat menjadi tolok ukur kandungan asam
lemak bebas yaitu penurunan dari bau tengik dari 0,37% menjadi 0,33%. Minyak jelantah
yang signifikan pada minyak jelantah yang yang direndam ampas tebu dengan ukuran
direndam ampas tebu pada setiap ukuran partikelnya 106 µm mengalami penurunan
partikel, dan partikel 75 µm mampu sebanyak 0,13% yaitu dari 0,37% menjadi
menurukan bau tengik dengan efektif. 0,24% dan minyak jelantah yang direndam
Menurut peneliti penurunan angka ampas tebu dengan ukuran partikel terkecil
asam lemak bebas pada minyak jelantah yaitu 75 µm mampu menurunkan asam
menggunakan ampas tebu cukup efektif lemak bebas paling efektif yaitu sebanyak
terutama dengan memperkecil ukuran ampas 0,2%, dari 0,37% menjadi 0,17%. Hasil
tebu sebagai adsorben yang ditunjukkan penelitian ini menunjukkan bahwa semakin
dengan adanya perubahan warna dan kecil ukuran partikel yang digunakan maka
kekeruhan, secara kualitatif dapat dilihat semakin efektif penyerapan asam lemak
minyak jelantah mengalami penurunan bebas pada minyak jelantah dikarenakan
warna walaupun tidak begitu signifikan dan semakin kecil ukuran butir, maka semakin
juga dapat dilihat dari aroma yang besar permukaan sehingga dapat menyerap
mengalami penurunan bau tengik yang kontaminan makin banyak.
signifikan Saran
Saran dari penelitian ini antara lain :
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Bagi Pedagang Pecel Lele
KEBIJAKAN Berdasarkan hasil penelitian ini,
Kesimpulan didapatkan kadar asam lemak bebas
yang tinggi pada minyak jelantah yaitu
Berdasarkan hasil analisis efektivitas
0,37%. Diharapkan kepada pedagang
penyerapan asam lemak bebas pada minyak
agar tidak menggunakan minyak
jelantah pecel lele menggunakan ampas tebu
berulang kali terutama bila sudah
dengan ukuran partikelnya 150µm, 106µm
mengalami perubahan warna menjadi
dan 75µm menunjukkan bahwa minyak
coklat keruh yang dapat
jelantah sebelum di beri perlakuan
mengindikasikan tingginya kandungan
mengandung 0,37% asam lemak bebas.
asam lemak bebas pada minyak yang
Setelah di beri perlakuan perendaman
digunakan.
menggunakan ampas tebu selama 3x24 jam,
2. Bagi Dinas Kesehatan
minyak jelantah yang direndam ampas tebu
Hasil analisis kandungan asam
dengan ukuran partikelnya 150 µm
lemak bebas pada minyak jelantah pada
mengalami penurunan sebanyak 0,04% yaitu
pedagang pecel lele telah melebihi dari
SNI 01-3741-2002. Dengan begitu harus Bermerek Dan Tidak Bermerek
Terhadap Nekrosis Sel Hati.
dilakukan pengawasan ketat,
memberikan penyuluhan dan diharapkan Balai Besar Penelitian & Pengembangan
Industri Selulosa, 1986 dalam Erna
metode penurunan asam lemak bebas
Wati IH, Sirril M. (2016). Penurunan
menggunakan ampas tebu ini dapat di asam lemak bebas pada minyak
goreng bekas menggunakan ampas
aplikasikan ke para pedagang atau
tebu untuk pembuatan sabun.
masyarakat dengan menyediakan 6(1):22-27.
fasilitas ampas tebu yang sudah siap
Budiman, B.T(2004). Penggunaan Biodiesel
pakai guna untuk mengurangi limbah Sebagai Bahan Bakar Alternatif.
Rumusan Hasil Seminar Prospek
dan penyebab penyakit pada tubuh
Biodiesel di Indonesia. Jakarta.
manusia.
Djaeni, M. (2002). Pengolahan limbah
minyak goreng bekas menjadi
3. Bagi Peneliti Selanjutnya gliserol dan minyak diesel melalui
proses transesteifikasi. Prosiding.
Diharapkan dapat menjadi
Seminar teknik kimia. Yogyakarta.
pedoman bagi peneliti selanjutnya untuk
Endah RD, Agus G, Barkah RS, Nurul W.
mengembangkan penelitian dengan
Pembuatan Ethanol Fuel Grade
melakukan proses pengolahan ampas Dengan Metode Adsorbsi
Menggunakan Adsorbent Granulated
tebu yang dapat diaplikasikan secara
Natural Zeolite Dan CAO.
sederhana menggunakan peralatan yang
Hidayat, A.A. 2007, Metode Penelitian
mudah didapatkan.
Keperawatan dan teknik Analisa
Data, Penerbit Salemba medika

UCAPAN TERIMAKASIH Ika, Qurrota. (2018). Penentuan Kadar Asam


Lemak Bebas dan Kadar Air Pada
Minyak Goreng Yang Digunakan
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Oleh Pedagang Gorengan Dijalan
pimpinan Laboratorium Bioproses Manyar Sabrangan, Mulyorejo,
Surabaya. Jurnal of Pharmacy and
Universitas Riau yang telah memberikan izin
Science, 3, (2):17-22.
melakukan penelitian serta Jurnal Kesehatan
Kateren, S., Pengantar teknologi pengujian
Maharatu (JKM) yang telah menerbitkan
kualitas sabun mandi padat, Penerbit
jurnal ini. Universitas Indonesia, Jakarta, 1986.

DAFTAR PUSTAKA Mahreni. (2010). Peluang dan Tantangan


Komersialisasi Biodisel-Review.
Jurnal Prodi Tekti Kimia UPN
Aji Rahayu, Husamah, dan Angga DN,
Veteran Yogyakarta. 10(2):15-26.
(2007). Studi Frekuensi
Penggorengan Dari Minyak Jelantah
Marinda P, Faradina E, dan Setiawati, N. Laundry Untuk Menurunkan Kadar
2012. Penurunan angka asm pada Surfaktan Menggunakan Batu Bara.
minyak jelantah. Jurnal Kimia, 6(2)
196-200. Standar Nasional Indonesia-SNI, Nomor 01-
3741-2002. Minyak Goreng. Badan
Notoadmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta.
Jakarta. Sugiyono, (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
______________. (2010). Ilmu Perilaku Alfabeta. Bandung.
Kesehatan. Rineka Cipta. jakarta
Supradata, (2005). Pengolahan Limbah
Oeije AA, Lukita AW, Achmad S, Thoradi Domestik Menggunakan Tanaman
A. Gambaran anatomi mikroskopik Hias Cyperus Alternifolius L. dalam
dan kadar melondialdehida pada hati Sistem Lahan Basah Buatan Aliran
mencit setelah pemberian minyak Bawah Permukaan (Ssf-Wetlands).
kelapa sawit bekas menggoreng.
Jurnal Kedokteran Maranatha. 2008: Tamrin. 2013. Gasifikasi minyak jelantah
7(1) 15-25. pada kompor bertekanan. Jurnal
Teknik Pertanian Lampung. 2(2):
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 115-22
(2017).
http://epublikasi.setjen.pertanian.go.i Tien R.M, dan Fitriyono A. (2010).
d/epublikasi/buletin/konsumsi/2017/ Teknologi Proses Pengolahan
Buletin_Konsumsi_Pangan_Semester Pangan. Alfabeta, CV. Bandung.
_2_2017/files/assets/basic-
html/page54.html diakses pada Tim Penulis PS. (1992). Pembudidayaan
tanggal 20 Juli 2019. Tebu di Lahan sawah dan Tegalan.
Jakarta.
Ramdja A, Lisa F, dan Daniel K. 2010.
Pemurnian minyak jelantah Travis, M.j. Weisbrond, N. dan Gros, A.
menggunakan ampas tebu sebagai (2008). Accumulation of Oil and
adsorben. Jurnal Teknik Kimia, Grease in Soils Irrigated with
1(17):7-14. Greywater ang Their Potential Role
in Soil Water Repellency. Sci. Total
Ratno, Lizda JM, Zulkifli. 2013. Pengaruh Environ. Vol.394.pp. 68-74.
Ampas Tebusebagai Adsorbent pada
Proses Pretreatment Minyak Jelantah Winda TW, Mia S. 2017. Pemanfaatan
terhadap Karakteristik Biodiesel. Ampas Tebu Untuk Meningkatkan
Jurnal Teknik Pomits. 2(2), 257-261. Kualitas (Surat Organoleptik,
Parameter Oksidasi, dan Profil Asam
Saragih, S. A. 2008. Pembuatan dan Lemak) Pada Minyak Jelantah. 1(2):
Karakterisasi Karbon Aktif dari 1-9.
Batubara Riau Sebagai Adsorben.
Universitas Indonesia, Jakarta.

Sirajuddin, M Syahrir, Irmawati S. 2017.


Optimasi Kecepatan Pengadukan
Pada Proses Adsorpsi Limbah Cair

Anda mungkin juga menyukai