Anda di halaman 1dari 11

D’PONGGE ABSORBEN TEPUNG BIJI DURIAN

PEMURNI MINYAK JELANTAH

Sriatun, Novialita Ivanka, Wi’am Nu’maa D

ABSTRAK

Pati memiliki komoditas pertanian durian sampai 4 ton dengan memiliki sisa hasil

berupa kulit dan biji durian dengan jumlah yang melimpah. Para pedagang durian

membuang biji durian begitu saja dengan kulit durian. Sedangkan penggunaan minyak

di tahun 2017 mencapai 11 liter per kapita Maka diperkirakan jumlah limbah minyak

jelantah yaitu 161,5 liter per harinya atau setara dengan 50,69 ton per tahunnya. Biji

durian dimanfaatkan untuk memurnikan minyak yang memiliki kandungan pati 27%

lebih tinggi dari biji alpukat 24% sebagai absorben pemurnian minyak. Selain biji durian

digunakan juga bentonit yang memiliki sifat penukar ion, luas permukaan yang besar

sehingga memungkinkan penggunaannya sebagai adsorben.

Hasil dari pemurnian menggunakan biji durian dapat digunakan menurunkan

kadar bilangan asam lemak menjadi 0,23% dimana sebelumnya sebalum adanya

campuran biji durian bentonit 0,62 % batas SNI 0,3 %, sehingga biji durian menurunkan

bilangan asam lemak bentonit menjadi minyak jelantah bening. Hasil Uji UV Vis

didapatkan minyak pemurnian biji durian bentonit memiliki retang panjang gelombang

rendah dari 312 sampai 959 dan absorbansi 0,766 sampai -0,049. Hasil pengujian

absorbansi mendekati 0 seperti absorbansi air. Apabila di buang ke lingkungan tidak

merusak lingkungan karena absorbansi mendekati air dan logam-logamnya sudah

terdegradasi.

Kata Kunci: minyak jelantah, biji durian,pemurnian minyak


A. Latar Belakang

Minyak goreng adalah bahan pangan yang digunakan sebagai kebutuhan

dalam skala rumah tangga maupun skala industri atau pabrik. Hal ini

mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat (Hajar, 2016). ). Sebagai

salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolah bahan-bahan

makanan, selain itu minyak goreng berfungsi sebagai media penggoreng yang

sangat penting dan kebutuhanya semakin meningkat, sehingga menghasilkan

limbah yang disebut jelantah yang meningkat pula (Nasrun, 2017).

Konsumsi minyak goreng perkapita pada tahun 2017 sebesar 10,72 liter

per kapita mengalami peningkatan pada tahun 2018 yaitu sebesar 10,87 liter per

kapita. Industri minyak goreng memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan

berkembang di masa depan, dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya

konsumsi per kapita jika dilihat dari angka rata-rata 25 kg/tahun konsumsi per

kapita minyak nabati dunia setiap orangnya. Dengan demikian, semakin besar

permintaan produksi minyak goreng maka akan semakin meningkat pula

keberadaan dari minyak goreng bekas (Pusat Data dan Sistem Informasi

Pertanian, 2017).

Berdasarkan data tersebut di atas, terjadi peningkatan pemakaian minyak

setiap tahun namun di sisi lain pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret

tahun 2022 terjadi kelangkaan minyak goreng di pasaran. Meskipun pemerintah

telah menurunkan harga, namun masih terjadi kelangkaan pasokan minyak

goreng di berbagai daerah, toko swalayan, retail, dan grosir


Disisi lain penggunaan minyak goreng untuk konsumen rumah tangga,

UMKM maupun pedagang kaki lima penjual produksi kerupuk, pisang molen,

donat, pisang goreng, tidak dapat dihindari dan cenderung tinggi. Hasil

penggorengan usaha tersebut menghasilkan limbah minyak goreng bekas, atau

bisa disebut minyak jelantah. Diketahui bahwa dalam satu hari produksi usaha

usaha kerupuk menghasilkan 9,5 liter minyak jelantah. Maka diperkirakan

jumlah limbah minyak jelantah yaitu 161,5 liter per harinya atau setara dengan

50,69 ton per tahunnya (syahrir, 2020).

Menurut Dinas Lingkungan Hidup, limbah minyak jelantah dapat

mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan yaitu kerusakan ekosistem

karena meningkatnya bilangan asam dan bilangan peroksida. Minyak jelantah

jika dikonsumsi kembali akan mengganggu kesehatan seperti infeksi bakteri,

meningkatkan resiko kanker, dan dapat membuat kelebihan berat badan atau

obesitas.

Minyak goreng bekas atau minyak jelantah merupakan hasil limbah dari

penggunaan minyak goreng yang mana telah digunakan berulang-ulang kali dan

menyebabkan mutu dari minyak tersebut terus mengalami penurunan (Rahayu,

L.H., dkk., 2014). Pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak

kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, pengendapan lemak pada

pembuluh darah dan akibat lainnya yaitu dapat mengurangi kecerdasan otak.

Selain berdampak pada kesehatan apabila dikonsumsi terus menerus, banyaknya

minyak jelantah yang dihasilkan selama ini, juga berdampak buruk pada
lingkungan. Dengan banyaknya produksi minyak jelantah tersebut, maka

diperlukan upaya penanggulangan dampak dari limbah tersebut.

Menurut Mulyani dan Sujarwanta (2017) minyak jelantah yang digunakan

berulang kali dapat menyebabkan terjadinya proses hidrolisis dan oksidasi

sehingga menghasilkan asam lemak bebas yang dapat menurunkan kualitas

minyak dan berbahaya bagi kesehatan. Akan tetapi pembuangan minyak jelantah

juga dapat mengganggu lingkungan karena sifatnya yang sukar larut dalam air.

Oleh karena itu, untuk layak dimanfaatkan kembali maka minyak jelantah harus

dimurnikan terlebih dahulu sehingga dapat dipakai kembali tanpa mengurangi

kualitas atau mutu pangan yang akan digoreng dan dikonsumsi.

Pemurnian minyak goreng bekas merupakan pemisahan produk reaksi

degradasi berupa air, peroksida, asam lemak bebas, aldehid dan keton dari

minyak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu

minyak goreng bekas adalah dengan adsorpsi menggunakan absorben sehingga

mutu minyak goreng dapat dipertahankan (Wijayanti, dkk., 2012). Proses

adsorpsi menggunakan suatu bahan yang dapat mengadsorpsi kotoran pada

minyak yang disebut dengan adsorben. Proses adsorpsi minyak goreng bekas

dapat dilakukan dengan penambahan adsorben yang dicampur dengan minyak,

dilanjutkan dengan pengadukan dan penyaringan.

Beberapa inovasi terdahulu telah melakukan penelitian pemurnian minyak

goreng bekas menggunakan absorben dari bahan alami dengan memanfaatkan

produk samping atau limbah pertanian, seperti ampas tebu (Sulung, dkk., 2019),

arang aktif dari sabut kelapa (Yustinah dan Hartini, 2011), karbon aktif dari biji
kelor (Dahlan, dkk., 2013), dan arang aktif dari kulit salak (Mangallo, dkk., 2014).

Tiap jenis adsorben memiliki selektivitas dalam mengadsorpsi komponen tertentu

yang ada dalam minyak goreng bekas. Dalam penelitian ini dilakukan

pemanfaatan limbah durian yang selanjutnya diaplikasikan sebagai adsorben

minyak goreng bekas.

Umumnya kulit dan biji menjadi limbah yang hanya sebagian kecil

dimanfaatkan sebagai pakan ternak, malahan sebagian besar dibuang begitu saja

(Fatimah, dkk. 2020). Padahal jika diolah lebih lanjut limbah biji durian dapat

bermanfaat lebih sebagai bahan baku berbagai olahan makanan yang tentunya

akan memberikan nilai tambah (Prasetyaningrum, 2010). Kandungan yang

terdapat dalam biji durian antara lain 66,49 % pati; 27,24 % air; 1,19 % abu; 5,08

% protein. Kandungan patinya ini lebih tinggi dibanding singkong 34,7% ataupun

ubi jalar 27,9% (Haryati, 2017).

Bentonit merupakan istilah dalam dunia perdagangan untuk clay yang

mengandung monmorillonit (Rasyid, A. S. 2018). Kandungan utama bentonit

adalah mineral monmorilonit (80%) dengan rumus kimia [Al l.67Mg 0.33

(Na0.33 )]Si4O10 (OH)2. Warnanya bervariasi dari putih ke kuning, sampai hijau

zaitun, coklat kebiruan. lempung bentonit sangat berguna untuk adsorpsi,

namun kemampuan adsorpsinya terbatas (Bath, D dkk., 2012). Bentonit memiliki

sifat penukar ion, luas permukaan yang besar sehingga memungkinkan

penggunaannya sebagai adsorben.

Selain itu, kadar pati yang cukup tinggi dari biji durian, yaitu sekitar 27%,

serta kadar selulosa yang jumlahnya relatif lebih sedikit dari pada pati. Hal ini
menyebabkan limbah biji durian berpotensi dijadikan sebagai adsorben. Pada

penelitian ini dilakukan pemurnian minyak goreng bekas menggunakan biji

durian sebagai adsorben teraktivasi untuk menurunkan kadar asam lemak bebas

dan bilangan peroksida sebagai parameter tingkat kerusakan minyak. ). Bentonit

memiliki sifat penukar ion, luas permukaan yang besar sehingga memungkinkan

penggunaannya sebagai adsorben. Pemurnian minyak goreng bekas ini

diharapkan dapat memperpanjang umur simpan minyak goreng tanpa

membahayakan kesehatan konsumen dan memenuhi syarat untuk dapat

dikonsumsi kembali.

B. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari pembutan absorben biji durian bentonit untuk minyak jelantah adalah

pemurnian minyak goreng yang telah dipakai berulang yang memenuhi syarat konsumsi

tanpa mengandung kadar asam lemak bebas serta kadar bilangan peroksida sesuai standard

SNI dengan harga lebih terjangkau oleh kalangan menengah kebawah.

Memiliki tujuan dapat mengatasi masalah kelangkaan minyak, dan dapat di produksi dalam

skala besar untuk dapat digunakan kembali minyak bekas memiliki kwalitas yang sesuai

standard SNI dan tidak membahayakan kesehatan. Apabila di buang ke lingkungan tidak

merusak lingkungan karena memiliki standart absorbansi mendekati air.

C. Manfaat Inovasi

Manfaat inovasi ini adalah dapat menyelesaikan masalah kelangkaan minyak goreng

dengan harga yang tinggi, dan membantu para pedagang gorengan (UMKM)
memanfaatkan kembali minyak bekas pakai masih layak digunakan tanpa

merusak kesehatan. dapat meningkatkan produksi/ efisiensi dari jelantah

berwaran hitam pekat dengan kadar karsinogen tinggi dapat dijernihkan kembali

dengan tepung biji durian bentonite, sehingga dapat digunakan kembali sampai

dengan 3x goreng. Inovasi ini memberikan manfaat menambah nilai ekonomis biji

durian yang selama ini terbuang begitu saja pada saat panen biji durian dan

minyak bekas pakai tidak langsung terbuang mencemari llingkungan karena

kadar asam dan peroksida yang tinggi.

Selain bahan mampu menyerapan tenaga kerja 6 orang dengan kapaistas sehari

dapat mengemas 20 pack dengan proses pengeringan biji 1 hari kering semua.

Dengan 6 tenaga pun dapat pengeringan skala besar, penggilingan/penghalusan

biji durian, packaging, dan pemasaran. Sehingga pedagangpun mendapatkan

peningkatan pendapatan masyarakat penjual durian dalam satu minggu per 40

kg biji durian terjual dengan harga Rp. 100.000,00, sedangkan bagi penjual

makanan gorengan dapat mengurangi ongkos produksi sebesar 30 % sehinggga

meningkatkan keuntungan 40%

D. Keunggulan dan Perbedaan bila di bandingkan dengan produk penemuan sejenis.

Minyak hasil penjernihan menggunakan biji durian dengan kandungan pati 27 %

tersebut, biji durian berpotensi untuk dijadikan absorben pemurnian minyak jelantah. tanpa

proses menjadikan arang aktif. Pemurnian ini mendapatkan hasil kadar asam lemak di

bawah standart 0,23 % bilangan asam minyak goreng yaitu kurang dari 0,3 % (Dahlan, dkk,

2013) , dan bentonit memiliki sifat penukar ion, luas permukaan yang besar sehingga

memungkinkan penggunaannya sebagai adsorben .


Penggunaan metode absorben ini tanpa proses pengarangan lebih efisien waktu

dengan hasil minyak yang jernih di buktikan dengan hasil uji laboratorium fisika Unnes

menggunakan UV-Vis menunjukkan bilangan absorbansinya -0,049-0,766 mendekati

absorbansi air 0. Setelah penggorengan pertama dan ke dua bilangan absorbansinya 2-3 naik

tanpa signifikan jadi untuk menggoreng bilangan oksidanya tidak setinggi minyak goreng

curah di pasaran.

Dengan setiap 1 kemasan dengan di jual dengan harga Rp. 9.000 rupiah lebih

ekonomis di bandingkan dengan membeli minyak curah di pasaran

E. Aspek Inovasi

Keunikan produk

Status Kesiapan Produk??????

Spesifikasi Teknis

(sebutkan berapa gram kemasan produk dan cara pemakaian masing2 kemasan

untuk takaran berapa liter minyak goreng)

Gunakan step cara pembuatan dengan numbering secara runtut.

Spesifikasi teknis dalam pembuatan dan pelaksanaan inovasi ini pertama adalah

Bentonit di campurkan untuk Biji memiliki kualitas yang bagus sudah tua dan tidak

busuk. Kemudian di bersihkan diiris tipis dan dikeringkan dengan sinar matahari untuk

mengurangi kadar air dalam biji. Setalah kering di haluskan kemudian di gunakan

saringan 100 mesh untuk memperoleh partikel serbuk yang seragam sehingga teraktivasi

semua dan diketahui daya adsorptivitas untuk di aktivasi memperbesar pori sehingga
serbuk mengalami perubahan fisik maupun kimia. (bentonit langsung dicampur dengan

biji baru diiris tipis baru dikeringkan atau biji dibersihkan, diiris tipi, dikeringkan

kemudan dihaluskan baru dicampur dnegan benonit?)

Untuk aktivasi biji durian di rendam dengan variasi zat activator yang berbeda

yaitu larutan asam klorida, natrium klorida, dan adsorben dilakukan pengadukan selama

2 jam. Setelah di aduk selama 2 jam kemudian direndam selama 24 jam dan disaring,

dicuci dengan aquades guna menghilangkan zat-zat pengotor serbuk biji durian. Baru

kemudian dikeringkan dalam oven selama 24 jam untuk kalsinasi dan mengetahui asam

lemak dalam minyak. Mengetahui asam lemak pada minyak dilakukan titrasi asam basa

dengan menambahkan larutan PP

Penentuan bilangan perokisida dilakukan dengan sampel minyak goreng bekas

dilarutkan dalam campuran asam asetat glasial dan kloroform yang berfungsi sebagai

pelarut organic yang larut dalam minyak goreng dan mengandung kalium iodide sehingga

terjadi pelepasan Iod. Penambahan adsorben serbuk biji durian menggunakan berbagai

variasi zat activator dalam minyak goreng bekas dapat menyebabkan terjadinya

penurunan bilangan peroksida. Kontrol berbagai variasi zat activator seperti larutan asam

klorida, natrium klorida, dan adsorben biji durian dari minyak goreng. Pengemasan

tepung biji durian dan bentonit. Kemasan ….gram dapat digunakan untuk menjernihkan

minyak jelantah kapasitas 2 liter. Tentukan ukuran per gram untuk berapa liter agar

memudahkan konsumen.

Uji Produk???????

Kepemilikan kekayaan intelektual ?????

Sertifikasi??????
F. Penerapan Pada Masyarakat Dunia Industri (sesuaikan dengan jawaban di temuan

inovasi)

Produk ini di uji coba dan diterapkan pada para pedagang makanan skala kecil

(kaki lima) terlebih dahulu yang sering menggunakan minyak untuk usahanya seperti:

keripik, kerupuk. Inovasi ini telah diterapkan pada 5 pedagang gorengan kaki lima

di 2 (dua) kecamatan yaitu: Margoyoso dan Trangkil, serta sebuah café di Jepara.

Hasil inovasi mampu menjernihkan minyak sehingga dapat digunakan

kembali.Hal ini dapat menekan ongkos produksi. Penerapan inovasi masih

berjalan, saat ini dilakukan penjualan secara online dan offline dengan konsumen

merupakan pengusaha UMKM gorengan, kafe, dan warung makan . Penerapan

kami sudah antar kabupaten dari kabupaten Pati merambah ke Jepara dengan

banyak kerjasama penjual UMKM gorengan, kafe dan warung makan

Anda mungkin juga menyukai