Anda di halaman 1dari 4

PEMANFAATAN MINYAK BIJI KARET SEBAGAI

BAHAN BAKAR
ARTIKEL JURNAL

Dosen : Andri Nasution, ST., MT

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

M Ghasan Fattah (150403104)


Charisha Audina (180403005)
Diah Rahmayani Dalimunthe (180403010)
Dewi Kartika R Marpaung (180403015)
Jose Andre (180403021)
Sayidina Panjaitan (180403026)
Fatihah Ulfa (180403032)

KELAS : A
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
PEMANFAATAN MINYAK BIJI KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR
DI INDONESIA

M Ghasan Fattah, Diah Rahmayani Dalimunthe, Dewi Kartika R.M, Sayidina


Panjaitan, Charisha Audina, Fatihah Ulfa, Jose Andre

Progam Studi Teknik Industri


Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

Abstrak
75 – 100 kata

Abstract
inggrisnya

PENDAHULUAN atau dari lemak hewan. Banyak


Perkembangan zaman akan sekali macam-macam tumbuhan
semakin terus berkembang. Begitu yang ada di Indonesia mempunyai
pula dengan teknologi yang ada. potensial yang tinggi untuk
Semakin berkembang maka menghasilkan minyak nabati. Salah
semakin banyak pula pemakaian satunya yaitu minyak nabati yang
energi, salah satunya bahan bakar. bisa diperoleh dari biji karet. Oleh
Ketergantungan masyarakat karena itu membuat alternatif
Indonesia dalam memakai bahan biodiesel dari biji karet adalah
bakar sangat tinggi seperti untuk sebuah inovasi baru. Tingginya
kendaraan, memasak dan lain potensi biji karet sebagai sumber
sebagainya yang dapat membuat minyak nabati ditunjukkan dengaan
persediaan bahan bakar pada data bahwa 1 ha tanaman karet
negara Indonesia akan semakin (sekitar 500 pohon), yang berumur
menipis. Oleh karena itu, negara lebih dari 10 tahun dapat
Indonesia sudah mulai mencoba menghasilkan lebih dari 5 ton biji.
mencari alternatif untuk mengganti Jika kadar minyak pada biji karet
bahan bakar yang sudah menipis sekitar 32% maka dari itu dapat
tersebut. dihasilkan sekitar 1,5 ton minyak
Indonesia merupakan salah per hektar. Di samping itu,
satu negara penghasil karet terbesar pemanfaatan minyak nabati sebagai
di dunia setelah Malaysia dan biodiesel dapat memberikan nilai
Thailand dengan total produksi ekonomi di bidang pertanian dan
pada tahun 2014 mencapai 3,2 juta perkebunan. Selain memberikan
ton/tahun. Luas area perkebunan nilai ekonomi, penggunaan minyak
karet di Indonesia mencapai 3,621 dari biji karet secara
ribu ha. Dalam dunia perindustrian, berkesinambungan akan lebih
hasil utama yang diambil dari efisien untuk menghemat
tanaman karet adalah lateks. pemakaian bahan bakar, selain
Sedangkan biji dari tanaman karet harganya lebih murah, ramah
tesebut masih belum dimanfaatkan. lingkungan, dan tidak berkompetisi
Indonesia mempunyai dengan kebutuhan pangan.
banyak sumber energi terbarukan Sayangnya, pemanfaatan biji
salah satu contohnnya adalah karet di Indonesia kurang
Biodiesel. Biodiesel adalah salah diperhatikan, biji karet tersebut
satu contoh bahan bakar alternatif dapat dimanfaatkan sebagai
pengganti minyak diesel yang biodiesel dengan melalui beberapa
diproduksi dari minyak tumbuhan proses yaitu ekstraksi, pemurnian,
transessterifikasi, pencucian dan ALAT DAN BAHAN
pengeringan.
Memanfaatkan sumber daya HASIL DAN PEMBAHASAN
lingkungan yang ada seperti biji
karet ini merupakan salah satu KESIMPULAN
langkah untuk menjaga kelestarian
lingkungan tanpa merusak dan SARAN
membuka lahan baru serta
menunggu waktu yang lama untuk
mendapatkannya.
Biji karet mengandung
sekitar 40-50% minyak nabati
dengan komposisi asam lemak yang
dominan adalah asam oleat dan
asam linoleat, sementara sisanya
berupa asam palmitat, asam
stearat, asam arachidat dan asam
lemak lainnya (Hakim, Abdul &
Muktadi Edwin, 2017).
Biji karet mempunyai bentuk
ellipsoidal dengan panjang 2,5-3
cm, yang mempunyai berat 2-4
gram/biji. Biji karet terdiri dari 40-
50% kulit yang keras dan berwarna
coklat, 50-60% kernel yang
berwarna putih kekuningan. Kernel
biji karet terdiri dari 40-50%
minyak, 2,71% abu, 3,71% air,
22,17% protein dan 24,21%
karbohidrat. (Kasrianti, 2017)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang


dilakukan adalah penelitian non
riset yang bersifat konseptual dan
lebih menekankan pada
argumentasi dan akumulasi pikiran
kritis akademis penulias, tetapi
tidak berdasarkan pada riset serta
empiris.Metode Penelitian yang
digunakan adalah dengan
mengumpulkan dan menganalisis
data-data yang terdapat dalam
suatu penelitian yang sudah
dilakukan. Teknik pengumpulan
data ini bertujuan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan
sedangkan analisis data yang sudah
ada dilakukan untuk
penyederhanaan data dalam bentuk
yang mudah dibaca dan dipahami.
DAFTAR RUJUKAN

Lufina, Ismi, et al.2013. “Pembuatan Minyak Karet (Hevea brasiliensis) sebagai


Bahan Bakar pada Kompor Rumah Tangga”. Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem 1.1, hal 60-68

Van der Schaar Investments BV. 2019. Indonesia Investment. Diakses pada 17
juni 2019). <www.indonesia-investments.com>

Rusmaningtyas, Ismu Rohmah & Siswani Endang Dwi. 2017. “Pemanfaatan


Minyak Biji Karet (Hevea brasilliensis) Sebagai Bahan Baku Biodiesel
pada Variasi Suhu Transesterifikasi dan Rasio (Metanol/Minyak) pada
Waktu 120 Menit”. Jurnal Kimia Dasar 6, hal 127-133.

Kasrianti. 2017. Pemanfaatan Limbah Biji Karet sebagai Bahan Dasar


Pembuatan Biokerosin. Gowa (ID) : UIN Alauddin Makassar.

Soemargono, & Mulyadi, Edi. “Proses Produksi Biodiesel Berbasis Biji Karet”.
Jurnal Rekayasa Proses 5.2 (2011), hal 40-44

Hakim, Abdul & Mukhtadi Edwin. 2017. “Pembuatan Minyak Biji Karet Dengan
Menggunakan Metode Screw Pressing : Analisis Produk Penghitungan
Rendemen, Penentuan Kadar Air Minyak, Analisa Densitas, Analisa
Viskositas, Analisa Angka Asam dan Analisa Angka Penyabunan”.
Jurnal Metana 13.1 (2017): 13-22

Anda mungkin juga menyukai