Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

PSIKOLOGI INDUSTRI
RTI 3239

Oleh

JOSE ANDRE
180403021
KELAS A

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang
atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara
pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama,
baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi.
Contoh kecil dalam kehidupan kita sehari hari di dalam rumah, sosok pemimpin
tersebut adalah Ayah atau Suami. Ayah atau Suami memiliki tugas sebagi pemimpin
dalam keluarga. Contoh diatas merupakan contoh kecil dari pengertian kepemimpinan.
Sedangkan pengertian luas lainnya menurut para ahli adalah sebagai berikut :
 Wexley dan Yuki (1977)
Kepemimpinan yaitu mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan
tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.
 George R. Terry (1972:458)
Kepemimpinan yaitu aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan
mencapai tujuan organisasi.
 Rauch dan Behling (1984:46)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok
yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.
 Stone
Menurut Stoner kepemimpinan adalah proses mengenai pengarahan dan usaha
untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.
 Ralph M. Stogdill
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok
orang yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan.
 Jacobs dan Jacques (1990:281)
Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan
mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk
mencapai sasaran.
 Hemhiel dan Coons (1957:7)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-
aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared goal).
 Wahjosumidjo (1987:11)
Kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang
berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability),
dan kesanggupan (capability), kepemimpinan sebagai rangkaian
kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan
(posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah
proses antarhubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi.

ELEEMEN KEPEMIMPINAN
Ada empat elemen utama kepemimpinan yang efektif menurut Bachtiar
Simamora, Ph.D, yaitu: mempunyai pengalaman sukses, menghargai orang lain,
memiliki visi, dan pribadi yang kredibel. Ke empat elemen ini bisa jadi tahap awal
untuk evaluasi dalam rangka meningkatkan kualitas kepemimpinan kita. Alenia
berikut ini menjelaskan masing-masing elemen tersebut.

1. Pengalaman Sukses.
Orang akan lebih yakin dipimpin oleh pemimpin yang berpengalaman sukses.
Ini cukup beralasan walaupun tidak selamanya pemimpin yang sukses akan
selalu sukses karena memimpin adalah proses pembelajaran yang
membutuhkan waktu dan pengalaman untuk semakin baik. Namun, bagaimana
jika pemimpin tersebut baru dalam memimpin organisasi. Tentu beralasan dan
wajar juga kepemimpinannya masih dipertanyakan. Dalam situasi ini, penting
bagi pemimpin baru untuk mampu menunjukkan pola pikir yang sukses dan
dibuktikan dengan mulai menghasilkan kesuksesan-kesuksesan kecil atau mulai
menunjukkan tanda-tanda kesuksesan atas strategi pola pikirnya. Sehingga
mungkin bisa saja syarat pemimpin yang efektif adalah apabila mampu
memberikan keyakinan sukses.
2. Menghargai Orang Lain.
Pemimpin yang efektif harus menghargai orang lain. Setiap orang siapapun dia,
pasti ingin dihargai bahkan oleh atasannya sendiri. Ini salah satu kebutuhan
manusia. Yakinkan pada setiap karyawan bahwa mereka “sangat dihargai”
dalam setiap waktu. Ini jangan dilakukan dengan berlebihan tapi sebaiknya
pemimpin harus dengan kesadaran yang tinggi menghargai seluruh
karyawannya. Dampaknya akan lebih besar apabila dilakukan pada saat mereka
sedang terlihat begitu keras bekerja. Jangan pernah langsung mementahkan
pendapat karena hanya akan membuat karyawan apatis dalam mengikuti forum
diskusi.
3. Memiliki Visi.
Pemimpin yang efektif harus mempunyai visi. Visi akan menuntun arah
organisasi. Visi yang efektif haruslah berdasarkan data dan informasi. Visi yang
baik adalah Visi yang di dalamnya terbesit peluang yang bersifat out of the box.
Hal inilah yang akan menginspirasi orang lain untuk mengikuti. Ini tugas awal
yang utama dari Pemimpin. Mereka tidak boleh mendelegasikan tugas tersebut
kepada yang lain.
4. Kredibel.
Para pemimpin yang efektif selalu komitmen dengan apa yang dikatakannya.
Mereka selalu fokus pada tujuan. Mereka tidak berlebihan, dan bicara apa
adanya terhadap setiap orang. Pendek kata mereka dapat dipercaya. Para
pemimpin yang efektif juga adalah rendah hati (humble). Jika mereka
melakukan kesalahan, mereka akan mengakuinya secara tulus dan
mengevaluasi serta melakukan langkah-langkah perbaikan. Pengakuan
kesalahan para Pemimpin kepada bawahannya berdasarkan pengalaman tidak
membuat pemimpin tersebut kehilangan kredibilitas, namun justru
meningkatkan respect dari para karyawannya. Ini pengalaman nyata yang sering
dihadapi.

Pemimpin yang efektif menggunakan metode yang lebih maju. Mereka lebih
banyak mengandalkan inspirasi (bukan tekanan atau bonus). Mereka memberi
inspirasi kepada orang untuk mencapai tujuan yang sama sekali tidak terbayangkan
dan terpikirkan sebelumnya. Mereka menginspirasi secara tulus, ikhlas, dan secara
kekeluargaan. Para pemimpin seperti inilah sebenarnya yang mempunyai pengikut.
Inspirasi yang biasa dilakukan adalah kebanggaan atas tercapainya target. Inspirasi
lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberi keyakinan kepada karyawan bahwa
mereka dapat memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dengan memberikan tips
dan langkah-langkah yang harus mereka pelajari dan lakukan. Inspirasi ini akan
membawa suatu proses tim building yang lebih baik karena lebih cepat mengarahkan
pada fase perform dimana tim sudah mandiri dan mampu menghasilkan produk yang
berperforma tinggi. Dengan penjelasan diatas, maka kita akan teringat dengan teori
Motivasi Maslow yang menggambarkan motivasi dalam bentuk piramida kebutuhan
yang dikenal dengan Maslow’s Hierarchy of Needs berikut ini:
Sumber : motivasi maslow
Terlihat kebutuhan tertinggi manusia adalah pengembangan dan perwujudan
diri dan yang paling bawah adalah kebutuhan fisiologis. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu membaca motivasi orang yang dipimpinnya dan mampu
untuk memenuhi motivasi orang yang dipimpinnya hingga pada tingkat motivasi
tertinggi.

PERBEDAAN PEMIMPIN & MANAGER


Berikut ini adalah Perbedaan manajer dan pemimpin, yang dilihat dari 3 hal utama,
diantaranya:
1. Manajer harus memiliki gelar sesuai dengan bidangnya, sedangkan pimpinan dapat
dikatakan tidak perlu memilikinya, karena dia adalah pemilik dari ide
terbentuknya perusahaan.
2. Manajer fokus pada pengontrolan sistem, seperti karyawan, tugas administrasi, dll,
umunya bertindak seperti bos yang mengendalikan semuanya. Sedangkan
pimpinan memberikan arahan, menginspirasi, serta inovasi.
3. Manajer harus mampu menjaga fungsi dari suatu organisasi, dimana pimpinan
membangun visi ke mana arah perusahaan itu akan dibawa ke depannya.
4. Manajer mengatur sistem perusahaan, sedangkan pimpinan mengatur karyawannya
(para direktur atau manajer) di bawah pimpinannya.

11 ASAS KEPEMIMPINAN

1. Taqwa, ialah beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepada-Nya.
2. Ing Ngarsa Sung Tulada, yaitu memberi suri tauladan dihadapan anak buah.
3. Ing Madya Mangun Karsa, yaitu ikut bergiat serta menggugah semangat
ditengah-tengah anak buah.
4. Tut Wuri Handayani, yaitu mempengaruhi dan memberi dorongan dari
belakang kepada anak buah.
5. Waspada Purba Wisesa, yaitu selalu waspada mengawasi, serta sanggup dan
memberi koreksi kepada anak buah.
6. Ambeg Parama Arta, yaitu dapat memilih dengan tepat mana yang harus
didahulukan.
7. Prasaja, yaitu tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
8. Satya, yaitu sikap loyal yang selalu timbal balik dari atasan terhadap bawahan
dan bawahan terhadap atasan dan kesamping.
9. Gemi Nastiti, yaitu kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan
dan pengeluaran segala sesuatu yang benar-benar diperlukan.
10. Belaka, yaitu kemauan, kerelaan dan keberanian untuk
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya.
11. Legawa, yaitu kemampuan, kerelaan dan keihlasan untuk pada saatnya
menyerahkan tanggung jawab dan kedudukan kepada generasi berikutnya

KETERAMPILAN PEMIMPIN EFEKTIF


 Peranan yang bersifat “Interpersonal”
Peranan yang bersifat interpersonal antara lain dimaksudkan untuk menumbuh
suburkan iklim solidaritas dan kebersamaaan dalam organisasi. Peranan ini
sering menampakkan dirinya dalam tiga bentuk utama, yaitu: pertama, peranan
yang bersifat simboolis, tidak dapat disangkal dari pengalaman banyak orang
menunjukkan bahwa eksistensi suatu organisasi sering diidentikkan dengan
orang-orang yang menduduki jabatan manajemen puncak dalam organisasi
tersebut. Salah stu akibat peranan tersebut ialah ksediaan manajemen untuk
terlibat dalam berbagai kgatan sosial dan seremonial. Kedua peranan selaku
pimpinan. Jika kepemimpinan didenifisiskan sebagai “kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain(orang bawahan) sehingga orang lain itu
bersedia bersedia melakukan hal-hal yang di inginkan oleh pimpinan meskipun
hal tersebut secara pribadi tidak disenanginya”, jelas bahwa kemampuan
memimpin yang efektif antara lain menyangkut gaya kepmimpinan yang
situasional yang pada umumnya berarti bahwa dalam menerapakan
kepemimpinannya, seorang manajer menyesuaikan gaya tersebut dengan tinkat
kematangan mental,profesional, dan teknis para bawahan meskipun meskipun
gaya kepemimpinan yang demokratiklah yang sesungguhnya paling didambakan.
Ketiga, peranan sebagi penghubung, terutama dalam arti eksternal yaitu peranan
selaku wakil organisasi dalam menghadapi berbagai pihak di luar organisasi yang
mempunyai kemitraan atau hubungan ialah bahwa manajemen menerima
informasi dari pihak luar dan sebaliknya memberikan informasi kepada pihak
luar tersebut organisasi yang dipimpinnya.
 Peranan Informasional
Peranan Informasional ialah bahwa dalam kedudukannya selaku unsur pimpinan
dalam organisasi, manajemen menjadi pemnatau arus informasi dalam organisasi
di smaping peranan selaku penerima dan pembagi informasi. Yang disebut
terakhir ini termasuk peranan selaku juru bicara organisasi. Sebagai pemantau
arus informasi, manajemen berupaya untuk menjamin bahwa informasi yang
diteima oleh pihak luar yang memerlukannya dalam waktu yang sesingkat
mungkin. Selaku penerima informasi, manajemen memperoleh baerbagai jenis
informasi dari banyak sumber, baik secara internal dari berbagai komponen atau
stuan kerja yang terdapat dalam organisasi maupun eksternal, yaitu berbagai
sumber yang dianggap memiliki informasi yang diperlukan oleh manajemen
dalam menjalankan semua jenis peranan, funsi dan kegiatannya.

 Peranan selaku pengambil keputusan (Decisional)


Pada tingkat yang berbeda-beda para manajer dalam suatu organisasi berperan
selaku pengambil keputusan, baik yang sifatnya strategis, fungsional, dan teknis
operasional. Peranan tersebut timbul karena manajemaen memiliki wewenang
untuk bertindak selaku, (a) wirausahawan, (b) peredam ketidaktenangan, (c)
penentu alaokasi sarana, prasarana,sumber daya manusia dan dana , serta (d)
selaku perunding.

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Menurut Hersey dan Blanchard, kepemimpinan situasional adalah:

 Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpin


 Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan
 Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam
melaksanakan tugas khusus, fungsi, atau tujuan tertentu.

Terdapat 4 gaya kepemimpinan situasional yaitu:

 Memberitahukan, Menunjukkan, Memimpin, Menetapkan


(TELLING-DIRECTING)
 Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk
(SELLING-COACHING)
 Mengikutsertakan, Memberi Semangat, Kerja Sama
(PARTICIPATING-SUPPORTING)
 Mendelegasikan, Pengamatan, Mengawasi, Penyelesaian
(DELEGATING)

Gaya kepemimpinan situasional ini telah dikembangkan untuk membantu orang


dalam menjalankan kepemimpinan dengan memerhatikan peranannya, yang lebih
efektif dalam berinteraksi pemimpin dengan orang lain dalam kesehariannya. Dalam
hal memengaruhi perilaku bawahan, situasi merupakan salah satu faktor penting
karena kepribadian seseorang yang dibawa dari lahir bisa berubah dengan adanya
kondisi lingkungan yang berubah.

Referensi :
 https://www.pelajaran.co.id/2016/27/pengertian-dan-gaya-kepemimpinan-
menurut-ahli.html
 https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-kepemimpinan/
 https://www.asdar.id/4-elemen-utama-pemimpin-yang-efektif/
 https://www.penuliscilik.com/perbedaan-manajer-dan-pemimpin/
 https://kodim-0818.id/sebelas-azas-kepemimpinan/
 https://www.kompasiana.com/ikekurnia/573b374f0bb0bd420962ce1a/tiga-
kategori-peranan-manajemen
 https://cicikresti.com/gaya-kepemimpinan-situasional/
 google.com//picture

Anda mungkin juga menyukai