Anda di halaman 1dari 60

ANALISA STRUKTUR MIKRO ST41 HASIL PROSES PANAS

PERPENDINGIN AIR, ES, OLI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


jenjang Program Diploma Tiga

Disusun oleh :
Nama : Muhamad Anif Saufi
NIM : 16020098

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA STRUKTUR MIKRO ST41 HASIL PROSES PANAS


PERPENDINGIN AIR, ES, OLI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Sidang Tugas Akhir

Disusun Oleh :
Nama : Muhamad Anif Saufi
NIM :16020098

Telah diperiksa dan di koreksi dengan baik dan cermat karena itu pembimbing
menyetujui mahasiswa tersebut untuk diuji

Tegal, 2019

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Andre Budhi Hendrawan, S.T M. Taufik Qurohman, M.Pd


NIPY. 09.016.294 NIPY. 08.015.265

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Teknik Mesin
Politeknik Harapan Bersama Tegal

Drs. Agus Suprihadi, MT


NIPY. 07.010.054

ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR

Judul : ANALISA STRUKTUR MIKRO ST41 HASIL


PROSES PANAS PERPENDINGIN AIR,ES,OLI
Nama : Muhamad Anif Saufi
NIM : 16020098
Program Studi : DIII Teknik Mesin
Jenjang : Diploma Tiga (DIII)

Dinyatakan LULUS setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Sidang Tugas


Akhir Program Studi DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal.

1 Penguji I Tanda Tangan


Andre Budhi Hedrawan, S.T .....................................
NIDN/NUPN. 9906977561
2 Penguji II Tanda Tangan
Mukhamad Khumaidi Usman, M.Eng .....................................
NIDN/NUPN. 0608058601
3 Penguji III Tanda Tangan
Firman Lukman Sanjaya, S.T .....................................
NIDN/NUPN. 9906977252

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Teknik Mesin,
Politeknik Harapan Bersama

Drs. Agus Suprihadi, MT


NIPY. 07.010.054

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Muhamad Anif Saufi
Nim : 16020098
Judul Tugas Akhir : ANALISAH STRUKTUR MIKRO ST41 HASIL
PROSES PANAS PERPENDINGIN AIR,ES,OLI

Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini merupakan karya ilmiah hasil
pemikiran sendiri secara orisinil dan saya susun secara mandiri dengan tidak
melanggar kode etik hak karya cipta. Laporan Tugas Akhir ini juga bukan
merupakan karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar akademik
tertentu suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata Laporan Tugas Akhir ini terbukti
melanggar kode etik karya cipta atau merupakan karya yang dikategorikan
mengandung unsur plagiarisme, maka saya bersedia untuk melakukan penelitian
baru dan menyusun laporan sebagai Laporan Tugas Akhir sesuai ketentuan yang
berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan sesungguhnya.

Tegal, 2019
Yang membuat Pernyataan,

M. Anif Saufi
NIM. 16020098

iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO

1. Hai orang-orang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai


penolongmu, sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar (Al-
Baqarah: 153).
2. Sesungguhnya dibalik kesulitan dan rintangan hidup semua pasti ada
hikmahnya
3. Keberhasilan akan diraih dengan belajar, jangan inga lelahnya belajar, api
inga buah manisnya yang bisa dipeik kelak.
4. Belajarlah dari masa lalu, hiduplah dimasa sekarang, dan rencanakan unuk
hari esok.
5. Sesungguhnya bersama kesukaran iu ada keringanan, karena itu bila kau
sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu
(Q.S Al-Insyirah: 6-8).

PERSEMBAHAN

1. Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.


2. Tugas akhir ini ku persembahkan untuk kedua orang tua dan adiku tercina
yang selalu mendukung serta nasihatnya yang menjadi jembaatan perjalanan
hidupku.
3. Terimakasih kepada Bapak Andre Budhi Hendrawan, S.T .
4. Terimakasih kepada Bapak M. Taufik Qurohman, M.Pd.
5. Terimakasih Bapak dan Ibu yang saya sayangi.
6. Terimakasih banyak atas semua bantuan teman-teman DIII Teknik Mesin
angkatan 2019 dan kerja samanya selama ini.

v
ANALISA STRUKTUR MIKRO ST 41 HASIL PROSES PANAS
BERPENDINGIN AIR, ES, OLI

ABSTRAK

Disusun Oleh :
Nama : M. Anif Saufi
NIM : 16020098

Proses perlakuan panas yang diterapkan untuk menghasilkan benda kerja


yang keras. Proses ini dilakukan dengan cara pemanasan material baja ST 41
sampai temperature 1000° austenisasi dan menahannya pada temperatur tersebut
membutuhkan jangka waktu sekitar 10 menit dan kemudian didinginkan dengan
metode pendinginan air, es, oli. Proses hardening yang diterapkan pada baja ST
41 bertujuan untuk memperoleh struktur mikro dengan tingkat kekerasan yang
tinggi. Penggunaan media pendingin yang berbeda pada proses hardening
bertujuan untuk memperoleh kekerasan yang tinggi dengan tingkat kegetasan
yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kekerasan pada baja ST
41 baja karbon menengah hasil dari proses hardening dengan menggunakan media
pendingin yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental.
Bahan baja ST 41 yang terbuat dari baja karbon menengah diberikan perlakuan
hardening pada temperatur 1000° dengan lama waktu pemanasan selama 3.5 jam.
Kemudian dilakukan pendinginan dengan menggunakan media pendingin yang
berbeda yaitu air, es, dan oli. Selanjutnya dilakukan pengujian struktur mikro
menggunakan Mikroskop Digital Binokuler 107BN pembesaran 1600x.

Kata Kunci : hardening, baja ST 41, media pendingin, sturktur mikro.

vi
MICRO STRUCTURE ANALYSIS OF ST 41 RESULTS OF WATER, ES,
OLI COOLING PROCESSES

ABSTRACT

Arranged by :
Name: M. Anif Saufi
NIM: 16020098

Heat treatment process that is applied to produce hard workpieces. This


process is carried out by heating the ST 41 steel material to a temperature of
1000° austenisasi and holding it at that temperature requires a period of about 10
minutes and then cooled by the method of cooling water, ice, oil. The hardening
process applied to ST 41 steel aims to obtain a microstructure with a high level of
hardness. The use of different cooling media steel hardening process aims to
obtain high hardness with a different degree of agility. This study aims to analyze
the hardness of ST 41 medium carbon steel resulting from the hardening process
using different cooling media. This research is an experimental research. ST 41
steel material made of medium carbon steel is given a hardening treatment at a
temperature of 1000° with a long heating time of 3.5 hours. Then cooling is done
using different cooling media namely water, ice, and oil. Then the microstructure
was tested using 107BN magnification Binocular Digital Microscope 1600x.

Keywords: hardening, ST 41 steel, cooling media, micro structure.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat melewati masa
studi dan menyelesaikan Tugas Akhir yang merupakan tahap akhir dari proses
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Teknik Mesin di Program Studi DIII Teknik
Mesin Politeknik Harapan Bersama.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akihr ini tidak lepas dari
bantuan orang-orang yang dengan segenap hati memberikan bantuan, bimbingan
dan dukungan, baik moral maupun material. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Agus Suprihadi, MT selaku dosen Ketua Program Studi DIII Teknik
Mesin Politeknik Harapan Bersama.
2. Andre Budhi Hendrawan, S.T selaku Dosen Pembimbing I.
3. M. Taufik Qurohman, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II.
4. Bapak, ibu, keluarga dan teman teman yang telah memberikan dorongan, do’a
dan semangat.
|
|
(dan seterusnya)
Penulis menyadari bahwa dalam menulis Tugas Akhir ini terdapat
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan dan kemajuan penulis di masa yang akan
datang sangat di harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini
dapat bemanfaat bagi seluruh pembaca.

Tegal,…………………2019

M. Anif Saufi

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSMBAHAN .....................................................v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

1.1. Latar Belakang ..........................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .....................................................................2

1.3. Batasan masalah ........................................................................2

1.4. Tujuan........................................................................................2

1.5. Manfaat......................................................................................3

1.6 Sistematiaka Penulisan ..............................................................3

BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................4

2.1. Sejarah Mikroskop Digital ........................................................4

ix
2.2. Metalografi ................................................................................5

2.3. Spesifikasi Mikroskop Digital ...................................................6

2.4. Perbedaan Mikroskop Digital ....................................................7

2.5. Resolusi Mikroskop Digital.....................................................10

2.6. Pengukuran 2D dan 3D Mikroskop Digital .............................10

2.7. Jenis Mikroskop Digital .........................................................11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................16

3.1. Diagram Alur Penelitian ..........................................................16

3.2. Alat dan Bahan ........................................................................17

3.2.1. Alat ..........................................................................................17

3.2.2. Bahan .......................................................................................20

3.3.3. Langkah - Langkah Pemeriksaan Bahan .................................20

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................26

4.1 Metode Pengumpulan Data .....................................................26

4.1.1 Permasalahan Mikroskop Digital ............................................26

4.2. Proses Hardening ....................................................................26

4.3. Proses Pengetsaan ......................................................................29

4.4. Metode Analisis Data Dengan Mikroskop Digital ..................29

4.5. Hasil Dari Pemanasan (Heat Treatment).................................30

BAB V PENUTUP ..........................................................................................32

5.1 Kesimpulan ..............................................................................32

5.2 Saran ........................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................34

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Mikroskop Digital ...........................................................................................6
3.1. Mikroskop Digital ........................................................................................17
3.2. Kamera Digital .............................................................................................18
3.3. Monitor .........................................................................................................18
3.4. Gelas Ukur ...................................................................................................19
3.5.. Pipet ..............................................................................................................19
3.6. Sarung Tangan Karet ....................................................................................20
3.7. Baja ST 41 ....................................................................................................21
3.8. Pemotong Baja ST 41 ...................................................................................21
3.9. Penggerindaan Baja ST 41............................................................................23
3.10. Pemolesan Baja ST 41..................................................................................24
4.1. Hardening.....................................................................................................26
4.2. Penahanan suhu............................................................................................27
4.3. Media Pendingin Air.....................................................................................28
4.4. Media Pendingin Es......................................................................................28
4.5. Media Pendingin Oli.....................................................................................28
4.6. Proses Pengetsaan.........................................................................................29
4.7 Metode Analisa Data Mikroskop..................................................................30

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1. Tabel Perbedaan .............................................................................................7
3.1. Tabel Bahan ..................................................................................................20
4.5. Tabel Permukaan..........................................................................................30

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Foto Pengujian Produk Tugas Akhir ...................................................


3. Lembar Kesediaan Pembimbing Tugas Akhir ..................................................
4. Lembar Bimbingan ...........................................................................................

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroskop digital adalah keajaiban ilmu pengetahuan modern, sebuah

mikroskop digital terdiri dari mikroskop biasa dengan kamera digital yang

dibangun ke dalamnya, gambar terlihat melalui mikroskop digital dapat

diproyeksikan ke monitor komputer dan disimpan pada file komputer. Sebuah

mikroskop digital sangat cocok untuk pendidikan karena memungkinkan banyak

orang melihat spesimen sekaligus, data kemampuan menyimpan mikroskop

digital membuat alat yang hebat untuk penelitian (Sativa, 2019).

Sebuah mikroskop digital adalah variasi dari mikroskop optik tradisional

yang menggunakan optik dan charge coupled device (CCD) kamera ke output

gambar digital yang disambungkan ke monitor, atau dengan menggunakan

perangkat lunak yang berjalan pada komputer. Sebuah mikroskop digital berbeda

dengan mikroskop optik yang ketentuannya untuk mengamati sampel secara

langsung melalui sebuah lensa mata, karena gambar diproyeksikan langsung pada

kamera CCD, seluruh sistem ini dirancang untuk gambar monitor (Sativa, 2019).

Perbedaan utama antara mikroskop optik dan mikroskop digital adalah

pembesarannya, dengan mikroskop perbesaran optik yang ditemukan dengan

mengalikan perbesaran lensa oleh pembesaran lensa mata, karena mikroskop

digital tidak memiliki sebuah lensa mata, pembesaran tidak dapat ditemukan

dengan menggunakan metode ini. Sebaliknya untuk perbesaran mikroskop digital

ditemukan oleh berapa kali lebih besar sampel adalah direproduksi pada monitor,

1
2

oleh karena pembesaran akan tergantung pada ukuran monitor. Sistem mikroskop

digital rata-rata memiliki 15 "monitor, akan menghasilkan perbedaan rata-rata

pembesaran antara mikroskop optik dan mikroskop digital sekitar 60%, jadi

banyaknya perbesaran mikroskop optik biasanya 60% lebih besar dari jumlah

perbesaran mikroskop digital (Sativa, 2019).

Mikroskop digital yang besar untuk tujuan pendidikan, banyak siswa dapat

melihat spesimen sekaligus ketika kamera dihubungkan ke komputer, hal ini

menghemat waktu dan memastikan bahwa semua siswa akan melihat spesimen

yang sama, orang bisa menyimpan gambar dilihat melalui mikroskop digital untuk

komputer, yang memungkinkan mereka untuk mengakses gambar nanti. Ini sangat

cocok untuk sekolah pengaturan seperti memungkinkan siswa menyebutkan

gambar jika mereka butuhkan untuk kemudian menjelaskan atau menulis tentang

rinciannya.

Peneliti ilmiah mendapatkan keuntungan yang besar dari mikroskop digital,

mereka mampu menyimpan dan mencetak gambar dari mikroskop,

memungkinkan untuk pemeriksaan dekat, apabila gambar terlihat melalui

mikroskop digital dilihat di layar komputer, memungkinkan beberapa peneliti

untuk memeriksa gambar sekaligus.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu :

1. Bagaimana perbedaan permukaan struktur mikro ST 41 hasil proses panas

berpendingin air, es, oli ?


3

1.3 Batasan Masalah

Karena keterbatasan kami maka kami membatasi masalah sebagai berikut :

1. Penelitian Tugas Akhir ini di lakukan dengan mikroskop digital Binokuler

107BN 1600x, untuk analisa struktur metalografi, pengambilan data di lakukan

setelah proses panas menggunakan dapur induksi dengan suhu 1000°, di

dinginkan dengan air, es, oli dengan waktu 5 menit.

2. Analisa yang di bahas pada penelitian ini adalah struktur mikro metalografi.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan yang diperoleh dari Laporan Tugas Akhir ini yaitu :

1. Mengetahui struktur mikro permukaan material dari proses panas dan, di

dinginkan dengan air, es, oli.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari pembahasan tersebut yaitu kita dapat

mengetahui berbagai macam variasi untuk melihat dan mengamati benda-benda

dengan ukuran yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penyusunan laporan adalah.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.


4

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan tentang dasar – dasar teori yang dibutuhkan

dalam penyusunan laporan yaitu yang berkaitan dengan mikroskop digital,

komponen – komponen mikroskop digital, serta perbedaan mikroskop dan jenis –

jenisnya, spesifikasi mikroskop digital dan bagian - bagiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang metode yang di gunakan dalam penyusunan

laporan ini. Seperti : diagram alur penelitian, alat dan bahan, pemeriksaan uji coba

bahan serta proses pemotongan, penggerindaan, pemolesan, dan pengetsaan.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang Hasil dan Pembahasan yang telah diperoleh

dari proses pemanasan serta variasi percobaan metode pendingin air, es, oli.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini diterangkan tentang lembaran, simpulan dan saran penyusun.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Mikroskop Digital

Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah

sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata

kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut

mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh

mata.

Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup

yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,

sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan

mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi. Organisme yang sangat

kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai

mikroba, ataupun jasad renik dapat di amati dengan mikroskop.

Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah Antonie

Van Leeuwenhock (1632-1723) Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan

kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga

dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang

menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan

gigi. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’

Sebuah mikroskop digital pertama kali dibuat oleh sebuah perusahaan lensa

di Tokyo, Jepang pada tahun 1986, yang sekarang dikenal sebagai Hirox Co Ltd

5
6

Pembuatan ini termasuk kotak kontrol dan lensa yang terhubung ke komputer,

tetapi beberapa versi saat ini all-in-one (semua-dalam-satu) dan tidak memerlukan

komputer. Versi lain dari mikroskop digital kemudian dikembangkan oleh

Keyence Corp dan Leica Microsystems, penemuan dari USB port mengakibatkan

banyak mikroskop digital USB berkembang, mereka terus turun harga, terutama

dibandingkan dengan konvensional mikroskop optik.

2.2 Metalografi

Ilmu logam dibagi menjadi dua bagian khusus, yaitu metalurgi dan

metalografi. Metalurgi adalah menguraikan tentang cara pemisahan logam dari

ikatan unsur lain atau cara pengolahan logam secara teknis, sehingga diperoleh

jenis logam atau logam paduan yang memenuhi kebutuhan tertentu. Sedangkan

Metalografi adalah mempelajari tentang pemeriksaan logam untuk mengetahui

sifat, struktur, temperatur dan persentase campuran dari logam tersebut.

a. Pemeriksaan Makro (Macrocospic Examination)

Yang dimaksud dengan pemeriksaan makro adalah pemeriksaan bahan

dengan mata kita langsung atau memakai kaca pembesar dengan pembesaran

rendah (a low magnification) kegunaannya untuk memeriksa permukaan yang

terdapat celah-celah, lubang-lubang pada struktur logam yang sifatnya rapuh,

bentuk-bentuk patahan benda uji bekas pengujian mekanis yang selanjutnya

dibandingkan dengan beberapa logam menurut bentuk dan strukturnya antara satu

dengan yang lain menurut kebutuhannya. Angka pembesaran pemeriksaan makro

antara 0,5 kali sampai 50 kali. Pemeriksaan secara makro biasanya untuk bahan-
7

bahan yang memiliki struktur kristal yang tergolong besar dan kasar, seperti misal

logam hasil coran atau tuangan, serta bahan-bahan yang termasuk non metal.

b. Pemeriksaan Mikro (Microscopic Examination)

Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikro ialah pemeriksaan bahan logam

di mana bentuk kristal logam tergolong halus sehinga diperlukan angka

pembesaran lensa mikroskop antara 50 kali sampai 3000 kali atau ebih dengan

menggunakan mikroskop industri. seperti gambar 2.1

Gambar 2.1 Mikroskop Digital.

2.3 Spesifikasi Mikroskop Digital

Berikut merupakan sifat atau spesifikasi umum yang dimiliki mikroskop

digital sebagai berikut :

a) Perbesaran

Menggunakan kedua lensa optik dan sensor CCD atau CMOS, sampai

setidaknya 1000x pembesaran.

b) Kedalaman lapangan

Kecil seperti mikroskop slide biasa, namun pada mikroskop digital

spesifikasi 3D, kedalaman lapangan besar hinga 20 kali lebih besar daripada

mikroskop slide.
8

c) Kegunaan

Semua penggunaan mikroskop slide, yaitu patologi, microbiologi, forensik,

dan pendidikan, terutama berguna untuk aplikasi yang memerlukan pertukaran

informasi digital seperti telepathology dan pendidikan kedokteran berkelanjutan.

Beberapa mikroskop digital mempunyai kemampuan untuk melakukan

Video Streaming, Capturing, dan Video Recording. Berikut penjelasannya.

1. Video Streaming

Mampu mengamati objek dan menghasilkan citra digital di waktu yang

sama, perubahan perbesaran, penggantian objek, pencarian fokus, dan sebagainya

akan berpengaruh langsung pada citra digital yang tampil di monitor.

2. Capturing

Mampu menangkap gambar yang diamati sesuai dengan citra digital yang

terlihat di monitor, tangkapan gambar kemudian dapat disimpan sebagai file

gambar dengan format BMP atau JPEG dengan beragam pilihan resolusi.

3. Video Recording

Mampu merekam citra digital yang terlihat di monitor dalam rentang waktu

yang diinginkan pengguna, rekaman gambar selanjutnya disimpan sebagai file

video dengan format AVI, dengan rekaman video ini, pengguna dapat mengamati

objek penelitiannya berulang kali dan kapan pun tanpa perlu mengatur ulang

mikroskop dan objeknya.

2.4 Perbedaan Mikroskop Digital dengan Mikroskop Optik

Tabel berikut merupakan rincian perbedaan antara mikroskop digital dengan

mikroskop optik konvensional :


9

2.4.1 Tabel Perbedaan Mikroskop

No Mikroskop Digital Mikroskop Optik

1. Superior Depth of Field Shallow Depth of Field

Ujung Pena Konektor Ujung Pena Konektor

Digital mikroskop mencapai Hanya sebagian terbatas dari target dapat

kedalaman lapangan minimal 20 kali dibawa ke dalam fokus, sedangkan

lebih besar daripada mikroskop sisanya tetap di luar focus, akibatnya,

optik, sehingga memberikan pengamatan memerlukan banyak waktu,

representasi yang sempurna dari dan lebih kemungkinan bahwa cacat menit

proyeksi besar bahkan dan depresi atau benda asing pada target akan

yang sulit untuk membawa ke dalam diabaikan.

fokus dengan mikroskop optik.

Mengatur fokus cepat dan mudah.

2. Hanya Pengamatan Stereoscopic yang Kedalaman Komposisi dan Fungsi

Mungkin Dilakukan Tampilan 3D

Komposisi gambar berkualitas Karena mikroskop konvensional

tinggi dan mendalam memberikan kedalaman dangkal lapangan,

Gambar 3D. hanya bagian terbatas mendapat dengan

permukaan yang tidak rata dapat dibawa

ke dalam fokus pada satu waktu.

3. Mudah Penyesuaian Perbesaran dengan Turning

Sesuaikan Perbesaran Menggunakan Revolver

A Lensa Zoom Pembesaran lensa harus diganti dengan

Dengan lensa zoom, dapat mengubah memutar revolver, sehingga titik sasaran
10

perbesaran tanpa kehilangan mungkin menghilang dari lapangan visual

pandangan dari target yang mikroskop optik membutuhkan waktu

diamati. Juga dapat dengan mudah untuk penyesuaian ketika ingin melihat

mengatur perbesaran optimal yang diperbesar gambar lebih lanjut.

menyediakan gambar paling jelas.

4. Objek yang Digunakan Tidak Objek harus Dibongkar atau Potong

Perlu Dibongkar atau dipotong Sebelum Inspeksi

Pengamat dapat mengamati target Dengan mikroskop optik, target harus

hanya dengan menunjuk ke arah lensa dibongkar atau dipotong sebelum diatur di

titik target, sehingga sasaran yang atas panggung.

besar bahkan dapat diamati dengan

cepat, dan hanya cara itu. Mikroskop

digital membuat analisis cepat dan

akurat mungkin dan pengamatan,

membantu memberikan solusi awal

terhadap masalah. Hal ini

menghilangkan kebutuhan untuk

membongkar, atau memotong objek

dan memungkinkan pengamat untuk

mengamati perubahan sekuler pada

titik yang sama.

5. Objek dapat diamati pada setiap Angle Objek harus secara manual miring

Menggunakan sistem multi-penampil, atau dipindahkan

mikroskop digital pengamatan di Untuk mengamati target miring, Anda

sudut sampai 90 ° dengan target harus memiringkan pada tahap ke sudut


11

beristirahat di atas panggung. Kamera yang tepat. Dibutuhkan banyak waktu

dapat diputar 360° sekitar pusat untuk mengamati titik target.

bidang visual, memungkinkan

pengamatan objek di semua sudut.

6. Sistem Penerangan Terpadu tidak Pengaturan Iluminasi sulit

Membutuhkan Waktu Setup dan membutuhkan waktu lebih lama

Menggabungkan pencahayaan Dibutuhkan banyak waktu untuk mengatur

mikroskop digital terpadu sendiri, pencahayaan. Karena gambar tujuan

observasi dapat hanya dengan bervariasi tergantung pada pencahayaan,

menunjuk kamera pada target. Tidak sulit untuk mendapatkan gambar yang

perlu untuk setup awal. Siapapun sama setiap waktu.

dapat mengamati gambar yang sama.

7. Dapat menyimpan Gambar dan Gambar Pertama Harus Ditransfer ke PC

Mengarahkan Teks Untuk mengatur gambar yang diambil,

Controller menggabungkan 160 GB gambar pertama harus disimpan pada

hard disk drive yang dapat media dan kemudian dimuat ke dalam PC.

menyimpan 575.000 gambar Untuk menyimpan kondisi pengambilan

terkompresi. Pengamat jugadapat gambar, pengamat harus menyisipkan

memasukkan judul, subjudul, nama gambar ke dalam perangkat lunak

operator dan komentar untuk setiap pembuatan dokumen dan secara manual

gambar dan kemudian menyimpan memasukkan kondisi dan data.

informasi referensi bersama-sama

dengan gambar.

8. Visual Data Real-time dengan Mudah Hanya Satu Orang Bisa Lihat Data Real-

Perbesaran gambar objek dapat time


12

diproyeksikan ke monitor yang besar, Hanya satu orang dapat melihat gambar

maka beberapa orang dapat hidup, yang berarti bahwa banyak waktu

mengamati dan mendiskusikan yang diperlukan untuk berbagi

gambar target secara bersamaan. informasi. Diskusi dengan cepat tidak

Dengan metode ini, analisis mendesak mungkin, karena target harus diamati satu

dan diskusi di antara, banyak orang pada satu waktu.

pengamat sangat difasilitasi. Selain

itu, pekerja berpengalaman sehingga

dapat meningkatkan kemampuan

mereka dengan mengamati target

bersama dengan pekerja

berpengalaman.

2.5 Resolusi Mikroskop Digital

Karena mikroskop digital memiliki gambar yang diproyeksikan langsung ke

kamera CCD, maka mikroskop digital ini memiliki kualitas yang lebih tinggi

dalam merekam gambar dibandingkan dengan mikroskop optik. Dengan

mikroskop optik, lensa yang dibuat untuk optik mata, memasang kamera CCD

untuk sebuah mikroskop optik akan menghasilkan gambar yang memiliki

kompromi dibuat untuk lensa mata. Dengan khas CCD 2 megapiksel, gambar

1600 × 1200 piksel yang dihasilkan, resolusi gambar tergantung paa bidang

pandang lensa yang digunakan oleh kamera, resolusi pixel perkiraan dapat

ditentukan dengan membagi horisontal bidang pandang (FOV) oleh 1600.

Peningkatan resolusi yang dapat dicapai dengan menciptakan citra sub-pixel,


13

Pixel Shift Metode ini menggunakan aktuator secara fisik memindahkan CCD

untuk mengambil gambar beberapa tumpang tindih, dengan menggabungkan

gambar di dalam mikroskop, resolusi sub-pixel dapat dihasilkan, metode ini

memberikan informasi sub-pixel, rata-rata gambar standar juga merupakan

metode yang telah terbukti untuk menyediakan informasi sub-pixel.

2.6 Pengukuran 2D dan 3D Mikroskop Digital

Sebagian besar sistem end mikroskop digital memiliki kemampuan untuk

mengukur sampel dalam 2D, Pengukuran dilakukan pada layar dengan mengukur

jarak dari pixel ke pixel, hal ini memungkinkan untuk panjang, lebar, diagonal,

dan pengukuran lingkaran serta banyak lagi, beberapa sistem bahkan mampu

menghitung partikel. Pengukuran 3D dicapai dengan mikroskop digital dengan

gambar menumpuk, menggunakan step motor, sistem mengambil gambar dari

bidang fokus terendah di bidang pandang terhadap bidang fokus tertinggi,

kemudian merekonstruksi gambar tesis menjadi sebuah model 3D yang

didasarkan pada kontras untuk memberikan warna gambar 3D sampel, dari

pengukuran model 3D dapat dibuat, tetapi akurasi didasarkan pada step motor dan

kedalaman lensa.

2.7 Jenis Mikroskop Digital

Banyak macam atau jenis dari mikroskop digital, layaknya jenis handphone,

mikroskop digital bervariasi dengan spesifikasi masing-masing sesuai produksi

perusahaan mikroskop, ada beberapa model yang berbeda mikroskop digital,


14

beberapa memiliki satu lensa mata seperti mikroskop konvensional kebanyakan.

Sejumlah model mikroskop stereo, yang berarti bahwa mereka memiliki dua

eyepieces, semua mikroskop digital memiliki berbagai fitur yang membuat

mereka alat-alat besar untuk pendidikan dan penelitian. Mikroskop digital

bervariasi dari unit yang berharga murah hingga mikroskop yang terhubung ke

komputer melalui konektor USB yang berharga sekitar puluhan ribu dolar,

sebagian besar mikroskop yang berharga murah terhubung melalui USB namun

tidak berdiri, atau berdiri sederhana dengan clampable sendi, pada dasarnya

sangat sederhana, webcam dengan lensa kecil dan sensor dapat digunakan untuk

melihat benda yang tidak sangat dekat dengan lensa mekanis diatur untuk

memungkinkan fokus pada jarak dekat yang sangat. Pembesaran biasanya

disesuaikan oleh pengguna dari 10 × ke 200 hingga 400 ×. Perangkat yang

terhubung ke komputer memerlukan software untuk beroperasi, operasi dasar

termasuk melihat gambar mikroskop dan merekam "snapshot", fungsionalitas

yang lebih canggih, mungkin bahkan dengan perangkat sederhana, termasuk

merekam gambar bergerak, selang waktu fotografi, pengukuran, peningkatan

citra, penjelasan, dll. Banyak dari unit sederhana yang terhubung ke komputer

menggunakan fasilitas sistem operasi standar, dan tidak memerlukan perangkat

driver khusus, konsekuensi dari ini adalah bahwa paket mikroskop banyak

berbeda perangkat lunak dapat digunakan bergantian dengan mikroskop yang

berbeda, meskipun perangkat lunak tersebut mungkin tidak mendukung fitur-fitur

unik untuk perangkat lebih maju. Dasar operasi mungkin dapat dilakukan dengan

perangkat lunak yang disertakan sebagai bagian dari komputer sistem operasi
15

dalam Windows XP, gambar dari mikroskop yang tidak memerlukan driver

khusus dapat dilihat dan dicatat dari "Scanner dan Kamera" di Control Panel.

Berikut merupakan contoh dari mikroskop digital keluaran dari oregon

produsen mikroskop digital, sebagai berikut :

a. Model : Mikroskop Binokuler XSZ-107 BN 1600X

b. Camera : Camera with HDMI USB2.0 two output

c. Image format : jpg

d. Image resolution : 4320*3240 (for TF card) 1280 *720 @ 30FPS(for

TF card)

e. Video format : MOV(for TF card)

f. USB Video resolution : 1280 *720 @ 30FPS

g. White Balance : Auto

h. Light : Auto

i. Color : Color

j. Negative : Support

k. Mirror : Left/right,Up/Down

l. Freeze : Support

m. OSD : English/Chinese

Spesifikasi optic : (Mikroskop optik Binokuler 107 BN). Sebagai berikut :

a. Sudut Pandang eyepiece 45 , radius putar 360

b. Lensa Objective: Achromatic DIN 4X, 10X, 40X, 100X

c. Lensa Eyepiece: Wide Field WF10X, WF16x


16

d. Total pembesaran 1600x

e. Stage: Double Layer Mechanical Stage 140X140mm, yang dapat

bergerak X (60mm) dan Y (30mm)

Sedangkan berikut ini merupakan jenis dari mikroskop digital yang

dihubungkan dengan beberapa media atau monitor penampil objek.

1) Mikroskop Monokuler Terkoneksi Kamera Digital

Mikroskop monokuler RRC yang terkoneksi kamera digital merupakan

versi ekonomis tetapi tidak menafikan kualitas gambar yang dihasilkan.

2) Mikroskop Binokuler Yang Terkoneksi LCD dan kamera

Kamera digital dapat dihubungkan dengan mikroskop, kelebihan sistem ini

adalah resolusi gambar yang dihasilkan mengikuti resolusi kamera digital, dengan

alat ini juga, pengamat bisa mengambil gambar obyek baik statis maupun

bergerak.

3) Mikroskop Binokuler Terkoneksi Kamera Digital

Kamera digital dapat dihubungkan dengan mikroskop, kelebihan sistem ini

adalah resolusi gambar yang dihasilkan mengikuti resolusi kamera digital.

4) Mikroskop Trinokuler Terhubung Display LCD

Sistem seperti gambar di atas merupakan mikroskop Trinokuler dengan

display LCD, kamera dipasang pada okuler yang ketiga, kelebihan sistem ini

adalah pengamatan langsung dengan mata masih dapat dilakukan melalui kedua

okuler di depan, yang memungkinkan pengamatan lebih simpel, praktis, dan alat

dapat dibawa ke tempat lain dengan mudah, display LCD terpasang langsung

dengan mikroskop, dan dapat dilepas kembali dengan mudah.


17

5) Mikroskop Monokuler Terhubung Display LCD

Sistem seperti gambar merupakan mikroskop dengan display LCD, yang

memungkinkan pengamatan lebih simpel, praktis, dan alat dapat dibawa ke tempat

lain dengan mudah, Display LCD terpasang langsung dengan mikroskop, dan

dapat dilepas kembali dengan mudah, ini memudahkan dalam proses pengamatan

di laboratorium alam, cocok untuk pengamatan mikrokospis dengan mobilitas

tinggi.

6) Mikroskop berkamera (olympus) Terhubung TV

Sistem ini menghubungkan mikroskop ke Komputer PC melalui input card

video, mikroskop yang digunakan tidak harus seperti gambar di atas, dapat

menggunakan mikroskop merek apapun, tipe apapun, dengan catatan mikroskop

tersebut masih berfungsi dengan baik. Persayaratan yang diperlukan adalah

mikroskop tersebut mempunyai sistem pencahayaan elektrik, bukan menggunakan

cermin sebagai sumber cahaya, mikroskop seperti gambar di atas (CX-21

Olympus) adalah mikroskop dengan pencahayaan asli sudah menggunakan lampu

elektrik jenis halogen. Kamera yang digunakan adalah kamera CCD dengan

resolusi yang lebih baik. Kelebihan sistem ini adalah fasilitas penampilan data

lebih real time (karena menggunakan Video Card ), dan penyimpanan data lebih

baik (data dapat disimpan dalam komputer PC dalam bentuk ganbar maupun

movie). Sistem ini sangat baik digunakan untuk pemakai yang membutuhkan

penyimpadan terhadap data pengamatan, data yang telah tersimpan dapat

digunakan lebih lanjut untuk pembuatan laporan, buku, atau presentasi-presentasi,

sehingga sangat cocok digunakan untuk :


18

a) Pengajaran di sekolah.

b) Peneliti di laboratorium klinik maupun perguruan tinggi.

c) Perguruan Tinggi.

d) Presentasi.

7) Mikroskop terhubung laptop (USB)

Sistem ini menghubungkan mikroskop ke Laptop melalui input USB,

mikroskop yang digunakan tidak harus seperti gambar di atas, dapat menggunakan

mikroskop merek apapun, tipe apapun, dengan catatan mikroskop tersebut masih

berfungsi dengan baik. Persayaratan yang diperlukan adalah mikroskop tersebut

mempunyai sistem pencahayaan elektrik, bukan menggunakan cermin sebagai

sumber cahaya, mikroskop seperti gambar (biological microscope) adalah

mikroskop siswa dengan pencahayaan asli masih menggunakan cermin, namun

untuk bisa dipasangi kamera cermin tersebut diganti dengan sumber cahaya lampu

elektrik, kelebihan sistem ini adalah fasilitas penyimpanan data (data dapat

disimpan dalam Laptop atau PC dalam bentuk gambar maupun movie). Sistem ini

sangat baik digunakan untuk pemakai yang membutuhkan penyimpanan terhadap

data pengamatan, data yang telah tersimpan dapat digunakan lebih lanjut untuk

pembuatan laporan, buku, atau presentasi-presentasi, sehingga sangat cocok

digunakan untuk :

a) Peneliti di laboratorium klinik maupun perguruan tinggi.

b) Pengajaran di sekolah.

c) Perguruan Tinggi.

d) Presentasi.
19

8) Mikroskop Terhubung TV

Sistem ini menghubungkan mikroskop ke TV melalui input video dari

pesawat televisi, mikroskop yang digunakan tidak harus seperti gambar di atas,

dapat menggunakan mikroskop merk apapun, tipe apapun, dengan catatan

mikroskop tersebut masih berfungsi dengan baik. Persyaratan yang diperlukan

adalah mikroskop tersebut mempunyai sistem pencahayaan elektrik, bukan

menggunakan cermin sebagai sumber cahaya, mikroskop seperti gambar adalah

mikroskop siswa dengan pencahayaan asli masih menggunakan cermin, namun

untuk bisa dipasangi kamera cermin tersebut diganti dengan sumber cahaya lampu

elektrik. Sistem ini sangat baik digunakan untuk :

a) Pengamatan di laboratorium.

b) Pengajaran di sekolah.

c) Peragaan pemeriksaan mikroskopis.

d) Presentasi (karena dapat dihubungkan ke Proyektor).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alur Penelitian

Mulai

Studi Pustaka

Persiapan Alat dan Bahan

Tidak
Perlakuan Panas

ST 41

Air, ES, Oli

Uji Metalografi
Permukaan

Ya

Analisa Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

20
21

3.2 Alat dan Bahan

Alat merupakan sesuatu yang digunakan untuk membuat sesuatu berupa

benda, sedangkan benda adalah sesuatu yang diperlukan dan merupakan sesuatu

yang akan dibuat. Alat dan bahan harus dipersiapkan terlebih dahulu dan

pemilihan alat dan bahan harus dipikirkan dengan pertimbangan yang matang,

3.2.1 Alat

Daftar alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah ini yaitu :

a) Mikroskop

Fungsi mikroskop secara umum adalah digunakan untuk melihat dan

mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tidak

mampu dilihat secara kasat mata. Seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Mikroskop

b) Kamera digital

Fungsi kamera digital sebagai proses menciptakan diam atau gambar

bergerak dengan metode menangkap data langsung dengan mengamati radiasi dan
22

menyimpannya pada media sensitif seperti film yang elektromagnetik atau sensor

elektronik. Seperti pada gambar 3.2.

Gambar3.2. Kamera digital

c) Monitor

Fungsi Monitor adalah untuk menampilkan video dan informasi grafis yang

dihasilkan dari komputer melalui alat yang disebut kartu grafis. Seperti pada

gambar 3.3.

Gambar 3.3. Monitor.


23

d) Gelas ukur

Fungsi gelas ukur adalah untuk mengukur takaran metanol 100ml dan

HNO3 5ml. Seperti pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Gelas ukur.

e) Pipet

Fungsi pipet adalah untuk menyedot cairan metanol dan HNO3. Seperti

pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Pipet.


24

f) Sarung tangan karet

Fungsi sarung tangan karet adalah untuk melindungi tangan dari bahan

kimia. Seperti pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Sarung tangan karet.

3.2.2 Bahan

a.) Baja ST 41

ST 41 adalah suatu material baja berkekuatan tarik paling tidak 41 kg/mm2,

dengan komposisi kimia besi 98,985, mangan 0.6%, karbon 0.10%, silikon 0,25%,

fosfor 0,03% dan belerang 0.035%, serta memiliki ketahanan titik lebur mencapai

1500 C.

Tabel 3.1 Bahan

No Bahan Ukuran Jumlah

1 ST 41 1.2cm x 1.5 inch 3 buah

2 Air 5 liter 1 kaleng

3 Es 20 cm 2 balok

4 Oli 800 ml 1 botol


25

3.2.3 Langkah - Langkah Pemeriksaan Bahan

1. Persiapan Benda Uji

Benda Uji untuk persiapan metalografi memerlukan persiapan yang baik

dan benar sehingga nantinya struktur logam yang akan dilihat melalui mikroskop

dapat dilihat dengan jelas. Dalam persiapan tersebut memerlukan beberapa

tahapan, yaitu pemotongan, penyalutan, penggerindaan, pemolesan dan

pengetsaan. seperti pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Baja Pejal ST 41

2. Pemotongan (Cutting)

Banyak alat atau mesin yang dapat digunakan untuk memotong bahan,

tetapi khusus untuk memotong bahan uji metalografi perlu dipilih alat potong

yang tidak menimbulkan efek sampingan pada bahan tersebut. Pada waktu

pemotongan tidak boleh terjadi tekanan dan tarikan yang besar pada bahan uji

serta harus dialiri oleh cairan pendingin agar tidak timbul panas yang akan

mempengaruhi kondisi bahan. Salah satu alat potong biasa yang digunakan untuk

memotong bahan uji adalah mesin potong khusu, yang pemotongnya berbentuk
26

piringan (abrasive Whell) terbuat dari bahan karbon silica. Di dalam pemotongan

benda uji perlu diperhatikan ukuran dari bahan tersebut dengan pertimbangan

pokok harus dapat dipegang atau disesuaikan dengan kondisi alat yang ada kaitan

proses selanjutnya. seperti gambar 3.8

Gambar 3.8 Pemotongan Baja ST 41

3. Pembingkaian (Mounting)

Bahan uji yang relatif kecil dan sukar untuk dipegang pada waktu akan

digerinda atau dipoles maka bahan tersebut perlu disalut. Untuk penyalutan

dipakai alat penyalut dan bahan penyalut seperti pada tabel . Proses penyalutan

ada dua cara yaitu menggunakan alat pembingkaian untuk bahan yang

memerlukan panas dan penyalutan untuk bahan yang tidak memerlukan panas

hanya menggunakan cetakan saja.

4. Penggerindaan

Penggerindaan benda uji dilakukan pada kertas ampelas dimulai dari tingkat

kasar sampai tingkat halus. Tingkatan kehalusan kertas ampelas ditentukan oleh
27

ukuran serbuk silikon karbida pada kertas tersebut. Kertas ampelas tingkat

kehalusan 220 berarti serbuk silicon karbida kertas itu dapat lolos dari ayakan

dengan 220 lubang pada luas 1 inchi 2.

Tahapan penggerindaan menurut tingkatan kehalusan kertas ampelas adalah,

sebagai berikut :

a) Digerinda pada tingkat 80 dengan arah tegak lurus pada garis pemotonan

bahan uji.

b) Digerinda pada tingkat 120 tegak lurus pada arah penggerindaan pertama.

c) Digerinda pada tingkat 180 tegak lurus pada arah penggerindaan kedua.

d) Digerinda pada tingkat 400 tegak lurus pada arah penggerindaan ketiga.

Dalam waktu penggerindaan tekanan tangan pada kertas ampelas jangan

terlalu kuat dan bahan uji dialiri air pendingin yang banyak, fungsi air untuk

mencegah panas yang terjadi pada bahan uji tersebut. seperti pada gambar 3.9

Gambar 3.9 Penggerindaan Baja ST 41


28

5. Pemolesan (Polishing)

Untuk meningkatkan tingka kehalusan yang maksimal maka bahan uji yang

telah digerinda selanjutnya diproses polishing, mesin poles metalografi terdiri dari

iringan yang berputar dan diatasnya diberi kain poles terbaik namanya kain selvyt

(sejenis kain beludru), cara pemolesannya yaitu benda uji diletakkan di aas

piringan yang berputar dan kain poles diberi air serta ditambahkan sdikit pasta

poles. Pasta poles yang biasa dipakai adalah jenis Alumina (Al2O3) yang dalam

perdagangan ada yang diberi nama diamatin atau Gama Alumina atau Pasta Intan,

selama pemolesan kain poles tersebut harus selalu diberi tetesan air, putaran

piringan pada mesin poles metalografi anara 100 rpm sampai 300 rpm.

Untuk meyakinkan hasil pemolesan terakhir apakah sudah bebas dari garis-

garis pemotongan atau belum maka bahan uji yang sudah dibersihkan dapat dilhat

di bawah mikroskop pada pembesaran 50 kali atau 100 kali. Bila masih terdapat

garis-garis pada permukaan benda maka proses polishing dilanjutkan terus

menerus sampai tidak terdapat garis-garisnya. seperti pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 Pemolesan Baja ST 41


29

6. Pengetsaan (Etching)

Hasil dari proses pemolesan akan berupa permukaan yang mengkilap seperti

cermin, agar struktur logam terlihat jelas maka permukaan tersebut dietsa, berikut

ini beberapa larutan etsa untuk pemeriksaan makro dan mikro yang biasa dipakai

dalam metalografi.

a.) Bahan larutan etsa makro :

1. Hidrochloric, komposisinya 50% asam hidroclhoric dalam air dengan

menggunakan suhu 700-800 sampai 1 jam, pemakaiannya untuk besi dan

baja.

2. Sulphuric, komposisinya 20% asam sulphuric dalam air dengan

menggunakan suhu 80% waktu yang dipakai 10-20 detik, penggunaannya

untuk bahan besi dan baja.

3. Nitric, komposisinya 25% asam Nitric dalam air, seperti a dan b boleh

dingin kalau cocok. Pemakaiannya untuk bahan besi dan baja.

b.) Bahan larutan etsa mikro :

1. Asam Nital, komposisinya asam nital 2ml, alkohol (95%) 98 ml,

pemakaiannya untuk baja karbon, baja paduan rendah dan baja paduan

sedang. Waktu sampai 1 menit.

2. Asam pikral, komposisinya asam pikral 4 gram, alkohol 98 ml,

pemakaiannya untuk baja karbon dalam keadaan normal, dilunakan,

dikeraskan dan distemper, waktu pengetsaan beberapa detik sampai 1 menit.

c.) Tahapan Pengetsaan


30

Langkah-langkah proses pengetsaan dalam pemeriksaan struktur logam

adalah, sebagai berikut :

1. Siapkan larutan etsa ke dalam cawan.

2. Celupkan permukaan benda uji ke dalam larutan dengan memakai alat

penjepit tang kecil waktu pencelupan 20 detik sesuaikan dengan kebutuhan.

3. Bersihkan benda uji dengan air bersih yang mengalir dan selanjutnya

bersihkan dengan alcohol.

4. Benda uji selanjutnya dikeringkan dengan kapas bersih atau keringkan

dengan alat pengering khusus (Misalnya Hair Dryer).

d.) Pengaruh Etsa

Pengaruh reaksi dari larutan kimia terhadap permkaan benda uji ialah

seluruh permukaan akan nampak seperti garis-garis tidak teratur yang

menunjukkan munculnya atau adanya batas-batas antara butir - butir kristal logam

tersebut.
BAB IV

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Metode Pengumpulan Data

4.1.1 Permasalahan Mikroskop Digital

Permasalahan yang terjadi pada mikroskop digital adalah pengambilan

gambar hasil pengujian yang sudah di etsa memerlukan ketelitian penempatan

benda uji yang sangat tepat dan akurat, serta pencahayaan yang pas, tidak kurang

dan tidak lebih, karena akan mempengaruhi hasil dari gambar yang di ambil dari

kamera mikroskop digital, jika penempatannya dan pencahayaannya tepat serta

memiliki fokus yang tepat maka hasil gambarnya akan sangat bagus dan jelas.

4.2 Proses Hardening

1. Proses pemanasan di lakukan setelah langkah – langkah pengujian benda

ST41 selesai dilakukan (pemotongan, penggerindaan, pemolesan), setelah

itu melakukan pemanasan (Heating) pemanasan sampai suhu 1000°, untuk

waktu pencapaian 1000° kurang lebih 3.5 jam, tujuanya adalah untuk

mendapatkan struktur Austenite. Seperti pada gambar 4.1.

31
32

Gambar 4.1. Hardening

2. Penahanan Suhu (Holding) Holding time dilakukan untuk mendapatkan

kekerasan maksimum dari suatu bahan pada proses hardening dengan

menahan pada temperatur pengerasan untuk memperoleh pemanasan yang

homogen sehingga struktur austenitnya homogen atau terjadi kelarutan

karbida ke dalam austenit dan diffusi karbon dan unsur paduannya. Baja

konstruksi dari baja paduan menengah dianjurkan menggunakan holding

time 10 menit, tidak tergantung ukuran benda kerja. Seperti pada gambar

4.2.
33

Gambar 4.2. Penahanan suhu

3. Pendinginan untuk proses hardening kita melakukan pendinginan dengan

waktu 5 menit dengan menggunakan media air, es dan oli, tujuanya adalah

untuk mendapatkan struktur martensite, semakin banyak unsur karbon,

maka struktur martensite yang terbentuk juga akan semakin banyak,

sehingga kekerasannya meningkat. Seperti pada gambar 4.3.

Gambar 4.3. Media Pendingin Air


34

Gambar 4.4. Media Pendingin Es

Gambar 4.5. Media Pendingin Oli

4.3 Proses Pengetsaan

a.) Langkah – langkah

Langkah-langkah proses pengetsaan dalam pemeriksaan struktur logam

adalah, sebagai berikut :

1) Siapkan larutan etsa ke dalam cawan.


35

2) Celupkan permukaan benda uji ke dalam larutan dengan memakai alat

penjepit tang kecil waktu pencelupan 20 detik sesuaikan dengan kebutuhan.

3) Bersihkan benda uji dengan air bersih yang mengalir dan selanjutnya

bersihkan dengan alcohol.

4) Benda uji selanjutnya dikeringkan dengan kapas bersih atau keringkan

dengan alat pengering khusus (Misalnya Hair Dryer). Seperti pada gambar

4.6.

Gambar 4.6. Proses pengetsaan.

4.4 Metode Analisis Data Dengan Mikroskop Digital

1. Meletakkan mikroskop di tempat yg datar dan kuat (meja).

2. Menyalakan komputer dan menyambungkan USB dari mikroskop ke PC.

3. Memasang lampu LED dan menyambungkan ke listrik.

4. Menyalakan lampu led (atur dimmer maksimal lebih dulu, dan mengecilkan

jika diperlukan) Letakan preparat ke meja preparat. Objek letakkan pada sinar yg

masuk Pilih lensa obyektiv 4x lebih dahulu.

5. Menjalankan program softrware aplikasi mikroskop digital.


36

6. Memutar fokus kasar hingga gambar muncul di monitor untuk memperjelas,

putar fokus halus.

7. Gambar dan Video selanjutnya dapat disimpan dengan tombol simpan

gambar. Seperti pada gambar 4.7.

Gambar 4.7. Metode analisa data dengan Mikroskop.

4.5 Hasil Dari Pemanasan (Heat Treatment)

Setelah di lakukan pemanasan (Heat Treatment) baja ST 41 dengan suhu

1000° selama waktu 3.5 jam dan ditahan selama 10 menit, kemudian di dinginkan

dengan metode bendingin air,es,oli selama 5 menit memiliki perbedaantingkat

kegetasan yang berbeda dan juga berbeda hasil dari beda yang tidak di panaskan.

Seperti pada gambar.


37

4.5.1 Tabel perbedaan permukaan

Permukaan Awal Permukaan Hasil Zoom Maksimal

Gambar 4.8 Tampilan Baja ST41 Gambar 4.9 Tampilan Zoom Maksimal
Tanpa Heat Treatment ST 41Tanpa Heat Treatment

Gambar 4.10 Tampilan Baja ST 41 Gambar 4.11 Tampilan Zoom


Berpending Air Maksimal ST 41 Berpendingin Air

Gambar 4.12. Tampilan Baja ST 41 Gambar 4.13. Tampilan Zoom


38

Berpendingin Es Maksimal ST 41 Berpendingin Es

Gambar 4.14. Tampilan Baja ST 41 Gambar 4.15. Tampilan Zoom


Berpendingin Oli Maksimal ST 41 Berpendingin Oli
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari permasalahan diatas adalah :

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan terhadap hasil penelitian proses

pemanasan (head treatment) dan proses pengetsaan pada baja ST41 dengan

temperatur 1000° selama 3.5 jam dan pendinginan dalam media berbeda

kemudian penahanan suhu (holding) selama 10 menit, maka dapat diambil

kesimpulan yaitu melihat 4 perbedaan permukaan antara baja ST 41 berpendingin

air, es, oli yang sudah di hardening dan satu bahan yang belum di hardening

dengan jelas mengunakan mikroskop digital dengan permukaan hasil zoom

maksimal .

5.2 Saran

Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam analisa struktur

mikro ST 41 hasil proses panas berpendingin air, es, oli :

1. Pratikan harus hati hati, karena suhu yang di gunakan sangat panas dalam

percobaan ini.

2. Gunakan sarung tangan pada saat proses pengetsaan, karena bahan yang di

gunakan mengandung bahan kimia.

39
40

3. Persiapan benda uji dengan baik dan benar sehingga nantinya struktur

logam yang akan dilihat melalui mikroskop dapat dilihat dengan jelas.

4. Penggerindaan benda uji dilakukan pada kertas ampelas dimulai dari tingkat

kasar sampai tingkat halus.

5. Untuk meningkatkan tingka kehalusan yang maksimal maka bahan uji yang

telah digerinda selanjutnya diproses polishing.

6. Pemanasan dan metode pendingin air, es, oli dengan ketentuan di atas serta

pengetsaan dengan tepat akan mendapatkan hasil yang maksimal

7. Pengujian mikroskop digital memerlukan ketelitian penempatan benda uji

yang sangat tepat dan akurat, serta pencahayaan yang pas, tidak kurang dan

tidak lebih, sehingga menghasilkan gambar yang sangat jelas.


41

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. OptiLab Mikroskop Digital. Yogyakarta: CV. MICONOS

TRANSDATA NUSANTARA.

Anonim. 2015. Panduan Penggunaan OptiLab Digital Microskop. Yogyakarta:

CV. MICONOS TRANSDATA NUSANTARA.

Sativa. 2011. OpticLab Digital Mikroskop. Yogyakarta : CV. MICONOS

TRANSDATA NUSANTARA.

Heryanti,Tati. 2018. Optic Mikroskop Digital. Bandung : PT. BALAD

SHOPPER.
42

LAMPIRAN

Proses pemolesan

Proses Pengrendaan
43

Proses melihat struktur mikro


44
45
46
47

Anda mungkin juga menyukai