Disusun oleh:
ASHAR
D0116535
FAKULTAS TEKNIK
MAJENE
2023
i
HALAMAN JUDUL
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh:
ASHAR
D0116535
FAKULTAS TEKNIK
MAJENE
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh:
ASHAR
D01 16 535
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui Oleh:
ii
SKRIPSI
ASHAR
D01 16 535
Majene, 2022
Mengetahui
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Ashar
Fakultas : Teknik
Dengan ini saya menyatakan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan yang saya salin atau saya ambil dari
tulisan orang lain tanpa memberi pengakuan penulis aslinya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademi
jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, hidayah dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas akhir
yang berjudul “Pengaruh Perlakuan Material Pasir dan Kerikil Terhadap Mutu
Beton” ini sampai selesai dengan baik sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik (ST) Program Studi Teknik Sipil Universitas Sulawesi Barat.
Tersusunnya tugas akhir ini tentu bukan karena buah kerja keras penulis
semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
ucapkan terima kasi yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut
membantu dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya:
2. Terima kasih untuk peneliti Ashar yang begitu luar biasa sudah mampu
menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
4. Ibu Amalia Nurdin, ST., MT. selaku Ketua Prodi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sulawesi Barat.
8. Orang tua penulis dalam hal ini serta saudara-saudara penulis dan keluarga
yang telah membantu secara materi maupun dukungan.
v
10. Teman-teman Teknik Sipil D Angkatan 2016 yang tak henti-hentinya
memberikan dukungan.
11. Teman-teman dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis sadar tugas akhir ini masih sangat butuh untuk disempurnakan
dikarenakan ilmu dan pengalaman yang dimiliki penyusun masih sangat minim.
Sehingga Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulis
dapat membuat penelitian yang lebih baik lagi ke depannya. Akhir kata, penulis
berharap supaya tugas akhir ini berguna bagi para pembaca umumnya dan
khususnya bagi penulis sendiri. Atas segala perhatiannya, penulis mengucapkan
banyak terima kasih.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK viii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
vii
2.2 Daya Dukung Tanah ..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
viii
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Pola keruntuhan geser umum (General Shear Failure). ........... 15
Gambar 2.7 Pola keruntuhan geser setempat (Local Shear Failure). ........... 16
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Daya Dukung Tanah Metode Van Deer Ween 43
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Daya Dukung Tanah Metode Philipponant ...... 44
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Daya Dukung Tanah Metode Mayerhoff ......... 45
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Daya Dukung Tanah (Kedalaman 14,8 m)…46
x
BAB I
PENDAHULUAN
Cone Penetration Test (CPT) atau lebih sering disebut sondir merupakan
salah satu survey lapangan yang berguna untuk memperkirakan letak lapisan
tanah keras. Tes ini baik dilakukan pada tanah lempung. Dari tes ini didapatkan
nilai perlawanan penetrasi konus. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan
1
tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas.
Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadapn selubung
bikonus dalam gaya persatuan panjang. Nilai perlawananan penetrasi konus dan
hambatan lekat bisa diketahui dari pembacaan manometer.
Tujuan dari alat sondir ini, yaitu untuk mengetahui lapisan tanah keras,
karakteristik lapisan tanah dan daya dukung tanah. Berdasarkan tanah yang ada di
Mamuju tepatnya di SMK 1 RANGAS lapisan-lapisan suatu tanah berbeda dari
satu tempat ditempat yang lain. Maka dari itu sangat diperlukan untuk mengetahui
susunan lapisan tanah keras, karakter tanah dan daya dukung yang dihasilkan dari
percobaan tersebut.
1. Untuk mengetahui analisis struktur tanah dan daya dukung tanah melalui
metode Van Der Ween, Meyerhof, dan Ipponant
2
1.4 Batasan Masalah
1. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sondir dari
SMK N 1 RANGAS MAMUJU
2. Metode yang digunakan dalam menganalisis yaitu metode Van Der Ween,
Meyerhof, dan Ipponant
Nama : ASHAR
Fakultas : Teknik
3
Dengan ini saya menyatakan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat pemikiran dari penulisan lain, yang saya akui
seolah-olah sebagai tulisan saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberi pengakuan penulisannya, kecuali yang tertera secara tertulis di
acuan naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Demikian pernyataan in
saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak manapun
serta tersedia mendapatkan sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah
Tanah adalah lapisan hitam tipis yang menutupi bahan padat bumi dan
merupakan partikel-partikel remah sisah vegetasi dan hewan. Tanah memiliki
peranan penting bagi kehidupan di bumi karena tanah mengdukung kehidupan
tumbuhan dengan meyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Tanah juga menjadi tempat tinggal hewan, manusia dan mikroorganisme.
5
Proses penghancuran dalam pembentukan tanah dari batuan terjadi secara
fisis atau kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi akibat tiupan angin,
pengikisan oleh air dan gletsyer, atau perpecahan akibat pembekuan dan pencairan
es dalam batuan sedangkan proses kimiawi menghasilkan perubahan pada susunan
mineral batuan asalnya. Salah satu penyebabnya adalah air yang mengandung
asam alkali, oksigen dan karbondioksida.Pelapukan kimiawi menghasilkan
pembentukan kelompok-kelompok partikel yang berukuran koloid (<0,002 mm)
yang dikenal sebagi mineral lempung.
Tanah lempung terdiri dari butir – butir yang sangat kecil ( < 0.002 mm) dan
menunjukkan sifat – sifat plastisitas dan kohesi. Kohesi menunjukkan kenyataan
bahwa bagian – bagian itu melekat satu sama lainnya, sedangkan plastisitas adalah
sifat yang memungkinkan bentuk bahan itu dirubah – rubah tanpa perubahan isi
atau tanpa kembali ke bentuk aslinya, dan tanpa terjadi retakan – retakan atau
terpecah – pecah (Wesley, 1977).
Partikel lempung dapat berbentuk seperti lembaran yang mempunyai
permukaan khusus.Karena itu, tanah lempung mempunyai sifat sangat
dipengaruhi oleh gaya-gaya permukaan.Umumnya, terdapat kira-kira 15 macam
mineral yang diklasifikasikan sebagai mineral lempung. Beberapa mineral yang
diklasifikasikan sebagia mineral lempung yakni :montmorrillonite, illite, kaolinite,
dan polygorskite (Yatmo.H.C. 1992).Semua macam tanah secara umum terdiri
dari tiga bahan, yaitu butiran tanahnya sendiri, serta air dan udara yang terdapat
dalam ruangan antara butir - butir tersebut. Ruangan ini disebut pori (voids).
Apabila tanah sudah benar - benar kering maka tidak akan ada air sama sekali
dalam porinya, keadaan semacam ini jarang ditemukan pada tanah yang masih
dalam keadaan asli di lapangan. Air hanya dapat dihilangkan sama sekali dari
tanah apabila kita ambil tindakan khusus untuk maksud itu, misalnya dengan
memanaskan di dalam oven (Wesley. 1977).
Peranan tanah ini sangat penting dalam perencanaan atau pelaksanaan
bangunan karena tanah tersebut berfungsi untuk mendukung beban yang ada
diatasnya, oleh karena itu tanah yang akan dipergunakan untuk mendukung
6
konstruksi harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum dipergunakan sebagai
tanah dasar (Subgrade ).
Tanah dalam keadaan alami atau asli memiliki beberapa sifat-sifat dasar.
Sifat-sifat dasar tersebut berupa sifat fisik yang berhubungan dengan tampilan dan
ciri-ciri umum dari tanah. Sifat fisik tanah berguna untuk mengetahui jenis tanah
tersebut. Berikut adalah macam-macam sifat fisik tanah :
7
Batas cair (LL) adalah kadar air batas dimana suatu tanah berubah dan
keadaan cair menjadi keadaan plastis. Pendekatan yang digunakan untuk
menentukan batas cair, dapat digunakan data jumlah pukulan dan kadar air.
Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam persen,
dimana tanah apabila digulung sampai dengan 1/8 in (3 ,2 mm) menjadi retak-
retak karena batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan tanah.
Cara pengujiannya adalah sangat sederhana yaitu dengan cara menggulung massa
tanah berukuran elipsoida dengan telapak tangan diatas kaca hingga terlihat retak -
retak rambut. Indeks Plastisitas (Plasticity Index) adalah perbedaan antara batas
cair dan batas plastis suatu tanah (Das, 2002).
Pemadatan Tanah, Pengujian ini dimaksud untuk menentukan hubungan
kadar air tanah dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam selinder dengan
volume 939,22 dan mengunakan alat penumbuk 2.5 kg dengan tinggi jatuh 30 cm.
Secara teoritis berat volume kering maksimum pada suatu kadar air tertentu
dengan pori-pori tanah tidak mengandung udara sama sekali
8
kemampuan tanah untuk menahan beban pondasi tanpa mengalami keruntuhan
akibat geser yang juga ditentukan oleh kekuatan geser tanah. Tanah mempunyai
sifat untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan gesernya apabila menerima
tekanan. Apabila beban yang bekerja pada tanah pondasi telah melampaui
daya dukung batasnya, tegangan geser yang ditimbulkan dalam tanah pondasi
melampaui kekuatan geser tanah maka akan mengakibatkan keruntuhan geser
tanah tersebut.
9
Uji mekanik yang terdiri dari:
1. Uji geser langsung (direct shear test)
Uji Geser langsung merupakan salah satu cara penyelidikan tanah yang
dilakukan di laboratorium dengan maksud untuk mengetahui kekuatan tanah
terhadap gaya horisontal. Melalui uji geser langsung ini akan didapatkan
besarnya nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam tanah (φ) dari contoh tanah
yang diuji.
10
Gamabr 2.3 Skema alat tes traksial
11
1. Pemboran (drilling)
a. Contoh tanah yang tidak terganggu (undisturb sample), yaitu contoh tanah
yang mempuyai sifat-sifat aslinya sesuai dengan kondisi tanah di tempat
pengambilan contoh tanah. Sifat aslinya meliputi kondisi struktur tanah,
kepadatan tanah, kadar air dan kondisi ikatan kimianya. Contoh tanah
yang tidak terganggu sangat penting untuk melakukan pengujian kekuatan
butir tanah yang berhubungan dengan sudut geser tanah dan nilai kohesi
antar butiran tanah, nilai kompresibilitas dan permeabilitas.
b. Contoh tanah yang terganggu (disturb sample), yaitu contoh tanah yang
diambil tanpa harus mempertahankan sifat-sifat aslinya. Contoh tanah
terganggu biasanya digunakan untuk analisis ukuran butiran, batas-batas
Atterberg (meliputi batas cair dan indeks plastisitas), klasifikasi tanah serta
uji pemadatan.
12
tahanan konus dalam kg/cm2. Nilai konus yang diperoleh adalah nilai dari
kepadatan relatif (relative density) dari lapisan-lapisan tanah yang diukur.
13
2.2.3 Kapasitas Daya Dukung Tanah
II I
Keruntuhan Keruntuhan
geser geser
setempat menyeluruh
(a) (b)
14
Terdapat 3 kemungkinan pola keruntuhan kapasitas dukung tanah, yaitu :
15
Gambar 2.7 Pola keruntuhan geser setempat (Local Shear Failure).
16
Luas penampang conus : 10.00cm2
Luas selimut/jacket : 150cm2.
Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian
perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur
silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada
setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah
pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis.
Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari
pondasi tiang dalam skala kecil. Teknik pendugan lokasi atau kedalaman tanah
keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan sejak zaman dulu. Versi mula-
mula dari teknik pendugaan ini telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917
oleh Swedish State Railways dan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927.
Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada
tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang
kita kenal sekarang (Barentseen, 1936).
Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti: “Static
Penetration Test” atau, Duch Cone Static Penetration Test dan secara singkat
disebut sounding saja yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian
dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda.
Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima
oleh para praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat
untuk pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman
karena jenis perilaku tanah telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil
pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya.
Besaran penting yg diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yg
diambil sebagai gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir (qc).
Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan
konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung jauh lebih besar daripada tanah
butiran halus.
17
Apa hubungan kuat dukung tanah dengan data sondir (qc). Anda dapat melihat
hubungan nilai tahanan konus (qc) terhadap konsistensi tanah, sebagai berikut :
Untuk hasil pengujian sondir ( qc ) dapat di tentukan jenis tanahnya pada tabel 2.1
sehinggah dapat di dapatkan karakteristik tanahnya.
No Tanah Qc ( km/cm2 )
Test ini dilaksanakan hingga mencapai kemampuan maksimum alat, yakni nilai
tekanan total atau qc = 250kg/cm2 atau hingga mencapai kedalaman maksimum
dibawah permukaan tanah setempat.
Hasil test sondir ini disajikan berupa diagram atau grafik hubungan antara
kedalamaan dengan qc fs, total friction dan friction ratio.
18
2.4 Teori yang Digunakan
…………………………………………(Pers.1)
Dimana:
qc = harga rata-rata conus disepanjang 3.5B diatas dasar pondasi sampai 1B
dibawah dasar pondasi
3 = angka keamanan unsur Qp
Α = koefisien tergantung pada jenis tanah dan tiang
α = Koefisien
…………………………………………(Pers.2)
19
Dimana:
P = keliling tiang
2 = angka keamanan
JHP = Jumlah Hambatan Pelekat
Qult = Qp + Qs ……………………………………………(Pers.3)
Keterangan :
Qp = Daya Dukung Ujung Tiang (Kg)
Qs = Daya Dukung Selimut Tiang (Kg)
Qp = qp x A / 2..…...………………………………………(Pers.4)
qp = αp x qc…..…...…………………….…………………(Pers.5)
Keterangan :
Qp = Daya Dukung Ujung Tiang (Kg)
qc = harga rata-rata conus disepanjang 3.5B diatas dasar pondasisampai
1B dibawah dasar pondasi
A = Luas Penampang Ujung Tiang
αp = koefisien tergantung pada jenis tanah dan tiang
20
Qs = P x JHP / 2…...………………………………………(Pers.6)
Keterangan :
Qs = Daya Dukung Ujung Tiang (Kg)
P = Keliling Tiang (cm)
JHP = Jumlah Hambatan Pelekat
Qult = Qp + Qs ……………………………………………(Pers.7)
Keterangan :
Qp = Daya Dukung Ujung Tiang (Kg)
Qs = Daya Dukung Selimut Tiang (Kg)
Qp = qc x A / F..…...………………………………………(Pers.8)
Keterangan :
Qs = JHP x P / F…...………………………………………..(Pers.9)
21
Keterangan :
P = Keliling Tiang (cm)
JHP = Jumlah Hambatan Pelekat
Qult = Qp + Qs …………………………………………..(Pers.10)
Keterangan :
Qp = Daya Dukung Ujung Tiang (Kg)
Qs = Daya Dukung Selimut Tiang (Kg)
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil-hasil penelitian terdahalu yang akan
dijadikan acuan dalam topik penelitian ini. Penelitian terdahulu telah dipilih sesuai
dengan permasalahan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan mampu
menjelaskan maupun memberikan referensi bagi penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini. Berikut dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang telah dipilih.
Irma Ridhayani, Studi analisis daya dukung tanah berdasarkan data sondir
di Kampus Padhang-Padhang Universitas Sulawesi Barat. Penelitian ini adalah
untuk mengetahui daya dukung yang dihasilkan serta mengetahui lapisan tanah
keras yang ada di kampus Padhang-Padhang Universitas Sulawesi Barat dengan
menggunakan alat pengujian lapangan Cone Penetration Test (CPT) atau Sondir.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dan
pengujian langsung dilapangan. Dari hasil pengujian ini data Cone Penetration
Test (CPT) dari 5 titik pengujian diolah dan dianalisis dengan menggunakan
perangkat lunak Microsoft Excel 2007
Eko Seftian Randyanto, Analisis daya dukung tanah tiang pancang dengan
menggunakan metode statik dan calendring studi kasus : Proyek pembangunan
22
Manado Town Square 3. Bertujuan untuk mencari daya dukung tiang, dengan
menggunakan berbagai metode data paremeter tanah. Dengan menggunakan
metode perhitungan daya dukung tiang dengan cara statik dan calendring, untuk
metode statik menggunakan data triaxial, N-SPT dan Sondir. Rumus umum yang
digunakan untuk mencari daya dukung dengan metode statik yaitu Qu = Qb + Qs
dengan menjumlahkan tahanan ujung (Qb) dan tahanan samping (Qs). Pengujian
calendring didasarkan atas perlawanan tanah terhadap tumbukan tiang. Hasil daya
dukung antara cara statik akan dibandingkan dengan pengujian calendring.
Nova Juliana, Hubungan daya dukung tanah berdasarkan hasil sondir, spt
dan laboratorium pada rencana pembangunan gedung multi lantai di lokasi balige.
Penelitian ini dilakukan pada Rencana Pembangunan Gedung Multi Lantai di
lokasi Desa Seribu Raja Tampubolon – Kec. Balige, Kab. Toba Samosir,
Sumatera Utara. Penelitian tersebut diperoleh data CPT dan SPT, sampel tanah
diantar ke laboratorium uji tanah untuk dilakukan pengujian laboratorium. Uji
Laboratorium Tanah menghasilkan properti indeks dan properti teknik yang
kemudian dapat dipergunakan untuk menghitung daya dukung pondasi dan cara
perbaikan tanah.
23
Akhmad Gazali, Analisis daya dukung pondasi bore pile berdasarkan data
sondir pada proyek pembangunan instalasi ibu kota kecamatan (ikk) perusahaan
daerah air minum (pdam) kabupaten tanah laut. Untuk mengetahui struktur tanah
dan daya dukung tanah di lokasi perencanaan proyek pembangunan Instalasi Ibu
Kota Kecamatan (IKK). Dilakukan analisis perhitungan daya dukung tanah
menggunakan data sondir dari dua titik sondir dengan menggunakan tiga metode
yaitu metode Van Der Ween, metode Philipponant, dan metode Mayerhoff. .
Berdasarkan hasil perhitungan nilai daya dukung pondasi bore pile dengan
menggunakan tiga metode dihasilkan nilai daya dukung yang berbeda – beda
24
No. NAMA DAN KESIMPULAN PERSAMAAN/
TAHUN PERBEDAAN
lokasi atau tempat penelitian
termasuk jenis tanah berkohesi
(lempung, lanau), karna lapisan
tanah atas mempunyai daya
dukung yang besar (qc besar)
sehingga pondasi cukup pada
kedalaman 2-4 m, maka jenis
pondasi menggunakan pondasi
dangkal. Bila dilakukan
pembangunan dengan
konstruksi besar atau berat
maka perlu melakukan
perkuatan tanah sehingga bisa
menggunakan pondasi dala
25
No. NAMA DAN KESIMPULAN PERSAMAAN/
TAHUN PERBEDAAN
studi kasus : Army Corps daya dukung
proyek berubah, semula 59,27 ton
pembangunan menjadi 105,90 ton,
manado town 2. Penurunan nilai daya dukung
square 3 tiang terjadi pada sondir titik
S1 sampai S9 dikedalaman
8,0-8,8 m. Hal ini
diakibatkan penurunan
hambatan konus pada
kedalaman tersebut,
sedangkan untuk titik sondir
S10 sampai S14 nilai daya
dukung mengalami
kenaikkan yang linear
disetiap kedalaman,
3. Daya dukung tertinggi
dengan menngunakan data
SPT terdapat pada metode
Briaud et al (1985) yaitu
sebesar 124,99 ton
sedangkan metode Meyerhof
sebesar 69,90 ton,
4. Penggunaan data sondir
dalam mencari nilai daya
dukung disetiap metode
hasilnya berbeda-beda, pada
metode Meyerhof nilai daya
dukungnya sebesar 96,21 ton
26
No. NAMA DAN KESIMPULAN PERSAMAAN/
TAHUN PERBEDAAN
sedangkan Schmertmaann &
Nottingham sebesar 90,13
ton. Selisih kedua metode
tersebut ≤ 6 ton di
kedalaman 8,25 m,
5. Daya dukung tertinggi
terdapat pada uji calendring
dengan metode hiley sebesar
272,83 ton (dengan kapasitas
hammer 3,5 ton, tinggi
pemukul jatuh 1,4 m dan
besar penetrasi 1,3 cm/ 10
pukulan),
6. Besar penurunan tertinggi
terdapat pada metode hiley
yaitu 1,01 cm = 0,40 inch
dengan daya dukung sebesar
272,83 ton,
27
No. NAMA DAN KESIMPULAN PERSAMAAN/
TAHUN PERBEDAAN
pembangunan dengan tiang berdiameter 300 besarnya,
gedung multi mm diperoleh daya dukung sedangkan pada
lantai di lokasi rata-rata Rencana pondasi Qa = hasil perhitungan
balige 53,91 ton/tiang tunggal, daya dukung dari
sedangkan untuk tiang hasil laboratorium
berdiameter 400 mm diperoleh terdapat
Qa = 90,98 ton/ tiang tunggal. perbedaan yang
Dari hasil sondir (CPT – 4) cukup signifikan,
dengan tiang berpenampang sedangkan pada
bulat dengan diameter 300 mm penelitian ini
diperoleh daya dukung pondasi cukup pada
Qa = 51,91 ton/tiang tunggal, perbandingan
sedangkan untuk tiang metode yang telah
berdiameter 400 mm diperoleh di tentukan.
Qa = 88,07 ton/ tiang tunggal.
Dari hasil laboratorium (BH –
4) dengan tiang berpenampang
bulat dengan diameter 300 mm
diperoleh daya dukung tanah
pondasi Qa = 42,04 ton/tiang
tunggal, sedangkan untuk tiang
berdiameter 400 mm diperoleh
Qa = 74,74 ton/ tiang
tunggal.Kedua, Dari hasil
perhitungan daya dukung yang
diperoleh, dapat dilihat hasil
antara SPT dan Sondir (CPT)
hampir sama besarnya,
28
No. NAMA DAN KESIMPULAN PERSAMAAN/
TAHUN PERBEDAAN
sedangkan pada hasil
perhitungan daya dukung dari
hasil laboratorium terdapat
perbedaan yang cukup
signifikan, hal ini kemungkinan
disebabkan oleh jenis tanah
yang terdapat pada meter
tersebut merupakan tanah
granular, sehingga dalam
pengambilan sampelnya sangat
sulit dan cenderung terganggu.
29
No. NAMA DAN KESIMPULAN PERSAMAAN/
TAHUN PERBEDAAN
gedung bahwa Metode Andina memiliki
perpustakaan selisih terkecil dengan nilai
sekolah tinggi 26,05% terhadap Hydraulic
Jacking System. Adapun
perhitungan antara lima metode
pada kedalaman 4 meter
menunjukkan bahwa Metode
Andina
30
No. NAMA DAN KESIMPULAN PERSAMAAN/
TAHUN PERBEDAAN
136,51 ton dengan
daya dukung izin
(Qizin) 45,50 ton untuk
titik kedua (S02) dan
135,06 ton dengan
daya dukung izin
(Qizin) 45,02 ton untuk
titik ketiga (S03).
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Secara garis besar, tahapan penelitian ini dilakukan menggukan data sondir
sebagai berikut
Mulai
Menentukan permasalahan;
Nilai daya dukung tanah
Pengumpulan Data
Data sekunder = Data Sondir
Selesai
32
3.2 Lokasi Penelitian
Secara garis besar, tahapan penelitian ini dilakukan menggukan data sondir
sebagai berikut Lokasi penelitian adalah SMK N 1 Rangas Mamuju. JL. H. Abd
Malik Pattana Endeng, Simboro dan kepulauan, Karema, Kec Mamuju,
Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
33
Adapun beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
Metode Van Der Ween, Metode Philipponant, dan Metode Meyerhoff. Untuk
analisis hasil perbandingan.
Qs = ½ x P x JHP
Qult = Qp + Qs
2.4.4 Philipponant
Mencari daya dukung ujung tiang (Qp): Berdasarkan dari Pers.4 dan 5
qp = αp x qc
Qp = qp x A / 2
Qs = P x JHP / 2
34
Daya Dukung Ultimit Pondasi (Qult) : Berdasarkan dari Pers.7
Qult = Qp + Qs
2.4.5 Mayerhorf
Qs = JHP x P / F
Daya Dukung Ultimit Pondasi (Qult): Berdasarkan dari Pers.10
Qult = Qp + Qs
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
36
1 2 3 4 5 6 7
Kedalaman Qc Jumlah Perlawanan Hambatan J.H.P Hambatan
qc Gesek Pelekat Setempat
(m) (Kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm) Jumlah (kg/cm)
Hambatan
Pelekat
(kg/cm)
(3) – (2) (4) x 2 5 (4)/10
4,2 5 10 5 10 260 0,5
4,4 5 10 5 10 270 0,5
4,6 5 10 5 10 280 0,5
4,8 5 10 5 10 290 0,5
5,0 10 20 10 20 310 1
5,2 10 20 10 20 330 1
5,4 15 20 20 10 340 0,5
5,6 15 25 10 20 360 1
5,8 15 25 10 10 380 1
6,0 20 40 20 40 420 2
6,2 30 40 10 20 440 1
6,4 30 40 10 20 460 1
6,6 30 40 10 20 480 1
6,8 30 45 15 30 510 1,5
7,0 20 35 15 30 510 1,5
7,2 15 25 10 20 560 1
7,4 20 30 10 20 580 1
7,6 20 30 10 20 600 1
7,8 20 35 15 30 630 1,5
8,0 20 40 20 40 670 2
8,2 20 35 15 30 700 1,5
8,4 25 35 10 20 720 1
8,6 25 35 10 20 740 1
8,8 25 35 10 20 760 1
9,0 20 40 20 40 800 2
9.2 20 40 20 40 840 2
9,4 10 25 15 30 870 1,5
9,6 10 25 15 30 900 1,5
9,8 10 25 15 30 930 1,5
10,0 30 50 20 40 970 2
10,2 30 40 10 20 990 1
10,4 30 45 15 30 1020 1,5
37
1 2 3 4 5 6 7
Kedalaman Qc Jumlah Perlawanan Hambatan J.H.P Hambatan
qc Gesek Pelekat Setempat
(m) (Kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm) Jumlah (kg/cm)
Hambatan
Pelekat
(kg/cm)
(3) – (2) (4) x 2 5 (4)/10
10,6 30 40 10 20 1040 1
10,8 30 45 15 30 1070 1
11,0 50 60 10 20 1090 1,5
11,2 40 50 10 20 1110 1
11,4 30 45 15 30 1140 1
11,6 30 45 15 30 1170 1,5
11,8 30 45 15 30 1200 1,5
12,0 40 55 15 30 1230 1,5
12,2 40 50 10 20 1250 1,5
12,4 40 50 10 20 1270 1
12,6 40 50 10 20 1290 1
12,8 40 50 10 20 1310 1
13,0 50 65 15 30 1340 1
13,2 30 45 15 30 1370 1,5
13,4 30 45 15 30 1400 1,5
13,6 30 45 15 30 1430 1,5
13,8 30 45 15 30 1460 1,5
14,0 35 45 10 20 1480 1
14,2 35 45 10 20 1500 1
14,4 35 45 10 20 1520 1
14,6 35 45 10 20 1540 1
14,8 180 250 70 140 1680 7
a. Data Lapangan
1) Kedalaman 0,00 – 6,20 m lapisan tanah lunak
2) Kedalaman 6,20 – 14,80 m lapisan tanah dengan kekuatan sedang hingga
keras
3) Nilai perlawanan konus (qc) = 180 kg/cm2
4) Jumlah perlawanan (friksi) = 240 kg/cm2
38
5) Luas penampang (Ap) = 30 cm x 30 cm = 900 cm2 = 0,09 m2
6) Keliling tiang (P) = 2 x (P+L) = 2 x (30+30) = 120 cm
7) Diameter tiang = 30 cm
8) α = 1,5
9) β = 40
10) Panjang tiang (L) =3m
(m) (Kg/cm2)
1 5 Tanah sangat lunak
2 5 Tanah sangat lunak
3 5 Tanah sangat lunak
4 5 Tanah sangat lunak
5 10 Tanah teguh
6 20 Tanah kenyal
7 20 Tanah kenyal
8 20 Tanah kenyal
9 20 Tanah kenyal
10 20 Tanah kenyal
11 50 Tanah sangat kenyal
12 40 Tanah sangat kenyal
13 50 Tanah sangat kenyal
14 35 Tanah kenyal
14,8 180 Tanah sangat keras
39
d. Kedalaman ( 11 – 14 ) tanah sangat kenyal
e. Kedalaman ( 14,8 ) tanah sangat keras
maka dari tabel sondir di atas dapat diketahui dari kedalaman ( 1 – 14 ) uji
kelayakan tanah, suatu perencanaan bangunan belum memenuhi suatu
perencanaan bagunan. Dan untuk kedalaman ( 14,8 ) telah selesai dilakukan
penyelidikan tanah dengan hasil nilai penetrasi konus ( qc 180 ) tanah yang sangat
keras.
Qp = qc x Ap / 3α
Di ketahui;
qc = 180
Ap = 30 x 30 = 900
3α = 3 x 1,5
= 36000 Kg
Qs = ½ x P x JHP
Qs = ½ x 120 x 1680
= 100800 Kg
Qult = Qp + Qs
= 36000 + 100800
40
Dari hasil perhitungan sondir 14,8 M di atas di peroleh nilai Qult 136,8 ton
dari titik kedalaman tanah ( 1 sampai 14,8 m ) berada pada tabel 4.3 hasil
perhitungan tanah.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Daya Dukung Tanah Metode Van Deer Ween
b. Metode Philipponant
Di ketahui;
qc = 180
α = 1,5
Ap = 30 x 30 = 900
41
Qp = qp x Ap / 2 Berdasarkan dari Pers.4
Qp = 270 x 900 / 2
= 243000 Kg
Daya Dukung Selimut Tiang (Qs): Berdasarkan dari Pers.6
Qs = P x JHP / 2
Qs = 120 x 1680 / 2
= 100800 Kg
Daya Dukung Ultimit Pondasi (Qult): Berdasarkan dari Pers.7
Qult = Qp + Qs
Qult = 243000 + 100800
Dari hasil perhitungan sondir 14,8 M di atas di peroleh nilai Qult 343,8 ton
dari titik kedalaman tanah ( 1 sampai 14,8 m ) berada pada tabel 4.4 hasil
perhitungan tanah.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Daya Dukung Tanah Metode Philipponant
42
c) Metode Mayerhoff
Qc = 180
Ap = 30 x 30 = 900
F = 3
Qp = qc x A / F
= 180 x 900 / 3
= 54000 Kg
Qs = JHP x P / F
= 1680 x 30 / 3
= 16800 Kg
Qult = Qp + Qs
= 54000 + 16800
Dari hasil perhitungan sondir 14,8 M di atas di peroleh nilai Qult 70,8 ton
dari titik kedalaman tanah ( 1 sampai 14,8 m ) berada pada tabel 4.5 hasil
perhitungan tanah.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Daya Dukung Tanah Metode Mayerhoff
43
6 6000 4200 10200 10.2
7 6000 5100 11100 11.1
8 6000 6700 12700 12.7
9 6000 8000 14000 14
10 9000 9700 18700 18.7
11 15000 10900 25900 25.9
12 12000 12300 24300 24.3
13 15000 13400 28400 28.4
14 10500 14800 25300 25.3
14,8 54000 16800 70800 70,8
44
Berdasarkan gambar di atas maka di dapatkan daya dukung ultimit berbeda
beda. Daya dukung ultimit merupakan penjumlahan daya dukung ujung tiang,
dengan daya dukung selimut tiang.
Daya dukung ultimit yang terbesar dapat dilihat dari grafik yaitu, metode
phlipponant sebesar ( 343,8 ton ) dan yang kedua yaitu metode van deer ween
sebesar ( 136,8 ton ) dan yang terkecil yaitu metode menyerhoff sebesar ( 70,8 ton
).
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Daya dukung ultimate (Qult) dengan Metode Van Deer Wen adalah
136800 Kg = 136,8 Ton
b. Daya dukung ultimate (Qult) dengan Metode Philipponant adalah 343800
Kg = 343.9 Ton
c. Daya dukung ultimate (Qult) dengan Metode Meyerhoff ada;ah 70800 Kg
= 70,8 Ton.
5.2 Saran
Dari hasil kesimpulan diatas saran yang dapat diberikan untuk hasil yang
lebih baik adalah sebagai berikut:
a. Pengambilan data tanah (sondir) diharapkan pada titik dimana
diperkirakan akan menerima beban paling besar sehingga akan
menentukan kekuatan pada perencanaan suatu bangunan.
b. Dalam perencanaan konstruksi beban yang diteruskan ke pondasi tidak
boleh melebihi daya dukung pondasi karena mengakibatkan penurunan
dan kerusakan pada konstruksi diatasnya.
c. Dalam perencanaan selanjutnya akan menggunakan metode perhitungan
lain untuk membandingkan hasil dari metode-metode yang digunakan
dalam perencanaan pondasi dari analisis tanah.
46
DAFTAR PUSTAKA
Al Hakim, F. (2021). analisis daya dukung pondasi bore pile berdasarkan data
sondir pada proyek pembangunan instalasi ibu kota kecamatan (ikk)
perusahaan daerah air minum (pdam) kabupaten tanah laut (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Kalimantan MAB).
Faruha, A., & ridwan, m. (2018). Analisa Perhitungan Daya Dukung Pondasi
Tiang Pancang Dibandingkan Dengan Daya Dukung Hydraulik Jacking
System Dan Pile Driving Analyzer (PDA) Test Pada Proyek Pembangunan
Gedung Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Kediri. Rekayasa Teknik Sipil, 2(2/REKAT/18).
Harimei, B. (2018). Analisis Daya Dukung Tanah pada Perencanaan Sarana dan
. Prasarana Umum. Jurnal Geocelebes, 2(1), 42-46.
Juliana, n. hubungan daya dukung tanah berdasarkan hasil sondir, spt dan
laboratorium pada rencana pembangunan gedung multi lantai di lokasi
balige. Educational Building Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan dan
Sipil, 5(2 DES), 45-49.
Ridhayani, i. (2021). studi analisis daya dukung tanah berdasarkan data sondir di
kampus padhang-padhang universitas sulawesi barat. bandar: journal of
civil engineering, 3(2), 37-42.
47
Jusi, U. (2015). Analisa Kuat Dukung Pondasi Bored Pile Berdasarkan Data
Pengujian Lapangan (Cone Dan N-Standard Penetration Test). SIKLUS:
Jurnal Teknik Sipil, 1(2), 50-82.
48