TESIS
Oleh :
IBNU
NIM. 1309280
IBNU
NIM. 1309280
PEMBIMBING
Menyetujui untuk diajukan pada ujian tesis
Pembimbing I Pembimbing II
(Sekretaris/Penguji)
3.Prof. Ganefri, Ph.D
(Anggota/Penguji)
(Anggota/Penguji)
(Anggota/Penguji)
Padang, 6 Februari 2016
Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Fakultas Teknik Universitas Negui Padang
Ketua
Dr, Fahmi Rizal, M.Pd, MT
Nama :Ibnu
NIM : 1309280
MENYETUJUI
Dekan Ketua
Ibnu
MM. 1309280
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur peneliti hantarkan ke hadirat Allah SWT, atas segala
limpahan Rahmat, Hidayah, serta Karunia-NYA yang tak terhingga sehingga
peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Modul
Pembelajaran Matapelajaran Las Busur Dasar Metal Manual Berbasis E-Book
Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Medan”. Tesis ini disusun merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan Keahlian Pendidikan Teknik Mesin. Program Magister Fakultas
Teknik Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, izinkanlah peneliti dengan segala kerendahan hati dan tulus
menyampaikan penghargaan dan ucapan kepada:
1. Dr. Syahril, S.T., MSCE., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknis
Universitas Negeri Padang.
2. Prof. Dr. Nizwardi Janilus, M.Ed, selaku Ketua Pascasarjana Fakultas
Teknik Universitas Negeri Padang.
3. Dr. Fahmi Rizal, M.Pd., M.T, selaku Ketua Program Magister S2
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang
4. Dr. Ambiyar, M. Pd dan Dr. Waskito, M.T, selaku pembimbing I dan
Pembimbing II yang telah membantu peneliti dengan tulus dan sabar
memberi arahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
5. Prof. Ganefri, Ph. D, selaku contributor, yang banyak memberi arahan
dan dukungan dalam penulisan tesis ini.
6. Bapak/Ibu dosen serta staf administrasi yang bertugas di Program
Pascasarjana Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang.
7. Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, yang telah memberikan izin
peneliti di SMK Negeri 4 Medan.
i
8. Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Medan, yang telah membrikan
motivasi dan dorongan untuk kelancaran studi ini.
9. Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Medan, yang telah memberikan izin
peneliti di SMK Negeri 4 Medan.
10. Pegawai SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 4 Medan yang banyak
memberikan bantuan kepada peneliti.
11. Yang mulia kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan motivasi kepada peneliti baik
secara moril maupun materil.
12. Istri tersayang serta anak-anak tercinta, yang selalu mendukung dan
mendoakan peneliti selama penyelesaian studi Magister.
13. Teman-teman seperjuangan terkhusus ananda Nur Basuki, S.Pd.
M.Pd., Marlan, S.Pd, dan Syahrul, S.Pd yang telah banyak
memberikan motivasi kepada peneliti untuk menyelesaikan tesis ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang
telah banyak membantu peneliti selama penyelesaian studi Magister
ini.
Ibnu
ii
ABSTRACT
iii
ABSTRAK
Ibnu, 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Mata Pelajaran Las Busur Dasar
Metal Manual Berbasis E-Book pada sisw kelas XI SMK Negeri 4 Medan.
Berdasarkan observasi awal, hasil belajar siswa semester tiga jurusan Teknik
Pengelasan Mata Pelajaran Las Busur Dasar Metal Manual SMK Negeri 4 Medan yang
mengambil mata pelajaran masih rendah, diperkirakan rendahnya hasil belajar ini
disebabkan oleh keterbatasan sumber belajar atau media pembelajaran yang ada, tidak
adanya modul pembelajaran. Oleh karena itu, dirancang dan dibuatlah sebuah media
pembelajaran berupa modul berbasis e-Book untuk mata pelajaran Las Busur Dasar
Metal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kevalidan, kepraktisan, dan
keefektifan modul berbasis e-Book agar layak digunakan dilapangan.
Peneliti ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(Reasearch and Development / R&D) dengan menggunakan model pengembangan Four-
D (4D). Prosedur pengembangan four-D (4D) yaitu Define(pembatasan), Design
(Perancangan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran). Jenis data yaitu
data primer dimana data yang diberikan oleh ahli,dosen, dan siswa. Teknik analisa data
yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan
kevalidan, kekepraktisan dan keefektifan modul berbasis e-Book.
Hasil yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini sebagai berikut: (1)
Menghasilkan sebuah modul berbasis e-Book untuk mata pelajaran Las Busur Dasar
Metal Manual (2) Validitas modul berbasis e-Book dinyatakan valid pada aspek materi di
dalam modul dengan total nilai validitas adalah 0,99 pada aspek format modul dinyatakan
valid dengan total nilai 0,94, dan pada aspek penyajian modul dinyatakan valid dengan
total nilai 0,97 (3) Praktikalitas modul berbasis e-Book berdasarkan respon dosen
dinyatakan sangat praktis dengan nilai total 92,50% dan berdasarkan respon siswa
dinyatakan sangat praktis dengan total nilai 93,59% (4) Efektifitas modul berbasis e-Book
dinyatakan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan temuan
penelitian ini disimpilkan bahwa modul berbasis e-Book ini valid, praktis, dan efektif
untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Las Busur Dasar
Metal Manual.
Kata Kunci: Modul Berbasis e-Book, Hasil Belajar, Validitas, Praktikalitas, efektivitas.
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Buku merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tiada batas dan Salah
satu sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Seiring dengan
perkembangan peralatan teknologi saat Pengadaan buku sebagai sumber belajar
tidak hanya sebatas buku yang berbentuk cetak tetapi juga sudah ada buku dalam
bentuk digital yang dikenal dengan buku elektronik atau electronic book (e-book).
Salah Satu keuntungan dari penggunaan e-book yaitu meenghemat dalam
penggunaan kertas sehingga lebih ramah lingkungan. Namun, untuk
menggunakannya memerlukan perangkat komputer untuk membukanya. E-book
atau electronic book (atau juga digital book) kini sudah semakin mudah didapat
dan diakses. Apalagi untuk keperluan pendidikan. E-book adalah buku yang
dipublikasikan dalam format digital berisi tulisan, gambar, yang dapat dibaca
memalui perangkat komputer atau perangkat digital lainnya.
E-book ini biasanya merupakan Salah satu format alternatif dari buku
cetakan. Tapi, banyak jugi e-book yang sengaja diciptakan tanpa ada versi
cetaknya dulu. Beberapa e-book biasanya dikhususkan agar bisa terbaca pada
gadget e-book reader. Meski denllkian, kini ada banyak komputer dan beberapa
tipe ponsel yang bisa digunakan untuk membaca e-book. Kelebihan e-book,
adalah karena e-book nænjadi Salah Satu alternatif yang sangat praktis untuk
membaca buku (baca: belajar), terutama bagi para pelajar atau siswa.
Kini semua orang tidak perlu repot-repot buku yang tebal dan berat,
karena e-book dibaca melalui ponsel.
Melalui e-book siswa dapat berinteraksi langsung dengan buku berupa
bentuk digital yang berisikan materi, gambar berwarna. Pada e-book terjadi
penginterasian multimedia ke dalam sebuah buku digital yang bersifat interaktif
dan cocok digunakan oleh siswa SMK. Objek yang semula ditampilkan dalam
bentuk gambar diam dapat ditampilkan dalam bentuk animasi, simulasi, dan
video. Sehinggi siswa selain membaca buku juga dapat menyaksikan secara
objek-objek yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Animasi dan simulasi
dapat digunakan dalam pembahasan contoh soal sehingga siswa dapat
menyaksikan masalah yang ditampilkan.
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat didentifikasi masalah yang
ada sebagai berikut: (1) Hasil belajar siswa cenderung rendah; (2) penyajian
materi pada mata pelajaran las busur dasar metal manual yang dengan
menggunakan E-book dapat næningkatkan pelmhalmn pada siswa; (3) masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran Ias
busur dasar metal manual; (4) monotonnya suasana pembelajaran dikarenakan
media pembelajaran yang hanya disimulasikan oleh guru pengampuh mata
pelajaran saja sehingga selepas pelajaran selesai siswa lupa bagaimana
9
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk:
1. Mengembangkan modul e-book pada mata pelajaran las busur dasar
metal manual siswa kelas XI SMK Negeri 4 Medan.
2. Menguji validitas modul berbasis e-book pada mata pelajaran las busur
dasar metal manual siswa kelas XI SMK Negeri 4 Medan.
3. Mengeuji praktikalitas modul berbasis e-book pada pelajaran las busur
dasar metal manual siswa kelas XI SMK Negeri 4 Medan
4. Menguji efektifitas modul berbasis e-book pada mata pelajaran las
busur dasar metal manual siswa kelas XI SMK Negeri 4 Medan.
G. Manfaat Pengembangan
Manfaat penelitian ini terbagi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan
malffiit secara praktis.
Secara teoritis,
Penelitian ini adalah Untuk nængembangkan Bagaimana Modul
pembelajaran pada kompetensi las busur dasar nætal manual berbasis e-book
untuk siswa kelas XI Teknik Pengelasan SMK Negeri 4 Medan dengan tuiuan:
a. Membangkitkan minat siswa untuk melaniutkan penelitian tentang
pengembangin dan peningkatan kualitas pembelajaran.
b. Sebagai ajakan untuk terus mengemban modul pembelajaran alternative
yang mudah, singkat, menyenangkan dan murah.
c. Diharapkan konsep pembelajaran dengan menggunakan modul dapat
direkomendasikan sebagai inovasi dalam dunia pendidikan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan akhirnya pembelajaran
akan menjadi lebih berkualitas dibandinkan pembelajaran secara
konvensional.
Manfaat Praktis,
a. Dapat mempermudah pemahaman mengenai mata pelajaran Las Busur
Metal Manual, bagi siswa.
b. Sebagii pelengkap media pembelajaran Las Busur Metal Manual.
c. Menjadi perangkat bantu dan alternatif dalam pembelajaran Las Busur
Metal Manual.
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan pengembangan modul
pembelajaran guna meminimalisasi kejenuhan dan kebosanan dalam pembelajaran
konvensional di kelas yang mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi
berkurang untuk memahami materi yangdiberikan guru.
12
BAB II
HIPOTESIS
A. Kerangka Teoretis
1. Hakikat Hasil Belajar Las Busur Dasar Metal Manual
Dalam proses belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah menghasilkan
tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagaI taksonomi bloom, yakni
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor sebagaimana dıketahui bahwa hasıl
belajar merupakan perpaduan pembawaan dan pengaruh lingkungan (faktor dasar
dan ajar)
yang diperoleh setelah proses belajar Jadi ada nilai tambah dari pengalaman yang
dimiliki sebelumya. Munadi (2013:21) mengatakan setiap teori belajar
dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam proses belajar.
Kajian Itu pada intinya menyangut dua hal: (l) konsep yang menggap bahwa Otak
terdiri atas sejumlah kemampuan potensial (daya-daya), sepertI menalar,
mengingat, menghayal, yang dapat dkembangkan dengan latihan, (2) konsep
yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu system energy yakni suatu
system tenaga yang dinamis yang berupaya memelihara keseimbangan dalam
merespon sistem energy sehingga ia dapat berinteraksi organ rasa. Sistem energi
ini meliputi respon terhadap stimulus, motivasi, dan proses penalaran
Untuk menguasai baik atau tidaknya hasil belajar, dapat dilakukan melalui
tes hasil belajar. Muhlbinsyah (2010:196) menjelaskan tes hasil belajar adalah alat
ukur yang digunakan untuk menetukan taraf keberhasilan sebuah program
pembelajaran. Arikunto (2009:53) menjelaskan tes adalah merupakan alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukam untuk
mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya:
salah satu huruf di depan pillhan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang
salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya.
Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu
sama lain secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya selalu mengandung tiga
ranah itu, namun penekanannya berbeda. Mata pelajaran yang menurut
kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah psikomotor sedangkan
mata pelajaran yang menuntut kemampuan teori lebih beratkan pada ranah
kognitif, dan keduanya selalu mengandung ranah efektif.
16
Buku teks bahan ajar Teknlk Las SMAW 2 nærupakan buku pegangan
siswa untuk program studi Teknik Pengelasan. Buku ini digunakan pada semester
genap kelas XI. Pada semester ini kompetensi dasar di yang diajarkan
menekankan pada kemampuan yang harus dimiki peserta didik untuk dapat
mengelas SMAW pada posisi 1 F/IG dan 2F/2G. Sesuai dengan silabus kurikulim
2013 teknlk pengelasan. Sehingga diharapkan setelah menyelesaikan buku
siswa sudah dapat melajutkan ke posisi pengelasan yang lebih tinggi lagi.
1. Teknik Pengelasan SMAW pada Posisi di Bawah Tangan (IF & IG)
Pengelasan Posisi dlbawah tangan (IF/IG) merupakan posisi pengelasan
yang paling dasar yang harus dikuasai oleh seorang siswa. Apabila seorang siswa
akan belajar pengelasan posisi 2F/2G mereka harus terlebih dahulu menguasai
pengelasan 1 F/IG baru kemudian belajar pengelasan pada posisi yang yang lebih
sulit. Kompetensi dasar ini mencakup beberapa kegiatan belajar diantaranya: (l)
Persiapan sambungan dan kampuh las, (20 Persiapan/penyetelan mesin las, (3)
17
meningatkan kompetensi bidang pekerjaan las yang lebih tinggi; (3) Melakukan
pengelasan sambungan tumpul pada posisi IF/I G.
Umumnya hanya ada pada sambungan tumpul, namun ada juga pada beberapa
bentuk sambungan sudut tertentu, yaitu untuk memenuhi persyaratan
Kampuh I Kampuh U
Kampuh V Kampuh K
Kampuh X Kampuh J
Pada pekerjaan las dan fabrikasi logam gambar kerja sangat memegang
peranan penting, terutama tentang simbol las, karena dengan adanya simbol las
seorang pekerja akan dapat menentukan konstruksi sambungan yang akan
dikerjakan. Oleh karena itu pemahaman tentang simbol-simbol las sangat perlu
dikuasai oleh seseorang yang bekerja di bidang las dan fabrikasi logam. Berikut
ini adalah macam-macam simbol las secara umum' dasar yang digunakan dalam
berbagai konstruksi pengelasan
Sambungan Sudut
( Fillet )
21
Jalur Las
Penebalan Permukaan
Sambungan Tumpul
( Kampuh I )
Sambungan Tumpul
( Kampuh V )
Sambungan T
( di bevel )
Sambungan Tumpul
(Kampuh U)
Sambungan T
( Kampuh J )
beberapa ranah atau kategori dan secara umum merujuk kepada aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Hasil belajar di bidang psikomotorik dalam las busur dasar manual nampak
dalam gerakan-gerakan kompleks yang dilakukan secara efisien melalui
penggabungan empat keterampilan yaitu: (1) kebenaran prosedur kerja, (2)
ketetapan mengoperasikan peralatanlas, (3) kecepatan dalam menyelesaikan
pengelasan logam, (4) kemampuan mengadaptasi dengan situasi dan kondisi baru.
Selaniutnya siswa yang telah terampil dalam bidang psikomotorik dapat Pula
diketahui dari hasil belajar dalam ranah psikomotorik. Sebagaimana dlketahui
bahwa hakikat hasil belajar keterampilan psikomotorik adalah keberhasilan siswa
24
Merujuk kepada beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa haklkat
hasil belajar las busur dasar manual adalah perubahan penguasaan keterampilan
yang diperoleh oleh siswa dari proses belajar membuat berbagai jenis sambungan
las. Sedangkan kriteria yang digunakan dalam mengukur hasil belajar praktek las
busur dasar manual dapat dilihat dari aspek:
25
Tabel 2. Kriteria Penilaian Teori , Siçap dan Hasll Belajar Las Busur Dasar
4. Tinjauan Filosofis
Landasan filosofis yang mendasari pendidican kejuruan, harus mampu
menjawab dua pertanyaan : pertama, Apa yang harus diajarkan? dan kedua,
Bagiimana harus mengajarkan? (Calhoun dan Finch, 1982). Chalhoun dan Finch
menegaskan bahwa sumber prinsip-prinsip fundamental pendidikan kejuruan
adalah individu dan perannya dalam suatu masyarakat demokratik, serta peran
pendidlkan dalam transmisi standar sosial.
27
Dalam pendidlkan kejuruan ada dua aliran filsafat yang sesuai dengan
keberadaanya, yaitu eksistensialisme dan esensialisme. Eksistensialisme
berpandangin bahwa pendidlkan kejuruan harus mengembangan eksistensi
manusia untuk bertahan hidup, bukan merampasnya. Filosofi eksistensialisme
berkeyakinan bahwa pendidlkan kejuruan harus menyuburkan dan
mengemban$an eksistensi peserta didlk mungkin nælalui fast]itasi yang
dilaksanakan melalui proses pendidlkan yang bermartabat, pro perubahan (kreatif,
inovatif dan ekspermentatif), menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat,
dan kemampuan peserta didlk. esensialisme bervandangan bahwa pendidikan
kejuruan harus mengaitkan dirinya dengan system-sistem yang lain seperti
ekonomi, politlk, sosial, ketenagi kerjaan serta religi dan moral. Filosofi
esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan
kebutuhan, balk kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan kebutuhan
berbagai sektor dan sub-sub sektornya, balk local, nasional, maupun internasional.
Dalam mengaktualisaslkan kedua filosofi tersebut, empat pilar pendidlkan yaitu
learn to know, learning to do, learning to live together, and learning to be
merupakan patokan berhargi bagi penyelenggra praktek-praktek penyelenggaraan
29
pendidikan kejurusan mulai dari kurlkulum, tenaga pendidik (guru), proses belajar
mengajar, sarana dan prasarana, hingga penilaian.
j. Menumbuhkan kebiasaan kerja Yang efektif kepada siswa hanya akan terjadi
apabila training Yang dlberłkan berupa pekerjaan nyata, dan bukan
merupakan latihan semata.
k. Materi training Yang khusus pada jenis pekerjaan tertentu hendaknya
merupakan penyilaman tuntas pada pekerjaan tersebut.
l. Untuk setiap jenLs pekerjaan mempunyai Ciri khusus, sehmgga memerlukan
materi diklat khusus pula.
m. Pendidlkan kejuruan akan menÀ1asilkan pelayanan yang efisien apabila
penyelenggaraan training dlberikan kepada sekelompok Siswa yang
memerlukan (motivasi) dan memperoleh keberhasilan dari program tersebut.
n. Pendidlkan kejuruan akan efisien dan efektif apabila metode pembelajaran
memperhatlkan karakteristlk siswa.
o. Administrasi pendidlkan kejuruan akan efisien apabila dilaksanakan dengan
flekslbel, dinamis dan terstandar.
p. Walaupun setiap usaha perlu dilaksanakan sehemat mungkin, pembiayaan
pendidlkan yang kurang dan batas minimum tidak bisa dilaksanakan secara
efisien. Dan jlka pembelajaran tidak bisa menjangkau dengan biaya minimum,
sebalknya pendidikan kejuruan tidak dilaksanakan (Prosser dan Aller, 1825).
5. Arah Prinsip Pendidikan Kejuruan Dikaitkan dengan Masyarakat
Miller memberlkan 10 prinsip pendidlkan kejuruan dikaitkan dengin masyarakat
(people) sebagai berlkut:
A. Bimbingan
Bimbingan merupakan unsur yang penting dalam pendidlkan kejuruan.
Lembagi pendidlkan dan kejuruan diharapkan bisa memberlkan bimbangan dan
tuntunan kepada masyarakat sekitar dalam memecahkan maslah hidup dan
kehidupannya.
B. Belajar seumur hidup
Prinsip belajar seumur hidup atau terus menerus dapat diterapkan pada
pendidlkan kejuruan karena pendidlkan kejuruan harus selalu mengikuti
perkembangtan ilmu pengetahuan dan teknologi.
31
J. Etos kerja (work ethic) dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. Etos kerja
dapat diartlkan sebagai kebiasaan kerja, kecendrungan modal kerja atau
pandangan hidup kerja. Melalui pendidlkan kejuruan siSwa dilatlh untuk
menin$atkan etos kerjanya, prestasi kerjanya dan pada gilirannya dapat mencapai
produktivitas yang tinggi.
Dalam kaitannya dengan prinsip pengajaran pendidlkan kejuruan Miller
memberlkan 8 prinsip sebagai berlkut:
a. Kesadaran akan karir adalah bagian penting dalam pendidikan kejuruan
khususnya pada proses awal pendidlkan itu sendiri.
b. Pendidiçan kejuruan merupakan pendidikan yang menyeluruh dan
merupakan bagian dari masyarakat (public system).
c. Kurikulum dalam pendidikan kejuruan berdasarkan atas kebutuhan dunia
kerjaÌ dunia industry.
d. Jabatan atu pekerjaaan dalam kelompok/ keluarga sebagai salah satu
pengembangin kurlkulum pendidlkan kejuruan khususnya pada tingkat
menengah
e. Inovasi merupakan bagian yang sangat ditekankan dalam pendidlkan kej
uruan.
f. Seseorang dipersiapkan untuk dapat memasuki dunia kerja nplalui
pendidlkan kejuruan.
g. Keselamatan kerja merupakan unsure penting dalam pendidikan kejuruan.
h. Pengawasan dalam penin$atan pengalaman okupasi/ pekerjaan dapat
dilakukan melalui pendidlkan kejuruan.
Dimensi pembaharuan yang diturunkan dari kebýakan link and match, yaitu
a. Perubahan dari pendekatan Supply Driven ke Demand Driven Dengan
demand driven ini nængharapkan dunia LLsaha dan dunia industri atau dunia
kerja leblh berperan di dalam menentukan, mendorong dan menggerakkan
pendidlkan kejuruan, karena mereka adalah pihak yang leblh berkepentingan
dari sudut kebutuhan tenaga kerja.
b. Perubahan dari pendidican berbasis sekolah (School Based Program) ke
sistem berbasis ganda (Dual Based Program) Pendidlkan yang dilakukan
melalui proses bekerja di dunia kerja akan memberikan pengetahuan
keterampilan dan nilai-nl]ai dunia kerja yang tidak mungkin atau sulit didapat
di sekolah, antara lain pembentukan wawasan mutu, wawasan keunggulan,
wawasan pasar, wawasan nilai tambah, dan pembentukan etos kerja.
c. Perubahan dari model penýaran yang mengajarkan mata-mata pelajaran ke
model pengaJaran bet-basis kompetensi Perubahan ke model pengajaran ke
berbasS kompetensi, benmksud menuntun proses pengijaran secara
berorientasi pada kompetensi atau satuan-satuan kermmpuan.
d. Perubahan dari program dasar yang sempit (Narmw Based) ke program dasar
yang mendasar, kuat dan luas (Broad Based)
e. Kebijakan link and match menuntut adanya pembaharuan, mengžrah kepada
pembentukan dasar yang mendasar, kuat dan leblh luas.
f. Perubahan dari sistem pendidlkan firmal yang kaku, ke sistem yang luwes dan
prinsip mu/ty entry, multy exit. Prinsip ini memun$inkan peserta didik SMK
yang telah memilici sejumlah satuan kemampuan tertentu (karena program
penýarannya berbasis kompetensi) untuk mendapatkan kesempatan kerja di
dunia kerja f Perubahan dari sistem yang tidak mengakui keahlian yang telah
diperoleh sebelumnya, ke sistem yang mengikui keahlian yang diperoleh dari
mana dan dengill Cara apapun kompetensi itu diperoleh (Recognition of prior
learning). baru pendidiçan kejuruan harts mampu memberlkan pengikuan dan
penghargaan terhadap kompetensi yang dimillki oleh seseorang Sistem ini
akan memotivasi banyak orang yang sudah memiliki kompetensi tertentu g
34
untuk masing –masing tujuan dalam masing –masing pembelajran (2) melakukan
studi literatur dan minta pendapat ahli bidang studi untuk menentukan apakah
materi pelajran sudah tersedia, (3) mempertimbangakan bagaimana mennadopsi
materi-materi ajar yang sudah tersedia, (4) menetapkan apakah materi ajar baru
diperlukan untuk direncanakan, jika ya teruskan langkah 5, jika tidak mulai
lahmengorganisasi dan menerima materi pelajaran menggunakan strategi
pembelajaran sebagai paduan (5) untuk masing –masing mempertimbangkan
media terbaik untuk menyajikan materi ajar,memantau pelaksanaan dan umpan
balik ,menilai dan memandu siswa ke kegiatan berikutnya, apakah mencapai,
remidi atau kegiatan berikut urutanya sudah tepat, (6)menetapkan format dan
prosedur penyajian untuk tiap – tiap tjuan atau sekelompok tujuan, rancang suatu
format umum atau pola penyajian yang diyakini penting atau akan mengefektifkan
,rancang tahapan dan iustrasi untuk strategis pembelajaran (7) menulis materi
pembelajaran yang didasarkan paa strategi pembelajara dalam bentuk kasar (8)
memprtimbangkan tiap pelajaran yang sudah lengkap atau sesi kelas untuk
kejelasan dan aliran ide –ide ,(9) dikerjakan siswa untuk kegiatan jika mereka
perlukan ,(10) menggunakan materi ajar yang sudah dikembangkan yang masih
dalam draft kasar dan dengan biaya murah untuk memulai kegiatan penilaian yang
diperlukandalam melakukan perbaikan, dan (11) mungkin dikembangkan materi
pembeljaran untuk panduan instructor selama pelaksanaan atau buat catatan
sebagai tahapan pengembangan, perbaikan, penyajian, pembelajaran, dan
kegiatan.
Disebut modul adalah lengkap oleh karena pemanfaatan modul siswa tidak
perlu bertanya kepada guru mengenai bahan – bahan yang harus di gerakan karena
dalam modul telah diuraikan informasi dan petunjuk –petunjuk .dalam setiap
modul diuraikan pula pengerahan mngenai apa yang harus di lakukan ,bagaimana
program melakukan praktek dan bahan atau materi apa yang digunakan, jua
memberi arti bahwa modul dalam memulai dang mengakhiri pelajaran secara
tepat. Menurut hall dan jones dalam sibue (107:2000) meluasnya penggunaan
pengajaran dengan modul ini karea beberapa alasan yaitu (1) Melalui pengunaan
modul dapat dilayani siswa –siswa dengan latar belakang yang beraneka ragam,
(2) melalui penggunaan modul maka pemanfaatan sumbr daya manusia lebih
efektif (3) berdasrkan beberapa riset ditemukan bahwa kualitas pengajaran akan
meningkat bila menggunakan modul dan (4) melalui penggunaan modul dapat
diberikan pengajaran dalam bentuk ketrampilan demonstrasi dan sebagainya.
41
Penyebaran modul mata pelajaran Las Busur Dasar Metal Manual berbasis
ebook yang valid, praktis dan efektif melalui jurnal/internet dan penerapan
kelas yang lain
METDOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Model Pengembangan
C. Prosedur Pengembangan
b. Analisis Kurikulum
c. Analisisis Siswa
Di dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa semester
tiga yang mengambil pelajaran las busur dasar metal manual Jurusan
Teknik Pengelasan, pada umumnya sudah mencapai usia 15 sampai 16
tahun. Pada usia tersebut siswa pada dasarnya sudah bisa menganalisa
dan membuat hipotesis sendiri terhadap suatu masalah. Di mana
menurut Lorin (2001:66), setiap kategoti dalam revisi Taksonomi
Bloom Siswa pada usia tersebut teletak pada kategori create yang
mana peserta didik sudah mampu “merancang, membangun,
merencanakan, memproduksi, nænemukan, membaharui,
menyempurnakan memperkuat, memperindah, mengubah". Siswa pada
usia tersebut memillki kemungkinan dan kesempatan untuk
mengembangembangkan pengetahuan dan pemahaman sendiri. Oleh
karena itu, percapaian tahap ini memberi kemungkinan kepada siswa
untuk belajar secara mandiri serta dalam penggunaan teknologi
pembelajaran siswa akan lebih baik melihat dan mengalami sendiri
bagimana teknologi tersebut bekerja secara eksplorasi mandiri
daripada hanya diceritakan oleh guru.
49
a. Uji Validasi
e) Uji Praktikalitas
1. Kemudahan penggunaan 1
modul
2. Peningkatan minat 2
belajar siswa
4. Mudah diinterpretasikan 5
f) Uji Efektifitas
Define
Design
Develop
Define
01 x 02
Gambar 3.2. Out-Group Pretest-Posttest Design
Sumber : Sugiyono (2011:111)
Keterangan
O1 : Nilai pretest (sebelem menggunakan modul berbasis e-book)
O2 : Nilai pretest (setelah menggunakan modul berbasis e-book)
x : treatment (Modul Berbasis e-book)
D. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba merupakan siswa yang akan dlberlkan pembelajaran
menggunakan modul berbasi e-book. Subjek untuk uji coba pengen±angan modul
berbasis e-book adalah satu kelas siswa semester tiga Teknik Pengelasan yang mengimbil
mata pelajaran Ias busur dasar metal manual yang berjumlah
48 orang.
55
E. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam pengembangtn modul berbasis e-book
ini adalah primer. Data ini diperoleh dari pendapat pakar tentang modul berbasi e-
book, hasl] wawancara dengan parar tentang revisi produk, respon guru dan siswa
tentang kepraktisan 11Wdul e-book serta hasil belajar siswa setelah diterapkan
modul berbasis e-book melalui tes objektif.
Menurut Anas Sudijono (2011 :182) 'Validasi item dari suatu tes adalah
ketepatan mengukur yang dimiliki Oleh sebutir item (Yang merupakan bagian
Yang tak terpisahkan dari tes sebagii suatu totalitas), dałam mengukur apa Yang
seharusnya diukur lewat butir item tersebut”.
Adapun cara mencari validitas item ini adalah menggunakan software
SPSS versi 21, dengan perhitungan untuk mengetahui valid atau tidaknya soal
Yang digunakan, nilai r hitung Yang didapat melalui pengolahan menggunakan
softsware SPSS versi 21 dibandingkan dengan r Tabel Produck Moment dengan
taraf signifikan 5%. Apabila r hitung r tabel maka item soal dinyatakan valid, dan
apabila r hitung r tabel maka item soal tidak valid dan dinyatakan gugur.
58
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
data deskriptif, yaitu dengan mendeskrislkan kevalidan, kepraktisan dan kefektifan
penggunaan modul berbasis e-book pada pelajaran las busur dasar metal manual.
sejauhmana item tersebut mewakili konstrak yang diukur. Dalam hal ini
mewakili konstrak yang diukur berarti item yang bersangkutan adalah relevan
dengin indicator keprilakuannya, karena indikator keperilakuan adalah
penerjemahan operasional dari atribut yang diukur.
Penilaian dilakukan dengan Cara memberikan angka antara 1 (yaitu
sangat tidak mewakili atau sangat tidak relevan) sampai dengan 5 (yaitu sangat
mewakili atau sangat relevan)
Statistik Alken's V dirumuskan sebagai berkut :
s
V=
[nc−1]
S = r – Lo
Lo = Angka penilaian validitas yang terendah (dalam hal ini = 1)
c = Angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini = 5)
r = Angka yang diberikan oleh seorang penilai
Hasil penilaian melalui angket terhadap modul berbasis e-book dari guru
dan siswa. Penilaian tersebut akan memperoleh tanggapan atau pendapat dari
guru dan siswa untuk menentukan kepraktisan modul berbasis e-book. Angket
terdiri dari pernyataan-pernyataan untuk menentukan kepraktisan modul berbasis
e-book serta disediakan alternatif jawaban terhadap pernyataan-pernyataan
tersebut. Alternatif jawaban terdiri dari sangit setuju, setuju, ragu-ragu, kurang
setuju, dan tidak setuju
61
b. Menentukan Skor rata-rata yang didapat dengan cara menjumlahkan nilai yang
didapat dari banyak indikator.
S
NA ×100 %
SM
Keterangan :
NA = Nilai Akhir
SM = Skor Maksimum
2 61 – 80 Praktis
3 41 – 60 Cukup Praktis
4 21 – 40 Kurang Praktis
5 0 – 20 Tidak Praktis
01 x 02
Gambar 3.2. Out-Group Pretest-Posttest Design
Sumber : Sugiyono (2011:111)
Keterangan
O1 : Nilai pretest (sebelum menggunakan modul berbasis e-book)
O2 : Nilai pretest (setelah menggunakan modul berbasis e-book)
X : Treatment (Modul Berbasis e-book)