PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
ALBAYHAQI ICHSAN
NIM. 19067079
Oleh:
Nim : 19067079
Fakultas : Teknik
Disetujui Oleh:
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِحيم
ْ ِب
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Model 4D Pada Mata Pelajaran Frais (Milling) Untuk Siswa Kelas X di SMK
Negeri 2 Payakumbuh”
Wa Ta’ala kepada junjungan umat kita Nabi besar Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasalam yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang penuh dengan cahaya ilmu pengetahuan, aqidah yang baik dan berakhlak
mulia.
bimbingan, saran, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
2. Bapak Drs. Purwantono, M. Pd. selaku ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas
ii
3. Bapak dan ibu dosen beserta staf administrasi Jurusan Teknik Mesin Fakultas
5. Kedua orang tua dan keluarga saya tercinta yang telah memberikan support
kepada semua yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih banyak kekurangan, untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta bermanfaat bagi komponen
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 1945 salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan
Standar Nasional Pendidikan, pada BAB VII (Sarana dan Prasarana), Pasal 42,
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
mulia, dan ketrampilan. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik
yang terfokus pada persiapan untuk masuk kerja, pemilihan karier, dan
Rivai & Sagala, 2010). SMK memiliki banyak program keahlian. Program
kerja yang ada. Program keahlian pada jenjang SMK juga menyesuaikan pada
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat
dipilihnya; (b) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan
(c) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terutama untuk bekerja pada bidang tertentu. SMK menyiapkan peserta didik
masa kini dan masa mendatang. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan
bangsa.
yang lazim diterapkan oleh guru lainnya hingga pembelajaran kurang efektif.
Book ataupun modul yang dapat digunakan oleh guru, hanya memberi
misalnya ceramah dan menyuruh siswa untuk sering mencatat akan membuat
siswa bosan.
Selain itu jika dalam proses belajar mengajar yang jarang menggunakan
media, maka kebanyakan perhatian siswa pada pelajaran akan terpecah belah,
sehingga siswa banyak yang berbicara sendiri dengan temannya dari pada
4
mendengarkan pelajaran dari guru dan mencatat pelajaran, dan ketika sampai
dirumah siswa lupa dan tidak paham mengenai materi yang disampaikan
waktu disekolah tadi. Sebagai akibatnya prestasi belajar siswa akan menjadi
baik, lebih efektif, dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Semakin
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan masalah diatas yang dapat diidentifikasi
sebagai berikut :
3. Siswa sulit memahami materi serta gampang bosan dalam proses belajar
4. Belum memiliki buku pegangan, modul ataupun bahan ajar yang sesuai.
C. Pembatasan Masalah
memperdalam analisa data maka pada penelitian ini hanya akan membahas
Negeri 2 Payakumbuh agar siswa lebih mudah dalam memahami materi dan
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Teknik Permesinan (TPM). Selain itu juga bisa digunakan sebagai bahan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai syarat pada mata kuliah metode penelitian pada prodi pendidikan
teknik mesin Universitas Negeri Padang. Selain itu penelitian ini sangat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
prestasi berupa nilai tetapi melalui hasil dari pencapaian tersebut, yaitu hasil
C. Kurikulum SMK
kurikulum. Anggapan seperti itu telah mengabaikan faktor lain yang juga
daerah yang tidak akurat, dan ketidakjelasan arah serta model pendidikan
yang diselenggarakan.
a. Standar Isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
b. Standar Proses
f. Standar Pengelolaan
g. Standar Pembiayaan
tahun.
11
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
1) Kelompok Umum
ini berisi materi umum dan dasar. Sementara di kelas 11 dan 12,
peserta didik.
2) Kelompok Kejuruan
SMK/MAK:
tentu harus ada yang diproses (masukan atau input), dan hasil dari
pemrosesan (keluaran atau output). Jadi dalam hal ini kita dapat
merupakan bahan baku yang perlu diolah. Dalam hal ini siswa, yang
terdiri dari faktor alam dan faktor sosial seperti: kondisi orang tua,
Selain itu juga berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan
fasilitas merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan pula dalam
E. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar
(Sardiman & dkk, 2003: 6). Dengan demikian, media adalah perantara
Prastati & Irawan (2005: 3), media adalah apa saja yang dapat
satu dari empat komponen yang harus ada, yaitu: sumber informasi,
komponen ini tidak ada maka proses komunikasi tidak akan terjadi.
Menurut Locatis & Atkinson (1984: 2), media are the means
(2001: 187) yang menyatakan media adalah alat yang digunakan untuk
Pengirim dan penerima pesan itu dapat berbentuk orang atau lembaga,
& Zain (1997: 140) menurut jenisnya media dapat dibagi kedalam:
1) Media Auditif.
2) Media Visual.
seperti: film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan (buku
18
teks, modul, handout, dll). Ada pula media visual yang menampilkan
gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
3) Media Audiovisual.
gambar diam, seperti film bingkai suara, film rangkai suara, dan
cetak suara.
suara dan gambar yang bergerak, seperti: film suara dan video-
cassette.
Menurut Sudjana & Rivai (1992) yang dikutip oleh Arsyad (2002:
tujuan pengajaran.
dan guru dapat menghemat tenaga, apalagi guru mengajar pada setiap
jam pelajaran.
19
dan lain-lain.
terhadap siswa.
pelajaran akan lebih jelas dipahami oleh siswa, sehingga siswa dapat
lebih tinggi.
a. Pengertian Modul
instruktur. Suatu modul adalah suatu konsep dari pada bahan pelajaran
terutama jika bahan belajar bersifat mandiri. Modul adalah alat ukur yang
Menurut Winkel (1987 : 275) yang dikutip oleh Aneu Liana Dewi
perbedaannya dapat dilihat dari ciri-ciri yang dimiliki oleh modul itu
pelajaran yang berisi tujuan yang harus dicapai, petunjuk kegiatan yang
harus dilakukan, materi dan alat – alat yang dibutuhkan serta alat
belajar yang lengkap yang berisi tujuan belajar baik umum maupun
evaluasi.
prosedur penilaian.
pembelajarannya.
Lulusan;
6 tahun 2007;
Pendidikan;
Pendidikan;
yang jelas tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan peserta didik,
modul.
diawali dengan analisis kondisi dan kebutuhan terkait guru, siswa, dan
satuan pendidikan. Hal ini penting untuk membagi tugas mengajar guru
menjadi alur tujuan pembelajaran sebagai dasar dalam menyusun bahan ajar.
modul ajar yang telah disusun. Apabila pembelajaran selesai dilakukan, guru
pendidikan.
modul ajar.
5) Pelaksanaan pembelajaran.
e. Komponen Modul
sebagai berikut:
1) Informasi Umum
a) Identitas Modul
5) Kelas
kerja masing-masing)
b) Kompetensi Awal
dirancang.
f) Model Pembelajaran
2) Komponen Inti
a) Tujuan Pembelajaran
digunakan.
b) Pemahaman Bermakna
c) Pertanyaan Pemantik
ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik.
d) Kegiatan Pembelajaran
e) Asesmen
singkat, benar-salah).
3) Lampiran
Lembar kerja siswa ini ditujukan untuk peserta didik (bukan guru)
Guru dan Peserta Didik Bahan bacaan guru dan peserta didik
31
pembelajaran.
b) Glosarium
c) Daftar Pustaka
f. Karakteristik Modul
mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter
pembelajaran
penguasaannya.
materi didik
Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang
lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut.
Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar
lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak
minat, perhatian, dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu penyusun
34
instruksional.
untuk berpikir.
dengan tujuan.
8 jam pelajaran.
dengan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses
penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pahat ini
benda kerja bisa juga berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk. Mesin
manual ada biasanya spindelnya ada dua macam yaitu horisontal dan
Gambar 2.3. Tiga Klasifikasi proses frais : (a) frais periperal/ slab
milling, (b) frais muka/ face milling, (c) frais jari / end milling.
a) Frais Periperal (Peripheral Milling )
Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais
dihasilkan oleh gigi pahat yang terletak pada permukaan luar badan
alat potongnya. Sumbu dari putaran pahat biasanya pada bidang yang
Pada frais muka, pahat dipasang pada spindel yang memiliki sumbu
proses frais dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung dan selubung
pahat.
Pahat pada proses frais ujung biasanya berputar pada sumbu yang
makan meja mesin frais terhadap putaran pahat (Gambar 2.4). Metode
proses frais ada dua yaitu frais naik dan frais turun.
Gambar 2.4. (a) frais naik (up milling) dan (b) frais turun (down milling)
a) Frais naik (Up Milling )
Gerak dari putaran pahat berlawanan arah terhadap gerak makan meja
mesin frais. Sebagai contoh, pada proses frais naik apabila pahat
Arah dari putaran pahat sama dengan arah gerak makan meja mesin
frais. Sebagai contoh jika pahat berputar berlawanan arah jarum jam,
38
(chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan
turun, karena meja mesin frais akan tertekan dan ditarik oleh pahat.
mesin frais. Seperti pada mesin bubut, maka parameter yang dimaksud
adalah putaran spindel (n), gerak makan (f), dan kedalaman potong (a).
Putaran spindel bisa langsung diatur dengan cara mengubah posisi handel
pengatur putaran mesin. Gerak makan bisa diatur dengan cara mengatur
handel gerak makan sesuai dengan tabel f yang ada di mesin. Gerak
makan ini pada proses frais ada dua macam yaitu gerak makan per gigi
potong diatur dengan cara menaikkan benda kerja, atau dengan cara
menurunkan pahat.
benda kerja. Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh oleh satu titik
(dalam satuan meter) pada selubung pahat dalam waktu satu menit.
mesin bubut. Pada proses frais besarnya diameter yang digunakan adalah
πdn
V=
1000
Dimana :
ditentukan. Gerak makan (f) adalah jarak lurus yang ditempuh pahat
dengan laju konstan relatif terhadap benda kerja dalam satuan waktu,
kerja awal terhadap tebal benda kerja akhir. Untuk kedalaman potong
lebih rendah dari daya yang disediakan oleh mesin (terutama motor
a. Pengertian
ini diambil dari empat tahap pengembangan yang searah yaitu Define,
Semmel.
b. Tahap Pengembangan
(1974) menyebut ada lima kegiatan yang bisa dilakukan pada tahap
dkk 1974).
dkk 1974).
42
Pembelajaran)
langkah yang harus dilalui pada tahap ini yakni constructing criterion-
analisa peserta didik. Dari hal ini disusun kisi-kisi tes hasil belajar.
(Microteaching).
44
Tahap ini terdiri dari dua langkah yaitu expert appraisal dan
delopmental testing.
ahli.
dkk, 1974).
yang tepat. Menurut Thiagarajan (1974) ada tiga tahap utama dalam
and adoption.
I. Penelitian Relevan
1. Fhina Haryanti dan Bagus Ardi Saputra dari Universitas PGRI Semarang
2. Rahayu dkk dari IAIN Kediri tahun 2022, dengan judul “Pengembangan
Kelas IX”.
dengan skor kevalidan sebesar 81% darisegi materi dan 84,14% dari segi
3. Puspita dkk dari Universitas Syiah Kuala tahun 2021, dengan judul
Canva Design”.
J. Kerangka Pikiran
tanggung jawab pada kondisi yang ada di dalam kelas harus memaksimalkan
keterbatasan waktu, ruang dan daya indra baik siswa, peserta diklat maupun
guru/instruktur; (3) meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau
dan minatnya; (6) memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur
pada mata diklat Frais (Milling) di antaranya: (1) siswa dapat menjelaskan
bagian-bagian utama mesin frais (Milling), (2) siswa dapat menjelaskan system
koordinat pada mesin frais (Milling), (3) siswa dapat menjelaskan prinsip kerja
pada mesin frais (Milling), (4) siswa dapat melakukan pengaturan zero point
offset pada mesin frais (Milling), (5) siswa dapat melakukan penyetingan
48
benda kerja pada mesin frais (Milling), (6) siswa dapat melakukan penyetingan
pahat pada mesin frais (Milling), (7) siswa dapat mengoperasikan mesin frais
MENGAJAR (TINGGI)
K. Hipotesis
teori dan kerangka berfikir, pada penelitian ini diajukan hipotesis penelitian ini
pemesinan frais.
pemesinan frais.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
buku, modul, buku paket, program pembelajaran, maupun alat bantu belajar.
pendahuluan tentang produk atas dasar hasil perencanaan, uji lapangan produk
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Peneltian
1. Populasi
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari seluruh karakteristik yang dimiliki oleh populasi
sampel yang siapa saja ditemui secara tidak sengaja atau kebetulan
D. Instrumen Penelitian
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan
data agar menjadi mudah dan sistematis. Maka, instrumen penelitian adalah
alat bantu yang digunakan peneliti guna membantu dan mempermudah dalam
lembar observasi ini dibuat dalam bentuk pernyataan yang akan dijawab oleh
responden dan terdapat beberapa alternatif jawaban yang dibuat dengan model
skala likert. Lembar observasi satu adalah lembar untuk mengobservasi sarana
dan prasarana yang diuraikan dalam beberapa indikator, dan setiap indikator
disediakan empat pilihan jawaban yang berupa Tidak Layak, Cukup Layak,
Layak dan Sangat Layak. Lembar observasi dua adalah lembar untuk
Kurikulum Merdeka. Lembar ini juga diuraikan dalam beberapa indikator dan
yang dibuat dan mengetahui kelayakan dari modul tersebut, yaitu (1)
Instrumen uji kelayakan untuk ahli materi teknik pemesinan; (2) Instrumen uji
kelayakan untuk ahli media pembelajaran dan; (3) Instrumen uji terbatas dan
lapangan untuk siswa. Namun pada penelitian ini hanya sampai tahap kedua
penelitian ini diperoleh dari ahli materi (dosen ahli materi teknik pemesinan
dan guru program studi teknik pemesinan SMK Negeri 2 Payakumbuh), ahli
Instrumen yang digunakan ahli materi ditinjau dari aspek (1) Kompetensi;
(2) Kualitas materi; (3) Kelengkapan materi. Kisi-kisi instrumen untuk ahli
- Kejelasan materi.
diharapkan.
- Judul modul.
- Daftar pustaka.
Instrumen untuk ahli media ditinjau dari aspek : (1) Konsistens;, (2)
Format; (3) Organisasi; (4) Daya Tarik; (5) Ukuran Huruf; (6) Ruang
(spasi) kosong. Kisi-kisi instrumen untuk ahli media dapat dilihat pada
Setelah melakukan kegiatan uji coba data yang diperoleh adalah data
kualitatif. Data kualitatif mengenai kualitas media modul akan diperoleh dari
masukan saran dan kritik ahli materi, ahli media, dan siswa subyek uji coba,
dan akan dihimpun dan disimpulkan untuk memperbaiki produk media modul
diberikan istilah revisi produksi. Revisi produksi akan dipaparkan secara rinci
sesuai tahap-tahap revisi yang dilakukan berdasarkan hasil dari setiap tahap uji
1. Analisis Validitas
yang dinilai oleh setiap validator terhadap instrumen lembar validasi yang
56
terdiri dari lembar validasi modul, RPP, dan soal. Analisis tersebut disajikan
rumus :
P=
∑ skor per item x 100 %
skor maksimal
kategori berikut :
2. Analisis Kepraktisan
yang dilakukan pada penelitian ini untuk melihat keterpakaian modul yang
57
digunakan oleh siswa ditandai dengan hasil angket respon siswa setelah
modul.
P=
∑ skor per item x 100 %
skor maksimal
kategori berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Azhar, Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Azhar, Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Bahri & Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta