SKRIPSI
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
OPTIMASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN
GALIAN DAN PENGANGKUTAN STUDI KASUS PROYEK HIGH
SPEED RAILWAY (HSR) WALINI SECTION IV
SKRIPSI
TEKNIK SIPIL
Ditujukan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Fakultas
Teknik
Universitas
Brawijaya
Yang Selalu Saya Banggakan
6
7
Judul Skripsi :
Optimasi Penggunaan Alat Berat pada Pekerjaan Galian dan Pengangkutan Studi
Kasus Proyek High Speed Railway (HSR) Walini Section IV
NIM : 135060107111022
Malang, 12
November 2018
Mahasiswa,
ix
x
xi
RIWAYAT HIDUP
Penulis
xi
xii
xiii
KATA PENGANTAR
SECTION IV”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir akademik yang wajib ditempuh oleh
kekurangan dalam penyusunan skiripsi ini, dan penyusunan skripsi ini tidak dapat
terselesaikan dengan lancar tanpa adanya bimbingan, bantuan serta doa dari
berbagai pihak.
Besar harapan penulis agar nantinya hasil penelitian yang telah didapatkan
ini dapat bermanfaat untuk pribadi dan para pembaca, baik sebagai bahan bacaan
penunjang maupun sebagai referensi. Demi kesempurnaan tugas akhir ini, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan guna memperoleh hasil
Penulis
xiii
xiv
xv
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak pihak yang membantu dan mendukung hingga skripsi ini selesai:
1. Ibu, almarhum ayah, adik dan keluarga saya yang selalu memberikan
semangat, masukan, dukungan moral serta doa.
2. Bapak Dr. Eng. Alwafi Pujiraharjo, ST, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
3. Ibu Dr. Eng. Eva Arifi, ST, MT., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
4. Bapak Dr. Eng. Indradi Wijatmiko, ST., M.Eng(Prac), selaku Ketua
Program Studi Sarjana (S1) Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
5. Bapak selaku Saifoe El Unas, ST, MT,. dosen pembimbing 1.
6. Bapak M. Hamzah Hasyim, ST., M. Eng.Sc. selaku dosen pembimbing 2.
7. Bapak Dr. Ir. Harimurti, MT selaku ketua majelis.
8. Ibu Dr. Eng. Yulvi Zaika, ST, MT. selaku dosen pembimbing akademik.
9. Fitriana Fajrin Ramadhany, S.AB. selaku sahabat baik yang banyak
membantu.
10. Lucky Yanuar, ST. selaku teman yang banyak membantu selama
penelitian skripsi.
11. Teman teman seperjuangan semasa kuliah ( Fikri, Ali hasmi, Dobon,
Theofanny, Theo Mahendra, Firman, dkk).
12. Keluarga Besar Mahasiswa Sipil FT-UB dan seluruh mahasiswa angkatan
2013 jurusan Teknik Sipil yang telah membantu dan memberikan
semangat serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
xv
xvi
xvii
DAFTAR ISI
xvii
xviii
xviii
xix
DAFTAR TABEL
xix
xx
xx
xxi
DAFTAR GAMBAR
xxi
xxii
xxii
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
xxiii
xxiv
xxiv
xxv
RINGKASAN
xxv
xxvi
xxvi
xxvii
SUMMARY
xxvii
xxviii
xxviii
BAB I
PENDAHULUAN
selama ini. Mega proyek ini menghubungkan wilayah Jakarta – Bandung dengan
km/jam ini akan terlebih dulu dimulai dari kawasan Halim Perdanakusuma,
Jakarta Timur, Jawa Barat, hingga kawasan Tegal Luar, Kabupaten Bandung.
Sepanjang jalur kereta ini akan dibangun empat stasiun yakni stasiun Halim,
kurang tepat dan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, akan sangat
mempengaruhi hasil kerja. Selain itu, kondisi cuaca yang buruk dan akses jalan
yang buruk akan mempengaruhi waktu siklus dari alat berat yang dapat
yang telah ditentukan dan rendahnya produksi yang dicapai alat berat merupakan
beberapa contoh pemakaian alat berat yang tidak sesuai dengan kondisi. Untuk
1
2
terhadap hasil kerja, maka perlu alternatif tempat pembuangan yang lebih dekat
agar waktu semakin cepat. Di samping itu, efektivitas pekerjaan tanah tidak lepas
direncanakan.
Seperti yang terjadi di proyek HSR ini, terdapat banyak permasalahan yang
sehingga alat dan dump truck tidak dapat beroperasi. Ketika akses jalan basah
ditambah kondisi tanah di proyek lunak menjadikan jalan semakin licin. Target
produksi harian tidak pernah tercapai dikarena alat tidak bekerja secara optimal,
banyak melakukan perbaikan akses jalan dan membantu dump truck. Dengan
Penggunaan alat berat harus dianalisa agar optimal, yaitu mencapai biaya
satu metode dalam menentukan biaya minimum alat berat dapat dianalisa dengan
Riset Operasi, salah satunya dengan metode program linier/simpleks. Metode ini
sangat berguna dalam pencarian solusi terbaik dari suatu fungsi dengan lebih dari
Adapun tujuan yang dicapai yaitu dapat menentukan biaya minimum dari
penggunaan alat berat pada proyek High Speed Railway (HSR) Walini section IV
galian?
1. Jenis alat berat yang dipakai untuk penggalian adalah excavator, dan alat berat
2. Studi kasus pada Proyek HSR walini section IV Bukit larangan DK 96+900
sampai 97+000.
4
4. Mengetahui jumlah jam kerja yang paling optimum untuk excavator dan
dumptruck.
pekerjaan galian.
Hasil yang akan dicapai dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat,
diantaranya:
TINJAUAN PUSTAKA
yang tidak terikat atau lemah ikatan partikelnya yang terbentuk karena pelapukan
batuan. Tanah dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu tanah berbutir kasar, tanah
berbutir halus dan tanah campuran. Tanah dengan berbutir kasar yaitu seperti
pasir dan kerikil, material ini tidak kohesif atau tidak saling mengikat. Jika tanah
berbutir halus seperti lempung dan lanau, material ini terbukti bersifat kohesif
atau saling mengikat. Jadi dapat dikatakan perbedaan jenis tanah dapat dilihat dari
sifat material tersebut. Struktur tanah yang tidak berkohesi ditentukan oleh cara
kecil ini. Jenis tanah berdasarkan ukuran butir digolongkan menjadi: 1) Batu
kerikil (gravel) dan pasir (sand); 2) Lanau (slit); dan 3) Tanah lempung (clay).
Batu kerikil dan pasir dikenal sebagai golongan bahan-bahan yang berbutir
1. Batu kerikil (gravel) dan pasir (sand), terdiri dari pecahan-pecahan batu
terdiri dari pecahan batu, tetapi mungkin terdiri dari satu macam zat mineral
tertentu, butiran-butiran tersebut biasa terdapat dalam satu ukuran saja atau
7
8
mencakup seluruh ukuran dari batu besar sampai pasir halus, keadaan ini
2. Lanau (slit), yaitu tanah berbutir halus yang berukuran lebih kecil dari 0,074
mm (No. 200). Lanau terdiri dari dua jenis yaitu lanau anorganik (inorganik
slit) yang merupakan tanah berbutir halus dengan plastisitas kecil mengandung
butiran kuarsa sedimensi yang kadang di sebut tepung batuan (rockflour) dan
tanah lanau organik (organik slit) tanah agak plastis berbutir halus dengan
campuran partikel partikel bahan organik terpisah secara halus, warna tanah
tanah yang terdiri dari butiran yang sangat kecil dan menunjukan sifat plastis
dan kohesi. Kohesi menunjukan bahwa bagian-bagian itu melekat satu sama
bahan itu diubah-ubah tanpa perubahan isi atau tanpa kembali ke bentuk
Tanah asli : Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik atau belum tekena
Tanah lepas : Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya (telah
terkena campur tangan manusia baik dengan alat manual maupun alat
mekanis. Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena
mengembang (swell).
yang diciptakan untuk memudahkan pekerjaan yang sulit dikerjakan oleh tenaga
manusia. Banyak pekerjaan yang dilakukan oleh alat berat, seperti contoh
pekerjaan galian dan pengangkutan. Ada berbagai jenis dan bentuk alat berat yang
akan menyesuaikan fungsi pekerjaannya. Bergitu pula dengan tipe dari alat berat
yang memiliki beragam tipe. Tipe-tipe tersebut dapat dilihat dari perbedaan
volume atau kapasitas dengan harga sewa yang berbeda tiap tipe. Pemilihan alat
berat bukan hal yang sembarangan, untuk memilih alat berat kita harus
fungsinya, yaitu alat pengolah lahan, alat penggali, alat pengangkat material, alat
pemindahan material, alat pemadat, alat pemroses material, dan alat penempatan
harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih
rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader. Buldoser dapat dibedakan
menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan
Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya
2. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat
digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori
jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas dengan
jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa truck, belt
dan wagon.
alat yang untuk memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain tetapi
5. Alat Pemadat
mungkin.
Crusher dan concrete mixer truck adalah alat yang termasuk dalam
kategori ini. Alat yang dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam
menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya
adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Alat yang dapat mencampur
spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat, karena fungsinya
Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan
untuk dibuang. Penggalian dengan jumlah volume yang besar diperlukan alat
2. Kondisi II: Bila kondisi tanah keras harus dilakukan penggarukan (ripping)
3. Kondisi III: Bila terlalu keras dimana pekerjaan ripping tidak ekonomis (tidak
(loading).
untuk mengangkut bahan atau material dari satu tempat ke tempat lain (tempat
dilakukan, yaitu pada tahap pertama adalah tahap menunggu, truk menunggu
mengambil posisi truk di beri muatan material yang akan di angkut, tahap ini yaitu
tahap pengisisan. Lalu tahap kosong, dimana tahap truk sudah membawa muatan
excavation
3 system
stockpile
bulldozzer
loading
Loader
Dumping
3 system
Grading Hauling
Compacting Handling
Product
penggalian. Sebagian besar excavator dilengkapi dengan arms hidrolik dan kabel
yang terdapat dibagian lengan berfungsi sebagai penggerak bucket agar dapat
mengangkat, meletakkan dan mengeruk material. Secara garis besar, ada 3 bagian
utama excavator yaitu: Bagian atas revolving unit yang dapat berputar. Bagian
15
bawah travel unit untuk gerak maju, mundur atau berjalan dan attachment unit
Gambar 2. 3: Excavator
16
Dump truck merupakan salah satu alat pengangkut, dump truck sendiri
dirancang untuk dapat mengangkut material konstruksi dan dapat dipakai dengan
kondisi jalan yang cukup sulit. Untuk membongkar muatan material bak dump
truck dapat terbuka dengan bantuan sistem hidrolik. Ada beberapa faktor yang
a. End Dump atau Rear Dump jenis dump truck yang memiliki cara
b. Side Dump jenis dump truck yang memiliki cara pengosongan bak yang
c. Bottom Dump jenis dump truck yang memiliki cara pengosongan bak yang
2. Berdasarkan muatannya
a. Beban muatan
Dump Truck Ukuran Kecil: Dump truck yang memiliki kapasitas angkut
maksimum 25 ton.
Dump Truck Ukuran Besar: Dump Truck yang memiliki kapasitas angkut
b. Volume muatan
pemindahan tanah, karena pada bulldozer memiliki blade tegak lurus pada arah
gerak majunya. Sedangkan pada angel dozer, blade juga dapat menyerong.
sebagai:
2. Memindahkkan tanah
3. Menghampar urugan
18
sehingga pada tanah tersebut dicapai letak butir yang rapat atau padat. Terdapat 3
dengan bebrbagai jenis alat pemadat, tergantung dari lokasi, jenis dan peruntukan
2. Vibratory rollers
1. Jenis pekerjaan dan jenis tanah salah satu faktor dari keadaan pekerjaan yang
2. Keadaan mesin, alat berat yang dipakai harus di cek secara berkala. Tidak
hanya itu kapasitas bucket dan alat pelengkap yang dipakai dianjurkan sesuai
sudut swing. Lamanya siklus dapat dipengaruhi oleh kondisi pengisian bucket,
dengan mengisi bucket hingga penuh dengan beberapa kali gerakan atau
mengisi dan membawa bucket berisi material yang seadanya dari hasil satu
gerakan.
20
KP = (2.1)
E = Faktor efisiensi
k = Faktor Bucket
1. Waktu gali
2. Waktu putar
1. Waktu muat, yaitu waktu yang diperlukan untuk memuat material ke dalam
dump truck.
2. Waktu angkut material keadaan isi dan kembali pada keadaan kosong
4. Waktu yang di butuhkan untuk mengambil posisi dimuati dan untuk excavator
memuati dumptruck.
KP = (2.2)
Ct = (2.3)
Cms = (2.4)
T1 = (2.5)
T1 = (2.6)
Dimana:
E = Faktor efisiensi
titik awal menuju elevasi titik akhir. Untuk menghitung tahanan kemiringan
yaitu perbedaan tinggi rata-rata dibagi dengan jarak dari titik awal ke titik
tujuan.
2. Tahanan Gelinding
Nilai Kecepatan
(Rochmanhadi, 1985):
n= (2.9)
Dimana:
(Rostiyanti, 2002):
m= x n (unit) (2.10)
Dimana:
Biaya operasional alat adalah biaya yang dikeluarkan pada saat alat bekerja,
diantaranya:
1. Biaya bahan bakar, yaitu harga bahan bakar dikalikan kebutuhan yang dipakai
alat berat. Tiap macam alat berat memiliki kebutuan bahan bakar yang
berbeda-beda.
Dimana:
2. Biaya operator, yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk operator tiap daerah
berbeda.
L = 1 orang/jam x U1
4. Biaya operasi
P =H+L+A
Dimana:
L = biaya operator
merupakan bentuk penyelesaian dari Riset Operasi yang paling luas dan banyak
daya untuk mencapai suatu tujuan tunggal yaitu optimasi. Optimasi adalah suatu
Seluruh fungsi dari model matematis pada Program Linier adalah fungsi linier.
Biaya
Pembatas-pembatas (Constraints)
Fungsi tujuan:
1. Maksimalkan/ Minimalkan:
2. Fungsi kendala:
29
program linier, dan setiap situasi dari formulasi matematisnya memenuhi model
ini adalah persoalan program linier. Berikut adalah Model penyelesaian program
linier:
optimal. Metode simpleks digunakan untuk mencari nilai optimal dari program
yaitu:
A. Simpleks 1 Fase:
2. Beralih ke pembatas:
Bagi angka pada kolom solusi dengan angka pada kolom entering
Pilih baris yang mempunyai hasil bagi terkecil sehingga menjadi baris
Hitung koefisien semua baris selain baris poros dengan cara, untuk setiap
kolom:
baris poros)
tidak ada:
Pembatas : X1 ≤ 4 ……(1)
2X2 ≤ 12……(2)
X1 ≥ 0 ; X2 ≥ 0
31
Dirubah ke bentuk:
Pembatas : X1 + S1 =4
2X2 + S2 = 12
3X1 + 2X2 + S3 = 18
Z = 36
X1 = 6 X2 =2
Fase 1:
sebelumnya.
Fase 2:
yang menjadi variabel basis pada iterasi terakhir fase 1 dengan tidak
Pembatas : X1 ≤ 4 ……(1)
2X2 ≤ 12……(2)
X1 ≥ 0 ; X2 ≥ 0
33
Dirubah ke bentuk:
Pembatas : X1 + S1 =4
2X2 + S2 = 12
3X1 + 2X2 + S3 – R4 = 18
Dirubah ke bentuk r = R
r=R
R4 + 3X1 - 2X2 - S3 = 18
Pembatas:
X1 + S1 =4
2X2 + S2 = 12
3X1 + 2X2 + S3 – R4 = 18
Fase 1
Iterasi 1
Iterasi 2
X1 + S1= 4
X1 = 4 – S1
X2 = 3 + 1,5 S1 + 0,5 S3
Z - 3X1 + 5X2 = 0
Z – 3 ( 4 – S1 ) + 5 ( 3 + 1,5 S1 + 0,5 S3 ) =0
Z – 12 + 3 S1 – 15 – 7,5 S1 – 2,5 S3 =0
Z – 4,5 S1 – 2,5 S3 = 27
35
Fase 2
Fungsi tujuan:
Pembatas:
X1 + S1 = 4
3 S1 + S2 + S3 = 6
X2 – 1,5 S1 – 0,5 S3 = 3
Iterasi 0
Iterasi 1
36
Iterasi 2
Z = 42
X1 = 4 X2 = 6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2017.
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang saat ini terjadi atau ada. Dengan kata
keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. peneliti ini
tidak menguji hipotesa atau atau tidak mengunakan hipotesa, melainkan hanya
diteliti. penelitian semacam ini sering dilakukan oleh pemerintah guna mengambil
berikut:
37
38
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti
untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Data data primer tersebut
antara lain:
g. Dsb.
2. Data Sekunder
atau melalui media perantara. Data data sekunder tersebut antara lain:
c. Dsb.
2. Mencatat kecepatan kosong, kecepatan saat isi, waktu tempuh muat, waktu
4. Mencatat waktu gali, waktu swing, waktu buang setiap alat excavator.
8. Menghitung lebar dan panjang akses jalan dari quarry menuju disposal.
9. Menentukan alat berat yang akan direncakan dan mencari data spesifikasi alat
berat tersebut.
rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu system besar
manusia, mesin, bahan, dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan, dan
pertahanan. Tujuan pendekatan khusus ini untuk membentuk model ilmiah dari
of Great Britain)
1. Merumuskan masalah
Penentuan dan perumusan tujuan yang jelas dari persoalan dalam sistem
model yang dihadapi. Identifikasi perubah yang dipakai sebagai kriteria untuk
dipelajari.
2. Pembangunan/Penyusunan model
3. Penyelesaian/Analisa model.
4. Validasi/Pengesahan model.
tersebut dengan cara mencocokannya dengan keadaan dan data yang nyata,
dapat dipakai dalam perumusan keputusan yang kiranya dapat dipakai dalam
Bentuk penyelesaian dari Riset Operasi yang paling luas dan banyak
TIDAKK
YA
TIDAK
YA
45
46
penggalian agar sesuai dengan elevasi rencana untuk dibangun rel kereta cepat
mekanis, dilakukan dengan alat berat excavator dan dumptruck. Pekerjaan ini
Total volume pekerjaan galian di proyek ini adalah 225.596,664 m3. Untuk
memudahkan pekerjaan, lokasi pekerjaan dibagi menjadi dua zona yaitu, zona A
170.285,881 m3 dan lokasi disposal ditentukan untuk zona A dan zona B sama,
karena hal tersebut maka jarak quarry ke disposal pun berbeda antara zona A dan
zona B, quarry zona A berjarak 0,85 km dari disposal, dan quarry zona B berjarak
47
0,75 km dari disposal. Dengan pada lokasi pekerjaan yang memiliki kondisi jalan
cukup baik. Excavator memuat material tanah dalam kondisi lepas ke dalam
Target produktivitas jam harian yang harus dicapai adalah 313,33 m3/jam.
Jenis alat excavator yang digunakan adalah PC-300, PC-200, dan PC-100,
dumptruck 20 m3, dan dumptruck 10 m3. Jumlah alat yang digunakan dibatasi
oleh lebar area pekerjaan minimum dilapangan yaitu 55 meter, agar satu alat
A. Backhoe/Excavator
1. PC-100
2,85 m
- Net HP : 90,6 HP
2. PC-200
2,85 m
- Net HP : 147 HP
3. PC-300
tinggi 3,55 m
- Net HP : 260 HP
B. Dumptruck
1. 10 m3
- Kapasitas Bak : 10 m3
2. 20 m3
- Kapasitas Bak : 20 m3
3. 30 m3
- Kapasitas Bak : 30 m3
mengetahui waktu excavator saat mengisi dumptruck, dan waktu siklus pada
dumptruck. Pada proyek Alat berat yang dipakai adalah Excavator Komatsu PC-
300, Komatsu PC-200, dan Komatsu PC-100 dan Dumptruck dengan ukuran
dan data teknis spesifikasi Alat Berat. Pada kasus ini digunakan 3 jenis Excavator,
yaitu Komatsu PC-100, PC-200, dan PC-300. Data Produktivitas excavator dapat
alat.
Fungsi Tujuan :
Pembatas :
N1 ≤ 4 …(1)
N2 ≤ 7 …(2)
N3 ≤ 7 …(3)
N1 + N2 ≤ 6 …(4)
53
N1 + N3 ≤ 6 …(5)
N2 + N3 ≤ 7 …(6)
N1 + N2 + N3 ≤ 6 …(7)
N1 ≥ 0; N2 ≥ 0; N3 ≥ 0 …(9)
Keterangan :
Tujuan.
B. Koefisien Pembatas
jumlah alat yang bekerja di area pekerjaan tidak mengganggu satu sama
54
Sehingga didapat :
lebih besar daripada nilai target produktivitas tiap jam. Jumlah Excavator
tiap jenis dikali dengan produktivitas tiap jam harus lebih besar daripada
4. Kendala Ketidaknegatifan.
Fungsi Tujuan :
Pembatas :
N1 ≤ 4 …(1)
N2 ≤ 7 …(2)
N3 ≤ 7 …(3)
N1 + N2 ≤ 6 …(4)
N1 + N3 ≤ 6 …(5)
N2 + N3 ≤ 7 …(6)
N1 + N2 + N3 ≤ 6 …(7)
N1 ≥ 0; N2 ≥ 0; N3 ≥ 0
Fungsi Tujuan :
Pembatas :
N1 + S1 = 4 …(1)
N2 + S2 = 7 …(2)
N3 + S3 = 7 …(3)
N1 + N2 + S4 = 6 …(4)
N1 + N3 + S5 = 6 …(5)
N2 + N3 + S6 = 7 …(6)
56
N1 + N2 + N3 + S7 = 6 …(7)
harus ditambah dengan bilangan Artifisial (R) dan ditambah dengan bilangan
A. Fase 1
Fungsi Tujuan :
Pembatas :
N1 + S1 = 4 …(1)
N2 + S2 = 7 …(2)
N3 + S3 = 7 …(3)
N1 + N2 + S4 = 6 …(4)
N1 + N3 + S5 = 6 …(5)
N2 + N3 + S6 = 7 …(6)
N1 + N2 + N3 + S7 = 6 …(7)
Karena nilai solusi telah didapatkan nilai 0, telah memenuhi syarat dari
41,97 (0) = 0
Z – 0 N2 – 0 N3 -S8 = 313,33
B. Fase 2
syarat dari maksimumkan fungsi, yaitu tidak ada nilai negatif pada kolom
entering dan solusi maka, dari fase 2 didapatkan nilai Optimum sebagai
berikut:
Perhitungan biaya sewa alat didasarkan dari data sekunder yang didapat dari
Keterangan :
Biaya Operator, dan biaya sewa alat didapat dari data sekunder dari luar
lapangan.
Dari Data Teknis Proyek didapatkan nilai total volume galian dalam
membagi zona pekerjaan galian pada Area proyek. Perhitungan dapat dilihat pada
4 unit dan excavator PC-200 sejumlah 2 unit dan excavator PC-100 0 unit, karena
dari hasil perhitungan simpleks jumlah alat nilai excavator PC-100 adalah 0.
Tabel 4.7: Perbandingan Produktivitas Excavator dan Dumptruck pada tiap zona
ZONA A ZONA B
alat
Q excavator Q dumptruck Q excavator Q dumptruck
DT 30 m3 108,580 38,27 108,58 39,345
PC300 DT 20 m3 108,580 31,330 108,58 33,639
3
DT 10 m 108,580 22,026 108,58 23,569
DT 30 m3 83,333 32,62 83,333 33,400
PC200 DT 20 m3 83,333 27,44 83,333 29,196
DT 10 m3 83,333 20,030 83,333 21,298
pada tiap zona, dengan rumus dan hasil perhitungan jumlah dumptruck dapat
dilihat pada Tabel 4.8: Tabel hasil hitung jumlah Dumptruck dan jumlah
dumptruck tiap zona dapat dilihat pada Tabel 4.9: Jumlah Dumptruck tiap zona.
61
JUMLAH DUMPTRUCK
ZONA A ZONA B
TIAP JENIS/ZONA
DT-30m3 18 17
DT-20m3 21 19
DT-10m3 29 27
Dari data tabel diatas dihitung biaya minimum excavator berdasarkan Tabel
4.5: Tabel harga sewa alat Dumptruck. Perhitungan biaya sewa dumptruck tiap
jam dapat dilihat pada Tabel 4.10: Tabel biaya dumptruck tiap jam :
BIAYA BIAYA
DUMPTRUCK ZONA 1 ZONA 2 DUMPTRUCK DUMPTRUCK
ZONA 1 / JAM ZONA 2 / JAM
DT-30m3 18 17 IDR 11.145.578 IDR 10.526.379
DT-20m3 21 19 IDR 10.135.871 IDR 9.170.550
DT-10m3 29 27 IDR 10.168.455 IDR 9.467.182
62
Dari tabel diatas didapatkan biaya termurah dari ketiga jenis dumptruck
adalah dumptruck jenis DT-20m3. Maka yang digunakan adalah dumptruck DT-
20m3. Nantinya dumptruck DT-20m3 sejumlah 21 pada zona A dan 19 pada zona
1. Untuk Zona A
Fungsi Tujuan :
Pembatas :
T1 + T2 ≤ 176 …(1)
T1 ≥ 50 …(2)
T2 ≥ 50 …(3)
T1 ≥ 0 ; T2 ≥ 0
Keterangan :
A. Fungsi Tujuan :
B. Pembatas :
Kendala minimum jam sewa alat didapatkan dari data sekunder , yaitu
4. Kendala Ketidaknegatifan
2. Untuk Zona B
Fungsi Tujuan :
Pembatas :
T1 + T2 ≤ 543 …(1)
T1 ≥ 50 …(2)
T2 ≥ 50 …(3)
64
T1 ≥ 0 ; T2 ≥ 0
Keterangan :
A. Fungsi Tujuan :
B. Pembatas :
Kendala minimum jam sewa alat didapatkan dari data sekunder , yaitu
4. Kendala Ketidaknegatifan
1. Zona A
Fungsi Tujuan :
Pembatas :
T1 + T2 ≤ 176 …(1)
T1 ≥ 50 …(2)
T2 ≥ 50 …(3)
T1 ≥ 0 ; T2 ≥ 0
Fungsi Tujuan :
Pembatas :
T1 + T2 – S1 = 176 …(1)
T1 – S2 + R2 = 50 …(2)
T2 – S3 + R3 = 50 …(3)
bertanda “≥” yaitu pembatas (2), (3), dan (4). Maka harus diselesaikan
A. Fase 1 :
r = R1 + R2 + R3
R2 = 50 – T1 + S2 …(2)
R3 = 50 – T2 + S2 …(3)
r = R total ( R2 + R3 + R4)
166,68 T2 + S4)
Fungsi Tujuan :
Minimumkan
Pembatas :
T1 + T2 – S1 = 176 …(1)
T1 – S2 + R2 = 50 …(2)
T2 – S3 + R3 = 50 …(3)
B. Fase 2
T2 – S3 = 50
T2 = 50 + S3
Z = 1.754.306 T1 + 635.775 T2
Z - 1.754.306 T1 - 635.775 T2 = 0
68
(50 + S3) = 0
syarat dari minimumkan fungsi, yaitu tidak ada nilai positif pada kolom
entering dan solusi maka, dari fase 2 didapatkan nilai Optimum sebagai
berikut:
2. Zona B
Fungsi Tujuan :
Pembatas :
T1 + T2 ≤ 543 …(1)
T1 ≥ 50 …(2)
69
T2 ≥ 50 …(3)
T1 + T2 – S1 = 543 …(1)
T1 – S2 + R2 = 50 …(2)
T2 – S3 + R3 = 50 …(3)
bertanda “≥” yaitu pembatas (2), (3), dan (4). Maka harus diselesaikan
A. Fase 1 :
r = R1 + R2 + R3
R2 = 50 – T1 + S2 …(2)
R3 = 50 – T2 + S2 …(3)
r = R total ( R2 + R3 + R4)
166,68 T2 + S4)
Fungsi Tujuan :
Pembatas :
T1 + T2 – S1 = 543 …(1)
T1 – S2 + R2 = 50 …(2)
T2 – S3 + R3 = 50 …(3)
B. Fase 2
T2 – S3 = 50
T2 = 50 + S3
Z = 1.754.306 T1 + 635.775 T2
Z - 1.754.306 T1 - 635.775 T2 = 0
syarat dari minimumkan fungsi, yaitu tidak ada nilai positif pada kolom
entering dan solusi maka, dari fase 2 didapatkan nilai Optimum sebagai
berikut:
dapat dilihat pada Tabel 4.15: Hasil perhitungan jam kerja optimum.
BIAYA OPTIMUM
ZONA JAM KERJA OPTIMUM (Jam)
EXCAVATOR
EXCAVATOR PC-300 97,05232028
PEKERJAAN ZONA A Rp.220.452.549,00
EXCAVATOR PC-200 78,94767972
EXCAVATOR PC-300 298,0819011
PEKERJAAN ZONA B Rp.678.640.461,50
EXCAVATOR PC-200 244,9180989
Dari hasil analisa biaya penggunaan alat berat dengan metode simpleks
maka didapatkan biaya minimum yang dapat dilihat pada Tabel 4.16: Biaya Total
Minimum Alat :
Dari subbab 4.12 Perhitungan jumlah jam kerja dengan metode simpleks
pekerjaan.
Tabel 4.17: Tabel perbandingan penjadwalan pekerjaan
73
74
BAB V
5.1 Kesimpulan
Jawa Barat. Lokasi yang dijadikan sebagai Studi kasus adalah Bukit larangan DK
dan dibatasi 90 hari. Karena panjangnya area pekerjaan maka area pekerjaan
dibagi menjadi dua, berdasarkan dengan Panjang area, yaitu zona A, dan zona B.
Jarak pembuangan dari zona A adalah 850 meter dan zona B 750 meter. Jumlah
penggunaan alat berat juga dibatasi berdasarkan lebar area minimum dilapangan
yaitu 55 meter, agar satu alat dengan alat lainnya tidak saling menggaggu
Dari hasil analisis optimasi penggunaan dan jam kerja alat dapat ditari
kesimpulan:
1. Excavator yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 jenis yaitu, PC-300, PC-
200, dan PC-100. Nilai produktivitas yang di dapatkan dari masing masing
41,971 m3/jam.
75
76
Excavator PC-200 dengan produktivitas tiap jamnya sebesar 601 m3/jam. Dari
3. Dari 3 pilihan dumptruck yang ada digunakan dumptruck jenis 20m3 karena
Rp.9.170.550/Jam.
4. Untuk mencari biaya minimum perlu dicari jumlah jam kerja optimum alat
635.775 T2 dan didapatkan jam kerja optimum untuk zona A PC-300 sebesar
97,0532 Jam, dan PC-200 sebesar 78,9476 Jam. Untuk zona B didapatkan
sebesar PC-300 sebesar 298,0819 Jam, dan PC-200 sebesar 244,9181 Jam.
5.2 Saran
optimal. Optimal disini mengacu pada harga sewa alat yang murah.
77
sebaiknya dipilih medan yang cinderung datar atau memiliki beda elevasi yang
rendah.
Rostiyanti, S.F. (2002). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Qoriatul Lailiyah dan Retno Indryani. 2013. Optimasi Biaya Penggunaan Alat
Berat. Diakses pada 12 Maret 2018, dari
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/2863/752.
Alat berat Surabaya. Harga sewa alat. Diakses pada 10 Mei 2018, dari
http://en.alatberatsurabaya.com/product/rental-sewa-excavator-
p278279.aspx
79
80
81
LAMPIRAN 1
PRODUKTIVITAS ALAT BERAT
PRODUKTIVITAS EXCAVATOR
NAMA ALAT : EXCAVATOR PC 300
PEKERJAAN : GALIAN TANAH UNTUK DIBUANG
No Uraian teknis Kode Nilai Satuan Keterangan
A. ASUMSI GALIAN TANAH
FAKTOR EFISIENSI:
FAKTOR BUCKET k 0,8 Material tanah biasa
PEMELIHARAAN MESIN E1 0,75 Mesin tahun 2012-2015
KEDALAMAN GALIAN (75%;90’) E2 0,91 H gali = 6m,
FAKTOR EFISIENSI KERJA E3 0,833 H optimum= 11m
SWELL FACTOR E tanah 0,85
VOLUME TANAH V Asli 108062,2 B m3 50 menit/60 menit
V Lepas 225596,6 L m3 Tanah biasa basah
B. SIKLUS WAKTU
GALI t1 9 Detik
SWING t2 7 Detik
BUANG t3 5 Detik
SWING KEMBALI t4 7 Detik
WAKTU SPARE t5 5 Detik
TOTAL SIKLUS 33 Detik
C. PRODUKTIVITAS ALAT
KAPASITAS BUCKET Kb 1,75 L m3
FAKTOR EFISIENSI E 0,568
KAPASITAS PRODUKSI KP 108,580 L m3
Dalam kondisi tanah
lepas
C. PRODUKTIVITAS ALAT
KAPASITAS BUCKET Kb 1 L m3
FAKTOR EFISIENSI E 0,6
KAPASITAS PRODUKSI KP 83,333 L m3 Dalam kondisi tanah lepas
B. SIKLUS WAKTU
GALI t1 6 Detik
SWING t2 6 Detik
BUANG t3 3 Detik
SWING KEMBALI t4 6 Detik
WAKTU SPARE t5 5 Detik
TOTAL SIKLUS 26 Detik
C. PRODUKTIVITAS ALAT
KAPASITAS BUCKET Kb 0,50 L m3
FAKTOR EFISIENSI E 0,6062
KAPASITAS PRODUKSI KP 41,971 L m3 Dalam kondisi tanah lepas
83
PRODUKTIVITAS KOMBINASI
Perhitungan produktivitas Dumptruck dipengaruhi oleh kapasitas bucket dari
Excavator, maka:
C. PRODUKTIVITAS ALAT
KAPASITAS BUCKET Kb 1,75 L m3 Dalam kondisi tanah lepas
FAKTOR EFISIENSI E 0,568
KAPASITAS PRODUKSI KP 108,580 L m3 Dalam kondisi tanah lepas
87
88
89
GALI t1 9 Detik
SWING t2 7 Detik
BUANG t3 5 Detik
SWING KEMBALI t4 7 Detik
WAKTU SPARE t5 5 Detik
TOTAL SIKLUS TS 33 Detik
C. PRODUKTIVITAS ALAT
GALI t1 6 Detik
SWING t2 6 Detik
BUANG t3 4 Detik
SWING KEMBALI t4 6 Detik
WAKTU SPARE t5 5 Detik
TOTAL SIKLUS 27 Detik
C. PRODUKTIVITAS ALAT
GALI t1 6 Detik
SWING t2 6 Detik
BUANG t3 4 Detik
SWING KEMBALI t4 6 Detik
WAKTU SPARE t5 5 Detik
TOTAL SIKLUS 27 Detik
C. PRODUKTIVITAS ALAT
LAMPIRAN 2
DATA TEKNIS PROYEK
LAMPIRAN 4
GAMBAR DED PROYEK
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125