Anda di halaman 1dari 90

No. Inventaris: 197.S.7.

2023

SKRIPSI
Analisis Tingkat Pelayanan Jalan Akibat Aktivitas Parkir
Pasar Tradisional Pajak Melati Kota Medan

Untuk Memenuhi Sebahagian Dari Syarat–Syarat


Penulisan Skripsi Jurusan Teknik Sipil

Diusulkan oleh,

ABRORY TSANI ALTHA


180110077

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2023
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Abrory Tsani Altha
Nim : 180110077

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam


skripsi ini tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari
skripsi, tesis, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari karya
orang lain tanpa saya sebutkan sumbernya yang dapat dipandang
sebagai tindakan penjiplakan. Sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat reproduksi karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan seolah-olah karya
asli saya sendiri. Apabila ternyata terdapat dalam skripsi saya
bagian-bagian yang memenuhi standar penjiplakan maka saya
menyatakan kesediaan untuk dibatalkan sebahagian atau seluruh
hak gelar kesarjanaan saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk


dapat dipergunakan seperlunya.

Lhokseumawe, Juni 2023


Saya yang membuat
pernyataan

Abrory Tsani Altha


Nim. 180110077

i
ii
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN

Judul Tugas Akhir : Analisis Tingkat Pelayanan Jalan Akibat Aktivitas Parkir
Pasar Tradisional Pajak Melati Kota Medan
Nama Mahasiswa : Abrory Tsani Altha
Nomor Induk Mahasiswa : 180110077
Bidang : Transportasi
Tanggal Seminar : 12 Januari 2023
Proposal ini merupakan persyaratan untuk penulisan Skripsi pada Program Studi
Teknik Sipil Universitas Malikussaleh.

Lhokseumawe, 2023

Pengusul,

Abrory Tsani Altha


NIM. 180110077

Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing
Pendamping

M. Fauzan, ST. , MT Syibral Malasyi, ST.,MT


NIP. 197606172003121003 NIP.
199208222022031007

Mengetahui,
Koordinator Prodi Ketua Jurusan

Nura Usrina, ST., MT Yulius Rief Alkhaly, ST, M. Eng


NIP. 201806199004142001 NIP. 197107072002121001

iii
LEMBARAN PENGESAHAN FAKULTAS

Berdasarkan Evaluasi Seminar Hasil Skripsi Program Strata Satu (S1)


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Malikusaleh yang telah
diadakan pada tanggal 12 Januari 2023 terhadap mahasiswa:
Nama Mahasiswa : Abrory Tsani Altha
Tempat/Tanggal Lahir : Medan/24 Februari 2001
Nim : 180110077
Jurusan : Teknik Sipil
Program Studi : Teknik Sipil
Judul Skripsi : Analisis Tingkat Pelayanan Jalan Akibat Aktivitas
Parkir Pasar Tradisional Pajak Melati
Pembimbing Utama : M.Fauzan, ST., MT
Pembimbing Pendamping : Syibral Malasyi, ST., MT
Ketua Penguji : Burhanuddin, ST., MT
Penguji Pendamping : T.Mudi Hafli, ST., MT
Menetapkan bahwa mahasiswa tersebut di atas telah memenuhi
persyaratan akademik yang diperoleh untuk Ijazah Strata Satu (S1) pada
Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh.

Disetujui/disahkan Diperiksa/disetujui
Dekan Fakultas Teknik, Ketua Jurusan Teknik Sipil,

Dr. Muhammad, S.T., M.Sc Yulius Rief Alkhaly, S.T., M.Eng


NIP. 196805252002121004 NIP. 197107072002121001

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah melimpahkan


berkat dan rahmat-Nya, sehingga proposal skripsi dapat terselesaikan dengan
tepat waktu. Shalawat berangkaikan salam disanjung sajikan kepada Nabi besar
Muhammad Shallallahu alaihi wassalam yang telah menuntun kita ke alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Malikussaleh Bapak Prof. Dr. Herman Fithra, ST. , MT., IPM,
ASEAN, Eng.

2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh Bapak Dr. Muhammad, ST., M.


Sc.

3. Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Bapak Yulius Rief Alkhaly,
ST.,M. Eng.

4. Ketua Prodi Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Ibu Nura Usrina, ST. , MT.

5. Dosen Pembimbing Utama Bapak M.Fauzan, ST.,MT.

6. Dosen Pembimbing Pendamping Bapak Syibral Malasyi, ST.,MT.

7. Ketua Penguji Bapak Burhanuddin, ST., MT.

8. Anggota Penguji Bapak Teuku Mudi Hafli, ST., MT.

9. Seluruh tenaga pengajar, staff dan Teknisi Prodi Teknik Sipil Universitas
Malikussaleh.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan
keterbatasan ilmu pengetahuan. Karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat dibutuhkan untuk dapat melakukan perbaikan karya ilmiah lainnya.

Lhokseumawe, 2023

v
Abrory Tsani Altha
NIM. 180110077

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, Puji syukur Kepada Allah SWT atas karuniaNya sehingga


skripsiini dapat diselesaikan dengan baik. Ku persembahkan skripsi ini
untuk :

Keluarga besarku, terkhusus untuk ayahku Thahiruddin dan ibuku


Erni Yang banyak memberikan doa dan dukungan untuk kesuksesan
anaknya. Semoga
Keluarga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.

Saudaraku Akbar Altha, Nitha Fadillah, Raihan, yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Dosen-dosen dan pegawai staf administrasi jurusan yang telah


mengajarkan banyak hal dan banyak membantu dalam penyelesaian
Skripsi ini. Terima kasihUntuk ilmu, pengetahuan dan pelajaran hidup
yang sudah diberikan.

Teman seperjuanganku Teknik Sipil angkatan 2018 yang banyak


memberikandukungan pada penulis dalam menjalanin masa-masa sulit
dan senang Perkuliahan.

Team Survei Lapangan Rakha, Raihan Hidayat, Handrawan, Reza mahdani,


Reza Rosadi, Kaban dan Haris, yang memberikan banyak motivasi,
bantuandan sumbangsih pikiran yang sangat banyak membantu saya
dalam penyusunan Skripsi ini.

vii
Analisis Tingkat Pelayanan Jalan Akibat Aktivitas Parkir Pasar
Tradisional Pajak Melati Kota Medan

Oleh : Abrory Tsani Altha


Nim : 180110077

Pembimbing Utama : M.Fauzan, ST., MT


Pembimbing Pendamping : Syibral Malaysi, ST., MT
Ketua Penguji : Burhanuddin, ST., MT
Anggota Penguji : T.Mudi Hafli, ST., MT

ABSTRAK

Tingginya nilai hambatan samping pada suatu ruas jalan


berpengaruh terhadap tingkat pelayanan jalan yang akan
menyebabkan penurunan pada kinerja jalan sehingga terjadi
kemacetan pada jam-jam tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan
kinerja lalu lintas pada beberapa kondisi hambatan samping.
Penelitian yang dilakukan meliputi survei mengenai volume lalu lintas,
kecepatan kendaraan, dan hambatan samping. Penelitian dilakukan
selama 7 hari, mulai dari hari senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu,
minggu. Lokasi penelitian di jalan Flamboyan Raya, panjang segmen
lokasi penelitian 300 meter. Dari hasil survei didapat data yang
selanjutnya akan dihitung menggunakan Pedoman Kapasitas Jalan
Indonesia (PKJI 2014) untuk jalan perkotaan. Dari data survei dan
kemudian diolah menggunakan pedoman PKJI 2014 di dapat arus
lalu lintas tertinggi pada hari minggu sebesar 1048,8 skr/jam.
Kecepatan kendaraan rata-rata 50 km/jam, bobot hambatan samping
sebesar 1128,91 dengan kelas hambatan samping tinggi (T),
Kapasitas ruas jalan (C) sebesar 1348,05 skr/jam, derajat kejenuhan
(DJ) 0,78 dan tingkat pelayanan jalan D yaitu kondisi lalu lintas arus
mendekati stabil, kecepatan masih dapat dikendalikan, V/C masih
ditoleri.

Kata Kunci: Hambatan Samping PKJI 2014, Kinerja Jalan


DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBARAN PENGESAHAN FAKULTAS iii

KATA PENGANTAR iv

LEMBAR PERSEMBAHAN v

ABSTRAK vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR NOTASI DAN ISTILAH xii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat Penelitian 2

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian 3

1.6 Metode Penelitian 3

1.7 Hasil Penelitian 3

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 5

ix
2.1 Pengertian Jalan 5

2.2 Klasifikasi Jalan 6

2.3 Karakteristik Jalan 6

2.4 Kinerja Lalu Lintas 8

2.4.1 Volume Lalu Lintas 8

2.4.2 Kecepatan 9

2.4.3 Kapasitas 9

2.4.4 Derajat Kejenuhan 13

2.4.5 Tingkat Pelayanan Jalan (Level Of Service) 14

2.4.6 Hambatan Samping 15

2.5 Parkir 16

2.6 Satuan Ruang Parkir (SRP) 17

BAB III METODE PENELITIAN 18


3.1 Lokasi Penelitian 18

3.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian 19

3.3 Pengumpulan Data 19

3.3.1 Data Primer 20

3.3.2 Data Sekunder 20

3.4 Analisa dan pengolahan data 20

3.5 Bagan Alir 22

3.6 Penelusuran Penelitian Terdahulu 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29


4.1 Hasil Penelitian 29

4.1.1 Geometrik Jalan 29

4.1.2 Volume Lalu Lintas 29

x
4.1.3 Kecepatan 35

4.1.4 Hambatan Samping 40

4.1.5 Analisa Kapasitas 41

4.1.6 Derajat Kejenuhan 42

4.1.7 Tingkat Pelayanan Jalan 42

4.2 Pembahasan 42

4.2.1 Geometrik Jalan 42

4.2.2 Volume Lalu Lintas 43

4.2.3 Kecepatan 43

4.2.4 Hambatan Samping 43

4.2.5 Kapasitas 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 44


5.1 Kesimpulan 44

5.2 Saran 45

DAFTAR PUSTAKA 46

LAMPIRAN A 47
A.1 Volume Lalu Lintas 47

A.2 Kecepatan 49

A.3 Hambatan Samping 51

A.4 Kapasitas 52

LAMPIRAN B 55

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ekivalen Kendaraan Ringan 8
Tabel 2.2 Kapasitas dasar jalan perkotaan 10
Tabel 2.3 Faktor penyesuaian kapasitas terkait lebar lajur atau jalur lalu
lintas (FCw), jalan perkotaan 10
Tabel 2. 4Faktor penyesuaian kapasitas terkait pemisah arah lalu lintas
(FCPA) 11
Tabel 2.5Faktor Penyesuaian akibat KHS pada Jalan Berbahu (FCHS) 12
Tabel 2.6 Faktor penyesuaian kapasitas akibat KHS pada jalan berkereb
dengan jarak dari kereb ke hambatan samping terdekat sejauh LKP, FCHS
12
Tabel 2.7 Faktor penyesuaian kapasitas terkait ukuran kota (FCuk) 13
Tabel 2. 8 Tingkat Pelayanan Jalan 14
Tabel 2.9 Ekivalen Kendaraan Ringan untuk Jalan Terbagi 15
Tabel 2.10 Kelas Hambatan Samping (KHS) untuk Jalan Perkotaan 15
Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu 23
Tabel 4. 8 Rekapitulasi Jam Puncak (skr/jam)……………………………... 35
Tabel 4. 16 Hambatan Samping 40
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Lokasi Penelitian 18
Gambar 3. 2 Bagan Alir Penelitian Secara Umum 22
Gambar 3. 3 Pos perhitungan volume lalu lintas 21
Gambar 3. 4 Pos perhitungan hambatan samping 21
Gambar 3. 1 Lokasi Penelitian 18
Gambar 3. 2 Bagan Alir Penelitian Secara Umum 22
Gambar 3. 3 Pos perhitungan volume lalu lintas 21
Gambar 3. 4 Pos perhitungan hambatan samping 21
Gambar 4. 1 Grafik Volume lalu lintas senin 30
Gambar 4. 2 Grafik Volume Lalu Lintas Selasa 31
Gambar 4. 3 Grafik Volume Lalu Lintas Rabu 32
Gambar 4. 4 Grafik Volume Lalu Lintas Kamis 32
Gambar 4. 5 Grafik Volume Lalu Lintas Jumat 33
Gambar 4. 6 Grafik Volume Lalu Lintas Sabtu 33
Gambar 4. 7 Grafik Volume Lalu Lintas Minggu 34
Gambar 4. 8 Grafik Rekaptulasi Jam Puncak 35
Gambar 4. 9 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Senin, 14 Agustus 2022 36
Gambar 4. 10 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Selasa, 15 Agustus 2022 36
Gambar 4. 11Kecepatan Lalu Lintas Rabu, 16 Agustus 2022 37
Gambar 4. 12 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Kamis, 17 Agustus 2022 38
Gambar 4. 13 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Jumat, 18 Agustus 2022 38
Gambar 4. 14 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Sabtu, 19 Agustus 2022 39
Gambar 4. 15 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Minggu, 20 Agustus 2022 40

xiii
DAFTAR NOTASI DAN ISTILAH

PKJI : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia


HS : Hambatan samping
C : Kapasitas
C0 : Kapasitas dasar
FCw : Faktor penyesuaian kapasitas terakit lebar lajur atau jalur lalu
lintas
FCPA : Faktor penyesuaian kapasitas terkait pemisah arah, hanya ada
pada
jalan tak terbagi
FCHS : Faktor kapasitas akibat hambatan samping
FCUK : Faktor penyesuaian kapasitas terkait ukuran kota
VB : Kecepatan arus bebas untuk KR pada kondisi lapangan
VBD : Kecepatan arus bebas dasar untuk KR
VBL : Nilai penyesuaian kecepatan akibat lebar jalan
FVBHS : Faktor penyesuaian kecepatan bebas akibat hambatan
samping
pada jalan berbahu atau jalan yang ber kereb
FVBUK : Faktor penyesuaian kecepatan bebas untuk ukuran kota
LoS : Level of Service
SPSS : Statistical Product and Service Solution
LHR : Lalu lintas harian rata-rata (skr/jam)
n : Volume lalu lintas selama pengamatan (skr)
T : Lamanya pengamatan (jam)
DJ : Derajat kejenuhan
Q : Arus lalu lintas (skr/jam)
C : Kapasitas (skr/jam).
OSP ; On street parking
V : Kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam).
L : Panjang segmen.
T : Waktu tempuh (dt)

xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur
penting dalam kehidupan manusia, terlebih lagi pada saat sekarang ini,
mendukung kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan. Panjang
jalan nasional, propinsi, kabupaten, dan kota telah mencapai lebih dari
300.000 km, namun studi tentang perkembangan konstruksi jalan belum
banyak dilakukan di Indonesia, penelitian terhadap perkembangan dan
kajian konstruksi jalan di Indonesia secara teknis yang dikaitkan dengan
teknologi dan karakteristik lalu lintas, agar dapat diketahui oleh generasi
penerus dan dikembangkan Iebih lanjut (Rahardjo, 2006).
Dalam perkembangan suatu daerah maka akan semakin pesatnya
pembangunan salah satunya adalah pembangunan dibidang transportasi
darat. Serta pembangunan dibidang transportasi akan selalu meningkat
seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan meningkat nya jumlah
kendaraan. Disamping sisi positif manfaat transportasi juga adanya
dampak negatif yang timbul akibat tingginya jumlah kendaraan. Sehingga
menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Kemacetan lalu lintas dapat mempengaruhi tingkat kinerja pelayanan
suatu ruas jalan yaitu salah satunya faktor hambatan samping. Hambatan
samping dapat dinyatakan sebagai interaksi arus lalu lintas dengan
aktivitas dipinggir jalan dapat berupa pejalan kaki, kendaraan yang
berhenti, kendaraan berjalan lambat dan kendaraan yang keluar dan
masuk sisi jalan.
Pajak Melati Kota Medan merupakan salah satu pusat perekonomian
yang ramai di Kota Medan di Jalan Flamboyan Raya Kelurahan Tanjung
Selamat Medan. Pasar ini merupakan salah satu pasar yang terkenal di
Kota Medan. Masyarakat setempat lebih sering menyebutnya sebagai
Pajak Melati. Disepanjang ruas jalan terdapat pasar, pertokoan, dan

1
2

pedangang kaki lima yang tak memiliki lahan parkir yang cukup.
Dengan semakin berkembangnya pasar ini semakin banyak
pedagang yang berjualan. Pasar Melati pun semakin padat dengan para
pedagang yang tertarik untuk ikut berjualan di pasar ini. Hal ini sempat
membuat jalan di sekitar pasar menjadi macet karena para pedagang dan
pembeli yang menumpuk. sehingga pada jam-jam tertentu sering
terjadinya kemacetan dijalan tersebut, akibat pengguna sering
memarkirkan kendaraannya dibadan jalan karena tidak tersedianya
fasilitas untuk permarkiran disekitar jalan tersebut tingkat hambatan
sampingnya meningkat serta mempengaruhi tingkat pelayanan jalan. Oleh
karena penulis mengambil judul “Analisis Tingkat Pelayanan Jalan Akibat
Aktivitas Parkir Pasar Tradisional Pajak Melati Kota Medan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
akan ditinjau pada penulisan skripsi ini adalah Pengaruh aktivitas parkir
jalan terhadap tingkat pelayanan jalan di Pajak Melati Kota Medan. Dengan
mengetahui tingkat peayanan jalan akibat aktivitas parkir pasar dan
mengetahui besarnya pengaruh aktivitas parkir pasar di pajak melati kota
medan terhadap tingkat pelayanan jalan.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tujuan yang akan dicapai
dari hasil penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan akibat aktivitas parkir pasar
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh aktivitas parkir pasar di Pajak
Melati Kota Medan terhadap tingkat pelayanan jalan

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian yang akan dicapai
dari hasil penelitian yaitu:
3

1. Dapat mengetahui tingkat pelayanan jalan akibat aktivitas parkir pasar


dan memberikan solusi terhadap tingkat pelayanan jalan pada jalan
tersebut
2. Dapat mengetahui besarnya pengaruh aktivitas parkir pasar di Pajak
Melati Kota Medan terhadap tingkat pelayanan jalan

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian


Ruang lingkup dan batasan dalam penelitian Analisis Tingkat
Pelayanan Jalan Akibat Aktivitas Parkir Pasar Tradisional Pajak Melati
Kota Medan adalah sebagai berikut:
1. Lokasi penelitian dilakukan pada kawasan Pasar Tradisional Pajak
Melati Kota Medan.
2. Pengambilan data dalam bentuk survei lalu lintas selama tujuh hari
yaitu mulai hari senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu dan minggu
yang mewakili jam kerja dan hari libur.
3. Pengambilan data survei diambil yaitu dari pukul (06.00-18.00).
4. Metode yang digunakan adalah metode PKJI 2014 (Pedoman Kapasitas
Jalan Indonesia).

1.6 Metode Penelitian


Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data yang berupa data
primer dan sekunder. Tahap selanjutnya akan dilakukan pengukuran
geometrik jalan. Setelah itu dilakukan survei lalu lintas selama 7 hari.
setelah data terkumpul kemudian dihitung nilai volume kendaraan,
kecepatan dan hambatan samping untuk mengetahui tingkat pelayanan
jalan dengan rumus yang ada dengan metode PKJI 2014.

1.7 Hasil Penelitian


Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan berupa pengamatan
dan survey di Pajak Melati Kota Medan Penelitian dilakukan selama 7 hari,
mulai dari hari senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, minggu. Lokasi
4

penelitian di jalan Flamboyan Raya, panjang segmen lokasi penelitian 300


meter. Dari hasil survei didapat data yang selanjutnya akan dihitung
menggunakan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014) untuk
jalan perkotaan. Dari data survei dan kemudian diolah menggunakan
pedoman PKJI 2014 di dapat arus lalu lintas tertinggi pada hari minggu
sebesar 1048,8 skr/jam. Kecepatan kendaraan rata-rata 50 km/jam, bobot
hambatan samping sebesar 1128,91 dengan kelas hambatan samping
tinggi (T), Kapasitas ruas jalan (C) sebesar 1348,05 skr/jam, derajat
kejenuhan (DJ) 0,78 dan tingkat pelayanan jalan D yaitu kondisi lalu lintas
arus mendekati stabil, kecepatan masih dapat dikendalikan, V/C masih
ditoleri.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pengertian Jalan


Menurut PP No. 30 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan bahwa seluruh bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas
umum, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah,
dibawah permukaan tanah dan air. Serta dipermukaan air, kecuali jalan rel
dan jalan kabel. Cakupan pengertian jalan umum dikelompokkan dalam
sistem jaringan jalan, fungsi jalan, status jalan, dan kelas jalan. Sistem
jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang
terjalin dalam hubungan hierarki. Sedangkan jalan khusus adalah jalan
yang dibangun dan dipelihara oleh orang atau instansi untuk melayani
kepentingan sendiri. Bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan:
1. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan
ambang pengamannya.
2. Ruang manfaat jalan sebagaimana merupakan ruang sepanjang jalan
yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang ditetapkan
oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman
yang ditetapkan oleh Menteri.
3. Ruang manfaat jalan sebagaimana hanya diperuntukkan bagi median,
perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar,
lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong,
perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.
4. Trotoar sebagaimana dimaksud hanya diperuntukkan bagi lalu lintas
pejalan kaki.

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian


jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

5
6

diperuntukkan bagi lalu lintas.


2.2 Klasifikasi Jalan
Jalan merupakan prasarana darat yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan
pelayanan jasa distribusi (PKJI, 2014), jalan terbagi menjadi sebagai
berikut:
1. Sistem jaringan jalan primer.
Sistem jaringan jalan primer, yaitu sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua
wilayah ditingkat nasional dengan semua simpul jasa distribusi yang
kemudian berwujud pusat-pusat kegiatan.
2. Sistem jaringan jalan sekunder.
Sistem jaringan jalan sekunder, yaitu sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan.
Pengelompokan jalan berdasarkan peranannya (PKJI, 2014) dapat
digolongkan menjadi:
1. Jalan arteri, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, dengan kecepatan rata-rata tinggi
dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
2. Jalan kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul dan
pembagi dengan ciri-ciri merupakan perjalanan jarak dekat, dengan
kecepatan rata-rata rendah dan jumlah masuk dibatasi.
3. Jalan lokal, yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-
ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dengan jumlah
jalan
masuk tidak dibatasi.
7

2.3 Karakteristik Jalan


Menurut PKJI 2014, karekteristik suatu jalan akan mempengaruhi
kinerja jalan tersebut. Karakteristik jalan tersebut terdiri dari beberapa hal,
yaitu :
1. Geometrik: tipe jalan, lebar lalu lintas, bahu, median, elinyemen jalan.
2. Komposisi arus dan pemisah arah: volume lalu lintas dipengaruhi
komposisi arus lalu lintas, setiap kendaraan yang ada harus
dikonversikan menjadi suatu kendaraan standar.
3. Pengatur lalu lintas, batas kecepatan jarang diberlakukan didaerah
perkotaan Indonesia, dan karenanya hanya sedikit berpengaruh
pada kecepatan arus bebas.
4. Hambatan samping: banyaknya kegiatan samping jalan diindonesia
sering menimbulkan konflik, hingga menghambat arus lalu lintas.
5. Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan: manusia sebagai
pengemudi kendaraan merupakan bagian dari arus lalu lintas yaitu
sebagai pemakai jalan. Faktor fsikologi, fisik pengemudi sangat
berpengaruh dalam menghadapi situasi arus lalu lintas yang
dihadapi.
Bila suatu ruas jalan tidak memenuhi kriteria geometrik jalan yang telah
ditetapkan, pastinya akan menurunkan kinerja ruas jalan itu sendiri
(Septiawan, 2019). Geometrik suatu jalan terdiri dari beberapa unsur fisik
dari jalan yaitu sebagai berikut:
1. Tipe jalan: sebagai tipe jalan akan menunjukkan kinerja berbeda
pada pembebanan lalu lintas tertentu, misalnya jalan terbagi, jalan
tak terbagi dan jalan satu arah.
 Jalan dua-lajur dua-arah tak terbagi (2/2 L/D)
 Jalan empat-lajur dua arah tak terbagi (4/2 L/D)
 Jalan empat-lajur dua-arah terbagi (4/2 D)
 Jalan enam-lajur dua-arah tak terbagi (6/2 D)
 Jalan satu hingga 3-lajur satu arah (1-3/1)
Dimana UD adalah indevinded (tak terbagi), D adalah divided
8

(terbagi).
2. Lebar jalur: kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan
pertambahan lebar jalur lalu lintas.
3. Bahu/kerb: kecepatan dan kapasitas jalan akan meningkat bila
lebar bahu jalan semakin lebar. Kerb sangat berpengaruh terhadap
dampak hambatan samping jalan.
4. Hambatan samping sangat mempengaruhi lalu lintas. Aktifitas
pada sisi jalan sering menimbulkan konflik yang berpengaruh
terhadap lalu lintas terutama pada kapasitas jalan dan kecepatan
lalu lintas jalan perkotaan (Kumalawati et al., 2021). Tipe kejadian
yang menyebabkan hambatan Samping yaitu:
1. Kendaraan berhenti atau Parkir
2. Pejalan Kaki
3. Kendaraan Tidak Bermotor
4. Kendaraan keluar masuk

2.4 Kinerja Lalu Lintas


2.4.1 Volume Lalu Lintas
Menurut Sukirman (2010), volume lalu lintas menunjukkan jumlah
kendaraan-kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan dalam satu
satuan waktu (hari, jam, menit). Volume lalu lintas suatu jalan raya
dihitung berdasarkan jumlah kendaraan yang melewati titik yang tetap
pada jalan dalam satuan waktu. Arus lalu lintas terdiri dari berbagai jenis
kendaraan dimana setiap jenis kendaraan mempunyai karakteristik
tersendiri. Indonesia Highway Capacity Manual (IHCM) merupakan satuan
perbandingan kendaraan untuk kendaraan di Indonesia, yang dinyatakan
dalam Satuan Kendaraan Ringan (SKR) yaitu angka jenis kendaraan
dimana setiap kendaraan tertentu terhadap mobil penumpang. Klasifikasi
kendaraan diperlukan untuk mengonversikan dalam satuan kendaraan
ringan (skr). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. 1 berikut ini.
Tabel 2.1 Ekivalen Kendaraan Ringan
9

Skr
SM
Tipe jalan C0 (skr / jam) KB <6m >6m
2/2TT >3700 1. 3 0. 5 0. 4
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)

Berdasarkan penyesuaian kendaraan terhadap satuan kendaraan


ringan lalu lintas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
n
LHR= (2. 1)
T
Dimana :
LHR = lalu lintas harian rata-rata (skr/jam).
n = jumlah kendaraan yang melewati suatu jalan (skr).
T =waktu pengamatan (jam).

2.4.2 Kecepatan
Kecepatan suatu kendaraan yang tidak terpengaruh oleh kehadiran
kendaraan lain, yaitu kecepatan dimana pengemudi merasa nyaman untuk
bergerak pada kondisi geometrik, lingkungan dan pengendalian lalu lintas
yang ada pada suatu segmen jalan tanpa lalu lintas lain (PKJI, 2014).
Kecepatan dari suatu kendaraan dipengaruhi oleh faktor-faktor
manusia, kendaraan dan prasarana, serta dipengaruhi pula oleh arus lalu
lintas, kondisi cuaca dan lingkungan alam sekitarnya (Kawulur et al., 2013).
Kecepatan adalah sebagi rasio jarak yang dijalani dan waktu
perjalanan.
Hubungan yang ada adalah:
S
V= . . . . . . . . . . . . . . . …. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2. 2)
T
Dimana :
V = Kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam).
S = Jarak perjalan.
T = Waktu tempuh (dt)
10

2.4.3 Kapasitas
Kapasitas merupakan arus maksimum yang dapat dipertahankan
persatuan jam yang melewati suatu segmen jalan dalam kondisi yang ada.
Untuk jalan 2/2 TT, kapasitas didefenisikan untuk arus dua arah, tetapi
untuk jalan banyak lajur. (PKJI, 2014).

Menurut PKJI 2014, kapasitas ruas jalan dapat dihitung berdasarkan


persamaan berikut:

C = C0×FCw×FCPA×FCHS .......................................................................(2.3)
Dimana :
C = Kapasitas (skr/jam)
C0 = Kapasitas dasar (skr/jam)
FCW = Faktor penyesuaian kapasitas terakit lebar lajur atau jalur lalu
lintas
FCPA = Faktor penyesuaian kapasitas terkait pemisah arah, hanya
ada pada jalan tak terbagi
FCHS = Faktor kapasitas akibat hambatan samping

a) Kapasitas dasar (C0)


Kapasitas dasar adalah suatu kapasitas kemampuan pada suatu
segmen jalan menyalurkan kendaraan secara ideal yang dinyatakan
dalam satuan skr/jam untuk suatu kondisi jalan tertentu. Kapasitas
dasar yaitu jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu
ruas jalan pada rentang waktu tertentu pada kondisi jalan dan lalu
lintas yang paling baik. Untuk menentukan nilai kapasitas dasar (C0)
berdasarkan (Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2014) dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kapasitas dasar jalan perkotaan

Tipe jalan C0 (skr / jam) catatan


4/2T Jalan satu arah 1650 Per lajur (satu arah)
2/2 TT 2900 Per lajur (dua arah)
11

Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)

b) Faktor penyesuaian kapasitas terkait lebar jalur (FCw)


Faktor penyesuaian kapasitas terkait lebar jalur atau jalur lalu lintas
(FCw) adalah suatu penentu penyesuaian angka untuk mengkoreksi
kapasitas dasar yang di sebabkan dari adanya perbedaan lebar jalur lalu
lintas daripada lebar jalur lalu lintas ideal. Menurut (Pedoman Kapasitas
Jalan Indonesia, 2014) dalam menentukan faktor penyesuaian
kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Faktor penyesuaian kapasitas terkait lebar lajur atau jalur lalu
lintas (FCw), jalan perkotaan

Tipe jalan FCLJ


Lebar jalur lalu lintas
efektif (Wc) (m)
4/2T atau Jalan satu arah Lebar per lajur
3,00 0,92
3,25 0,96
3,50 1,00

3,75 1,04
4,00 1,08
2/2T Lebar jalur 2 arah
2 0,56
6 0,87
7 1
8 1,14
9 1,25
10 1,29
11 1.,34
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)
c) Faktor penyesuaian kapasias terkait pemisah arah (FCPA)
Faktor penyesuaian kapasias terkait pemisah arah, hanya ada pada
jalan tak terbagi (FCPA) adalah suatu angka untuk mengkoreksi
kapasitas dasar yang diakibatkan dari pemisahan arus per arah yang
tidak sama dan hanya berlaku untuk jalan dua arah tak terbagi.
12

Menurut (Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2014) dalam


menentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah dapat
dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2. 4Faktor penyesuaian kapasitas terkait pemisah arah lalu lintas
(FCPA)

Pemisah arah PA %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30


FCPA 2/2TT 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)
d) Faktor kapasitas akibat hambatan samping (FCHS)
Faktor kapasitas akibat hambatan samping (FCHS) adalah suatu
angka yang menunjukkan nilai koreksi kapasitas dasar berdasarkan
kegiatan samping jalan yang mengakibatkan terhambatnya kelancaran
arus lalu lintas. Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan
samping dibedakan berdasarkan jalan dengan bahu dan jalan dengan
kereb (Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2014).
 Jalan dengan bahu
Jalan dengan bahu adalah jalan yang mempunyai pelebaran pada
tepi jalan yang dimaksudkan untuk keperluan darurat. Untuk
menentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping
berdasarkan lebar bahu efektif dan kelas hambatan samping
berdasarkan (Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2014), dapat dilihat
pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5Faktor Penyesuaian akibat KHS pada Jalan Berbahu (FCHS)

FCHS
Tipe Jalan KHS Lebar bahu efektif LBe (m)
<0,5 m 1,0 m 1,5 m >2 m
Sangat Rendah 0,96 0,98 1,01 1,03
Rendah 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2T Sedang 0,92 0,95 0,98 1,00
Tinggi 0,88 0,82 0,95 0,98
Sangat Tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
2/22TT atau Sangat Rendah 0,94 0,96 0,99 0,01
Jalan satu
Rendah 0,92 0,94 0,97 1,00
13

Sedang 0,89 0,922 0,95 0,98


arah Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
Sangat Tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)
 Jalan dengan kereb
Jalan dengan kereb adalah jalan yang mempunyai penonjoloan
pada tepi perkerasan yang dimaksudkan untuk drainase. Dalam
menentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping
yang didasari oleh jarak antara kereb dan penghalang pada trotoar dan
kelas hambatan samping berdasarkan (Pedoman Kapasitas Jalan
Indonesia, 2014) , dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Faktor penyesuaian kapasitas akibat KHS pada jalan berkereb
dengan jarak dari kereb ke hambatan samping terdekat sejauh LKP, FCHS

FCHS
Tipe Jarak: kereb ke penghalang terdekat LKP
KHS
Jalan (m)
<0,5 m 1,0 m 1,5 m >2 m
Sangat Rendah 0,95 0,97 0,99 1,01
Rendah 0,94 0,96 0,98 1,00
4/2T Sedang 0,91 0,93 0,95 0,98
Tinggi 0,86 0,89 0,92 0,95
Sangat Tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
Sangat Rendah 0,93 0,95 0,97 0,99
2/2TT
atau Rendah 0,9 0,92 0,95 0,97
Jalan Sedang 0,86 0,88 0,91 0,94
satu Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
arah
Sangat Tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82
Sumber: Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)
e) Faktor penyesuaian terkait untuk ukuran kota (FCuk)
(Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2014) Faktor penyesuaian
terkait untuk ukuran kota adalah angka untuk mengkoreksi perbedaan
ukuran kota dari ukuran kota yang ideal akibat dari kapasitas dasar. Untuk
menentukan faktor penyesuaian terkait untuk ukuran kota, dapat dilihat
pada Tabel 2.7.
14

Tabel 2.7 Faktor penyesuaian kapasitas terkait ukuran kota (FCuk)

Ukuran Kota (Jutaan Faktor penyesuaian untuk


Penduduk) ukuran kota (FCuk)

<0,1 0,86
0,1-0,5 0,9
0,5-1,0 0,94
1,0-3,0 1,00
>3,0 01.04
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)

2.4.4 Derajat Kejenuhan


Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus jalan
terhadap kapasitas, yang digunakan sebagai faktor utama dalam
penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan (Widari, Akbar and
Fajar, 2021).
Nilai derajat kejenuhan menunjukkan kualitas kinerja arus lalu lintas
dan bervariasi antara nol sampai dengan satu. Nilai yang mendekati nol
menunjukkan arus yang tidak jenuh yaitu kondisi arus yang lengang
dimana kemunculan suatu kendaraan tidak mempengaruhi kendaraan
yang lainnya. Nilai derajat kejenuhan (DS) yang diizinkan untuk
transportasi perkotaan maksimal senilai 0,85 (PKJI, 2014). Persamaan
untuk mencari besarnya kejenuhan adalah sebagai berikut:
Q
Dj =
C
.....................................................................................................(2.4)
Dimana:
DJ = Derajat kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (skr/jam)
C = Kapasitas (skr/jam).

2.4.5 Tingkat Pelayanan Jalan (Level Of Service)


Besarnya arus lalu lintas yang dapat dilewatkan oleh segmen
15

tertentu dengan mempertahankan tingkat kecepatan atau derajat


kejenuhan tertentu (PKJI, 2014). Tingkat pelayanan jalan dapat ditentukan
dari nilai volume, kapasitas dan kecepatan. Pada suatu keadaan dengan
volume lalu lintas yang rendah, pengemudi akan merasa lebih nyaman
mengendarai kendaraan dibandingkan jika dia berada pada daerah
tersebut dengan volume lalu lintas yang lebih besar. Ukuran efektivitas
tingkat pelayanan jalan atau level of service (LOS) dibedakan menjadi
enam kelas, yaitu dari A untuk tingkat paling baik sampai dengan tingkat F
untuk kondisi terburuk (Widari, Akbar and Fajar, 2021) .

Tabel 2. 8 Tingkat Pelayanan Jalan


Tingkat Karakteristik Lalu Lintas NVK (Q/C)
Pelayanan
Kondisi arus lalu lintas bebas dengan
A 0,00-0,20
kecepatan
B tinggi dan volume lalu lintas rendah
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai
0,20-0,44
C dibatasi oleh kondisi lalu lintas
Arus stabil, tetapi kecepatan gerak
D 0,45-0,74
kendaraan
E dikendalikan
Arus mendekati stabil, kecepatan masih
0,75-0,84
F dapat
dikendalikan, V/C masih dapat ditolerir
Arus tidak stabil, kecepatan terkadang terhenti,
0,85-1,00
permintaan sudah mendekati kapasitas
Arus dipaksakan, kecepatan rendah, volume di
≥1,00
atas kapasitas, antrian panjang (macet)
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)
2.4.6 Hambatan Samping

Banyaknya hambatan samping pada suatu ruas jalan seperti


besarnya jumlah pejalan kaki, kendaraan yang parkir di badan jalan
maupun kendaraan yang keluar masuk badan jalan dan juga banyak
kendaraan lambat seperti kendaraan tidak bermotor dapat meminimalisir
lebar efektif badan jalan yang akan berdampak kepada kinerja ruas jalan
tersebut (Funan, Cornelis and Hunggurami, 2014). Kategori hambatan
16

samping dan faktor berbobotnya dapat dilihat pada tabel 2.9 berikut.
Tabel 2.9 Ekivalen Kendaraan Ringan untuk Jalan Terbagi
Tipe Kejadian Simbol Faktor
Berbobot
Kendaraan Berhenti atau Parkir KP 1,0
Pejalan Kaki PK 0,5
Kendaraan Tidak Bermotor UM 0,4
Kendaraan Keluar Masuk MK 0,7
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)
Setiap kejadian di kalikan dengan bobotnya berdasarkan
berdasarkan jenis kejadiannya, setelah itu di dapat kelas hambatan
samping. Untuk menentukan Kelas Hambatan Samping (KHS) untuk jalan
perkotaan berdasarkan (Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2014), dapat
di lihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10 Kelas Hambatan Samping (KHS) untuk Jalan Perkotaan

Nilai frekuensi
Kelas Hambatan kejadian (di
Kondisi Khusus
Samping kedua sisi) di kali
bobot

Sangat rendah, Daerah Pemukiman, tersedia jalan lingkungan


<100
SR (frontage road)
Daerah Pemukiman, ada beberapa angkutan
Rendah, R 100-299
umum (angkot)
Daerah Industri, ada beberapa toko di
Sedang, S 300-499
sepanjangsisi jalan
Daerah Komersial, ada aktivitas sisi jalan yang
Tinggi, T 500-899
tinggi
Sangat tinggi,
>900 Daerah Komersial, ada aktivitas pasar sisi jalan.
ST
Sumber: Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)
2.5 Parkir
Menurut PP Nomor 30 Tahun 2021 Parkir adalah keadaan kendaraan
berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan
pengemudinya. Penyelenggaraan fasilitas parkir adalah suatu metode
perencanaan dalam menyelenggarakan fasilitas parkir kendaraan, baik di
badan jalan maupun di luar badan jalan. Terdapat 2 jenis fasilitas parkir
yaitu:
17

1. Parkir di badan jalan (on street parking )


Parkir di tepi jalan (on-street parking) adalah parkir yang mengambil
tempat di sepanjang badan jalan dengan atau tanpa melebarkan jalan
untuk pembatas parkir. Parkir di tepi jalan ini baik untuk pengunjung
yang ingin dekat dengan tujuannya, tetapi untuk lokasi yang intensitas
penggunaan lahan yang tinggi, cara ini kurang menguntungkan. Pada
dasarnya parkir ini memanfaatkan sebagian ruas jalan baik satu sisi
maupun dua sisi sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan lebar
efektif jalan yang akan mempengaruhi volume lalu lintas kendaraan
yang dapat ditampung oleh ruas jalan tersebut. Sudut parkir yang akan
digunakan umumnya ditentukan oleh:
a) Lebar jalan
b) Volume lalu lintas pada jalan bersangkutan
c) Karakteristik kecepatan
d) Dimensi kendaraan
e) Sifat peruntukkan lahan sekitarnya dan peranan jalan bersangkutan.

2. Parkir di Luar Badan Jalan (Off-Street Parking)


Parkir di luar badan jalan (off-street parking) yaitu dengan cara
menempati pelataran parkir tertentu di luar badan jalan, baik di
halaman terbuka atau di dalam bangunan khusus untuk parkir. Bila
ditinjau dari posisi parkirnya dapat dilakukan seperti pada On Street
Parking, hanya saja pengaturan sudut parkir banyak dipengaruhi oleh
luas dan bentuk pelataran parkir, jalur sirkulasi (jalur untuk
perpindahan pergerakan), jalur gang (jalur untuk manuver keluar dari
parkir), dimensi ruang parkir. Off Street Parking ini mengeluarkan biaya
yang sedikit mahal bagi pengemudi, karena biaya tersebut digunakan
untuk biaya atas tanah, konstruksi dan operasi serta perawatan
fasilitas parkir. Dalam pembuatan taman parkir atau lahan parkir untuk
memarkir kendaraan di luar badan jalan harus memperhatikan kriteria-
kriteria seperti: Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD),
18

keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian lingkungan,


kemudahan bagi pengguna jasa, tersedianya tata guna lahan, letak
antara jalan akses utama dan daerah yang layani.

2.6 Satuan Ruang Parkir (SRP)


Suatu satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk
meletakan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor),
termasuk ruang bebas dan buka pintu. Satuan ruang parkir digunakan
untuk mengukur kebutuhan ruang parkir. Penentuan besar SRP didasarkan
atas pertimbangan sebagai berikut:
1. Dimensi kendaraan standar
2. Ruang bebas kendaraan parkir
3. Lebar bukaan pintu kendaraan

Tabel 2.11 Satuan Ruang Parkir


2
no Jenis Kendaraan SRP dalam m
1 a. Mobil Penumpang Gol. I 2,30 x 5,00
b. Mobil Penumpang Gol. II 2,50 x 5,00
c. Mobil Penumpang Gol. 3,00 x 5,00
III
2 Bus/Truk 3,40 x 12,50
3 Sepeda Motor 0,70 x 2,00
Sumber:Pedoman teknis fasilitas parkir (1998)
19

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian dilakukan pada jalan Flamboyan Raya, Tanjung
Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara.
Lokasi ini merupakan tempat yang sering terjadinya kemacetan lalu lintas
akibat dari hambatan samping karena parkir dibadan jalan yang
menyebabkan penurunan tingkat pelayanan jalan.
Jl Bunga Sakura

Lokasi Penelitian

Jl Flamboyan Raya

Gambar 3. 1 Lokasi Penelitian


20

3.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian


Tahapan pelaksanaan penelitian adalah level atau tingkatan dalam
penelitian yang dilakukan secara terstruktur, runtut, baku, logis dan juga
sistematis. Ada banyak manfaat yang akan didapatkan ketika peneliti
menyusun tahapan penelitian sebelum terjun ke lapangan untuk
melakukan penelitian, maka penelitian ini menggunakan dua sumber data
yaitu data primer dan data sekunder. Adapun Peralatan yang dibutuhkan
pada tahapan penelitian adalah sebagai berikut.
 Peralatan Penelitian
Adapun peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Alat tulis, untuk mencatat data-data yang dibutuhkan pada saat
melakukan survei.
2. Meteran, untuk mengukur geometri jalan berupa panjang jalan,
lebar jalan, dan lebar bahu jalan yang akan diteliti.
3. Stopwatch, untuk mencatatan waktu kecepatan kendaraan.
4. Kalkulator, untuk melakukan perhitungan data-data.
5. Kamera, untuk dokumentasi di lokasi penelitian.
6. Aplikasi Traffic counter, untuk memudahkan dalam perhitungan
jumlah kendaraan.
 Penentuan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 7 hari, seminggu penuh mulai dari senin,
selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu dan minggu yang mewakili jam
kerja dan hari libur. Penelitian dilakukan mulai pukul (06.00-18.00).

3.3 Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data untuk
keperluan penelitian. Untuk memperoleh sumber data yang berkaitan
dengan masalah yang akan dibahas, maka penelitian ini menggunakan
dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder.
3.3.1 Data Primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
21

langsung dari pengamatan dilokasi penelitian. Adapun data primer pada


penelitian ini meliputi:
1. Data geometrik jalan
a) Panjang dan lebar ruas jalan
b) Lebar bahu jalan
2. Data arus lalu lintas
a) Volume lalu lintas
b) Kecepatan arus lalu lintas
3. Data hambatan samping
a) Jumlah kendaraan berhenti
b) Jumlah kendaraan
keluar/masuk
c) Pedagang kaki lima
d) Pejalan kaki

3.3.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang telah
jadi dan didapat dari instasi terkait dan data yang diperoleh dari berbagai
buku referensi, jurnal maupun dari internet. Data sekunder pada penelitian
ini antara lain berupa peta jaringan jalan Kecamatan Medan Tuntungan
serta sketsa lokasi pengamatan yang berisi tentang geometrik jalan.

3.4 Analisa dan pengolahan data


Untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini, dilakukan
pengolahan data yang telah diperoleh. Berikut pengolahan data secara
teknis:
A. Pengukuran geometrik jalan
Pengukuran ini diperlukan untuk tahap awal penelitian agar mengetahui
kondisi awal daerah yang akan disurvei dengan tujuan mengidentifikasi
permasalah yang ada. Pengukuran geometrik dilakukan menggunakan
meteran, pengukuran yang meliputi panjang ruas jalan, lebar jalan dan
22

bahu jalan.
B. Menghitung volume lalu lintas
Untuk menghitung volume lalu lintas, data jumlah volume per 15 menit
dihitung dilakukan mulai pukul (06.00-18.00) Pencatatan meliputi
semua kendaraan yang melintas sepanjang jalan atau sekitaran jalan
Bunga Sakura, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan. Dari data
pengamatan akan diketahui berapa kendaran yang melewati rute
penelitian kemudian dihitung menggunakan persamaan 2.1 pada bab II
tinjauan pustaka halaman 20.

pos pos
pos pos

Gambar 3. 2 Pos perhitungan volume lalu lintas


C. Menghitung hambatan samping

Cara menghitung kelas hambatan samping adalah dengen cara


menghitung jumlah hambatan samping lalu mengalikannya dengan
bobot hambatan samping berdasarkan tipe-tipe kejadiannya yang di
tunjukkan pada Tabel 2.9, kemudian menentukan hambatan samping
berdasarkan Tabel 2.10.
23

Gambar 3. 3 Pos perhitungan hambatan samping


D. Menghitung kecepatan arus lalu lintas

Setelah mendapatkan kecepatan arus lalu lintas bedasarkan hasil survei,


maka dihitung kecepatan arus bebas dengan menggunakan rumus 2.2.
E. Menghitung kapasitas

Untuk menghitung kapasitas didapat dari persamaan kapasitas dasar,


faktor penyesuaian kapasitas terkait lebar jalur, faktor penyesuaian
kapasias terkait pemisah arah, dan Faktor kapasitas akibat hambatan
samping menggunakan rumus 2.3.

3.5 Bagan Alir

Pengumpulan Data

Studi Literatur

Data Primer:
Data Sekunder:
Geometrik Jalan
Peta Lokasi
Arus lalu lintas
Sketsa Lokasi
hambatan samping
24

Analisa data:
1. Volume lalu lintas
2. Kecepatan arus lalu
lintas
3. Kapasitas
4. Hambatan samping

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan`dan Saran

Selesai

Gambar 3. 4 Bagan Alir Penelitian Secara Umum

3.6Penelusuran Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu adalah studi literatur yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Beberapa penelitian yang
berhubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu

Judul Tujuan Metode Hasil

Analisis Tingkat Tujuan penelitian Metode MKJI 1) Berdasarkan


Pelayanan Jalan ini adalah untuk 1997 dan PKJI hasil survey di
Akibat Aktivitas mengetahui 2014 lapangan pada
Pasar Tradisional tingkat hari Senin,
Koto Baru pelayanan jalan volume lalu lintas
Kabupaten akibat aktivitas pada jam puncak
Tanah Datar pasar dan sebesar 1994
mencari solusi skr/jam pada
kemacetan pukul 14.00-
25

Pasar Koto Baru 15.00 WIB; 2)


Kabupaten Pada kondisi
Tanah Datar. eksisting
didapatkan hasil
Q/C=DS sebesar
0,79 termasuk
tingkat
pelayanan jalan
D; 3) Pada
kondisi skenario
1 penerapan on
street parking
diasumsikan
mobil parkir di
sepanjang badan
jalan sebesar 2,5
meter, tetapi
sepeda motor
dialihkan
parkirnya
menjadi off
street parking
didapatkan hasil
Q/C=DS sebesar
0,72 termasuk
tingkat
pelayanan jalan
C; 4) Pada
kondisi skenario
2 penerapan off
street parking
26

dengan melarang
mobil dan
sepeda motor
parkir di bahu
jalan dan badan
jalan sehingga
lebar jalan
menjadi efektif
didapatkan hasil
Q/C=DS sebesar
0,68 termasuk
tingkat
pelayanan jalan
C; 5) Skenario 2
dipilih sebagai
alternatif solusi
kemacetan pada
Pasar Koto Baru,
karena
menghasilkan DS
yang lebih kecil
dibanding
skenario 1; dan
6) Diharapkan
pemerintah
setempat
mengeluarkan
kebijakan
penanganan
kemacetan
terkait kondisi
27

tingkat
pelayanan jalan
DS>0,75 akibat
aktivitas pasar
pada hari Senin
di Pasar Koto
Baru Kabupaten
Tanah Datar.
Analisis Tingkat Survey lalu 1. Jumlah
Pelayanan lintas pejalan kaki yang
Pedestrian Dan masuk ke dalam
Perparkiran daerah studi
Kawasan Pasar pada titik A1
Pembangunan sebesar 180
Kota orang, titik A2
Pangkalpinang sebesar 336
orang, titik A3
sebesar 167
orang, titik A4
sebesar 195
orang.

2. Jumlah
kendaraan yang
parkir pada
kawasan pasar
pembangunan
Pangkalpinang
pada titik A1
sebesar 366
kendaraan, titik
A3 sebesar 386
28

kendaraan.

Pengaruh Parkir bertujuan untuk MKJI 1997 Parkir di badan


Di Badan Jalan mengetahui jalan (on street
(On-Street pengaruh parkir parking) di
Parking) di jalan (on street segmen jalan
Terhadap Kinerja parking), Simpang Pasar
Jalan besarnya Bogor – Gg.
(Studi Kasus penurunan Aut
Ruas Jalan Surya tingkat kinerja mempengaruhi
Kencana jalan akibat derajat
Simpang Pasar kegiatan on kejenuhan atau
Bogor – Simpang street parking V/C ratio pada
Gg. Aut) dan solusi jalan tersebut,
alternatif yang dari angka 0,7
tepat untuk tanpa on street
sistem parkir. parking menjadi
Teknik analisis 0,9 dengan
data on street parking,
menggunakan sehingga arus
pedoman lalu lintas
Manual tidak stabil dan
Kapasitas Jalan terjadi
Indonesia 1997 penundaan
(MKJI kendaraan
1997) dengan
variabel
penelitiannya
yaitu data
volume lalu
29

lintas, kecepatan
arus bebas
kendaraan,
kapasitas jalan,
dan derajat
kejenuhan (V/C
ratio).
Kemacetan Tujuan penelitian Survey lokasi Dampak parkir
Akibat Fasilitas ini untuk dan hambatan
Parkir Pada mengetahui samping
Badan dampak fasilitas terhadap kinerja
Jalan Dan parkir lalu lintas
Hambatan dan hambatan di ruas jalan
Samping samping Matraman Raya-
terhadap kinerja Kp.
lalu lintas dan Melayu pada hari
mencari solusi kerja berada
kemacetan pada pada
jalan Matraman kategori E.
Raya. Dampak Sedangkan pada
parkir dan hari
hambatan libur berada pada
samping kategori D.
terhadap kinerja Faktor
lalu lintas di ruas dominan dari
jalan Matraman pengaruh
Raya- fasilitas
Kp. Melayu pada parkir dan
hari kerja berada hambatan
pada kategori E. samping
terhadap kinerja
30

jalan secara
berurutan adalah
kendaraan
masuk
pasar, kendaraan
lambat,
kendaraan
keluar masuk
parkir, kendaraan
berhenti dan
pejalan kaki.
Analisis Tingkat Penelitian MKJI 1997 Berdasarkan
Pelayanan Jalan ini dilakukan hasil
W.R. untuk pengolahan data
Supratman mengetahui diperoleh volume
Akibat Aktivitas apakah aktivitas kendaraan
Parkir Di Pasar pasar sangat tertinggi kondisi
Peunayong, berpengaruh eksisting saat
Banda Aceh terhadap tingkat jam puncak
pelayanan jalan arus lalu-lintas
di Jalan W.R. terbanyak terjadi
Supratman dan pada hari
bagaimana Senin 17 Oktober
skenario 2016 pukul 07.00
penanganan -08.00
kemacetan yang WIB sebesar
terjadi pada ruas 2080 smp/jam
Jalan W.R.
Supratman
akibat aktivitas
pasar.
31
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil perhitungan dan pembahasan dari
pokok permasalahan sesuai dengan teori-teori yang telah dijelaskan pada
bab tinjauan kepustakaan. Adapaun hasil dan pembahasan tersebit
diantaranya adalah sebagai berikut.

4.1 Hasil Penelitian


Data survei penelitian ini diperoleh berdasarkan survey dilapangan
yang dilakukan selama 7 hari dari pengamatan yaitu dari Senin, Selasa,
Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu. Diambil dari tanggal 14 Agustus,
15 Agustus, 16 Agustus, 17 Agustus, 18 Agustus, 19 Agustus, 20 Agustus,
21 Agustus pada Jl Flamboyan Raya Kecamatan Medan Tuntungan Kota
Medan.
Survei yang dilakukan meliputi data geometrik, volume lalu lintas,
kecepatan dan hambatan samping. Survey data lalu lintas jalan dilakukan
mulai pukul 06.00-18.00 WIB dengan interval waktu 15 menit, maka hasil
penelitian pada Jalan Flamboyan Raya Kecamatan Medan Tuntungan Kota
Medan adalah sebagai berikut.

4.1.1 Geometrik Jalan


Pada Jalan Flamboyan Raya Kecamatan Medan Tuntungan Kota
Medan terdiri dari 2 jalur terbagi dengan median. Lebar badan jalan setiap
jalur 3,5 meter, untuk bahu masing 1,5 meter dengan jarak yang diambil
300 m.

4.1.2 Volume Lalu Lintas


Untuk mendapatakan nilai arus lalu lintas pada ruas jalan, terlebih
dahulu dipilih sehingga dapat dikelompokkan jalur dan tipe kendaraan.
Dari sini dapat diketahui jumlah tipe kendaraan tiap jalur. Dengan diketahui

33
34

jumlah tiap tipe kendaraan, maka arus lalu lintas dapat dihitung menurut
persamaan. Survei lalu lintas dilakukan dalam tujuh hari dari satu titik
pengamatan. Hasil pengamatan yang dilakukan akan dikonversikan
kedalam satuan kendaraan ringan (skr), Sehingga didapatkan nilai skr.
Berdasarkan hasil survey volume lalu lintas kemudian didapatkan hasil
perhitungan volume lalu lintas dalam satuan skr/menit yang sudah
dikonversikan dalam ekivalen kendaraan. Dari Grafik 4.1 dapat diketahui
nilai tertinggi volume lalu lintas pada hari senin.

Berdasarkan dari hasil perhitungan berikut didapat grafik 4.1 berikut ini.

Jumlah Kendaraan Skr/jam

700
600
500
400
300
200
100
0
0

0
.0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18
0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

Gambar 4. 1 Grafik Volume lalu lintas senin


Berdasarkan data survey volume lalu lintas kemudian di dapat hasil
35

perhitungan volume lalu lintas dalam satuan skr/menit yang sudah


dikonferensikan kedalam ekivalen kendaraan. Dari Grafik 4.1 diketahui
nilai tertinggi atau volume tertinggi pada hari Senin, 14 Agustus 2022 yaitu
terjadi pada pukul 13:00-14:00 dengan nilai 585,8 skr/menit. Perhitungan
volume lalu lintas dapat dilihat pada lampiran A.

Jumlah Kend Skr/Jam

800

700

600

500

400

300

200

100

0
0

0
.0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18
0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

Gambar 4. 2 Grafik Volume Lalu Lintas Selasa

Berdasarkan data survey volume lalu lintas kemudian di dapat hasil


perhitungan volume lalu lintas dalam satuan skr/menit yang sudah
dikonferensikan kedalam ekivalen kendaraan. Dari Grafik 4.2 diketahui
nilai tertinggi atau volume tertinggi pada hari Selasa, 15 Agustus 2022
yaitu terjadi pada pukul 14:00-15:00 dengan nilai 709,8 skr/menit.
Perhitungan volume lalu lintas dapat dilihat pada lampiran A.
36

Jumlah Kend Skr/Jam

800
700
600
500
400
300
200
100
0
0

0
.0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18
0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

Gambar 4. 3 Grafik Volume Lalu Lintas Rabu


Berdasarkan data survey volume lalu lintas kemudian di dapat hasil
perhitungan volume lalu lintas dalam satuan skr/menit yang sudah
dikonferensikan kedalam ekivalen kendaraan. Dari Grafik 4.3 diketahui
nilai tertinggi atau volume tertinggi pada hari Rabu, 16 Agustus 2022 yaitu
terjadi pada pukul 15:00-16:00 dengan nilai 720 skr/menit. Perhitungan
volume lalu lintas dapat dilihat pada lampiran A.
37

Total Kend/Jam
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0

0
.0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18
0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17 Gambar 4. 4 Grafik Volume Lalu Lintas Kamis


Berdasarkan data survey volume lalu lintas kemudian di dapat hasil
perhitungan volume lalu lintas dalam satuan skr/menit yang sudah
dikonferensikan kedalam ekivalen kendaraan. Dari Grafik 4.4 diketahui
nilai tertinggi atau volume tertinggi pada hari Kamis, 17 Agustus 2022
yaitu terjadi pada pukul 15:00-16:00 dengan nilai 720,4 skr/menit.
Perhitungan volume lalu lintas dapat dilihat pada lampiran A.
38

Total
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0

0
.0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18
0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17
Gambar 4. 5 Grafik Volume Lalu Lintas Jumat
Berdasarkan data survey volume lalu lintas kemudian di dapat hasil
perhitungan volume lalu lintas dalam satuan skr/menit yang sudah
dikonferensikan kedalam ekivalen kendaraan. Dari Grafik 4.5 diketahui
nilai tertinggi atau volume tertinggi pada hari Jumat, 18 Agustus 2022
yaitu terjadi pada pukul 15:00-16:00 dengan nilai 897 skr/menit.
Perhitungan volume lalu lintas dapat dilihat pada lampiran A.
39

Total Kend/Jam
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
07 7.00

08 8:00

09 9:00

10 0:00

11 1:00

12 2:00

13 3:00

14 4:00

15 5:00

16 6:00

17 7:00

0
:0
18
0

1
0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

Gambar 4. 6 Grafik Volume Lalu Lintas Sabtu


Berdasarkan data survey volume lalu lintas kemudian di dapat hasil
perhitungan volume lalu lintas dalam satuan skr/menit yang sudah
dikonferensikan kedalam ekivalen kendaraan. Dari Grafik 4.6 diketahui
nilai tertinggi atau volume tertinggi pada hari Sabtu, 19 Agustus 2022 yaitu
terjadi pada pukul 15:00-16:00 dengan nilai 935,6 skr/menit. Perhitungan
volume lalu lintas dapat dilihat pada lampiran A.
40

Total Kend/Jam
1200

1000

800

600

400

200

0
0

0
.0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18
0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17
Gambar 4. 7 Grafik Volume Lalu Lintas Minggu
Berdasarkan data survey volume lalu lintas kemudian di dapat hasil
perhitungan volume lalu lintas dalam satuan skr/menit yang sudah
dikonferensikan kedalam ekivalen kendaraan. Dari Grafik 4.7 diketahui
nilai tertinggi atau volume tertinggi pada hari Minggu, 19 Agustus 2022
yaitu terjadi pada pukul 14:00-15:00 dengan nilai 1048,8 skr/menit.
Perhitungan volume lalu lintas dapat dilihat pada lampiran A.
Hasil survey volume lalu lintas yang dilakukan selama 7 hari mulai
dari tanggal 14-20 Agustus didapatlah jam puncak pada tabel 4.8
Rekapitulasi Jam Puncak berikut ini.

Tabel 4. 1 Rekapitulasi Jam Puncak (skr/jam)


41

Jam
HARI Waktu
Puncak
13:00-
SENIN 585,8
14.00
14:00-
SELASA 709,8
13:00
15:00-
RABU 720
16:00
15:00-
KAMIS 720,4
16:00
15:00-
JUMAT 897
16:00
11:00-
SABTU 935,6
12:00
12:00-
MINGGU 1048,8
13:00
Berdasarkan dari perhitungan rekapitulasi volume lalu lintas pada
tabel 4.8 didapatlah grafik sebagai berikut.

Jam Puncak
1200
1000
800
600
400
200
0
13:00-14.00

14:00-13:00

15:00-16:00

15:00-16:00

15:00-16:00

11:00-12:00

12:00-13:00

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

Gambar 4. 8 Grafik Rekaptulasi Jam Puncak


42

4.1.3 Kecepatan
Hasil dari perhitungan kecepatan yang didapatkan berdasarkan
penelitian selama 7 hari pada titik pengamatan Jalan Flamboyan Raya
Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan adalah sebagai berikut.

Total
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0

:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

R a :00

ta
07 7.0

08 8:0

10 0:0

12 2:0

13 3:0

16 6:0

17 7:0

-ra
:

:
09

11

14

15

18
0

ta
0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

09

11

14

15

Gambar 4. 9 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Senin, 14 Agustus 2022


Berdasarkan dari hasil, maka kecepatan kendaraan dapat
digambarkan seperti grafik 4.9. Berdasarkan grafik tersebut
terlihat bahwa semakin rendah volume lalu lintas pada hari
Senin,14 Agustus 2022 maka semakin tinggi kecepatan yang
terjadi, begitupun sebaliknya semakin tinggi volume lalu lintas
yang didapat maka semakin rendah kecepatan kendaraan.
Perhitungan kecepatan kendaraan dapat dilihat pada lampiran A.
43

Total
60.00

56.00

52.00

48.00

44.00
0

:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

R a 00

ta
07 7.0

09 9:0

11 1:0

14 4:0

16 6:0

-ra
:

:
08

10

12

13

15

17

18
0

ta
0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-

0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

08

10

12

13

15

17
Gambar 4. 10 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Selasa, 15 Agustus 2022
Berdasarkan hasil, maka kecepatan kendaraan dapat
digambarkan seperti grafik 4.10. Berdasarkan grafik tersebut
terlihat bahwa semakin rendah volume lalu lintas pada hari 15
Agustus 2022 maka semakin tinggi kecepatan yang terjadi,
begitupun sebaliknya semakin tinggi volume lalu lintas yang
didapat maka semakin rendah kecepatan kendaraan. Perhitungan
kecepatan kendaraan dapat dilihat pada lampiran A.
44

Total
60.00
58.00
56.00
54.00
52.00
50.00
48.00
46.00
44.00
0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0
R a :00

ta
07 07.0

08 08:0

09 09:0

10 10:0

11 11:0

12 12:0

13 13:0

14 14:0

15 15:0

16 16:0

17 17:0

-ra
18

ta
0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

Gambar 4. 11Kecepatan Lalu Lintas Rabu, 16 Agustus 2022


Berdasarkan hasil, maka kecepatan kendaraan dapat
digambarkan seperti grafik 4.11. Berdasarkan grafik tersebut
terlihat bahwa semakin rendah volume lalu lintas pada hari 16
Agustus 2022 maka semakin tinggi kecepatan yang terjadi,
begitupun sebaliknya semakin tinggi volume lalu lintas yang
didapat maka semakin rendah kecepatan kendaraan. Perhitungan
kecepatan kendaraan dapat dilihat pada lampiran A.
45

Total
60.00
58.00
56.00
54.00
52.00
50.00
48.00
46.00
44.00
0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0
R a :00

ta
07 07.0

08 08:0

09 09:0

10 10:0

11 11:0

12 12:0

13 13:0

14 14:0

15 15:0

16 16:0

17 17:0

-ra
18

ta
0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

Gambar 4. 12 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Kamis, 17 Agustus 2022


Berdasarkan hasil maka kecepatan kendaraan dapat
digambarkan seperti grafik 4.12. Berdasarkan grafik tersebut
terlihat bahwa semakin rendah volume lalu lintas pada hari Senin,
17 Agustus 2022 maka semakin tinggi kecepatan yang terjadi,
begitupun sebaliknya semakin tinggi volume lalu lintas yang
didapat maka semakin rendah kecepatan kendaraan. Perhitungan
kecepatan kendaraan dapat dilihat pada lampiran A.
46

Total
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
:0 .00

:0 :00

:0 :00

:0 :00

:0 :00

:0 :00

:0 :00

:0 :00

:0 :00

:0 :00

:0 :00

R a :00

ta
-ra
07 -07

08 -08

09 -09

10 -10

11 -11

12 -12

13 -13

14 -14

15 -15

16 -16

17 -17
18
ta
0-
0

0
:0
06

Gambar 4. 13 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Jumat, 18 Agustus


2022
Berdasarkan hasil, maka kecepatan kendaraan dapat
digambarkan seperti grafik 4.13. Berdasarkan grafik tersebut
terlihat bahwa semakin rendah volume lalu lintas pada hari 18
Agustus 2022 maka semakin tinggi kecepatan yang terjadi,
begitupun sebaliknya semakin tinggi volume lalu lintas yang
didapat maka semakin rendah kecepatan kendaraan. Perhitungan
kecepatan kendaraan dapat dilihat pada lampiran A.
47

Total
60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

:0 00

R a :00

ta
-ra
07 -07.

08 -08:

09 -09:

10 -10:

11 -11:

12 -12:

13 -13:

14 -14:

15 -15:

16 -16:

17 -17:
18
ta
0-
0

0
:0
06

Gambar 4. 14 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Sabtu, 19 Agustus 2022


Berdasarkan grafik 4.14. Berdasarkan grafik tersebut terlihat
bahwa semakin rendah volume lalu lintas pada hari Sabtu, 19
Agustus 2022 maka semakin tinggi kecepatan yang terjadi,
begitupun sebaliknya semakin tinggi volume lalu lintas yang
didapat maka semakin rendah kecepatan kendaraan. Perhitungan
kecepatan kendaraan dapat dilihat pada lampiran A.
48

Total
60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0

0- 0
R a :00

ta
07 07.0

08 08:0

09 09:0

10 10:0

11 11:0

12 12:0

13 13:0

14 14:0

15 15:0

16 16:0

17 17:0

-ra
18

ta
0-
:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0

:0
06

Gambar 4. 15 Grafik Kecepatan Lalu Lintas Minggu, 20 Agustus 2022


Berdasarkan grafik pada kecepatan lalu lintas bahwa semakin
rendah volume lalu lintas maka semakin tinggi kecepatan yang
terjadi, begitupun sebaliknya semakin tinggi volume lalu lintas yang
didapat maka semakin rendah kecepatan kendaraan. Perhitungan
kecepatan kendaraan dapat dilihat pada lampiran A.

4.1.4 Hambatan Samping


Survei hambatan samping lalu lintas dilakukan dalam 7 hari yaitu hari
senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu dan minggu. Untuk mengetahui
kelas hambatan samping, maka diambil data kejadian hambatan samping
dijam puncak volume lalu lintas. Hasil pengamatan yang sudah dilakukan
kemudian dikalikan dengan faktor bobot hambatan samping sehingga
didapat nilai seperti tabel berikut.

Tabel 4. 2 Hambatan Samping


49

Kend Pejalan kend tdk kend


Hari Waktu keluar/masuk kaki bermotor berhenti
06:00-
Senin 283 759 25 697
07:00
07:00-
234 643 13 640
Selasa 08:00
12:00-
Rabu 13:00 197 673 11 993
15:00-
Kamis 16:00 269 637 24 689
13:00-
Jumat 14:00 249 661 15 794
13:00-
Sabtu 14:00 267 678 44 628
13:00-
Minggu 14:00 243 616 15 942
Jumlah 1742 4667 147 5383
Rata-Rata 248,86 666,71 21,00 769,00
HS X Bobot HS 248,86 333,36 8,40 538,30
Jumlah HS 1128,91

Berdasarkan jumlah Hambatan Samping (HS) setelah pembobotan


didapatkan bahwa Jalan Flamboyan Raya memiliki kelas Hambatan
Samping Sangat Tinggi, ST (HS, >900). Dan dengan kendaraan berhenti
atau parkir didapat hamabatan samping 538,30 maka digolongkan kelas
Tinggi, T (HS, 500-899).

4.1.5 Analisa Kapasitas


Dari hasil pengamatan selama 7 hari dilakukan dilapangan maka
dilakukan pengolahan data untuk kapasitas ruas Jalan Flamboyan Raya
menggunakan langkah analisa sebagai berikut.
1. Kapasitas Dasar (C0)
Berdasarkan Tabel 2.2 pada Bab II nilai kapasitas dasar untuk tipe
jalan 1650 skr/jam
2. Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)
Berdasarkan tipe jalan 4/2 T dan lebar jalur maka didapatkan FCw
sesuai dengan tabel 2.3 pada Bab II nilai FCw 1,00
3. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCHS)
50

Berdasarkan tipe jalan dan lebar bahu efektif dengan kelas hambatan
samping maka berdasarkan tabel didapatkan nilai 0,95
4. Faktor Penyesuain Kapasitas Ukuran Kota (FCuk)
Berdasarkan jumlah penduduk kecamatan medan tuntungan 97.249
pada tahun 2020 maka didapatkan nilai FCuk sebesar 0,86
Setelah didapatkan nilai-nilai dari faktor penyesuain kapasitas, maka
didapatkan nilai kapasitas setelah dikaitkan dengan faktor penyesuain
sebagai berikut:
C=C0 x FCw x FCHS x FCuk
C=1650 x 1,00 x 0,95 x 0,86
C= 1348,05

4.1.6 Derajat Kejenuhan


Hasil dari kejenuhan yang didapat berdasarkan penelitian selama 7
hari pada Jalan Flamboyan Raya adalah dengan tingkatan pelayanan D
maka arus mendekati stabil, kecepatan masih dapat dikendalikan, V/C
masih dapat ditoleri. Perhitungan Dj pada Jalan Flamboyan Raya dapat
dihitung dengan persamaan.
Q
Dj=
C
1048,8
Dj=
1348,05
Dj= 0,78

4.1.7 Tingkat Pelayanan Jalan


Berdasarkan dari hasil perhitungan derajat kejenuhan maka ruas
pada jalan Flamboyan Raya termasuk dalam Tingkat Pelayanan D.
Berdasarkan tabel 2.8 dengan kondisi lalu lintas arus mendekati stabil,
kecepatan masih dapat dikendalikan, V/C masih dapat ditoleri.
51

4.2 Pembahasan
Setelah dilakukan pengamatan dilapangan dan pengolahan data
maka diperoleh hasil yang menunjukkan analisis hambatan samping pada
ruas Jalan Flamboyan Raya. Hasil merupakan dari pengolahan data pada
setiap parameter yang diteliti pada 7 hari.

4.2.1 Geometrik Jalan


Jalan Flamboyan Raya Kota Medan merupakan jalan kolektor
sekunder dengan tipe 4 lajur terbagi dengan 2 jalur dengan lebar badan
jalan setiap jalur 3,5meter dengan median.

4.2.2 Volume Lalu Lintas


Dari hasil pengolahan data sehubung dengan masing-masing
kendaraan memberikan pengaruh berbeda-beda dalam arus lalu lintas.
Untuk volulme lalu lintas terjadi pada hari minggu, sedangkan untuk
volume terendah terjadi pada hari senin. Dalam hal ini hari minggu
merupakan sebagai hari libur dengan beragam aktivitas masyarakat yang
begitu aktif sehingga berpengaruh terhadap besarnya volume lalu lintas
kendaraan yang meningkat.

4.2.3 Kecepatan
Nilai kecepatan yang dihasilkan kendaraan berbeda berdasarkan
masing-masing jenis kendaraan, yaitu sepeda motor, kendaraan ringan,
dan kendaraan berat. Dari hasil perhitungan kecepatan diketahui dengan
meningkatnya volume lalu lintas maka akan berpengaruh dengan
kecepatan kendaraan.

4.2.4 Hambatan Samping


Hasil pengamatan yang dilakukan kemudian dikalikan dengan faktor
bobot hambatan samping. Berdasarkan hasil perhitungan sebesar 1128,91
yang artinya memiliki kelas hambatan samping yang sangat tinggi. Hal ini
52

dikarenakan kendaraan berhenti sembarangan dan banyak nya kendaraan


yang parkir dibadan jalan karena adanya aktivitas pasar dan juga tidak
adanya lahan parkir yang disediakan oleh pemerintah setempat sehingga
dengan adanya parkir dibadan jalan ini menyebabkan terhambatnya lalu
lintas terhadap kecepatan dan volume lalu lintas yang melewati ruas
tersebut.

4.2.5 Kapasitas
Untuk membandingkan pengaruh dari aktivitas parkir pasar tehadap
suatu ruas jalan tentu perlunya dihitung kapasitas. Hasil perhitungan pada
Jl. Flamboyan Raya sebesar 1348,05 skr/jam dengan hampir mencapai
kapasitas jalan yang diisyaratkan PKJI 2014 jalan perkotaan yaitu 1650
skr/jam.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil survey dan analisa data pada penelitian pengaruh


aktivitas parkir pasar terhadap kinerja jalan, maka dapat ditemukan
beberapa kesimpulan dan saran.

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah
dilaksanakan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil pengolahan data pada Jalan Flamboyan Raya Kota
Medan dapat diketahui bahwa Derajat Kejenuhan adalah 0,78 dengan
Tingkat Pelayanan D yaitu dengan kondisi lalu lintas arus mendekati
stabil, kecepatan masih dapat dikendalikan, V/C masih dapat ditoleri
2. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui kapasitas Jalan
Flamboyan Raya Kota Medan memiliki kapasitas sebesar 1348,05
skr/jam. Yang artinya kapasitas jalan tersebut hampir mencapai
kapasitas jalan yang diisyaratkan dalam PKJI 2014 jalan perkotaan
yaitu 1650 skr/jam. Yang artinya kapasitas jalan tersebut memiliki
pengaruh yang cukup tinggi dengan adanya aktivitas parkir pasar
dibadan jalan.
3. Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa hambatan samping pada
ruas Jan Flamboyan Raya Kota Medan tinggi yaitu sebesar 1128,91
dengan melihat frekuensi menurut PKJI 2014 yaitu >900, dengan
kondisi daerah niaga dengan aktivitas pasar sisi jalan yang sangat
tinggi, maka perlu dilakukan pengelolaan jalan yang baik serta
mengembalikan fungsi bahu jalan. Pengaruh yang sangat jelas
dengan berkurangnya kapasitas jalan dan kinerja jalan, maka secara
langsung aktivitas parkir pada badan jalan akan berpengaruh
terhadap kecepatan kendaraan.

53
54

5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas dapat diberikan saran-saran
untuk rekomendasi sebagai berikut:
1. Perhitungan volume lalulintas dilakukan secara manual maka
keakuratan tidak bisa dipastikan, agar bisa menentukan secara
akurat persentase tingkat keberhasilan jalan disarankan penelitian
berikutnya bisa menggunakan video kamera atau pada analisis data
dapat dilakukan dengan software yang berhubungan dengan
penelitian.
2. Kecepatan kendaraan ditentukan dari PKJI 2014 untuk penelitian
berikutnya bisa menggunakan teknologi dalam pengambilan data
kecepatan dengan menggunakan alat speedgun.
3. Dengan tingkat pelayanan D pada Jalan Flamboyan Raya Kota
Medan lebih baiknya pemerintah setempat atau instansi
memberikan perhatian khusus kembali memperhatikan kinerja lalu
lintas agar terciptanya kenyamanan dalam berkendara dan juga
diberikan ruang parkir khusus didaerah pasar agar tidak terjadi
parkir dibadan jalan yang berdampak pada kinerja lalu lintas.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Perhubungan. 1998. Pedoman Perencanaan Dan


Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas
Angkutan Kota, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.

Funan, G.A., Cornelis, R. And Hunggurami, E. (2014) ‘Studi Kinerja Jalan


Akibat Hambatan Samping Di Jalan Timor Raya Depan Pasar Oesao
Kabupaten Kupang’, Jurnal Teknik Sipil Nusa Cendana, 3(1), Pp. 1–12.

Kawulur, C.I. Et Al. (2013) ‘Analisa Kecepatan Yang Diinginkan Oleh


Pengemudi (Studi Kasus Ruas Jalan Manado-Bitung)’, P. 9.

Kumalawati, A. Et Al. (2021) ‘Hubungan Volume Dan Kecepatan Lalu


Lintas Terhadap Kinerja Jalan Ahmad Yani Kota Kupang’, Jurnal Teknik
Sipil, 10(2), P. 12.

Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014). Direktorat Jenderal Bina


Marga , Kementrian Pekerjaan Umum (Rancangan 1). Available At:
Direktorat Jenderal Bina Marga , Kementrian Pekerjaan Umum.

Pp No. 30 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas Dan


Angkutan Jalan [Jdih Bpk Ri] (No Date). Available At:
Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Details/161874/Pp-No-30-Tahun-2021
(Accessed: 16 June 2022).

Rahardjo, S. (No Date) ‘Perkembangan Dan Kajian Konstruksi Jalan Di


Indonesia : Teknologi Dan Karakteristik Lalu Lintas’, P. 1.

Septiawan, A.F. (2019) Analisis Dampak Geometrik Jalan Terhadap Kinerja


Jalan Pada Ruas Jalan Trans Samarinda-Bontang Km 3-Km 8. Bachelor.
Institut Teknologi Kalimantan. Available At:
Http://Repository.Itk.Ac.Id/105/ (Accessed: 9 June 2022).

Sipilpedia (No Date) ‘Panduan Kapasitas Jalan Indonesia (Pkji) 2014 -


Sipilpedia’, Https://Sipilpedia.Com/. Available At:
Https://Sipilpedia.Com/Panduan-Kapasitas-Jalan-Indonesia-Pkji-2014/
(Accessed: 7 June 2022).

Sukirman, S. (2010) Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Nova.

Widari, L.A., Akbar, S.J. And Fajar, R. (2021) ‘Analisis Tingkat Pelayanan
Jalan (Studi Kasus Jalan Medan–Banda Aceh Km 254+800 S.D Km
256+700)’, Teras Jurnal, 5(2). Doi:10.29103/Tj.V5i2.11.

55
LAMPIRAN A

A.1 Volume Lalu Lintas


Untuk mengetahui besarnya volume kendaraan yang melewati satu
titik pengamatan selama periode waktu tertentu, terlebih dahulu jumlah
kendaraan dari hasil pengamatan harus dikalikan dengan nilai ekivalen
tiap jenis kendaraan. Nilai ekivalen menurut PKJI 2014 untuk kendaraan
ringan adalah 1, kendaraan berat 1,2 dan sepeda motor adalah 0,25
dikarenakan Tipe jalan 4/2T dan Arus lalu lintas per lajur < 1050.

Arus lalu lintas per lajur Ekr


Tipe jalan
(kend/jam) KB SM
2/1 dan <1050 1,3 0,40
4/2T
>1050 1,2 0,25
3/1 dan <1100 1,3 0,40
6/2T
>110 1,2 0,25

Maka:
Jalan Flamboyan Raya Kota Medan Minggu, 20 Agustus 2022
Kendaraan Ringan (KR) = 12 x 1 = 12 skr/menit
Sepeda Motor (SM) = 138 x 0,4 = 55,2 skr/menit
Kendaraan Berat (KB) = 1 x 1,2 = 1,2 skr/menit

Kend. Kend. Sepeda


Waktu Berat Ringan Motor Total
(KB) (KR) (SM)
06:00-07.00 1,2 100 248,4 349,6
07:00-08:00 2,4 168 266,8 437,2
08:00-09:00 1,2 181 354,4 536,6
09:00-10:00 3,6 235 307,6 546,2
10:00-11:00 2,4 262 256 520,4
11:00-12:00 2,4 276 300,4 578,8
12:00-13:00 18 331 368,8 717,8
13:00-14:00 0 410 504 914
14:00-15:00 13,2 450 585,6 1048,8

56
57

15:00-16:00 3,6 413 424,4 841


16:00-17:00 3,6 261 482 746,6
17:00-18:00 7,2 272 428,8 708
jumlah 58,8 3359 4527,2 7945

Untuk mendapatkan nilai rekapitulasi jam puncak, dapat melihat nilai


volume terbesar tiap masing-masing hari, nilai volume terbesar yaitu pada
hari Minggu, 20 Agustus 2022 pada pukul 14:00-15:00 dengan nilai 1048,8.

HARI Waktu Jam Puncak

SENIN 13:00-14.00 585,8


SELASA 14:00-13:00 709,8
RABU 15:00-16:00 720
KAMIS 15:00-16:00 720,4
JUMAT 15:00-16:00 897
SABTU 11:00-12:00 935,6
MINGGU 12:00-13:00 1048,8

Langkah selanjutnya menghitung Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)


yaitu membagikan volume lalu lintas perhari dengan menggunakan
persamaan 2.1 pada BAB II berikut ini.
N
LHR =
T
Senin, 14 Agustus 2022:
N
LHR =
T
585,8
=
12
= 48,82 skr/jam
Selasa, 15 Agustus 2022:
N
LHR =
T
709,8
=
12
58

= 59,12 skr/jam
Rabu, 16 Agustus 2022:
N
LHR =
T
720
=
12
= 60 skr/jam
Kamis, 17 Agustus 2022:
N
LHR =
T
720,4
=
12
= 60,03 skr/jam
Jumat, 18 Agustus 2022:
N
LHR =
T
897
=
12
= 74,75 skr/jam
Sabtu, 19 Agustus 2022:
N
LHR =
T
935,6
=
12
= 77,97 skr/jam
Minggu, 20 Agustus 2022:
N
LHR =
T
1048,8
=
12
= 87,4 skr/jam

A.2 Kecepatan
Untuk menghitung kecepatan terlebih dahulu mengukur waktu
59

tempuh kendaraan dengan menggunakan stopwatch satuan detik dengan


jarak 100 m, kemudian didapat waktu tempuh rata-rata dengan
menjumlahkan setiap waktu tempuh dan membaginya. Selanjutanya
didapat nilai kecepatan m/detik dengan membagi jarak dengan wajtu
tempuh rata-rata, dan didapat hasil kecepatan km/jam. Maka perhitungan
kecepatan kendaraan diperlihatkan pada tabel.

Kecepatan Kendaraan
Hari/Tanggal:Senin, 14 Agustus 2022
Lokasi: Jalan Flamboyan Raya
Cuaca: Cerah
Petugas: Reza
Waktu Tempuh Waktu kecepata kecepata
N (det) Tempuh Jara n n
Waktu
o Rata-Rata k
1 2 3 (det) (m/det) (km/det)
06:00-
1 6,45 6,98 7,35 6,93 100 14,44 51,97
06:15
06:15-
2 6,87 6,6 7,6 7,02 100 14,24 51,26
06:30
06:30-
3 7,09 7,6 7,36 7,35 100 13,61 48,98
06:45
06:45-
4 6,67 6,76 7,21 6,88 100 14,53 52,33
07:00
07:00-
5 6,88 100 14,54 52,35
07:15 7,12 7,27 6,24
07:15-
6 6,90 100 14,50 52,20
07:30 7,18 7,15 6,36
07:30-
7 7,24 100 13,82 49,75
07:45 7,26 7,24 7,21
07:45-
8 6,83 100 14,65 52,73
08:00 7,23 6,56 6,69
08:00-
9 6,91 100 14,47 52,10
08:15 7,15 6,69 6,89
08:15-
10 6,93 100 14,43 51,95
08:30 7,24 6,71 6,84
08:30-
11 6,75 100 14,81 53,33
08:45 6,56 6,36 7,33
08:45-
12 6,57 100 15,21 54,77
09:00 6,67 6,6 6,45
09:00-
13 6,45 100 15,51 55,84
09:15 6,74 6,21 6,39
09:15-
14 6,75 100 14,81 53,33
09:30 6,8 6,66 6,79
60

09:30-
15 6,83 100 14,63 52,68
09:45 6,6 6,45 7,45
09:45-
16 6,61 100 15,14 54,49
10:00 6,55 6,43 6,84
10:00-
17 6,98 100 14,33 51,58
10:15 6,69 6,71 7,54
10:15-
18 6,86 100 14,58 52,50
10:30 6,91 6,88 6,78
10:30-
19 6,64 100 15,06 54,22
10:45 6,66 6,7 6,56
10:45-
20 7,43 100 13,45 48,43
11:00 7,89 7,1 7,31
11:00-
21 6,60 100 15,16 54,57
11:15 6,54 6,88 6,37
11:15-
22 6,89 100 14,51 52,25
11:30 7,36 6,46 6,85
11:30-
23 6,83 100 14,64 52,71
11:45 6,85 6,31 7,33
11:45-
24 7,44 100 13,45 48,41
12:00 7,21 6,99 8,11
12:00-
25 6,87 100 14,56 52,40
12:15 6,98 6,74 6,89
12:15-
26 7,03 100 14,22 51,21
12:30 6,88 6,87 7,34
12:30-
27 6,24 100 16,03 57,69
12:45 5,4 6,99 6,33
12:45-
28 7,07 100 14,14 50,90
13:00 6,45 7,21 7,56
13:00-
29 7,61 100 13,13 47,29
13:15 6,85 8,1 7,89
13:15-
30 7,14 100 14,01 50,42
13:30 6,73 8,32 6,37
13:30-
31 7,22 100 13,84 49,84
13:45 7,59 7,24 6,84
13:45-
32 7,78 100 12,86 46,29
14:00 7,24 7,99 8,1
14:00-
33 7,98 100 12,53 45,11
14:15 8,71 7,56 7,67
14:15-
34 8,46 100 11,82 42,54
14:30 9,14 8,92 7,33
14:30-
35 8,11 100 12,33 44,39
14:45 8,25 9,1 6,98
14:45-
36 7,92 100 12,63 45,45
15:00 8,67 8,24 6,85
15:00-
37 6,89 100 14,52 52,27
15:15 7,22 6,66 6,78
15:15-
38 7,31 100 13,67 49,23
15:30 7,34 7,21 7,39
39 15:30- 6,91 7,32 6,89 7,04 100 14,20 51,14
61

15:45
15:45-
40 7,36 100 13,59 48,94
16:00 7,71 6,69 7,67
16:00-
41 7,05 100 14,19 51,09
16:15 7,21 6,54 7,39
16:15-
42 7,00 100 14,29 51,45
16:30 6,9 7,1 6,99
16:30-
43 6,35 100 15,76 56,72
16:45 5,9 6,36 6,78
16:45-
44 7,41 100 13,50 48,60
17:00 7,34 7,1 7,78
17:00-
45 6,92 100 14,45 52,02
17:15 6,99 7,23 6,54
17:15-
46 7,14 100 14,01 50,42
17:30 7,21 7,44 6,77
17:30-
47 7,34 100 13,62 49,05
17:45 7,7 7,53 6,79
17:45-
48 7,30 100 13,70 49,32
18:00 7,21 7,84 6,85
Untuk mengetahui kecepatan tinggi atau rendahnya kendaraan yang
melewati satu titik pengamatan selama periode waktu tertentu.

A.3 Hambatan Samping


Untuk menghitung hambatan samping pada ruas Jalan Flamboyan
Raya.
Tipe Kejadian Simbol Faktor
Berbobot
Kendaraan Berhenti atau Parkir KP 1,0
Pejalan Kaki PK 0,5
Kendaraan Tidak Bermotor UM 0,4
Kendaraan Keluar Masuk MK 0,7
Dari tabel pembobotan diatas kemudian dihitung nilai hambatan
samping dengan menentukan nilai survey lapangan tertinggi dari masing-
masing hari dan kemudian dikalikan dengan faktor bobot hambatan
samping. Untuk hasil perhitungan hambatan samping dapat dilihat pada.
Kend Pejalan kend tdk kend
Hari Waktu keluar/masuk kaki bermotor berhenti
06:00-
Senin 283 759 25 697
07:00
07:00-
234 643 13 640
Selasa 08:00
12:00-
Rabu 13:00 197 673 11 993
62

15:00-
Kamis 16:00 269 637 24 689
13:00-
Jumat 14:00 249 661 15 794
13:00-
Sabtu 14:00 267 678 44 628
mingg 13:00-
u 14:00 243 616 15 942
Jumlah 1742 4667 147 5383
Rata-Rata 248,86 666,71 21,00 769,00
HS X Bobot HS 248,86 333,36 8,40 538,30
Jumlah HS 1128,91

A.4 Kapasitas
Kapasitas sangat berpangaruh dengan menentukan kondisi kinerja
suatu jaringan jalan. Kapasitas dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan.
C = C0×FCw×FCPA×FCHS
1. Untuk menentukan kapasitas dasar (Co) tergantung tipe jalan dapat
dilihat dari tabel berikut ini.
Tipe jalan C0 (skr / jam) catatan
4/2T Jalan satu arah 1650 Per lajur (satu arah)
2/2 TT 2900 Per lajur (dua arah)
Karena Tipe Jalan 4 lajur 2 arah terbagi, maka Co adalah 1650
2. Untuk nilai faktor penyesuain akibat lebar jalur lalu lintas (FCw) dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tipe jalan FCLJ


Lebar jalur lalu lintas
efektif (Wc) (m)
4/2T atau Jalan satu arah Lebar per lajur
3,00 0,92
3,25 0,96
3,50 1,00

3,75 1,04
4,00 1,08
2/2T Lebar jalur 2 arah
2 0,56
63

6 0,87
7 1
8 1,14
9 1,25
10 1,29
11 1.,34

Karena tipe jalan 4 lajur 2 arah terbagi, dengan lebar badan jalan
3,5m setiap jalurnya maka didapat nilai FCw= 1,00
3. Untuk nilai faktor penyesuaian akibat pemisah arah (FCPA) table
berikut.
Pemisah arah PA %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30
FCPA 2/2TT 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
Berdasarkan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014, faktor
penyesuaian akibat pemisah arah hanya terdapat pada jalan tak
terbagi maka, untuk (FCPA) untuk tipe jalan 4/2 T tidak ada.
4. Untuk menentukan nilai faktor penyesuain kapasitas akibat
hambatan samping (FCHs) terlebih dahulu harus ditentukan kelas
hambatan samping dengan melihat tabel dibawah ini sesuai dengan
data faktor bobot hambatan samping yaitu 1128,91, maka kelas
hambatan samping termasuk Sangat Tinggi.

Nilai frekuensi
Kelas Hambatan kejadian (di
Kondisi Khusus
Samping kedua sisi) di kali
bobot

Sangat rendah, Daerah Pemukiman, tersedia jalan lingkungan


<100
SR (frontage road)
Daerah Pemukiman, ada beberapa angkutan
Rendah, R 100-299
umum (angkot)
Daerah Industri, ada beberapa toko di
Sedang, S 300-499
sepanjangsisi jalan
Daerah Komersial, ada aktivitas sisi jalan yang
Tinggi, T 500-899
tinggi
Sangat tinggi,
>900 Daerah Komersial, ada aktivitas pasar sisi jalan.
ST
Setelah menentukan kelas hambatan samping, maka selanjutnya
ditentukan besarnya nilai faktor hambatan samping dengan melihat tabel
64

ini.

FCHS
Tipe Jalan KHS Lebar bahu efektif LBe (m)
<0,5 m 1,0 m 1,5 m >2 m
Sangat Rendah 0,96 0,98 1,01 1,03
Rendah 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2T Sedang 0,92 0,95 0,98 1,00
Tinggi 0,88 0,82 0,95 0,98
Sangat Tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
Sangat Rendah 0,94 0,96 0,99 0,01
2/22TT atau Rendah 0,92 0,94 0,97 1,00
Jalan satu Sedang 0,89 0,922 0,95 0,98
arah Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
Sangat Tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91
Karena tipe jalan 4 lajur 2 arah terbagi, kelas hambatan samping
tinggi dan lebar bahu efektifikf 1,5, maka untuk nilai FCHs adalah 0,92.
5. Besarnya faktor penyesuain untuk ukuran kota dapat dilihat dengan

tabel berikut dengan memperlihatkan jumlah penduduk dalam kota


tersebut.

Faktor penyesuaian untuk


Ukuran Kota (Juta Penduduk)
ukuran kota (FCuk)

<0,1 0,86
0,1-0,5 0,9
0,5-1,0 0,94
1,0-3,0 1,00
>3,0 01.04

Dengan jumlah penduduk Kecamatan Medan Tuntungan 97249 jiwa,


65

maka nilai FCUK = 0,86 dikarenakan dibawah 0,1 juta penduduk.


Jadi, dengan menggunakan rumus kapasitas yaitu:
C =C0 x FCw x FCHS x FCuk
C =1650 x 1,00 x 0,95 x 0,86
C = 1348,05 skr/jam
Nilai kapasitas hampir mencapai kapasitas jalan yang diisyaratkan
PKJI 2014 jalan perkotaan yaitu 1650 skr/jam.
LAMPIRAN B

B.1 Briefing sebelum survey

B.2 Pengukuran Geometrik jalan

66
67

B.3 Survey Hambatan Samping

B.4 Survey Kecepatan Kendaraan


68

B.5 Survey Lapangan

B.6 Survey Volume Lalu Lintas


69

B.7 Survey Lapangan

B. 8 Survey Lapangan
70

B.9 Survey Lapangan

B.10 Survey Lapangan


71

B.11 Survey Lapangan

B.12 Survey Hari Senin


72

B.13 Survey Hari Selasa

B.14 Survey Hari Rabu

B.15 Survey Hari Kamis


73

B.16 Survey Hari Jumat

B.17 Survey Hari Sabtu

B.18 Survey Hari Minggu

Anda mungkin juga menyukai