Anda di halaman 1dari 5

JTech 6(2), 62 - 66 Azis, R., M.F.

Pomalingo, Ingka, RA

KARAKTERISTIK MUTU MINYAK KELAPA TRADISIONAL PADA UKM


SUKSES BERSAMA DENGAN METODE FERMENTASI

Azis Rosdiani1), Moh. Fikri Pomalingo2), Ingka Rizkyani Akolo


1
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Gorontalo
2
Program Studi Teknik Mesin, Universitas Negeri Manado
Email: rosdiani@poligon.ac.id 1)

ABSTRAK

UKM Sukses Bersama adalah merupakan salah satu UKM yang bergerak dalam pengolahan kelapa
menjadi minyak kelapa tradisional, Kelapa merupakan komoditas yang tersebar diseluruh Indonesia namun
konsumsi kelapa dalam bentuk minyak masih sangat kurang. Minyak kelapa yang di hasilkan pada umumnya
berkualitas rendah (cepat tengik), selain itu minyak yang di hasilkan warna yang tidak jernih dan beraroma yang
khas (aroma blondo) ini di sebabkan proses pengolahan minyak yang kurang baik dan yang sering di keluhkan
masyarakat adalah waktu pengolahan yang relatif lama, oleh karena itu perlu metode Fermentasi sebagai solusi
pengolahan minyak kelapa tradisional yang lebih efektif dan efisien. Analisis data dilakukan dengan metode
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu minyak kelapa yang di hasilkan dari UKM SUKSES
BERSAMA. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah bilangan peroksida, bilangan asam lemak bebas,
bilangan penyabunan, bilangan Iod serta sifat organoleptik yang meliputi warna dan aroma. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa minyak hasil fermentasi dari UKM ini memenuhi Standar Nasional Indonesia yakni
Bilangan Iod 8,14 mg jod/100g, Bilangan peroksida Nil mg oksigen/g, Bilangan penyabunan 264.37 mg
KOH/g dan Asam lemak bebas 0,17 % dan warna maupun aroma normal.

Kata kunci: arima, exponential smoothing Holt-Winters, gorontalo, peramalan, produksi padi

ABSTRACT

Gorontalo is one of the provinces in Indonesia that has large agricultural land which is mostly planted
with rice. The food demand for rice in Gorontalo increases from year to year according to population growth.
However, due to differences in rice yields in each region resulting in scarcity of rice, it affected the fulfillment
of the needs and stability of food supply in Gorontalo. To plan for commodities related to food, a special
mathematical model for forecasting is needed. One model that is often used for forecasting are Holt-Winters
exponential smoothing method and the Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) method. The
purpose of this study was to determine the forecasting model of rice production in Gorontalo Province using the
Holt-Winters and ARIMA exponential smoothing method so that it could provide input to the Regional
Government in taking policies related to food security in Gorontalo Province. The results of the analysis show
that the best forecasting model is ARIMA (3,1,3) which gives a smaller RMSE value than the exponential
smoothing Holt-Winters method.

Keywords: arima, exponential smoothing Holt-Winters, gorontalo, prediction, rice production.

1. PENDAHULUAN peralatan yang digunakan oleh petani. Pemanenan


kelapa masih dilakukan dengan cara memanjat
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah pohon, pengupasan sabut masih menggunakan
satu tanaman perkebunan yang paling banyak luweng (pasundi), dan pembelahan buah kelapa
dibudidayakan di Provinsi Gorontalo. Berdasarkan yang masih menggunakan parang
data yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik Minyak kelapa mengandung asam lemak
(BPS) Provinsi Gorontalo. Tanaman ini tersebar di jenuh 92%, jika minyak kelapa digunakan untuk
4 kabupaten yakni kabupaten Gorontalo 22.810 rnenggoreng, struktur kimianya tidak berubah,
hektar, kabupaten Pohuwato 14.312 hektar, karena 92 jenis asam lemaknya sudah dalam bentuk
kabupaten Gorontalo Utara 8528 hektar, dan lemak jenuh jadi tetap stabil. Selain itu minyak
kabupaten Boalemo 6862 hektar. Produksi buah kelapa adalah satu-satunya minyak goreng yang
kelapa selama 7 tahun terakhir (2010-2016) juga mengandung asam laurat (lauric acid) 47,5 %
cukup besar yakni berkisar antara 54.000 ton dengar kadar setara dengan asam tartarat pada air
sampai 67.000 ton pertahun (BPS,2016). Budidaya susu ibu (kurang dari 50%). Hasil proses
dan pengolahan kelapa di Gorontalo tergolong pencernaan dan metabolisme minyak menghasilkan
masih sangat tradisional. Hal itu terlihat dari energi tinggi, tetapi jika di bandingkan energi yang

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v6i2.199, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X


KARAKTERISTIK MUTU MINYAK KELAPA TRADISIONAL
PADA UKM SUKSES BERSAMA DENGAN METODE FERMENTASI 1
JTech 6(2), 62 - 66 Azis, R., M.F.Pomalingo, Ingka, RA

di hasilkan, minyak kelapa jauh lebih tinggi dari Bersama. Pengujian komposisi kimia Minyak
pada minyak kelapa sawit. kelapa yang diproduksi oleh UKM dilakukan di
Industri rumah tangga mengolah kelapa Laboratorium Sucopindo, Bekasi.
menjadi minyak, tetapi kualitas dan kuantitasnya
masih rendah; Selain itu masalah yang sering 2.2 Alat dan Bahan
dikeluhkan masyarakat adalah bahwa dalam 2.2.1 Alat
pengolahan minyak dipasaran membutuhkan waktu Alat-alat yang digunakan untuk
yang relative lama dan minyak kelapa yang pembuatan minyak adalah sebagai berikut :
dihasilkanpun mudah tengik sehingga perlu timbangan, kasar, baskom, kompor, wajan,
mencari metode yang efektif dan efisien agar pengaduk, wadah fermentasi berupa plastik,
minyak yang dihasilkan memtftki kualitas dan kertas saring. Alat-alat yang digunakan
kuantitas yang baik. pada penelitian ini adalah erlemeyer,
Pada penelitian ini telah dilakukan oven, biuret, desikator, timbangan analitik,
pembuatan minyak kelapa dengan menggunakan batang pengaduk.
metode fermentasi, metode ini memisahkan krim
dan whey dengan cara fermentasi santan. Metode 2.2.2 Bahan
ini merupakan salah satu metode efektif yang di Bahan-bahan yang digunakan pada
aplikasikan oleh UKM sukses bersama UKM ini pembuatan minyak kelapa ini adalah kelapa
pernah mengaplikasikan metode pemasakan namun tua jenis kelapa dalam yang telah diparut
waktu yang digunkan cenderung lebih lama dan dan air hangat, Bahan-bahan yang
kualitas minyak juga kurang berkualitas hal ini digunakan untuk analisa fisiko-kimia
dilihat dari daya simpan dan kejernihan minyak . aquades, alkohol netral, larutan jenuh Kl,
Minyak kelapa yang dihasilkan oleh UKM NaOH, Na2S2O3, asam asetat glasial,
pada umumnya berkualitas rendah (cepat tengik) kloroform, indicator, larutan pati 1% dan
hal ini disebabkan proses pemasakan yang tidak phenolptlalin.
maksimal dan masih terdapat komponen-komponen
yang bersifat merugikan (kandungan air, pigmen 2.3 Prosedur Penelitian
dan asam - lemak bebas seperti monogliserida, Adapun prosedur penelitian di awali dengan
digliserida dan turunan dari lemak lainnya) pemeraman dan pemasakan santan yang
sehingga berpengaruh terhadap kualitas minyak menghasilkan minyak.
yang dihasilkan, selain itu minyak yang dihasilkan Pembuatan Minyak Kelapa dengan pemeraman
warna yang tidak jernih dan beraroma yang khas dan pemanasan :
(aroma blondo), sedangkan saat ini masyarakat 1 Delapan puluh buah kelapa tua dikupas
menginginkan minyak yang jernih dan aroma sabutnya kemudian dipisahkan dari daging
minyak yang tidak berbau khas dari blondo. buah, air dan tempurung.
Sehingga Oleh UKM sukses Bersama mereka 2 Daging buah kelapa dicuci, ditiriskan dan
memproduksi Minyak dengan menggunakan diparut,
metode fermentasi dan untuk mengetahui kualitas 3 Hasil parutan ditambahkan dengan air hangat
minyak maka dilakukan analisis kandungan minyak dengan perbandingan 1:2,
sampai menyentuh Asam lemak yang dimiliki 4 Proses pemerasan dengan cara dipres dengan
minyak . dongkrak dilakukan sebanyak 2 kali,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan air hangat dilakukan untuk
mutu minyak kelapa dengan mempelajari pengaruh mempermudah pemerasan kelapa parut.
Fermentasi terhadap mutu minyak yang di hasilkan 5 Santan yang di hasilkan peruntuhkan untuk
UKM Sukses Bersama. pengolahan minyak dengan Fermentasi:
Penelitian ini berguna sebagai rujukan 6 Perlakuan ini dilakukan fermetasi santan pada
dan altemative pengolahan yang di gunakan daiam wadah fermentasi selama 6 jam, sampai terjadi
industri rumah tangga ataupun UKM lainnya untuk perubahan yakni air menjadi bening dan tidak
menggunakan metode yang fermentasi dalam menimbulkan aroma asam sehingga di
pengelolaan minyak agar mendapatkan keuntungan dapatkan pemisahan whey dan krim
jika dilihat dari kualitas dan kuantitas. 7 Krim tersebut kemudian masing-masing
dipanaskan pada suhu sekitar 102 °C sampai
2. METODOLOGI PENELITIAN diperoleh perubahan dengan wama minyak
2.1 Waktu dan Tempat bening dan warna blondo masih putih dengan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - waktu kurang dari 1 jam.
Agustus 2019, di Rumah Produksi UKM Sukses

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v6i2.199, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X


KARAKTERISTIK MUTU MINYAK KELAPA TRADISIONAL
PADA UKM SUKSES BERSAMA DENGAN METODE FERMENTASI 2
JTech 6(2), 62 - 66 Azis, R., M.F.Pomalingo, Ingka, RA

Berdasarkan hasil uji laboratorium


menunjukkan bahwa aroma minyak kelapa hasil
fermentasi dinilai normal dan sesuai dengan standar
SNI. Adapun pada Aroma/bau minyak kelapa
2.4 Perlakuan dan Pengolahan Data
Penelitian tradisional dengan metode pengolahan fermentasi
Perlakuan yang digunakan pada penelitian menunjukkan aroma khas minyak khas blondo atau
ini terdiri atas 2 Sampel dan 3 kali Ulangan yakni: normal dan tidak memiliki bau asam., hal ini
A = Minyak kelapa tanpa proses fermentasi disebabkan karena adanya proses fermentasi
B = Minyak kelapa dengan proses fermentasi sehingga berpengaruh pada minyak yang dihasilkan,
Analisis data dilakukan dengan metode selain itu minyak yang dihasilkan dilakukan proses
deskriptif.
penyaringan dengan kertas saring sehingga
2.5 Parameter Penelitian menghasilkan minyak tanpa endapan. Sedangka
Parameter yang diamati dalam roma minyak kelapa tanpa fermentasi memiliki
penelitian ini adalah asam lemak bebas aroma yang berbeda yakni beraroma arang akibat
(ALB), bilangan peroksida, kadar air (KA) pemanasan yang terlalu lama sehingga berpengaruh
dan uji Organoleptik terhadap warna dan pada kualitas aroma minyak yang dihasilkan. Hal ini
aroma. Uji asam lemak bebas (ALB), dipengaruhi karena proses pemanasan yang terlalu
bilangan peroksida, kadar air (KA) hanya
lama kurang lebih 12 jam sehingga aroma yang
dilakukan pada perlakuan B, sedangkan uji
organoleptik dilakukan dengan dihasilkan kurang menarik sehingga ini dapat
membandingkan antara sampel A dan B. membuat minyak cepat mengalami ketengikan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Uji Organoleptik Warna 3.3 Deskriptif Hasil Pengujian Komposisi
Kimia Minyak Kelapa
Warna minyak kelapa tradisional dengan
metode fermentasi menunjukkan warna normal Hasil pengujian komposisi kimia
yakni kuning kecoklatan, adanya warna tersebut minyak kelapa yang dilakukan di
dipengaruhi karena bahan dasar yang digunakan Laboratorium Sucofindo Bekasi ditampilkan
dan suhu selama pengolahan. Adapun daging pada Tabel 1.
kelapa yang mengandung protein dan karbohidrat
diolah dengan suhu pengolahan yang tinggi (> Tabel 1. Hasil pengujian komposisi kimia minyak kelapa
tradisional
100oC) dan pemanasan yang lama (+ 1 jam) akan
menghasilkan warna kuning bening pada minyak Karakteristik Hasil Uji
kelapa. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa Asam Lemak Bebas 0,17%
warna minyak kelapa tradisional dengan pengolahan Bilangan Peroksida (mg oksigen/g) Nil
metode fermentasi yakni bening jernih karena Bilangan Penyabunan (mg KOH/g) 264,37
menggunakan suhu pemanasan yang konsisten atau Bilangan Iod 8,41
suhu tetap dipertahankan sekitar 95-100oC dan
proses pemanasan lebih cepat (sekitar 1 jam), karena
Pembahasan untuk masing-masing karakteristik
dengan proses fermentasi santan dilakukan
hasil pengujian akan dibahas pada sub-bab
pemisahan skim, krim dan air, dan yang dipanaskan
selanjutnya.
hanya krim dan skim saja sehingga
prosespemanasan lebih cepat karena air yang ada
3.3.1 Asam Lemak Bebas
pada minyak dipisahkan dan dibuang, Sedangkan
warna yang dimiliki oleh perlakuan minyak
Adapun Asam lemak bebas pada pengujian
tradisional tanpa fermentasi warnanya lebih pada
kuning kecoklatan hal ini karena proses pemanasan minyak kelapa ini adalah 0,17 % sementara syarat
yang terlalu lama pada minyak menyebabkan warna mutu SNI minyak kelapa untuk asam lemak bebas
lebih kuning dan juga karena perlakuan pemanasan adalah 0,2 %, hal ini menunjukkan bahwa Minyak
menyebabkan warna terlihat keruh karena ini masih memenuhi syarat SNI . adapun asam
kandungan air saat proses pengolahan minyak lebih lemak bebas pada minyak kelapa merupakan salah
banyak sehingga berpengaruh pada kualitas warna satu indikasi kerusakan pada minyak, semakin tinggi
minyak.
asam lemak bebasnya maka semakin tinggi pula
3.2 Uji Organoleptik Aroma peluang terjadinya kerusakan pada minyak. Adanya
asam lemak bebas pada minyak hasil fermentasi
disebabkan karena Metode fermentasi

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v6i2.199, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X


KARAKTERISTIK MUTU MINYAK KELAPA TRADISIONAL
PADA UKM SUKSES BERSAMA DENGAN METODE FERMENTASI 3
JTech 6(2), 62 - 66 Azis, R., M.F.Pomalingo, Ingka, RA

meminimalkan kandungan air dan proses lemak miristat 20 % yang terkandung produk
pemanasan karena pemanasan memicu yang minyak. Besarnya bilangan penyabunan bergantung
memicu kerusakan pada minyak hal ini sesuai dari massa molekul minyak Hal ini sesuai dengan
dengan pendapat (Alamsyah, 2007). Yang pendapat (Dede Sukandar dkk,2009) Bahwa
menyatakan bahwa Keberadaan asam lemak bebas Minyak yang memiliki berat molekul rendah akan
biasanya dijadikan indikator awal terjadinya mempunyai bilangan penyabunan yang lebih tinggi.
kerusakan minyak. Sebagaimana kita ketahui bahwa laurat termasuk ke
dalam asam lemak rantai sedang dan menyebabkan
massa molekul kecil sehingga bilangan
penyabunannya pun tinggi. Hal ini diduga erat
3.3.2 Bilangan Peroksida kaitannya dengan kandungan asam lemak dari
minyak kelapa tradisional yang terdiri dari 95%
Hasil Bilangan Peroksida minyak kelapa ini
berupa asam lemak rantai sedang
menunjukkan nilai Nil artinya tidak terindikasi
adanya peroksida, berdasarkan SNI angka peroksida
minyak kelapa adalah maksimal 0,2 mg oksigen/g 3.3.4 Bilangan Iod
contoh, dari data diatas menunujukkan bahwa
Hasil Uji tersebut menunjukkan bahwa untuk
minyak kelapa tersebut tidak terindikasi adanya
ketengikan karena angka peroksida dalam minyak minyak kelapa tradisional dengan metode
kelapa menunjukkan bahwa semakin tinggi angka pengolahan metode fermentasi menunjukkan
peroksida maka akan lebih besar peluangnya Bilangan Iod nilainya 8.41 mg jod/100 g contoh,
minyak ada teroksidasi, jika terjadi oksidasi pada sementara untuk SNI minyak Kelapa bilangan
minyak maka akan menyebabkan cepatnya minyak Iodnya 4-11 mg jod/100 g, Hal ini menunjukkan
mengalami ketengikan. Pada produk minyak kelapa
bahwa bilangan iodnya relatif masih rendah dan
ini lebih kecil dari SNI. Hal ini berarti minyak
kelapa ini telah memenuhi persyaratan mutu yang memenuhi SNI. Hal ini dikarenakan ada banyak
ditetapkan SNI dan minyak ini belum teroksidasi. komponen asam lemak yang bersifat jenuh yang
Bilangan peroksida pada produk minyak Hasil memiliki ikatan tunggal dan rendah/ sedikit asam
fermentasi ini tidak terindikasi diduga disebabkan lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap,
karena proses pengolahan fermentasi meminimalkan sehingga menyebabkan jumlah bilangan iodnya
kontak dengan udara, sehingga proses oksidasi pada relatif lebih rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat
minyak belum terjadi, Hal tersebut diatas sesuai
dengan pendapat (Rosdiani,2018) bahwa adapun (Dede dkk, 2009) Bahwa semakin tinggi bilangan
Kerusakan oksidasi berlangsung apabila terjadi iod, maka semakin banyak ikatan rangkap pada
kontak antara sejumlah oksigen, aktivitas phenol, asam lemak suatu produk minyak. Sedangkan
penyerapan aroma, dan aktivitas mikroorganisme semakin tinggi ikatan rangkap dalam suatu minyak,
sehingga menyebabkan meningkatnya peroksida maka potensi ketengikan pada minyak semakin
dengan ikatan rangkap pada minyak atau lemak. besar, karena memiliki sifat yang mudah teroksidasi
Senyawa peroksida merupakan produk yang
oksigen di udara, senyawa kimia lainnya atau proses
terbentuk pada awal proses oksidasi yang sifatnya
tidak stabil dan mudah terdekomposisi. pemanasan. Ketengikan ini diartikan sebagai
kerusakan atau perubahan bau dan rasa (flavour)
3.3.3 Bilangan Penyabunan dalam minyak Pada proses pembuatan minyak pada
masih berada di angka yang sesuai dengan SNI, hal
Bilangan penyabunan minyak kelapa ini ini berarti minyak kelapa ini telah memenuhi
264.37 mg KOH/g contoh , sementara standar persyaratan mutu yang ditetapkan SNI.
minyak kelapa untuk bilangan penyabunan
bersarkan SNI 255-265 KOH/g contoh, hal ini
menunjukkan bahwa bilangan penyabunan pada 8 KESIMPULAN
produk ini masih sesuai dengan SNI. Bilangan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
penyabunan menjadi indikasi kekeruhan pada ini adalah berikut:
1. Minyak Hasil produksi UKM Sukses Bersama
produk, jika melebihi standar mutu SNI berarti
telah memenuhi Standar SNI
menunjukkan bahwa produk tersebut keruh. Pada 2. Analisis Kimia Minyak Tradisional dengan
produk minyak ini masih sesuai standar Mutu SNI. metode fermentasi adalah Bilangan Iod 8,14
Adanya bilangan penyabunan pada minyak hasil mg jod/100g), Bilangan peroksida Nil mg
fermentasi disebebkan karena karena banyaknya oksigen/g, Bilangan penyabunan 264.37 mg
kandungan asam lemak laurat 45 % dan asam KOH/g dan Asam lemak bebas 0,17 %

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v6i2.199, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X


KARAKTERISTIK MUTU MINYAK KELAPA TRADISIONAL
PADA UKM SUKSES BERSAMA DENGAN METODE FERMENTASI 4
JTech 6(2), 62 - 66 Azis, R., M.F.Pomalingo, Ingka, RA

3. Analisis Fisik Minyak Kelapa Tradisional


produksi UKM SUKSES BERSAMA adalah
normal sesuai SNI.

9 SARAN
Untuk menghasilkan nilai ekonomi pada
industri minyak maka perlu dilakukan perhitungan
rendemen minyak.

DAFTAR PUSTAKA
Alam Syah, Nur dan Andi. 2005. Virgin Coconu
Oil, Minyak Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta;
Agromedia Pustaka.

Alamsyah, A.N. 2007. Virgin Coconut Oil Minyak


Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta: Penerbit
Agromedia Pustaka

BPS. 2016. Provinsi Gorontalo dalam Angka Tahun


2016. Diakses dari www.gorontalo.bps.go.id.
Tanggal 1 Maret 2019

SNI 01 - 3555 -1998, Cara Uji Minyak Dan Lemak.


Badan Standardisasi Nasional Gedung Manggala
Wanabakti Blok Iv, Lt. 4 Ji. [End. Gatot
Subroto, Senayan Jakarta 10270, E-Mail :
Bsn@Bsn.Co.Id

Dede Sukandar, Sandra Hermanto, Dan Eva Silvia.


2009. Sifat Fisiko Kimia Dan Aktivitas
Antioksidan Minyak Kelapa Murni Rvcoi Hasil
Fermentasi Rhizopus Orizae. Jkti, Vol. 11, No.2,
Desember 2009

Rosdiani Azis. 2018. Karakterisasi Mutu Minyak


Kelapa Hasil Proses Pemeraman Dan Pemasakan
Santan,   Journal Of Agritech Science (Jasc) Vol
2 No 1 (2018)

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v6i2.199, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X


KARAKTERISTIK MUTU MINYAK KELAPA TRADISIONAL
PADA UKM SUKSES BERSAMA DENGAN METODE FERMENTASI 5

Anda mungkin juga menyukai