Abstrak
Di Indonesia produksi alpukat sudah cukup tinggi, dapat dibuktikan dengan data produksi buah alpukat pada
tahun 2014 tercatat 307.326 ton per tahun. Bersamaan dengan produksi alpukat yang terus meningkat, maka
limbah biji alpukat juga akan semakin meningkat. Biji alpukat merupakan salah satu sumber minyak nabati
yang berpotensi sebagai bahan baku pengganti. Maka perlu dilakukan penelitian tentang minyak biji alpukat
yang didapatkan dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana dengan variabel proses volume
pelarut, berat biji, dan waktu ekstraksi. Dalam mengetahui mutu dari minyak biji alpukat dilakukan analisa
%yield, densitas, asam lemak bebas (%ALB), dan angka/bilangan asam. Data hasil penelitian menyatakan
kandungan minyak biji alpukat sebesar 32,8%. Penelitian ini mendapatkan %yield yang optimum karena
dipengaruhi oleh variabel proses, dimana saat volume pelarut 250 ml, berat biji 50gr, dan waktu ekstraksi 90
menit. Densitas yang didapatkan yaitu 0,7 – 0,74 gr/ml, kadar asam lemak bebas (%ALB) 0,96% - 1,61%,
dan untuk angka/bilangan asam 0,785 – 1,570 mg KOH/gr.
Abstract
In Indonesia, avocado production is quite high, can be proven with data of avocado fruit production in 2014
recorded 307,326 tons per year. Along with the increased avocado production, seeds avocado waste will also
increase. Seeds Avocado is one source of vegetable oil that has potential as a substitute raw material. So it is
necessary to do research on seeds avocado oil obtained by extraction method using n-hexane solvent with
solvent volume process variables, seed weight, and time of extraction. In knowing the quality of seeds
avocado oil is done % yield analysis, density, free fatty acid (% ALB), and number / acid number. The results
of research data indicate avocado seed oil content of 32.8 %. This study obtained an optimum yield %
because it was influenced by process variables, where the volume of solvent was 250 ml, seed weight 50 gr,
and extraction time 90 min. The density obtained was 0.7 - 0.74 gr / ml, free fatty acid content (% ALB) 0.96%
- 1.61%, and for the acid number 0.785 - 1.570 mg KOH / g.
kehilangan minyak dalam proses lebih sedikit, Proses Pengambilan Minyak Biji Alpukat
sehingga minyak yang dihasilkan lebih banyak.
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk a. Pengecilan Ukuran
mengetahui pengaruh variabel proses terhadap Pengecilan ukuran merupakan suatu usaha
yield, densitas, asam lemak bebas, dan angka untuk mengurangi ukuran bahan kerja mekanis,
asam minyak biji alpukat. Dan manfaat Penelitian menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.
ini adalah memberikan informasi kepada Pengecilan ini memiliki bermacam gaya yaitu
masyarakat mengenai manfaat biji alpukat dan dengan gaya pemecahan, pemotongan dan
cara pengolahannya sehingga didapatkan produk kombinasi. Tujuan Pengecilan zat padat ini untuk
minyak biji alpukat mempertinggi daya cerna dan mempertinggi daya
Pemanfaatan biji alpukat sampai saat ini campur.
baru sebatas digunakan sebagai obat penghilang Dalam suatu proses pemecahan bahan dapat
stress saja dan belum dimanfaatkan untuk yang dilakukan dengan bermacam-macam gaya
lainnya padahal biji alpukat memiliki kandungan pemecahan seperti, gaya pukul, gaya sobek, dan
fatty acid methyl ester sebagai bahan pembuat gaya tekan. Ada juga faktor yang mempengaruhi
biodiesel. pemecahan yaitu faktor dari bahan padatannya
seperti, kekerasan, struktur mekani, dan kinerja
II. LANDASAN TEORI (Agee. M.H. Taylor, R.E, 1972).
Biji Alpukat
Biji alpukat memiliki kandungan minyak b. Pengeringan
sebesar 15% - 25%. Minyak biji alpukat Pengeringan adalah proses penghilangan
mempunyai manfaat terhadap kesehatan seperti sejumlah air yang terkandung dalam bahan
mengendalikan berat badan (baik untuk pangan sampai pada kadar air yang dikehendaki.
menurunkan berat badan) dan juga untuk Ada dua tujuan utama dilakukan proses
kecantikan. pengeringan bahan pangan, yaitu meningkatkan
umur simpan dan mengurangi berat atau volume
bahan.
Pengeringan bahan pangan dapat
meningkatkan umur simpan agar karena terjadi
pengurangan kadar air pada bahan pangan,
sehingga perkembangan mikroorganisme dan
enzim yang menyebabkan kerusakan bahan
pangan menjadi terhambat. Hal ini akan
Gambar 1. Buah alpukat meningkatkan umur simpan produk pangan
tersebut. Selain meningkatkan umur simpan,
Indonesia minyak biji alpukat sebagai pengeringan juga dapat mengurangi volume
biodiesel belum cukup popular, lain halnya
bahan pangan, sehingga menghemat, memudah
dengan beberapa Negara maju seperti Amerika. pengangkutan, dan pengepakan bahan pangan.
Amerika sudah melakukan penelitian tentang Pengeringan dipengaruhi oleh banyak faktor.
bahan bakar biodiesel dari biji alpukat sejak tahun Secara umum, faktor-faktor tersebut dapat dibagi
1994. menjadi 2 jenis yaitu :
Tabel 1. Komposisi asam lemak minyak biji 1. Faktor Internal
alpukat Faktor internal merupakan faktor yang
berasal dari bahan pangan. Faktor-faktor
(% tersebut adalah :
KANDUNGAN KIMIA
FATTY ACID) Luas permukaan dari bahan pangan
Oleic acid 71,715 Kadar air awal bahan pangan
Linoleic acid 13,135 Komposisi kimia bahan
Palmitic acid 6,032 Ukuran bahan pangan
Stearic acid 1,530 Tekanan parsial dalam bahan pangan
Lauric acid 0,164 2. Faktor Eksternal
Myristic acid 0,700 Faktor eksternal merupakan faktor yang
Palmitoleic acid 0,606 berasal dari lingkungan atau alat. Faktor-
Margaroleic acid 0,017 faktor tersebut adalah :
(Sumber : Pramudono, 2004) Suhu
Tekanan
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa kandungan Kelembaban udara
asam lemak yang paling tinggi yaitu oleic acid Kecepatan volumetrik aliran udara
71,715%, sedangkan kandungan asam lemak pengering
yang paling rendah adalah Margaroleic acid 0,017.
enzim. Proses hidrolisis dikatalis oleh enzim lipase III. METODE PENELITIAN
yang juga terdapat pada buah, tetapi berada
diluar sel yang mengandung minyak. Jika dinding Jenis dan Design Penelitian
sel pecah atau rusak karena proses pembusukan Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu
atau karena pelukaan mekanik, tergores atau memberikan gambaran secara kualitatif Minyak
memar karena benturan, enzim akan pada biji alpukat. Proses pengambilan minyak biji
bersinggungan dengan minyak dan reaksi alpukat dilakukan dalam beberapa tahapan.
hidrolisis akan berlangsung dengan cepat Perre-treatment dengan pengecilan ukuran dan
sehingga membentuk gliserol dan asam lemak pengeringan raw material kemudian di ekstrak
bebas. Asam lemak bebas (ALB) yaitu asam dengan menggunakan pelarut n-heksana dan
lemak bebas yang terbentuk akibat terjadinya pemurnian menggunakan destilasi. Adapun design
reaksi hidrolisis terhadap minyak yang akan penelitian ditunjukan oleh gambar 2.
menyebabkan ketengikan. Keberadaan ALB
menjadi indicator kualitas dari minyak, apabila
kadar ALB tinggi maka kualitas minyak tersebut
rendah (Mangoensoekarjo,2003).
Menentukan kadar asam lemak bisa juga Biji Alpukat
digunakan dalam menentukan kualitas minyak
atau lemak, dikarenakan terdapat bilangan asam Parut
yang bisa digunakan untuk mengetahui dan
mengukuran jumlah asam lemak bebas yang Serbuk Kasar Biji
terdapat pada sampel bahan. Jika angka asam Alpukat
besar maka kandungan asam lemak bebas dapat
dinyatakan lebih tinggi, tingginya kadar asam Pengeringan
lemak bebas yang terkandung dalam sampel bisa ut
Serbuk Kasar Biji
mengakibatkan dari proses pengolahan yang
Alpukat Kering
kurang baik (Julisti, 2010).
Ukuran
Perhitungan untuk menentukan asam lemak
bebas (%FFA) : Penghalusan
Keterangan : EKSTRAKSI
ml NaOH = volume larutan NaOH terpakai
Volume Pelarut (200ml
N NaOH = konsentrasi larutan NaOH
& 250ml)
BM asam lemak = 276,224 gr/mol (minyak biji alpukat)
Waktu (45,60 & 90mnt)
Massa (50g)
c. Angka/Bilangan Asam
Suhu (600C)
Angka/bilangan asam merupakan ukuran dari
jumlah asam bebas yang dihitung berdasarkan
bobot molekul asam lemak atau campuran asam Pengeringan dan Destilasi
lemak. Angka/bilangan asam dapat disebut Pengecilan Ukuran Suhu (650C)
sebagai jumlah milligram KOH 0,1 N yang
diperlukan agar dapat menetralkan asam lemak Minyak Biji
Pelarut
bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak. Alpukat
Angka/bilangan asam ini juga dapat menjadi Pemanasan
indikator yang menyebutkan jumlah asam lemak Suhu (500C)
bebas yang terkandung dalam minyak, dan dapat
juga disangkut pautkan dengan telah terjadinya MINYAK
hidrolisis minyak berkaitan dengan mutu minyak. BIJI
ALPUKAT
Metode yang digunakan yaitu penetralan asam
dengan alkali. Ada pun prinsipnya yaitu dengan
melarutkan lemak/minyak ke dalam eter alcohol.
Cara penetralan dengan titrasi alkalimetri yaitu Gambar 2. Proses pengambilan minyak biji
dititrasi dengan alkali. alpukat
Rumus untuk menentukan Angka/bilangan asam :
Analisa %Yield Minyak Biji Alpukat Analisa Asam Lemak Bebas (%ALB) Minyak
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Biji Alpukat
kemungkin an pengaruh antara variabel Perolehan data yang didapatkan mengenai
terhadap %yield, antara lain : asam lemak bebas (%ALB) dari minyak biji
alpukat.
40
2
30
% Yield
200ml 1.5
20
%ALB
1 200ml
10 250ml
0.5 250ml
0
45 60 90 0
45 60 90
Gambar 3. Grafik pengaruh volume dan waktu
ekstraksi terhadap %yield Gambar 5. Grafik pengaruh waktu ekstraksi dan
Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin volume pelarut terhadap % alb
lama waktu ekstraksi, maka %yield minyak biji Standar ketentuan %ALB untuk menjadi
alpukat yang dihasilkan akan meningkat. Melihat bahan baku biodiesel yaitu 5%. Menurut
dari pendistribusian pelarut yang semakin efektif. penelitian sebelumnya menyatakan bahwa minyak
Terhilat pada grafik dengan waktu ekstraksi 90 biji alpukat memiliki %ALB 0,367%-0,82%
menit memperoleh hasil lebih tinggi yaitu 32,8% (Rachimoellah,2009), pada penilitian kali ini %ALB
(250ml) dan 14,9% (200ml). sedangkan hasil yang didapatkan yaitu 0,96%-1,61%. Nilai %ALB
terendah dari waktu ekstraksi 45 menit diperoleh yang didapatkan dengan hasil penelitian
13,4% (250ml) dan 10,1% (200ml). sebelumnya tentu jelas berbeda, dalam hal ini
yang menyebakan %ALB berbeda bisa
Analisa Densitas Minyak Biji Alpukat disebabkan oleh proses pengambilan minyak yang
Dalam pengujian densitas ini merupakan masih tersisanya kadar air dan jenis bahan baku,
salah satu dari uji karakterisrik minyak. Pada seperti keadaan geografis tanamannya, biji
penelitian yang dilakukan ini, beberapa hasil alpukat yang didapatkan dari tempat berbeda.
densitas meningkat dengan seiringnya bertambah Menurut data yang didapatkan pada penelitian ini
variabel waktu ekstraksi dan volume pelarut. Hasil minyak biji alpukat memiliki %ALB tidak melewati
densitas terendah yang diperoleh yaitu 0,7 gr/ml standar dari bahan baku biodiesel, maka minyak
dan hasil densitas tertinggi yang diperoleh yaitu biji alpukat dapat langsung dikonversi menjadi
0,74 gr/ml. Hasil densitas yang didapatkan pada biodiesel.
penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa variabel
yang dipakai, terlebih pada variabel lama waktu Analisa Angka/Bilangan Asam Minyak Biji
ekstraksi dan volume pelarut. Alpukat
Data hasil analisa didapatkan nilai
0.76 angka/bilangan asam pada minyak biji alpukat
yang tertinggi yaitu 1,570 mg KOH/gr. Untuk nilai
Densitas (gr/ml)
45 69 90
1 200ml
Gambar 4. Grafik pengaruh waktu ekstraksi dan 0.5 250ml
volume pelarut terhadap densitas
0
Dari gambar 4 dapat dilihat densitas tertinggi
yaitu pada variabel berat waktu ekstraksi 90 45 60 90
menit dan volume pelarut 200ml. Untuk densitas
terendah yaitu pada variabel waktu ekstraksi 60 Gambar 6. Grafik pengaruh waktu ekstraksi dan
menit dan volume pelarut 250ml. Dari data volume pelarut terhadap % alb
analisa yang didapat, maka dinyatakan jika waktu
Nilai angka/bilangan asam terendah
ekstraksi lebih lama, maka densitas yang
menyatakan minyak biji alpukat mempunyai
dihasilkan akan lebih besar.
potensi untuk menjadi bahan baku biodiesel.
Saran
1. Variabel yang digunakan sebaiknya lebih
bervariasi lagi agar didapatkan variabel yang
lebih optimal.
2. Minyak biji alpukat ini dapat menjadi bahan
baku alternatif (biodiesel).
3. Jika akan digunakan untuk keperluan
kesehatan lebih baik menggunakan pelarut
yang tidak berbahaya bagi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Agee. M.H, Taylor, R.E, (1977). Introduction To
Operations. University, New York.
Aziz Tamzil, Ratih Cindo K N, dan Asima Fresca.
(2009). Pengaruh Pelarut Heksana dan
Etanol, Volume Pelarut, dan Waktu Ekstraksi
terhadap hasil Ekstraksi Minyak Kopi.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya. Jurnal Teknik Kimia, 1
Vol 16 (1)
Badan Pusat Statistik.( 2013).Survey Pertanian
Produksi Buah-buahan di Indonesia. Biro
Pusat Statistik, Jakarta.
Bambang Pramudono, Septian Ardi Widioko,
Wawan Rustyawan, Ekstraksi Kontinyu
dengan Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran
Lawan Arah: Pengambilan Minyak Biji
Alpukat Menggunakan Pelarut n-Hexane dan
Iso Propil Alkohol
Densitas. http://www.e-jurnal.com/2013/12
/pengertian-massa-jenis.htmL (Diakses 27 juli
2017 pukul 11:35 WIB).