Anda di halaman 1dari 7

Pengambilan Minyak Biji Alpukat………………………………………………………...

Lusi Marlina, Dian Wahyu Pratama

PENGAMBILAN MINYAK BIJI ALPUKAT


DENGAN METODE EKSTRAKSI

Lusi Marlina1), Dian Wahyu Pratama2)


1),2)
Teknik Kimia, Politeknik TEDC Bandung
E-mail: lusi@poltektedc.ac.id1), dianwahyu@gmail.com2)

Abstrak
Di Indonesia produksi alpukat sudah cukup tinggi, dapat dibuktikan dengan data produksi buah alpukat pada
tahun 2014 tercatat 307.326 ton per tahun. Bersamaan dengan produksi alpukat yang terus meningkat, maka
limbah biji alpukat juga akan semakin meningkat. Biji alpukat merupakan salah satu sumber minyak nabati
yang berpotensi sebagai bahan baku pengganti. Maka perlu dilakukan penelitian tentang minyak biji alpukat
yang didapatkan dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana dengan variabel proses volume
pelarut, berat biji, dan waktu ekstraksi. Dalam mengetahui mutu dari minyak biji alpukat dilakukan analisa
%yield, densitas, asam lemak bebas (%ALB), dan angka/bilangan asam. Data hasil penelitian menyatakan
kandungan minyak biji alpukat sebesar 32,8%. Penelitian ini mendapatkan %yield yang optimum karena
dipengaruhi oleh variabel proses, dimana saat volume pelarut 250 ml, berat biji 50gr, dan waktu ekstraksi 90
menit. Densitas yang didapatkan yaitu 0,7 – 0,74 gr/ml, kadar asam lemak bebas (%ALB) 0,96% - 1,61%,
dan untuk angka/bilangan asam 0,785 – 1,570 mg KOH/gr.

Kata kunci: biji alpukat, ekstraksi, n-hexana, minyak biji nabati

Abstract
In Indonesia, avocado production is quite high, can be proven with data of avocado fruit production in 2014
recorded 307,326 tons per year. Along with the increased avocado production, seeds avocado waste will also
increase. Seeds Avocado is one source of vegetable oil that has potential as a substitute raw material. So it is
necessary to do research on seeds avocado oil obtained by extraction method using n-hexane solvent with
solvent volume process variables, seed weight, and time of extraction. In knowing the quality of seeds
avocado oil is done % yield analysis, density, free fatty acid (% ALB), and number / acid number. The results
of research data indicate avocado seed oil content of 32.8 %. This study obtained an optimum yield %
because it was influenced by process variables, where the volume of solvent was 250 ml, seed weight 50 gr,
and extraction time 90 min. The density obtained was 0.7 - 0.74 gr / ml, free fatty acid content (% ALB) 0.96%
- 1.61%, and for the acid number 0.785 - 1.570 mg KOH / g.

Keywords: seeds of acocado, extraction, n-hexane, vegetable seeds oil

I. PENDAHULUAN Foundation (NBF) telah meneliti buah alpukat


Hampir setiap orang mengetahui dan sebagai bahan bakar sejak 1994. Joe Jobe selaku
mengkomsumsi buah alpukat karena buah ini direktur eksekutif NBF mengungkapkan bahwa
tidak hanya mudah didapat juga mempunyai rasa yang terkandung dalam biji alpukat yaitu lemak
yang lezat. Namun pada kenyataannya rata-rata nabati yang tersusun dari senyawa alkil ester,
orang hanya memakan daging buahnya saja, sedangkan bahan ester tersebut mempunyai
sedangkan biji alpukat hanya menjadi limbah kandungan yang sama dengan bahan bakar diesel,
begitu saja. Di Indonesia produksi alpukat sudah bahkan untuk nilai cetanenya melebihi solar
cukup tinggi, hal ini sesuai dengan bukti data sehingga emisi gas buangnya lebih rendah atau
produksi buah alpukat di Indonesia pada tahun ramah lingkungan. (Hidayat–, 2007). Berdasarkan
2014 dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu pertimbangan bahwa buah alpukat banyak
tercatat 307.326 ton per tahun. Dari data BPS, terdapat dimasyarakat, harganya murah dan
produksi buah alpukat di Indonesia setiap bijinya belum dimanfaatkan secara
tahunnya terus meningkat, bersamaan dengan maksimal,maka perlu dilakukan penelitian tentang
meningkatnya produksi alpukat, maka semakin biji alpukat tersebut. Untuk mengetahui kelayakan
meningkat pula limbah biji alpukat.(Badan Pusat minyak biji alpukat sebagai bahan baku biodiesel.
Statistik,2013). Biji alpukat juga memiliki potensi Beberapa parameter pengujian untuk mengetahui
karena potensinya tinggi bahkan biji alpukat angka asam, asam lemak bebas, densitas minyak,
memiliki kandungan minyak yang cukup tinggi dan yield.
sehingga biji alpukat dapat dijadikan sebagai Minyak biji alpukat dapat diperoleh dengan
sumber minyak nabati. metode ekstraksi ataupun pengepresan. Adapun
Minyak nabati dapat diperoleh dari berbagai metode pengambilan minyak biji alpukat pada
jenis tanaman, salah satu diantaranya yaitu penelitian ini adalah metode ekstraksi dengan
tanaman alpukat. Menurut The National Biodiesel pelarut N-heksana. Dengan metode ekstraksi

TEDC Vol. 12 No. 1, Januari 2018 31


Pengambilan Minyak Biji Alpukat………………………………………………………... Lusi Marlina, Dian Wahyu Pratama

kehilangan minyak dalam proses lebih sedikit, Proses Pengambilan Minyak Biji Alpukat
sehingga minyak yang dihasilkan lebih banyak.
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk a. Pengecilan Ukuran
mengetahui pengaruh variabel proses terhadap Pengecilan ukuran merupakan suatu usaha
yield, densitas, asam lemak bebas, dan angka untuk mengurangi ukuran bahan kerja mekanis,
asam minyak biji alpukat. Dan manfaat Penelitian menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.
ini adalah memberikan informasi kepada Pengecilan ini memiliki bermacam gaya yaitu
masyarakat mengenai manfaat biji alpukat dan dengan gaya pemecahan, pemotongan dan
cara pengolahannya sehingga didapatkan produk kombinasi. Tujuan Pengecilan zat padat ini untuk
minyak biji alpukat mempertinggi daya cerna dan mempertinggi daya
Pemanfaatan biji alpukat sampai saat ini campur.
baru sebatas digunakan sebagai obat penghilang Dalam suatu proses pemecahan bahan dapat
stress saja dan belum dimanfaatkan untuk yang dilakukan dengan bermacam-macam gaya
lainnya padahal biji alpukat memiliki kandungan pemecahan seperti, gaya pukul, gaya sobek, dan
fatty acid methyl ester sebagai bahan pembuat gaya tekan. Ada juga faktor yang mempengaruhi
biodiesel. pemecahan yaitu faktor dari bahan padatannya
seperti, kekerasan, struktur mekani, dan kinerja
II. LANDASAN TEORI (Agee. M.H. Taylor, R.E, 1972).
Biji Alpukat
Biji alpukat memiliki kandungan minyak b. Pengeringan
sebesar 15% - 25%. Minyak biji alpukat Pengeringan adalah proses penghilangan
mempunyai manfaat terhadap kesehatan seperti sejumlah air yang terkandung dalam bahan
mengendalikan berat badan (baik untuk pangan sampai pada kadar air yang dikehendaki.
menurunkan berat badan) dan juga untuk Ada dua tujuan utama dilakukan proses
kecantikan. pengeringan bahan pangan, yaitu meningkatkan
umur simpan dan mengurangi berat atau volume
bahan.
Pengeringan bahan pangan dapat
meningkatkan umur simpan agar karena terjadi
pengurangan kadar air pada bahan pangan,
sehingga perkembangan mikroorganisme dan
enzim yang menyebabkan kerusakan bahan
pangan menjadi terhambat. Hal ini akan
Gambar 1. Buah alpukat meningkatkan umur simpan produk pangan
tersebut. Selain meningkatkan umur simpan,
Indonesia minyak biji alpukat sebagai pengeringan juga dapat mengurangi volume
biodiesel belum cukup popular, lain halnya
bahan pangan, sehingga menghemat, memudah
dengan beberapa Negara maju seperti Amerika. pengangkutan, dan pengepakan bahan pangan.
Amerika sudah melakukan penelitian tentang Pengeringan dipengaruhi oleh banyak faktor.
bahan bakar biodiesel dari biji alpukat sejak tahun Secara umum, faktor-faktor tersebut dapat dibagi
1994. menjadi 2 jenis yaitu :
Tabel 1. Komposisi asam lemak minyak biji 1. Faktor Internal
alpukat Faktor internal merupakan faktor yang
berasal dari bahan pangan. Faktor-faktor
(% tersebut adalah :
KANDUNGAN KIMIA
FATTY ACID)  Luas permukaan dari bahan pangan
Oleic acid 71,715  Kadar air awal bahan pangan
Linoleic acid 13,135  Komposisi kimia bahan
Palmitic acid 6,032  Ukuran bahan pangan
Stearic acid 1,530  Tekanan parsial dalam bahan pangan
Lauric acid 0,164 2. Faktor Eksternal
Myristic acid 0,700 Faktor eksternal merupakan faktor yang
Palmitoleic acid 0,606 berasal dari lingkungan atau alat. Faktor-
Margaroleic acid 0,017 faktor tersebut adalah :
(Sumber : Pramudono, 2004)  Suhu
 Tekanan
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa kandungan  Kelembaban udara
asam lemak yang paling tinggi yaitu oleic acid  Kecepatan volumetrik aliran udara
71,715%, sedangkan kandungan asam lemak pengering
yang paling rendah adalah Margaroleic acid 0,017.

TEDC Vol. 12 No. 1, Januari 2018 32


Pengambilan Minyak Biji Alpukat………………………………………………………... Lusi Marlina, Dian Wahyu Pratama

Ekstraksi volatile. Jika campuran dipanaskan maka


Metode yang digunakan untuk memperoleh komponen yang titik didihnya lebih rendah
minyak biji alpukat pada penelitian kali ini adalah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan
ekstraksi. Ekstraksi merupakan suatu metode titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
untuk memperoleh minyak atau lemak dari bahan kecenderungan sebuah substansiuntuk
yang diprediksikan mengandung minyak atau menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada
lemak. Prinsip dari kerja ini adalah ektraksi tekanan atmosfer.
dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak 2. Destilasi fraksionasi
atau lemak. Pelarut yang dipergunakan dalam Destilasi fraksionasi adalah memisahkan
proses ekstraksi bersifat mudah menguap, seperti komponen-komponen cair dua atau lebih,dari
petroleum eter, gasoline, karbon disulfide, karbon suatu larutan berdasarkan perbedaan titik
tetra klorida, benzene, dan n-heksana (Ketaren, didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan
S., 1986). untuk campuran dengan perbedaan titik didih
Variabel – variabel yang mempengaruhi kurang dari 20 oC dan bekerja pada tekanan
proses ekstraksi yaitu : atmosfer atau dengan tekanan rendah
 Jumlah solvent (Anonim, 2010).
 Suhu ekstraksi 3. Destilasi uap
 Jenis solvent Destilasi uap merupaka suatu cara untuk
 Ukuran partikel solid memisahkan dan memurnikan senyawa
 Waktu kontak organik yang tidak atau sukar larut dalam air
N-heksanan merupakan hidrokarbon alkane serta memisahkan zat yang mempunyai
dengan rantai lurus yang memiliki 6 atom karbon tekanan uap relatif rendah (5-10 mg Hg)
dengan rumus molekul C6H14. Isomer heksana pada sekitar 100oc.
tidak reaktif dan digunakan sebagai secara luas 4. Destilasi vakum
sebagai pelarut inert dalam reaksi organic karena Destilasi vakum adalah proses pemisahan
heksana memiliki sifat yang sangat tidak polar. yang digunakan untuk cairan yang terurai
Produksi n-heksana dari hasil penyulingan minyak dekat titik didihnya sehingga untuk
mentah. Sumber minyak menentukan komposisi memisahkan dari komponennya tidak dapat
yang tepat pada fraksinya. Pada industry yang dilakukan dengan destilasi sederhana. Dalam
mana fraksi mendidih pada 60-70 oC. destilasi vakum, destilasi dilakukan tidak
Penggunaan n-heksana dilaboratorium sebagai pada tekanan barometer biasa sehingga
pelarut dalam mengekstrak minyak dan lemak. cairan tersebut dapat mendidih jauh dibawah
Selain itu, pemanfaatan n-heksana pada bidang titik didihnya.
lainnya yaitu sebagai cleansing agent pada tekstil,
furniture, pembuatan sepatu, dan printing industri Parameter Pengujian Karakteristik Minyak
juga menjadi sebuah lem khusus pada atap dan Biji Alpukat
sepatu (Aziz Tamzil,Cindo Ratih,Fresca a. Densitas
Asima,2009). Densitas merupakan pengukuran massa
setiap suatu volume benda. Semakin tinggi
Destilasi Densitas suatu benda, maka semakin besar juga
Destilasi merupakan suatu proses pemisahan massa setiap volumenya. Densitas rata-rata setiap
dan pemurnian dari cairan yang mudah menguap benda yang merupakan total massa dibagi total
untuk senyawa cair, yaitu suatu cara yang volumenya.
mendahului penguapan senyawa cair dengan
𝑚
memanaskannya, lalu mengembunkan uap yang ρ= …………………………………………………………. (1)
𝑣
terbentuk akan ditampung dalam wadah yang
terpisah untuk memperoleh destilat (underwood, Keterangan : ρ = Densitas (g/ml)
1983). m = massa (g)
Proses yang terjadi pada destilasi ini adaplah v = volume (ml)
perubahan dua fasa cair yang menjadi fase uap
atau gas dengan pendidihan dan kondensasi Densitas/kerapatan suatu fluida dapat
pengembunan, tetapi destilasi bukan merupakan bergantung terhadap beberapa factor seperti,
dua urutan proses penguapan dan kondensasi. temperatur fluida dan tekanan fluida. Namun,
Tekanan uap selalu bertambah dengan kenaikan pengaruhnya sangat sedikit maka densitas suatu
suhu (Khopkar, 2003). fluida dapat dinyatakan sebagai
Destilasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu konstanta/bilangan tetap. Semakin tinggi densitas
destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi suatu benda, maka semakin besar juga massa
uap, dan destilasi vakum. setiap volumenya.
1. Destilasi Sederhana
Destilasi sederhana dasar pemisahannya b. Asam Lemak Bebas (ALB)
adalah perbedaan titik didih yang jauh atau Asam lemak bebas (ALB) merupakan suatu
dengan salah satu komponen yang bersifat asam yang dibebaskan pada proses hidrolisis oleh

TEDC Vol. 12 No. 1, Januari 2018 33


Pengambilan Minyak Biji Alpukat………………………………………………………... Lusi Marlina, Dian Wahyu Pratama

enzim. Proses hidrolisis dikatalis oleh enzim lipase III. METODE PENELITIAN
yang juga terdapat pada buah, tetapi berada
diluar sel yang mengandung minyak. Jika dinding Jenis dan Design Penelitian
sel pecah atau rusak karena proses pembusukan Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu
atau karena pelukaan mekanik, tergores atau memberikan gambaran secara kualitatif Minyak
memar karena benturan, enzim akan pada biji alpukat. Proses pengambilan minyak biji
bersinggungan dengan minyak dan reaksi alpukat dilakukan dalam beberapa tahapan.
hidrolisis akan berlangsung dengan cepat Perre-treatment dengan pengecilan ukuran dan
sehingga membentuk gliserol dan asam lemak pengeringan raw material kemudian di ekstrak
bebas. Asam lemak bebas (ALB) yaitu asam dengan menggunakan pelarut n-heksana dan
lemak bebas yang terbentuk akibat terjadinya pemurnian menggunakan destilasi. Adapun design
reaksi hidrolisis terhadap minyak yang akan penelitian ditunjukan oleh gambar 2.
menyebabkan ketengikan. Keberadaan ALB
menjadi indicator kualitas dari minyak, apabila
kadar ALB tinggi maka kualitas minyak tersebut
rendah (Mangoensoekarjo,2003).
Menentukan kadar asam lemak bisa juga Biji Alpukat
digunakan dalam menentukan kualitas minyak
atau lemak, dikarenakan terdapat bilangan asam Parut
yang bisa digunakan untuk mengetahui dan
mengukuran jumlah asam lemak bebas yang Serbuk Kasar Biji
terdapat pada sampel bahan. Jika angka asam Alpukat
besar maka kandungan asam lemak bebas dapat
dinyatakan lebih tinggi, tingginya kadar asam Pengeringan
lemak bebas yang terkandung dalam sampel bisa ut
Serbuk Kasar Biji
mengakibatkan dari proses pengolahan yang
Alpukat Kering
kurang baik (Julisti, 2010).
Ukuran
Perhitungan untuk menentukan asam lemak
bebas (%FFA) : Penghalusan

𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘


Serbuk Halus Biji
%FFA = x 100%.......... (2) Alpukat Kering
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000

Keterangan : EKSTRAKSI
ml NaOH = volume larutan NaOH terpakai
 Volume Pelarut (200ml
N NaOH = konsentrasi larutan NaOH
& 250ml)
BM asam lemak = 276,224 gr/mol (minyak biji alpukat)
 Waktu (45,60 & 90mnt)
 Massa (50g)
c. Angka/Bilangan Asam
 Suhu (600C)
Angka/bilangan asam merupakan ukuran dari
jumlah asam bebas yang dihitung berdasarkan
bobot molekul asam lemak atau campuran asam Pengeringan dan Destilasi
lemak. Angka/bilangan asam dapat disebut Pengecilan Ukuran Suhu (650C)
sebagai jumlah milligram KOH 0,1 N yang
diperlukan agar dapat menetralkan asam lemak Minyak Biji
Pelarut
bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak. Alpukat
Angka/bilangan asam ini juga dapat menjadi Pemanasan
indikator yang menyebutkan jumlah asam lemak Suhu (500C)
bebas yang terkandung dalam minyak, dan dapat
juga disangkut pautkan dengan telah terjadinya MINYAK
hidrolisis minyak berkaitan dengan mutu minyak. BIJI
ALPUKAT
Metode yang digunakan yaitu penetralan asam
dengan alkali. Ada pun prinsipnya yaitu dengan
melarutkan lemak/minyak ke dalam eter alcohol.
Cara penetralan dengan titrasi alkalimetri yaitu Gambar 2. Proses pengambilan minyak biji
dititrasi dengan alkali. alpukat
Rumus untuk menentukan Angka/bilangan asam :

𝑚𝑙 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑀𝑟 𝐾𝑂𝐻


Angka/ bilangan asam = …. (3) Bahan dan Alat
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
1. Bahan-bahan
Keterangan : Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian
ml KOH = volume KOH yang habis saat titrasi. ini ditunjukan pada Tabel 3.1
N KOH = 0,1 N
Mr KOH = 56,1

TEDC Vol. 12 No. 1, Januari 2018 34


Pengambilan Minyak Biji Alpukat………………………………………………………... Lusi Marlina, Dian Wahyu Pratama

Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan pada 2. Proses Pengambilan Minyak


penelitian pengambilan minyak biji alpukat. a) Biji alpukat yang telah dihaluskan
dimasukkan kedalam gulungan kertas
No Bahan Kons. Jumlah saring sebanyak 50g ditutup dengan
1 Biji alpukat 50g (setiap variabel) kapas ujung atas dan bawah.
2 N-Heksana 4 liter b) Biji alpukat yang sudah gulung dengan
kertas saring dimasukkan ke ekstraktor.
3 NaOH 0,1 N 100 ml
c) Tuangkan (200ml dan 250ml) pelarut N-
4 Etanol 95% 1 liter
Heksana kedalam labu alas bulat leher
5 KOH 0,1 N 100 ml satu tambahkan batu didih untuk
6 Aquades Secukupnya membantu pemanasan.
7 Phenolftalein 50ml d) Pasang rangkaian alat ekstraksi (labu
alas bulat leher satu, ekstraktor,
kondensor yang sudah di alirkan air di
2. Alat-alat dalamnya, dan thermometer).
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini e) Panaskan selama (45, 60, dan 90 menit)
ditunjukan pada tabel 3. dengan suhu 60 oC.
f) Setelah waktu pemanasan selesai
Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian lakukan pemisahan antara minyak dan
pengambilan minyak biji alpukat. pelarut dengan menggunakan destilasi.
No Alat Spesifikasi Jml.
g) Pada destilasi suhu yang digunakan yaitu
 Labu alas bulat leher 1 65 oC.
(250ml) h) Hentikkan destilasi dimana volume
1 Ekstraksi  Ekstraktor 1 destilat mencapai 100 ml.
 Kondensor
 Termometer
i) Tuangkan dan saring minyak yang
2 Beaker glass 100ml dan 250ml 2 tersisa pada labu alas bulat leher satu ke
3 Erlenmeyer 250ml 3 gelas beker 50 ml.
4 Pipet tetes 2 j) Tunggu hingga dingin dan lakukan
5 Gelas ukur 25ml, 50ml, 100ml 1 analisis
Alumunium
6 1
foil
 Labu destilat (500ml) Selanjutnya dilakukan pengujian/Analisa
 Kondensor double tube Minyak Biji Alpukat dengan parameter yang diuji
3 Destilasi 1
 Elbow yaitu yield(%), densitas, ALB(%), dan angka
 Termometer
asam.
Alat pendukung :
 Selang air 2
 Pompa 1 IV. PEMBAHASAN
Magnetic Proses memperoleh minyak biji alpukat
4 1
stirrer
menggunakan pelarut n-heksana atau disebut
Statif dan
5 3 juga metode soxhlet ekstraksi padat-cair.
klem
6 Termometer Air raksa 1 Penelitian ini memiliki macam-macam variabel
7 Hot plate 1 proses yaitu seperti waktu ekstraksi (45,60, dan
8 Kertas Saring 3 90 menit), volume pelarut (200ml dan 250ml),
9 Buret 1 dan berat biji (50 gr). Hasil dari ekstraksi
diperoleh minyak biji alpukat dengan kondisi
masih tercampur pelarut n-heksana, maka
a. Prosedur Penelitian dilakukan pemurnian dengan proses destilasi dan
Proses Pengambilan Minyak secara umum evaporasi untuk menghilangkan sisa-sisa pelarut
dilakukan dengan tahapan pre-treatment yang masih tersisa. Hasil dari ekstraksi dan
terhadap biji alpukat dan pengambilan minyak pemurnian tersebut dilakukan analisa %yield,
dari biji alpukat. densitas, ALB (asam lemak bebas), dan
1. Perlakuan Awal angka/bilangan asam untuk mengetahui hasil dari
a) Biji alpukat yang diperoleh dari berbagai minyak tersebut terhadap variabel proses yang
sumber diparut dengan parutan kelapa ada. Hasil %yield yang diperoleh dari proses
hingga berukuran serbuk kasar. ekstraksi ini bermacam-macam, hal ini
b) Biji alpukat yang telah diparut berhubungan dengan variabel yang bermacam-
dikeringkan dengan menggunakan macam seperti waktu ekstraksi dan volume
cahaya matahari/dijemur kurang lebih 2 pelarut yang memang mempengaruhi. Hasil
hari. minyak yang dilakukan pada penelitian ini
c) Biji alpukat yang telah kering diperoleh %yield yang paling rendah 10,1%
dihancurkan hingga berukuran serbuk (250ml, 50 gr, 45 menit) dan untuk %yield
halus. tertinggi 32,8% (250ml, 50 gr, 60 menit).

TEDC Vol. 12 No. 1, Januari 2018 35


Pengambilan Minyak Biji Alpukat………………………………………………………... Lusi Marlina, Dian Wahyu Pratama

Analisa %Yield Minyak Biji Alpukat Analisa Asam Lemak Bebas (%ALB) Minyak
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Biji Alpukat
kemungkin an pengaruh antara variabel Perolehan data yang didapatkan mengenai
terhadap %yield, antara lain : asam lemak bebas (%ALB) dari minyak biji
alpukat.
40
2
30
% Yield

200ml 1.5
20

%ALB
1 200ml
10 250ml
0.5 250ml
0
45 60 90 0
45 60 90
Gambar 3. Grafik pengaruh volume dan waktu
ekstraksi terhadap %yield Gambar 5. Grafik pengaruh waktu ekstraksi dan
Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin volume pelarut terhadap % alb
lama waktu ekstraksi, maka %yield minyak biji Standar ketentuan %ALB untuk menjadi
alpukat yang dihasilkan akan meningkat. Melihat bahan baku biodiesel yaitu 5%. Menurut
dari pendistribusian pelarut yang semakin efektif. penelitian sebelumnya menyatakan bahwa minyak
Terhilat pada grafik dengan waktu ekstraksi 90 biji alpukat memiliki %ALB 0,367%-0,82%
menit memperoleh hasil lebih tinggi yaitu 32,8% (Rachimoellah,2009), pada penilitian kali ini %ALB
(250ml) dan 14,9% (200ml). sedangkan hasil yang didapatkan yaitu 0,96%-1,61%. Nilai %ALB
terendah dari waktu ekstraksi 45 menit diperoleh yang didapatkan dengan hasil penelitian
13,4% (250ml) dan 10,1% (200ml). sebelumnya tentu jelas berbeda, dalam hal ini
yang menyebakan %ALB berbeda bisa
Analisa Densitas Minyak Biji Alpukat disebabkan oleh proses pengambilan minyak yang
Dalam pengujian densitas ini merupakan masih tersisanya kadar air dan jenis bahan baku,
salah satu dari uji karakterisrik minyak. Pada seperti keadaan geografis tanamannya, biji
penelitian yang dilakukan ini, beberapa hasil alpukat yang didapatkan dari tempat berbeda.
densitas meningkat dengan seiringnya bertambah Menurut data yang didapatkan pada penelitian ini
variabel waktu ekstraksi dan volume pelarut. Hasil minyak biji alpukat memiliki %ALB tidak melewati
densitas terendah yang diperoleh yaitu 0,7 gr/ml standar dari bahan baku biodiesel, maka minyak
dan hasil densitas tertinggi yang diperoleh yaitu biji alpukat dapat langsung dikonversi menjadi
0,74 gr/ml. Hasil densitas yang didapatkan pada biodiesel.
penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa variabel
yang dipakai, terlebih pada variabel lama waktu Analisa Angka/Bilangan Asam Minyak Biji
ekstraksi dan volume pelarut. Alpukat
Data hasil analisa didapatkan nilai
0.76 angka/bilangan asam pada minyak biji alpukat
yang tertinggi yaitu 1,570 mg KOH/gr. Untuk nilai
Densitas (gr/ml)

0.74 angka / bilangan asam terendah yaitu 0,785 mg


200ml KOH/gr.
0.72
0.7 250ml 2
0.68 1.5
Axis Title

45 69 90
1 200ml
Gambar 4. Grafik pengaruh waktu ekstraksi dan 0.5 250ml
volume pelarut terhadap densitas
0
Dari gambar 4 dapat dilihat densitas tertinggi
yaitu pada variabel berat waktu ekstraksi 90 45 60 90
menit dan volume pelarut 200ml. Untuk densitas
terendah yaitu pada variabel waktu ekstraksi 60 Gambar 6. Grafik pengaruh waktu ekstraksi dan
menit dan volume pelarut 250ml. Dari data volume pelarut terhadap % alb
analisa yang didapat, maka dinyatakan jika waktu
Nilai angka/bilangan asam terendah
ekstraksi lebih lama, maka densitas yang
menyatakan minyak biji alpukat mempunyai
dihasilkan akan lebih besar.
potensi untuk menjadi bahan baku biodiesel.

TEDC Vol. 12 No. 1, Januari 2018 36


Pengambilan Minyak Biji Alpukat………………………………………………………... Lusi Marlina, Dian Wahyu Pratama

Berdasarkan literature tentang ketetapan bahan Destilasi. https://id.scribd.com/doc/


baku biodiesel SNI 04-7182-2006 yaitu untuk nilai 92703000/JURNAL-DESTILASI (Diakses 05
maksimal angka/bilangan asam adalah 0,8 mg Desember 2016 pukul 21.47 WIB).
KOH/gr. Hidayat .(2007). Penggunaan Bahan Baku
Biodiesel Dari Biji Alpukat Sebagai bahan
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Bakar Alternatif Diesel, Tugas Akhir Fakultas
Kesimpulan Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.
Ketaren, S., (1986). Pengantar Teknologi Minyak
Hasil dari penelitian yang dilakukan, maka
dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia,
dapat kesimpulan sebagai berikut:
Jakarta.
1. Minyak biji alpukat yang dihasilkan memiliki
Prasetyowati, Retno Pratiwi, Fera Tris O (2010).
warna kuning bening dan memiliki kekentalan Pengambilan Minyak Biji Alpukat (Persea
yang rendah. Yield yang dihasilkan sangat Americana Mill) Dengan Metode Ektraksi.
dipengaruhi oleh variabel. Variabel dengan Jurnal Teknik Kimia Fakultas Teknik
massa biji 50 gr, waktu ekstraksi 90menit Universitas Sriwijaya.
dan volume pelarut 250ml diperoleh yield Pengeringan.http://mohtaufik.com/2013/09/
32,8%. pengeringan-bahan-pangan.html (Diakses 03
2. Densitas yang diperoleh dari beberapa Desember 2016 pukul 11.14 WIB).
variabel waktu ekstraksi dan volume pelarut Sri Risnoyatiningsih (2010). Biodiesel From
menjadi semakin bertambah. Avocado Seeds By Transesterification
3. Hasil analisa %ALB diperoleh 0,96%-1,61% Process. Jurnal Teknik Kimia Fakultas
dan angka/bilangan asam 0,785 – 1,570 mg Teknologi Industri Universitas Pembangunan
KOH/gr, pada angka/bilangan asam hanya Nasional “Veteran” Jawa Timur.
pada satu kondisi yang memenuhi sebagai
standar bahan baku biodiesel, dan
pada %ALB yang diperoleh sudah memenuhi
standar bahan baku biodiesel. Namun masih
perlu dilakukan treatment awal.

Saran
1. Variabel yang digunakan sebaiknya lebih
bervariasi lagi agar didapatkan variabel yang
lebih optimal.
2. Minyak biji alpukat ini dapat menjadi bahan
baku alternatif (biodiesel).
3. Jika akan digunakan untuk keperluan
kesehatan lebih baik menggunakan pelarut
yang tidak berbahaya bagi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Agee. M.H, Taylor, R.E, (1977). Introduction To
Operations. University, New York.
Aziz Tamzil, Ratih Cindo K N, dan Asima Fresca.
(2009). Pengaruh Pelarut Heksana dan
Etanol, Volume Pelarut, dan Waktu Ekstraksi
terhadap hasil Ekstraksi Minyak Kopi.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya. Jurnal Teknik Kimia, 1
Vol 16 (1)
Badan Pusat Statistik.( 2013).Survey Pertanian
Produksi Buah-buahan di Indonesia. Biro
Pusat Statistik, Jakarta.
Bambang Pramudono, Septian Ardi Widioko,
Wawan Rustyawan, Ekstraksi Kontinyu
dengan Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran
Lawan Arah: Pengambilan Minyak Biji
Alpukat Menggunakan Pelarut n-Hexane dan
Iso Propil Alkohol
Densitas. http://www.e-jurnal.com/2013/12
/pengertian-massa-jenis.htmL (Diakses 27 juli
2017 pukul 11:35 WIB).

TEDC Vol. 12 No. 1, Januari 2018 37

Anda mungkin juga menyukai