Anda di halaman 1dari 6

Indonesian Journal of Chemistry, 2002, 2 (3), 167-172 167

EXPLOITING A BENEFIT OF COCONUT MILK SKIM IN COCONUT OIL


PROCESS AS NATA DE COCO SUBSTRATE

Peningkatan Nilai Tambah Krim Santan Kelapa Limbah Pembuatan Minyak Kelapa
sebagai Substrat Nata de Coco

Bambang Setiaji, Ani Setyopratiwi, Nahar Cahyandaru


Chemistry Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Gadjah Mada University, Yogyakarta

ABSTRACT

A research to know influence of mixing concentration of coconut water and sucrose concentration to
coconut milk skim as nata de coco substrate has been conducted. The variation was taken from mixing
coconut water (0%, 25%, 35% and 50% and 100% as control) and the sucrose concentration (0.5%, 1%,
1.5% and 2%). Coconut milk skim boiled before used as substrat, yielded a coconut protein (blondo).
The result of research showed that coconut milk skim can be used as nata de coco substrate with
mixing coconut water and sucrose addition, mixing 50 % concentration coconut water representing optimum
concentration. The content of crude fibre nata was yielded by higher concentration of sucrose, while mixing
concentration coconut water do not influence crude fibre content.

Keyword: Coconut milk skim, substrate, nata de coco

PENDAHULUAN lainnya menghasilkan skim santan dalam jumlah


yang cukup banyak. Namun biasanya skim ini
Kelapa adalah tumbuhan yang mempunyai hanya dibuang karena sudah tidak menghasilkan
sangat banyak kegunaan dan pohon kelapa tumbuh minyak. Hal ini selain kurang menguntungkan juga
sangat baik hampir di semua daerah di Indonesia. dapat menyebabkan pencemaran bila dibuang ke
Potensi kelapa ini sangat mungkin untuk lingkungan. Skim santan masih mengandung
dikembangkan menjadi industri yang terpadu, komponen buah kelapa yang larut dalam air, antara
mengingat semua bagian kelapa dapat lain protein (yang mengandung sedikit minyak),
dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai karbohidrat, mineral dan lain-lain. Pemanfaatan
ekonomi. Produk jadi yang dapat dihasilkan antara skim santan ini menarik karena dapat memberi nilai
lain minyak kelapa, serat kelapa, arang tempurung tambah pada proses pengolahan kelapa dan
kelapa, nata de coco, protein kelapa (blondo), serta mengurangi limbah yang dihasilkan.
produk samping lainnya. Nata de coco adalah bahan makanan yang
Produk utama dari pengolahan kelapa adalah dihasilkan dari proses fermentasi air kelapa oleh
minyak kelapa, yang dapat dihasilkan melalui bakteri Acetobacter xylinum. Nata de coco belum
proses basah atau proses kering. Namun proses lama diperkenalkan namun saat ini telah dikenal
basah memiliki lebih banyak keuntungan sehingga luas oleh masyarakat sebagai bahan makanan
lebih banyak dilakukan. Pada proses basah ini yang digemari. Secara gizi nata de coco tidak
daging buah kelapa diparut dan diperas santannya mengandung komponen yang dibutuhkan dalam
dengan bantuan penambahan air. Santan kemudian metabolisme, namun mengandung serat yang
didiamkan sehingga terbentuk dua lapisan cukup tinggi. Serat inilah yang dibutuhkan untuk
(kriming), yaitu lapisan santan kental yang disebut membantu proses pencernaan, bahkan kekurangan
krim dan bagian bawah yang encer disebut skim. serat pada pola makan dapat menyebabkan
Lapisan krim selanjutnya dipecah emulsinya untuk gangguan kesehatan serius, sehingga nata de coco
mendapatkan minyak dan blondo. Krim santan yang memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan
dipecah emulsinya akan membentuk lapisan sebagai bahan makanan berserat.
minyak di bagian atas dan air (skim sisa minyak) di Selain nata de coco dikenal juga nata yang
bagian bawah, serta blondo berada diantaranya. dibuat dari bahan lain misalnya limbah tahu dan
Proses pengambilan krim santan untuk buah-buahan. Bahan yang dapat digunakan
pembuatan minyak maupun untuk keperluan sebagai media pada pembuatan nata adalah

Bambang Setiaji, et al.


Indonesian Journal of Chemistry, 2002, 2 (3), 167-172 168

tersediannya nutrisi yang meliputi sumber karbon xylinum yang terperangkap diantara susunan
(karbohidrat sederhana), sumber nitrogen (organik benang-benang selulosa. Oleh karena itu, nata juga
atau anorganik) dan mineral, serta pH yang sesuai dapat digolongkan sebagai prebiotik, jenis makanan
[1]. Krim santan yang mengandung protein, fermentasi yang akhir-akhir ini sedang naik daun,
karbohidrat dan mineral berpotensi untuk karena sumbangannya terhadap kesehatan [1].
dimodifikasi menjadi bahan pembuatan (subsrat) Usaha untuk meningkatkan fungsi nata de
nata de coco. coco sebagai dietary fiber dilakukan oleh Susiantari
Protein skim santan ini dapat dimanfaatkan dengan memvariasi penambahan sukrosa pada
mengingat potensi kelapa sebagai sumber substrat air kelapa dan meningkatkan kandungan
makanan bergizi. Oey Kam Nio, dkk menyatakan minyak dalam nata [7]. Penambahan sukrosa 15 %
bahwa produksi kelapa di Indonesia cukup besar, dapat menghasilkan nata dengan kadar serat
tapi protein kelapa masih banyak terbuang dan tertinggi, sedangkan peningkatan kadar minyak
belum dimanfaatkan secara optimal [4]. Penelitian dalam nata dapat dilakukan dengan penambahan
yang dilakukan untuk menguji nilai gizi protein Tween-80.
kelapa dengan cara penentuan asam amino dan
percobaan pemberian makanan pada anak tikus METODOLOGI PENELITIAN
putih, menunjukan bahwa kualitas protein kelapa
berpotensi setaraf dengan protein susu. Barlina Kelapa dihilangkan sabutnya kemudian
menyatakan bahwa protein kelapa berpotensi untuk dipecah tempurungnya. Air kelapa ditampung untuk
dikembangkan menjadi produk makanan antara lain digunakan pada tahap berikutnya. Daging buah
suplemen makanan bayi, makanan ringan dan kelapa diambil dari tempurungnya dan dicuci bersih.
makanan rendah kalori [3]. Selain bernilai gizi tinggi Daging buah tersebut diparut dengan mesin
protein kelapa unggul karena tidak mengikat zat pemarut. Parutan kelapa diperas dua kali dengan
anti nutrisi. ditambah air sebanyak volume parutan kelapa.
Selain karbohidrat dan protein, air kelapa yang Santan yang diperoleh disaring dan ditampung
tua juga mengandung berbagai mineral yang dalam wadah yang transparan. Santan dibiarkan
penting. Kalium (K), Natrium (Na), Magnesium selama 2 jam hingga terbentuk dua lapisan.
(Mg), Kalsium (Ca) dan Fosfor(P), merupakan Lapisan bawah (skim) diambil untuk digunakan
mineral utama yang terkandung dalam air kelapa. pada tahap penelitian selanjutnya, sedangkan
Kelengkapan unsur mineral dalam air kelapa tua lapisan atas (krim) dapat digunakan untuk
merupakan kelebihan air kelapa jika dibandingkan pembuatan minyak kelapa.
dengan bahan pembuat nata lainnya [1]. Skim santan dipanaskan hingga mendidih
Berbagai penelitian metode pemecahan skim sehingga protein menggumpal kemudian disaring
santan pada pembuatan minyak kelapa cara basah menggunakan kain. Cairan skim yang sudah
banyak dilakukan. Murniana [2] melakukan disaring kemudian digunakan sebagai substrat
pemecahan skim santan untuk mendapatkan pada pembuatan nata dengan ditambah air kelapa,
minyak kelapa dengan cara penambahan air dengan variasi penambahan air kelapa 0%, 15%,
kelapa. Nuryono [5] menguji beberapa metode 35% dan 50%.
pemecahan skim santan yang dikaitkan dengan
efisiensi hasil minyaknya. Metode yang diuji adalah Pembuatan Nata
cara pengasaman dengan asam cuka, cara Substrat yang akan dibuat nata dipanaskan
penambahan air kelapa dan cara pancingan, dari hingga mendidih, dengan ditambah gula, Amonium
pengujian yang dilakukan cara pengasaman Sulfat sebanyak 0,5%, dan Asam Asetat.
dengan asam cuka menghasilkan efisiensi yang Penambahan gula divariasi 0,5%, 1%, 1,5% dan
paling tinggi. 2%. Sedangkan penambahan Asam Asetat
Nata de coco sebenarnya tidak mempunyai dilakukan untuk membuat pH antara 4-5.
nilai gizi yang berarti bagi manusia, oleh sebab itu Pemanasan dilanjutkan selama 30 menit untuk
produk ini dapat dipakai sebagai sumber makanan mematikan semua bakteri yang ada. Kemudian
rendah energi untuk keperluan diet [6]. Nata sangat larutan dituang ke dalam nampan dalam keadaan
baik diolah menjadi makanan atau minuman karena panas dan segera ditutup dengan kertas yang
nata mengandung serat pangan (dietary fibre). diikat. Larutan dibiarkan dingin selama satu malam,
Seperti halnya selulosa alami, nata sangat berperan kemudian dilakukan penginokulasian starter
dalam proses pencernaan makanan yang terjadi di Acetobacter xylinum sebanyak 10% (v/v).
dalam usus halus dan penyerapan air dalam usus Fermentasi dilakukan selama 7 hari. Lembaran nata
besar, sehingga sangat baik bagi kesehatan. Selain yang dihasilkan dicuci dan ditimbang.
selulosa, tentu saja nata de coco juga mengandung
protein terutama yang berasal dari bakteri A.

Bambang Setiaji, et al.


Indonesian Journal of Chemistry, 2002, 2 (3), 167-172 169

Analisis Kadar Serat Nata dibuat dengan cara yang sama, didalam wadah
Sampel nata diambil dari lembaran dengan nampan. Setiap nampan berisi 1 liter substrat yang
cara dipotong sebanyak kurang lebih 5 gram difermentasi dalam waktu yang sama yaitu 7 hari.
ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam Setelah 7 hari dilakukan pengambilan nata,
erlenmeyer, ditambah 200 mL larutan H2SO4 0,175 diperoleh data seperti pada Tabel 1.
M dan direfluks selama 30 menit. Selanjutnya Dari Tabel 1 terlihat bahwa semakin tinggi
diambil dengan cara disaring, kemidian dicuci konsentrasi pencampuran air kelapa dan semakin
dengan aquades mendidih. Dipindahkan kedalam tinggi konsentrasi gula, nata yang dihasilkan
erlenmeyer kembali, ditambah 200 mL larutan semakin banyak. Pengamatan yang dilakukan
NaOH 0,313 M dan direfluks kembali selama 30 adalah dengan menimbang basah nata yang
menit. Disaring kembali dengan kertas saring kering dihasilkan setelah pemanenan. Pada kontrol semua
yang diketahui beratnya sambil dicuci dengan substrat telah berubah menjadi nata, sehingga pada
larutan K2SO4 10 %. Residu dicuci lagi dengan saat pemanenan sudah tidak terdapat cairan.
akuades panas dan terakhir dengan alkohol 95 %. Demikian pula dengan hasil nata dengan perlakuan
Residu bersama kertas saring dikeringkan dalan lain yang menghasilkan berat yang mendekati
oven 110 oC selama 2 jam, didinginkan dalam kontrol. Hasil nata yang kurang sempurna ditandai
eksikator dan ditimbang hingga beratnya konstan. dengan masih tersisanya cairan substrat yang
Maka berat residu sama dengan berat serat kasar belum menjadi nata dan berat hasilnya kurang dari
dan persentase dihitung terhadap berat nata basah, kontrol.
kemudian diuji kandungan protein dalam skim Data hasil nata untuk kadar sukrosa 0,5 %
santan. secara lebih jelas dapat dilihat pada Grafik 1. Dari
Grafik 1 tersebut dapat dilihat kurva mengalami
HASIL DAN PEMBAHASAN kenaikan dari konsentrasi air kelapa 0 sampai 35
%, selanjutnya mulai konsentrasi 50 % kurva akan
Berat Hasil Nata mendatar. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi
Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan 50 % merupakan konsentrasi optimum dari
nata dari skim santan dengan variasi pencampuran campuran untuk mendekati kontrol (air kelapa 100
dengan air kelapa dan penambahan sukrosa. Nata %).

Tabel 1 Data berat (gram) hasil nata dengan variasi penambahan air kelapa dan konsentrasi gula
Konsentrasi sukrosa (%) Konsentrasi air kelapa (%)
0 (skim) 15 (1:5) 35 (1:3) 50 (1:1) 100 (kontrol)

0,5 621,87 681,85 757,15 870,60 889,35


1 640,52 699,58 787,50 877,50 893,21
1,5 666,55 729,37 872,83 913,47 920,35
2 668,68 726,92 879,62 1015,62 1024,38

1000
Berat Nata (gram)

900

800

700

600

500
0 15 35 50 100
Konsentrasi Air Kelapa (%)
Gambar 1 Grafik berat hasil nata dengan variasi konsentrasi air kelapa pada konsentrasi sukrosa 0,5 %

Bambang Setiaji, et al.


Indonesian Journal of Chemistry, 2002, 2 (3), 167-172 170

1200
Berat Hasil Nata (gram)
1000 0.5
1
800
1.5
600 2

400
0 15 35 50 100
Konsentrasi Air Kelapa (%)
Gambar 2 Kurva titik optimum pencampuran air kelapa pada berbagai konsentrasi sukrosa

Hal ini juga terjadi pada konsentrasi sukrosa Komponen nutrisi penting lain yang dibutuhkan
yang lain, tetapi secara umum semakin tinggi oleh bakteri Acetobacter Xylinum untuk dapat
konsentrasi nata yang dihasilkan juga semakin membentuk nata adalah sumber karbon berupa
tinggi. Titik optimum kurva pada berbagai karbohidrat. Karbohidrat dalam bentuk gula
konsentrasi diperlihatkan pada grafik 2. sederhana digunakan oleh bakteri Acetobacter
Kesempurnaan proses pembentukan nata de Xylinum untuk membentuk jalinan benang sukrosa
coco sebagai produk fermentasi dipengaruhi oleh yang disebut nata. Air kelapa mengandung
kesempurnaan pertumbuhan bakteri karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, seperti
pembentuknya (Acetobacter xylinum). Hal ini sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, inositol dan lain-
sangat tergantung pada pemenuhan faktor-faktor lain. Skim santan mengandung karbohidrat karena
pertumbuhan bakteri, terutama nutrisinya. Secara daging buah kelapa mengandung karbohidrat yang
umum nutrisi yang dibutuhkan bakteri terdiri dari dapat terlarut dalam skim pada saat ekstraksi santan.
sumbar karbon yang berupa gula sederhana, Karbohidrat dalam buah kelapa yang cukup tinggi
sumber nitrogen, vitamin dan mineral. Air kelapa namun dalam bentuk molekul besar dan hanya sedikit
dikenal sebagai media yang lengkap bagi mengandung gula sederhana.
pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum, Pembuatan nata de coco memerlukan
terutama kandungan asam amino, vitamin dan penambahan gula dalam bentuk sukrosa untuk
mineralnya. Skim santan sebagai produk samping memenuhi kebutuhan gula. Kandungan gula
pengolahan kelapa memiliki kandungan protein, sederhana antara skim santan perlu diuji konsentrasi
vitamin dan mineral yang berasal dari daging sukrosa yang sesuai. Hasil percobaan menunjukan
kelapa selama pengambilan krim santan, namun bahwa semakin tinggi konsentrasi gula semakin
komposisinya tidak sempurna seperti halnya air banyak nata yang dihasilkan. Hal ini dapat dipahami
kelapa. karena nata merupakan polisakarida selulosa yang
Pencampuran substrat skim santan dengan tersusun dari monomer glukosa, sehingga semakin
air kelapa bertujuan untuk menambahkan zat-zat tinggi gula sederhana yang tersedia nata yang
esensial yang sangat dibutuhkan bagi terbentuk semakin tinggi. Nata dari skim santan
pertumbuhan bakteri namun belum tercukupi memerlukan penambahan sukrosa yang lebih
dalam skim santan. Air kelapa yang mengandung banyak.
bahan-bahan esensial tersebut secara lengkap Kadar serat hasil nata ditentukan dengan
diharapkan dapat menyempurnakan substrat. Hasil metode gravimetri. Data yang diperoleh dapat dilihat
percobaan menunjukan bahwa semakin tinggi pada Tabel 2. Dari Tabel 2 tersebut secara umum
konsentrasi pencampuran semakin tinggi pula nata dapat dilihat bahwa kadar serat relatif sama pada
yang dihasilkan, sehingga tujuan pencampuran penambahan gula yang sama. Kadar serat semakin
untuk menyempurnakan substrat dapat tercapai. tinggi dengan semakin tingginya konsentrasi gula. Hal
Pada konsentrasi 50% nutrisi yang dibutuhkan ini dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 3 untuk
untuk tumbuh secara optimal telah tercukupi, konsentasi air kelapa 0%.
sehingga dihasilkan nata yang mendekati kontrol.

Bambang Setiaji, et al.


Indonesian Journal of Chemistry, 2002, 2 (3), 167-172 171

Tabel 2 Data kadar serat (%) nata dengan variasi penambahan air kelapa dan konsentrasi gula
Konsentrasi sukrosa (%) Konsentrasi air kelapa (%)
0 (skim) 15 (1:5) 35 (1:3) 50 (1:1) 100 (kontrol)
0,5 0,2285 0,2281 0,2277 0,2343 0,2397
1 0,2455 0,2574 0,2665 0,2465 0,2513
1,5 0,2738 0,2907 0,3024 0,2955 0,2882
2 0,3400 0,3361 0,3326 0,3351 0,3451

0.4

0.35

0.3
Kadar Serat (%)

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0.5 1 1.5 2
Konsentrasi Sukrosa (%)

Gambar 3 Grafik kadar serat nata dengan variasi konsentrasi sukrosa untuk konsentrasi air kelapa 0%
0.36

0.34

0.32
0
Kadar Serat (%)

0.3
15
0.28
35
0.26
50
0.24

0.22

0.2
0.5 1 1.5 2
Konsentrasi Sukrosa (%)
Gambar 4 Grafik kadar serat nata terhadap konsentrasi gula pada berbagai konsentrasi air kelapa

Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa mendapaatkan kadar serat tertinggi. Susiantari
kandungan serat yang terbentuk tergantung dari menyimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
konsentrasi gula yang tersedia. Hal ini menguatkan sukrosa kadar serat yang dihasilkan semakin tinggi
teori yang menjelaskan bahwa nata dibentuk oleh dan konsentrasi sukrosa yang optimum adalah 15%.
enzim ekstraseluler yang menyusun rantai selulosa Kenaikan kadar serat oleh karena kenaikan
dari glukosa yang ada dalam media. Hal ini sejalan konsentrasi sukrosa juga terjadi pada konsentrasi air
dengan penelitian Susiantari [6] yang menguji kelapa yang lain. Hal ini dapat dilihat pada grafik
konsentrasi sukrosa yang optimum untuk Gambar 4.

Bambang Setiaji, et al.


Indonesian Journal of Chemistry, 2002, 2 (3), 167-172 172

Mekanisme pengubahan sukrosa menjadi Semakin tinggi konsentrasi gula semakin tinggi
selulosa diawali dengan pemecahan sukrosa kadar serat nata yang dihasilkan, sedangkan
ekstraseluler menjadi glukosa dan fruktosa oleh konsentrasi pencampuran air kelapa tidak
bakteri. Senyawa-senyawa glukosa dan fruktosa mempengaruhi kadar serat.
tersebut baru dikonsumsi sebagai bahan bagi
metabolisme sel. Bakteri Acetobacter Xylinum DAFTAR PUSTAKA
merombak gula untuk memperoleh energi yang
diperlukan bagi metabolisme sel. Selain itu, bakteri 1. Barlina, 1999, Jurnal Penelitian dan
juga mengeluarkan enzim yang mampu menyusun Pengembangan Pertanian, 18, 4
(mempolimerisasi) senyawa glukosa menjadi 2. Murniana, 1985, Pemisahan Fraksi Minyak pada
polisakarida yang dikenal dengan selulosa Krim Kelapa dengan Air Kelapa, Skripsi, FMIPA
ekstraseluler. Selulosa inilah yang terjalin antara UGM, Yogyakarta
satu dengan yang lain membentuk masa nata. 3. Nuryono, 1985, Kajian Beberapa Metode
Fruktosa selain digunakan sebagai sumber energi, Pemisahan Minyak Kelapa Cara Basah dan
juga berperan sebagai induser bagi sintetis enzim Efisiensi Minyak Hasilnya, skripsi, FMIPA UGM,
ekstraseluler polimerase. Yogyakarta
Secara umum nata de coco yang merupakan 4. Nio, O.K., L. Goan-Hong, Herlinda, J. Sihombing-
makanan berserat (dietary fiber) harus Nainggolan, G,. Aminah, R, dan Sumardi, 1983,
mengandung kadar serat yang tinggi, namun Buletin Penelitian Kesehatan, Volume XI No.1,
kadarnya tidak boleh terlalu tinggi karena akan http://www.litbang.depkes.go.id/Publikasi_BPPK/
mengakibatkan nata menjadi keras dan sukar Buletin_BPPK
digigit. Nata untuk konsumsi biasanya lebih 5. Palungkun, R., 2001, Aneka Produk Olahan
mementingkan tekstur daripada kadar seratnya. Kelapa, (Cetakan kedelapan), Penebar Swadaya,
Jakarta
KESIMPULAN 6. Pambayun, R., 2002, Teknologi Pengolahan Nata
de Coco, Teknologi Tepat Guna Kanisius,
Skim santan dapat digunakan sebagai Yogyakarta
substrat nata de coco dengan pencampuran air 7. Sosiantari, A., 1994, Pengaruh Penambahan
kelapa dan penambahan sukrosa, konsentrasi Sukrosa dan Minyak Kelapa pada Sifat-Sifat Sari
pencampuran air kelapa 50 % merupakan Kelapa dan Air Kelapa, Skripsi, FMIPA UGM,
konsentrasi optimum. Yogyakarta

Bambang Setiaji, et al.

Anda mungkin juga menyukai