Anda di halaman 1dari 2

2.1.

1 Sejarah Nata De Coco

Produk biosesula hasil fermentasi air kelapa dengan bakterti asem asetat yaitu Acetobacter
Xylinum. Nata de coco pada awalnya diproduksi di Filiphina. Menurut Salim dan Ryan (2011)
mengatakan bahwa kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti ‘krim’. Nata dalam bahasa Latin
yaitu Nature yang artinya ‘terapung’. Nata terbuat dari berbagai macam bahan antara lain air kelapa,
santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tebu, ubi kayu atau limbah tapioka dan sari buah
(nanas, melon, jeruk, jambu biji, pisang dan stroberi). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata de
coco.

Menurut Pambayun dalam Sihmawati dkk (2014:63) mengatakan bahwa di Indonesia nata de coco mulai
dikenal pada tahun 1975. Secara etimologis, nata de coco berarti krim kelapa atau terapung. Pemberian
nama nata disesuaikan dengan substrat pertumbuhan Acetobater Xylinum sehinga ada beberapa nama
nata diantaranya nata de pina (nata yang diperoleh dari sari buah nanas), nata de mango (nata yang
terbuat dari sari buah mangga), nata de soya (nata yang terbuat dari limbah tahu), nata de cacao (nata
yang terbuat dari limbah cacao).

Pada awalnya nata diproduksi di Filiphina dan dikenalkan ke Indonesia pada tahun 1975. Pemberian
nama nata disesuaikan dengan bakteri Acetobacter Xylinum. Nata terbuat dari berbagai macam sari
buah pendukungnya seperti nata de coco yang dibuat dari air kelapa, nata de pina yang dibuat dari
nanas. Nata de coco merupakan jelly kenyal berwana putih susu atau bening yang berasal dari
fermentasi air kelapa.

Nata de Coco Baik untuk Kesehatan

Nata de coco merupakan makanan kesehatan yang kaya serat, tetapi rendah kalori. Nata de coco
mengandung air sekitar 98%, lemak 0,2%, kalsium 0,012%, fosfor 0,002%, dan vitamin B3 0,0017%
(Nurheni et al., 1990). Produk ini memiliki kadar serat tinggi, meliputi selulosa,

hemiselulosa, lignin, dan serat larut air.

Manfaat Nata de Coco antara lain pada bidang gizi :

 Menurunkan kolesterol.
 Menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes.
 Mencegah konstipasi.
 Mengendalikan berat badan (mencegah obesitas).
 Mencegah kanker kolon.
 Bermanfaat pada mikroflora di usus besar.

pada bidang kehidupan :


Untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan karena air kelapa dan sekaligus meningkatkan nilai
ekonomi dari air kelapa, maka air kelapa ini dapat dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi
bermacam-macam produk, salah satunya adalah makanan yang mengandung serat tinggi (dietary fiber)
berupa produk nata de coco. Nata de coco adalah produk hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter
xylinum pada substrat yang mengandung gula membentuk lembaran selulosa nata berupa dietary fiber
yang kenyal (Mandey, 2018).

Bahan baku air kelapa dapat diperoleh dalam jumlah besar, karena merupakan limbah cair dari industri
tepung kelapa; minyak kelapa, dan kopra. Susunan kimia dietary fiber terutama terdiri dari selulosa yang
disintesa oleh bakteri yang menguntungkan (Acetobacter xylinum). Umumnya kadar air dari dietary fiber
sekitar 98 %. Produk ini mempunyai tekstur yang agak kenyal dengan konsistensi yang kokoh, tergolong
makanan yang berkalori rendah, sehingga cocok digunakan sebagai makanan bagi penderita diabetes
(Mandey, 2010., dan Mandey, 2016). Pemanfaatan limbah cair industri dan home industry kelapa sangat
membantu masyarakat dalam memanfaatkan teknologi pembuatan nata de coco, guna meningkatkan
pendapatan masyarakat di wilayah perkelapaan seperti di Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa
Utara Provinsi Sulawesi Utara (Mandey, 1997). Selain itu permintaan nata dari daerah-daerah di
Indonesia serta negaranegara lain seperti Singapura, Thailand, Filipina dan Belanda di Sulawesi Utara
yang belum banyak dipenuhi menunjukkan bahwa prospek pemasaran nata de coco dimasa yang akan
datang sangat cerah, mengingat banyak masyarakat yang mulai mengenal produk makanan berserat ini
dan mengkonsumsinya.

referensi :

https://bikinpabrik.id/2019/12/14/nata-de-coco-halalkah/

Mandey, L.C. 1997. Pengolahan Limbah Cair Industri tepung kelapa Secara Fisik, Kimia dan Biologi
(Disertasi). Program Pascasarjana Unair, Surabaya.

Mandey, L.C. 2010. Teknologi Pengolahan Kelapa dan Palma Lainnya. Buku Ajar, Program Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado.

Mandey, L.C. 2016.Teknologi Kelapa dan Palma Lainnya. Buku Teks, berISBN. Penerbit Pascasarjana
Press Universitas Sam Ratulangi Manado.

Mandey, L.C., J.E.A. Kandou., dan T.M. Langi., 2016. Pengembangan Produksi Selulosa Nata Sebagai
Produk Kesehatan Dari Limbah Air Kelapa Dengan Menggunakan Bakteri Acetobacter xylinum. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. No. 2.

Anda mungkin juga menyukai