BIOTEKNOLOGI
(NATA DE COCO)
NIM : 1414142011
KELOMPOK : V (LIMA)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
A. Latar Belakang
Nata de coco adalah minuman yang terbuat dari fermentasi air kelapa,
terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga bening dan bertekstur kenyal.
Minuman ini pada awalnya dibuat di Filipina. Nata de coco dalam bahasa
Spanyol berarti krim kelapa. Krim yang dimaksudkan yaitu santan kelapa.
Minuman ini banyak digemari masyarakat karena kesegaran dan vitaminnya,
selain itu harganya relatif murah hingga terjangkau oleh masyarakat dan juga
mudah ditemukan.
Di Indonesia, nata de coco sering disebut sari air kelapa atau sari kelapa.
Nata de coco telah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan. Salah satunya
sebagai bahan makanan. Nata de coco pertama kali berasal dari Filipina. Di
Indonesia, nata de coco mulai dicoba pada tahun 1973 dan mulai
diperkenalkan pada tahun 1975. Namun demikian, nata de coco mulai dikenal
luas di pasaran pada tahun 1981. Media-media yang mengandung gula adalah
bahan baku pembuatan nata, dan berdasarkan jenis medialah nama nata
diberikan, misalnya Nata De Coco dari media air kelapa, Nata De Soya dari
media ampas pabrik tahu, Nata De Cassava dari media ampas pabrik tapioka,
Nata De Molase dari media limbah cair tebu.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Biologi LIPI,
kandungan gizi nata de coco per 100 gram nata mengandung 80% air, 20 gram
karbohidrat, 146 kal kalori, 20 gram lemak, 12 mg Kalsium, 2 mg Fosfor dan
0,5 mg Ferrum (besi). Sedangkan kandungan gizi 100 gram nata de coco yang
dikonsumsi dengan sirup adalah 67,7% air, 12 mg Kalsium, 0,2% lemak, 2 mg
Fosfor (jumlah yang sama untuk vitamin B1 dan protein),5 mg zat besi dan
0,01ng (mikrogram) Riboflavin.
Dalam perkembangannya, pembuatan nata de coco, telah menyebar ke
berbagai negara penghasil kelapa, termasuk Indonesia. Nata de coco
merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter
xylinum. Air kelapa merupakan limbah cair produksi kopra, minyak kelapa,
dodol dan industri pangan lainnya yang menggunakan buah kelapa.
Disamping itu nata de coco juga dapat dibuat dari pemanfaatan limbah air
kelapa, ini sering disebut dengan istilah re-use, dan ramah lingkungan. Nata
ternyata dapat pula dibuat dari berbagai cairan buah seperti tomat (nata de
tomato), nenas (nata de pina), pepaya (nata de papaya) dan buah-buah yang
lain yang mempunyai kandungan gula yang cukup tinggi. Nata de coco yang
dihasilkan oleh spesies Acetobacter xylinum mempunyai beberapa keunggulan
antara lain kemurnian struktur serat, kekuatan absorbsi air yang besar,
pertambahan berat yang cukup besar jika bentuk keringnya direndam dalam
air serta bersifat biodegradable.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan praktikum mengenai
pembuatan nata de coco dengan menggunakan bahan baku dari buah nanas.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui proses
pembuatan nata de coco dengan bahan baku buah nanas dan bakteri yang
terlibat dalam proses fermentasi.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa mengetahui
proses pembuatan nata de coco dengan bahan baku buah nanas dan bakteri
yang terlibat dalam proses fermentasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Pengamatan
No Hasil Pengamatan Keterangan
1
1. Lapisan selulosa
2
1. Lapisan selulosa
3
1. Lapisan selulosa
4
1. Lapisan selulosa
1
B. Pembahasan
Nata adalah sejenis jelly kenyal berwarna putih susu atau bening, yang
berasal dari proses fermentasi air kelapa. Proses fermentasi nata de coco dibantu
oleh sejenis bakteri bernama Acetobacter xylinum. Enzim yang dihasilkan bakteri
nata de coco mengubah gula yang terkandung dalam air kelapa menjadi lembaran-
lembaran serat selulosa. Lembaran-lembaran selulosa itu kemudian menjadi padat
dan berwarna putih bening yang dinamakan nata (Sihmawati, Oktaviani dan
Wardah, 2014).
Praktikum kali ini mengenai nata de coco yang dilakukan dengan beberapa
tahap, yaitu pembuatan starter, perbanyakan starter dan pembuatan nata de coco.
Starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap
diinokulasikan pada media fermentasi. Starter dibuat dengan tujuan
memperbanyak jumlah bakteri Acetobacter xylinum sehingga enzim yang
dihasilkan lebih banyak dan reaksi pembentukan nata dapat berjalan lebih lancar.
Pembuatan starter nata yaitu dibuat dari sari dan ampas buah nenas. Buah
nenas berfungsi sebagai media pertumbuhan yang baik bagi bakteri Acetobacter
xylinum. Selama fermentasi bakteri Acetobacter xylinum memecah gula (sukrosa)
menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa diubah melalui reaksi heksokinase
menjadi glukosa-6fosfat. Acetobacter xylinum dapat mensintesis sebagian gula
menjadi selulosa dan sebagian lainnya diuraikan menjadi asam asetat yang akan
menurunkan pH medium. Lama fermentasi akan berpengaruh pada kadar asam
yang dihasilkan dan tebal tipisnya nata.
Adapun perbanyankan starter dilakukan dengan menggunakan air kelapa.
Air kelapa muda berbagai jenis nutrient baik makro maupun mikro. Dengan
adanya berbagai kandungan nutrisi pada air kelapa maka air kelapa merupakan
media yang baik untuk pertumbuhan mikroba Acetobacter xylinum. Air kelapa
digunakan sebagai substrat bagi Acetobacter xylinum untuk dapat tumbuh dan
berkembang dalam air kelapa dan membentuk nata (Sihmawati, Oktaviani dan
Wardah, 2014).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pembuatan nata
dengan proses fermentasi selama 7 hari maka dapat dikatakan bahwa proses
pembuatan Nata de coco tersebut berhasil karena pada telah terbentuk lapisan
putih yang padat. Meskipun ukuran ketebalan nata yang diperoleh kurang dari
1cm. Nata yang diperoleh sangat tipis mungkin disebabkan karena waktu
fermentasi yang terlalu singkat yaitu 7 hari. Pada hasil pengamatan, nata yang
dihasilkan terlihat berwarna kecoklatan, hal tersebut menunjukkan bahwa nata
tersebut terlamat untuk diamati sehingga kami mendapatkan nata yang berwarna
kecoklatan.
Kandungan utama nata de coco adalah selulosa. Gula yang terdapat pada
air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benangbenang selulosa oleh
Acetobacter xylinum, lama kelamaan akan terbentuk suatu massa yang kokoh dan
mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Bakteri Acetobacter xylinum tumbuh
secara alami pada limbah air kelapa, sari bunga, madu, dan kulit luar buah-buahan
seperti nenas matang. Selain memproduksi nata, Acetobacter xyllinum juga
memiliki kemampuan mengubah etanol menjadi asam asetat.
Acetobacter xylinum menghasilkan enzim yang menyusun
(mempolimerisasi) senyawa glukosa menjadi polimerisasi yang dikenal dengan
sebutan selulosa ekstraseluler nata. Pembentukan selulosa ekstraseluler hasil
sintesis Acetobacter xylinum merupakan hasil konversi gula dan sumber karbon
lainnya. Pembentukan nata terjadi karena proses pengambilan glukosa dari larutan
gula atau medium yang mengandung glukosa oleh sel-sel Acetobacter xylinum.
Glukosa tersebut digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada
membran sel. Prekursor ini dikeluarkan dalam bentuk ekskresi dan bersama enzim
mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa diluar sel. Pada pertumbuhannya
Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain tingkat keasaman
medium (pH), oksigen, suhu fermentasi dan nutrisi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa pembuatan nata de coco dilakukan dengan beberapa tahap yaitu
pembuatan starter, perbanyakan starter hingga pengolahan nata de coco.
Proses fermentasi nata de coco dibantu oleh bakteri Acetobacter xylinum.
Enzim yang dihasilkan bakteri nata de coco mengubah gula yang terkandung
dalam air kelapa menjadi lembaran-lembaran serat selulosa. Lembaran-
lembaran selulosa itu kemudian menjadi padat dan berwarna putih bening
yang dinamakan nata. Adapun ketebalan nata yang diperoleh yaitu kurang
dari 1cm.
B. Saran
Adapun saran setelah melakukan praktikum ini maka sebaiknya pada
praktikum selanjutnya, pembuatan nata dilakukan dengan aneka ragam bahan
seperti nata de soya, nata de pina, dsb. Sehingga dapat diabndingkan mutu
dan kualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, dkk. 2010. Pembuatan film selulosa dari nata de pina. Jurnal rekayasa
kimia dan lingkungan Volume 7 Nomor 3.
Sihmawati, RR., Oktaviani, D., Wardah. 2014. Aspek mutu produk nata de coco
dengan penambahan sari buah mangga. Jurnal Teknik Industri HEURISTIC
Volume 11 Nomor 2.