Anda di halaman 1dari 13

ANOA Bubalus depressicornis

Muh. Haidir/1514142003
Anoa “Bubalus depressicornis”

PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK ANOA

ORGAN REPRODUKSI ANOA

KARAKTERISTIK ESTRUS ANOA


PENDAHULUAN
Anoa “Bubalus depressicornis” merupakan satwa langka serta endemik dari 79 hewan
endemik yang masih hidup di pulau Sulawesi (Kasim, 2002). Convention of International
Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) menyatakan bahwa
anoa dikategorikan sebagai fauna “appendix I”, yaitu satwa liar yang terancam dari
segala bentuk perdagangan internasional secara komersial

Berkurangnya populasi anoa diduga akibat berkurangnya luas hutan yang ditempatinya. Perburuan
liar yang menjadi salah satu penyebab berkurangnya populasi anoa terjadi karena masih kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang konservasi dan status anoa yang terancam punah. Populasi anoa
yang kian menyusut ini menyebabkan anoa semakin sulit untuk berpasangan sehingga mengakibatkan
meningkatnya laju inbreeding atau silang dalam (Holt dan Pickard, 1999).

Berdasarkan permasalahan tersebut, faktor reproduksi pada anoa perlu mendapatkan perhatian khusus
dalam rangka peningkatan populasi hewan ini. Sistem reproduksi hewan betina yang telah mengalami
dewasa kelamin termasuk anoa, mengalami perubahan-perubahan secara teratur yang disebut siklus
estrus. Lamanya siklus dihitung dari munculnya estrus sampai pada periode estrus sesudahnya.
Masa estrus merupakan waktu dimana hewan betina bersedia dikawini oleh pejantan (Feradis, 2010).
Organ Reproduksi Anoa Betina:
Organ reproduksi anoa betina menyerupai organ reproduksi sapi dan
kerbau betina. Organ reproduksi tersebut dibagi menjadi organ reproduksi
primer yaitu ovarium dan organ-organ reproduksi sekunder atau saluran
reproduksi yang terdiri dari oviduk, uterus, cervix, vagina dan vulva
(Feradis, 2010).
 Ovarium
Ovarium terletak dalam cavum abdominalis, memiliki dua fungsi
yaitu sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon estrogen dan
progesteron serta sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur (Feradis,
2010). Bentuk dan ukuran ovarium berbeda-beda menurut spesies dan fase
siklus estrus. Sel telur (ovum) yang dihasilkan melewati berbagai tahap
perkembangan mulai dari folikel primer, sekunder, tersier dan folikel de Graaf
.
Saluran Reproduksi
 Oviduk:
Oviduk atau tuba fallopii merupakan
saluran paling anterior, kecil, berliku-liku
dan terasa keras seperti kawat terutama pada
pangkalnya. Oviduk terdiri atas
infundibulum dan fimriae, ampulla dan
isthmus. Pada saat ovulasi, ovum disapu ke
dalam ujung oviduk yang berfimriae. Di
dalam oviduk terjadi kapasitasi spermatozoa,
fertilisasi dan pembelahan embrio (Feradis
2010).
Saluran Reproduksi continued..

 Uterus
Menurut Feradis (2010), uterus terdiri dari cornua, corpus dan cevix. Fungsi uterus adalah
menerima ovum yang telah dibuahi, nutrisi dan perlindungan fetus serta stadium permulaan ekspulsi pada waktu
kelahiran. Ada dua lapisan uterus yaitu endometrium dan myometrium. Endometrium terdiri dari lapisan epithel
yang membatasi rongga uterus, lapisan glandular dan jaringan ikat. Tebal dan vaskularisasi endometrium
bervariasi seiring dengan perubahan-perubahan hormonal ovarial dan kebuntingan (Feradis, 2010).

 Vagina
Menurut Feradis (2010), vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung maskuler
yang terletak di dalam rongga pelvis dorsal dari vesica urinaria. Fungsi vagina adalah sebagai alat kopulatoris
dan sebagai tempat berlalu bagi fetus sewaktu partus.

 Vulva
Vulva terdiri dari labia majora, labia minora, commisura dorsalis dan ventralis serta klitoris. Pada kebanyakan
ruminansia, panjang klitoris kira-kira 5-10 cm. Klitoris terdiri dari jaringan erektil yang diselubungi oleh epithel
squamous bersusun dan mengandung cukup banyak ujung saraf sensoris (Feradis, 2010)
Karakteristik Etrus pada Anoa
 Siklus estrus anoa bervariasi antara individu, yaitu berkisar 26-30 hari dengan nilai
rataan 28 hari (hanya dari dua ekor anoa yang diamati). Penentuan siklus estrus ini
didasarkan pada saat terjadinya perubahan tingkah laku DD, berhenti, sampai
tingkah laku tersebut muncul kembal\
Tanda Tanda gejala estrus
 Gejala klinis yang nampak dan terinvetarisir pada saat anoa
estrus adalah menggoyang-goyangkan ekor (ekor diangkat),
urinisasi saat melihat pejantan, gelisah (nervous) atau
begerak berpindahpindah (agresif), mendekati pejantan,
mencium organ genital pejantan (Gambar 1). Bismark dan
Gunawan (1996) menyatakan bahwa anoa yang sedang
estrus akan cenderung besifat agresif

 Ciri-ciri lain yang teramati pada saat anoa estrus yaitu


menaiki sesama betina atau pejantan (Gambar 2), tidak
menolak pejantan saat didekati dan berada dalam posisi siap
kawin, TTE ini terjadi apabila anoa jantan digabungkan
dengan anoa betina.

Anda mungkin juga menyukai