Anda di halaman 1dari 16

AHMAD FAT H U R R A H M A N HALA

ASRAFUL ASHAR

NOFRIDHA ISLAMI
PENYAKIT AUTOIMUN :
adanya abnormalitas
berbagai sel-sel imun
Etiopatogenesis : termasuk hiper-reaktivitas
sel T, sel B, sel dendrit; dan
menurunnya fungsi sel T
regulator (Treg). Vitamin D
memiliki peran dalam
pengaturan sistem imun.
APA ITU PENYAKIT
AUTOIMUN???
 Penyakit autoimunitas adalah penyakit yang
dapat mengenai mukosa oral dan kulit atau
organ lain, akibat kesalahan tubuh dalam
mengenali sel diri sendiri (self) menjadi
antigen.
Sistem kekebalan yang seharusnya berfungsi
sebagai pelindung tubuh mengalami kelainan
sehingga tidak dapat membedakan antara
benda asing yang harus dimusnahkan dengan
jaringan tubuh sendiri yang bermanfaat untuk
kelangsungan hidup.
Penyakit autoimun (Greenberg et al, 2008)

 Ditinjau dari segi bahasa auto artinya diri


sendiri, dan imun artinya sistem pertahanan
tubuh, jadi pengertian autoimun adalah sistem
pertahanan tubuh mengalami gangguan
sehingga menyerang sel-sel tubuh itu sendiri
 Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi
sistem kekebalan tubuh yang membuat badan
menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas
menjaga tubuh dg melawan bahan asing atau
berbahaya. Contoh mikro-jasad, parasit (seperti
cacing), sel kanker, dan malah pencangkokan
organ dan jaringan.
Bahan yang bisa
merangsang respon
imunitas disebut
antigen.

Sistem imunitas kadang-kadang rusak,


menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai
antigen asing dan menghasilkan antibodi (disebut
autoantibodi) atau sel imunitas menargetkan dan
menyerang jaringan tubuh sendiri. Respon ini disebut
reaksi autoimun.
REAKSI AUTOIMUN...
Secara etiologi, Reaksi autoimun dapat dicetuskan oleh
beberapa hal :
1. Senyawa yang ada di badan yang normalnya dibatasi di
area tertentu (disembunyikan dari sistem kekebalan tubuh)
dilepaskan ke dalam aliran darah. Misalnya, pukulan ke
mata bisa membuat cairan di bola mata dilepaskan ke
dalam aliran darah. Cairan merangsang sistem kekebalan
tubuh untuk mengenali mata sebagai benda asing dan
menyerangnya.
2. Senyawa normal di tubuh berubah, misalnya, oleh virus,
obat, sinar matahari, atau radiasi. Bahan senyawa yang
berubah mungkin kelihatannya asing bagi sistem
kekebalan tubuh. Misalnya, virus bisa menulari dan
demikian mengubah sel di badan. Sel yang ditulari oleh
virus merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
menyerangnya.
REAKSI AUTOIMUN...
3. Senyawa asing yang menyerupai senyawa badan alami mungkin
memasuki badan. Sistem kekebalan tubuh dengan kurang hati-hati
dapat menjadikan senyawa badan mirip seperti bahan asing
sebagai sasaran. Misalnya, bakteri penyebab sakit kerongkongan
mempunyai beberapa antigen yang mirip dengan sel jantung
manusia. Jarang terjadi, sistem kekebalan tubuh dapat menyerang
jantung orang sesudah sakit kerongkongan (reaksi ini bagian dari
demam rheumatik).
4. Sel yang mengontrol produksi antibodi misalnya, limfosit B
(salah satu sel darah putih) mungkin rusak dan menghasilkan
antibodi abnormal yang menyerang beberapa sel badan.
5. Keturunan mungkin terlibat pada beberapa kekacauan
autoimun. Kerentanan kekacauan, daripada kekacauan itu sendiri,
mungkin diwarisi. Pada orang yang rentan, satu pemicu, seperti
infeks virus atau kerusakan jaringan, dapat membuat kekacauan
berkembang. Faktor hormonal juga mungkin dilibatkan, karena
banyak kekacauan autoimun lebih sering terjadi pada wanita.
Jenis-jenis penyakit autoimun
 Khas organ (organ specific) dengan pembentukan
antibodi yang khas organ; contoh : Thiroiditis,
dengan auto-antibodi terhadap tiroid; Diabetes
Mellitus, dengan auto-antibodi terhadap pankreas;
sclerosis multiple, dengan auto-antibodi terhadap
susunan saraf; penyakit radang usus, dengan auto-
antibodi terhadap usus.
 Bukan khas organ (non-organ specific), dengan
pembentukan auto antibodi yang tidak terbatas
pada satu organ. Contoh : Systemic lupus
erythemathosus (SLE), arthritis rheumatika,
vaskulitis sistemik dan scleroderma, dengan auto-
antibodi terhadap berbagai organ.
Faktor-faktor yang bersifat predisposisi dan/atau
bersifat kontributif adalah:
 Genetik, yaitu haplotipe HLA tertentu meningkatkan
risiko penyakit autoimun. Reaksi autoimun dijumpai.
 Kelamin (gender), yaitu wanita lebih sering
daripada pria.
 Infeksi, yaitu virus Epstein-Barr, mikoplasma,
streptokok, Klebsiella, malaria, dll, berhubungan
dengan beberapa penyakit autoimun;
 Sifat autoantigen, yaitu enzim dan protein (heat
shock protein) sering sebagai antigen sasaran dan
mungkin bereaksi silang dengan antigen mikroba;
 Obat-obatan, yaitu obat tertentu dapat menginduksi
penyakit autoimun;
 Umur, yaitu sebagian besar penyakit autoimun
terjadi pada usia dewasa.
TANDA DAN GEJALA (Soroy et al, 2018).

 DEMAM TINGGI
 PERADANGAN PD BAG. YG TERKENA

 merusak bentuk sendi,


 kelemahan,
 penyakit kuning,
 gatal, kesukaran pernafasan,
 penumpukan cairan (edema),
 demam,
 bahkan kematian
Berikut beberapa contoh penyakit karena
serangan sistem imun tubuh sendiri:
 Reactive arthritis (peradangan sendi, saluran
kencing dan mata)
Sjorgen sindrom (kelainan autoimun dimana
kelenjar yang memproduksi air mata
Systemic lupus erythematosus (SLE atau gangguan
autoimun kronis, yang mempengaruhi kulit, sendi,
ginjal dan organ lainnya)
 Hashimoto tiroiditis (gangguan kelenjar tiroid)
 Pernicious anemia (penurunan sel darah merah yang
terjadi ketika tubuh tidak dapat dengan baik menyerap
vitamin B12 dari saluran pencernaan)
 Penyakit Addison (penyakit yang terjadi ketika kelenjar
adrenal tidak memproduksi cukup hormon)
 Diabetes tipe I
 Penyakit Grave (gangguan autoimun yang mengarah ke
kelenjar tiroid hiperaktif)
 Rheumatoid arthritis (radang sendi)
 Dermatomyositis (penyakit otot yang dicirikan dengan
radang dan ruam kulit)
 Multiple sclerosis (gangguan autoimun yang
mempengaruhi otak dan sistem saraf pusat tulang
belakang)
 Myasthenia gravis (gangguan neuromuskuler yang
melibatkan otot dan saraf)
PENGOBATAN
 Obat anti-inflamasi – untuk mengurangi
peradangan dan nyeri
 Kortikosteroid – untuk mengurangi peradangan dan
menekan sistem imun
 Obat imunosupresan – untuk menghambat aktivitas
sistem kekebalan tubuh
 Terapi fisik – untuk mendorong mobilitas
 Terapi sulih – misalnya, suntikan insulin dalam
kasus diabetes melitus.
 Operasi – misalnya, untuk mengobati penyumbatan
usus pada kasus penyakit Crohn

Anda mungkin juga menyukai