0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan4 halaman
Dokumen ini membahas tentang penelitian kadar asam lemak bebas pada minyak goreng yang digunakan berulang kali dengan metode alkalimetri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar asam lemak bebas minyak goreng curah dan kemasan sebelum dan sesudah penggunaan, serta mengetahui batasan penggunaan minyak goreng yang masih memenuhi standar kualitas. Penelitian ini diharapkan dapat menambah
Dokumen ini membahas tentang penelitian kadar asam lemak bebas pada minyak goreng yang digunakan berulang kali dengan metode alkalimetri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar asam lemak bebas minyak goreng curah dan kemasan sebelum dan sesudah penggunaan, serta mengetahui batasan penggunaan minyak goreng yang masih memenuhi standar kualitas. Penelitian ini diharapkan dapat menambah
Dokumen ini membahas tentang penelitian kadar asam lemak bebas pada minyak goreng yang digunakan berulang kali dengan metode alkalimetri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar asam lemak bebas minyak goreng curah dan kemasan sebelum dan sesudah penggunaan, serta mengetahui batasan penggunaan minyak goreng yang masih memenuhi standar kualitas. Penelitian ini diharapkan dapat menambah
PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK GORENG
YANG DIGUNAKAN BERULANG KALI DENGAN
METODE ALKALIMETRI
NAMA : BETTY NURIASANTY
NIM : 190104110
BAB I PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang
Minyak goreng termasuk dalam salah satu bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh maasyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun, pemakaiannya tentu ada batasnya. Pemanfaatan minyak goreng baik untuk industri maupun rumah tangga, menghasilkan minyak bekas yang masih mengandung asam lemak yang cukup tinggi karena digunakan berulang kali. Hasil suatu penelitian oleh Paramitha (2012), menunjukkan bahwa penyerapan minyak, kadar asam lemak bebas, dan nilai TBA pada minyak semakin meningkat hingga penggorengan kelima yang ditunjukkan pada makanan gorengan ayam.
Proposal ini akan diseminarkan di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI)
Bhakti Pertiwi Palembang, Hari/ Tanggal : Jam : Tempat : STIFI Bhakti Pertiwi Palembang Pembimbing : 1. Romsiah, M. Si, Apt : 2. Yenni Sri Wahyuni, M. Farm, Apt Minyak goreng kemasan dengan harga terjangkau dan berkualitas bagi seluruh masyarakat. Pada umumnya masyarakat banyak menggunakan jenis minyak goreng yang umumnya digunakan yang berasal dari nabati, seperti: minyak kelapa sawit, kopra, kacang kedelai, biji jagung, biji bunga matahari, biji zaitun (olive), dan lainnya (Ketaren, 2008). Dalam Kehidupan, masyarakat memiliki tingkat ekonomi yang berbeda- beda. Ada masyarakat yang menggunakan minyak goreng secara berulang-ulang. Minyak goreng yang digunakan berulang berkali atau lebih dikenal dengan minyak jelantah. Ciri minyak jelantah adalah warnanya cokelat kehitam-hitaman, bau yang tengik, serta penampakannya yang tidak menarik lagi. Minyak jelantah biasanya masih dapat digunakan lagi untuk keperluan lainnya, akan tetapi jika digunakan terus-menerus akan berdampak tidak baik pada kesehatan (Ketaren, 2008). Penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang pada suhu tinggi (160- 180o C) disertai adanya kontak dengan udara dan air pada proses penggorengan akan mengakibatkan terjadinya reaksi degradasi yang komplek dalam minyak dan menghasilkan berbagai senyawa hasil reaksi. Minyak goreng juga mengalami perubahan warna dari kuning menjadi gelap. Reaksi degradasi ini menurunkan kualitas minyak dan akhirnya minyak tidak dapat dipakai lagu dan harus dibuang. Produk reaksi degradasi yang terdapat dalam minyak ini juga akan menurunkan kualitas bahan pangan yang digoreng dan menimbulkan pengaruh buruk bagi kesehatan (Yustinah, 2011). Berdasarkan penelitian Febriansyah (2007), menyatakan bahwa jumlah minyak yang diserap dalam makanan yang digoreng akan mengalami kenaikan seiiring dengan lamanya proses penggorengan. Hal ini dikarenakan selama proses penggorengan terjadi berbagai reaksi kimia seperti hidrolisis dan oksidasi yang dapat menyebabkan terbentuknya asam lemak bebas (Kumala, 2003). Asam lemak bebas adalah suatu asam yang dibebaskan pada proses hidrolisis lemak oleh enzim. Kadar lemak bebas adalah banyaknya asam lemak bebas yang dihasilkan dari proses hidrolisis minyak (dapat berlangsung dengan penambahan panas) ataupun proses pengolahan yang kurang baik. Kadar asam lemak dalam minyak menunjukan kualitas minyak. Besarnya kadar asam lemak bebas berbanding terbalik dengan kualitas minyak. Semakin besar angka kadarnya maka semakin tinggi pula kandungan asam lemak bebas dalam minyak. Hal ini menunjukkan bahwa minyak tersebut memiliki kualitas yang rendah (Winarno,1999). Menurut Rukmini (2007), minyak goreng yang memiliki kandungan asam lemak bebas melebihi standar mutu yakni maksimal 0,30 % (BSN, 2003). Bila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang dan dalam jumlah yang besar dapat merusak kesehatan karena viskositasnya padat sehingga mengakibatkan atheroskelerosis, menyebabkan bertambahnya berat organ ginjal dan hati serta timbulnya berbagai penyakit, seperti: kanker, hipertensi, obesitas, dan penyakit jantung koroner yang diakibatkan oleh tingginya konsumsi asam lemak bebas dalam jumlah besar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Berapakah kadar asam lemak bebas dari minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan yang beredar sebelum digunakan pada media penggorengan? 2. Apakah ada perbedaan peningkatan kadar asam lemak bebas antara minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan? 3. Apakah kadar asam lemak bebas dalam minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI)?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diinginkan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dari minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan yang beredar sebelum digunakan pada media penggorengan. 2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kadar asam lemak bebas antara minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan. 3. Untuk mengetahui batasan pengunaan minyak goreng secara berulang antara minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan yang kadar asam lemak bebasnya masih memenuhi standar mutu Standar Nasional Indonesia (SNI). 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Mampu menambah pengetahuan dan mengetahui minyak goreng jenis mana yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menambah pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan kita sehari- hari mengenai batasan penggorengan berulang yang masih memenuhi standar mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) < 0,3 %. Berdasarkan hal tersebut diatas maka peniliti tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui kadar asam lemak bebas yang terkandung dari minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan setelah digunakan pada penggorengan berulang.