DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hasil Penilaian Organoleptik Aroma dengan Uji Hedonic Scale Test
pada 9 Sampel/Produk..............................................................................................................16
Gambar 2. Hasil Penilaian Organoleptik Rasa dengan Uji Hedonic Scale Test
pada 9 Sampel/Produk.............................................................................................................17
Gambar 3. Hasil Penilaian Organoleptik Tekstur Gigit dengan Uji Hedonic Scale Test
pada 9 Sampel/Produk.............................................................................................................18
DAFTAR TABEL
1.
Tabel 2.1 Parameter Syarat Mutu Minyak Goreng menurut SNI 01-3741-2002............................8
2. Tabel 4.1. Rancangan Acak Kelompok......................................................................................10
3. Tabel 4.2. Skor Kesukaan Panelis terhadap Aroma Tahu Goreng.............................................14
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Lampiran 1. Rencana Anggaran Praktikum...................................................................................23
2. Lampiran 2. Formulir Penilaian Organoleptik Uji Mutu Hedonik.........................................24
3. Lampiran 3.Tabel Skor Kesukaan Panelis terhadap Aroma Tahu Goreng.................................26
4. Lampiran 4. Tabel Skor Kesukaan Panelis terhadap Rasa Gurih Tahu Goreng........................27
5. Lampiran 5. Tabel Skor Kesukaan Panelis terhadap Tekstur Gigit Tahu Goreng.....................28
6. Lampiran 6. Uji Kesukaan Panelis terhadap Aroma Tahu Goreng............................................29
7. Lampiran 7. Uji Kesukaan Panelis terhadap Rasa Gurih Tahu Goreng.....................................30
8. Lampiran 8. Uji Kesukaan Panelis terhadap Tekstur Gigit Tahu Goreng..................................31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Secara umum masalah gizi di Indonesia masih belum teratasi seperti halnya Kurang
Energi Protein (KEP). Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan gambaran
yang fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9 persen (2010) kemudian
meningkat lagi menjadi 19,6 persen pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Maka untuk mengatasi
masalah ini terpaut dengan harga bahan makanan yang meningkat, tahu dapat dijadikan alternatif
untuk meningkatkan kadar protein pada penderita KEP.
Tahu merupakan sumber protein berkualitas serta terjangkau harganya oleh semua
kalangan masyarakat, dan kandungan gizi pada tahu relatif tinggi. Berdasarkan tabel nilai NPU
beberapa macam bahan pangan sumber protein, diketahui bahwa nilai NPU tahu dengan daging
ayam relatif sama yaitu 65. Komposisi zat gizi dalam tahu cukup baik. Tahu mempunyai kadar
protein antara 8 - 12% bb (Muchtadi, 2009). Bahkan kalsium yang terkandung di dalam tahu
setara dengan kandungan kalsium susu yaitu sebanyak 124 mg.
Sebagian besar produk tahu membutuhkan pengolahan terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi. Cara pengolahan tahu beragam, yaitu digoreng, dipanggang, dan dikukus. Dalam
praktikum ini akan dilakukan pengolahan tahu dengan cara digoreng yang sering digunakan oleh
masyarakat di Kota Malang. Menggoreng lebih diartikan sebagai mengolah bahan makanan
dengan menggunakan minyak banyak (deep-fat Frying) dalam waktu tertentu.
Dan proses
menggoreng ini menyebabkan sejumlah minyak terserap ke dalam bahan pangan. Menurut
Almatsier, S. (2009) minyak atau lemak menyumbang energi 9 Kalori/gram atau 2,5 kali lebih
besar dibanding energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama.
Dengan demikian, sekecil apapun jumlah minyak yang terserap perlu diperhitungkan.
Menurut penelitian Albabakani (2008) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
penyerapan minyak pada kacang salut. Dijelaskan juga minyak yang digunakan berulang kali
dan kekentalannya meningkat akan lebih banyak terserap ke dalam bahan pangan.
Hasil
penelitian Resi, K. (2005) menjelaskan bahwa pemanasan minyak secara berulang-ulang bukan
hanya menurunkan mutu fisik, mutu kimia dan meningkatkan penyerapan minyak, akan tetapi
juga membahayakan bagi yang mengkonsumsinya.
Pada masyarakat luas, banyak jenis tahu yang sering dikonsumsi. Diantaranya ada tahu
Sukun 73, tahu Bengkulu, dan tahu Budi. Dikarenakan seringnya jenis ini dikonsumsi dan
mudah untuk mencarinya di daerah Malang, maka dari itu tahu ini diuji mutunya secara
organoleptik.
1.2.
Tujuan Praktikum
Tujuan Umum :
Menganalisis pengaruh jenis tahu terhadap mutu organoleptik tahu goring dengan uji
hedonic scale test.
Tujuan Khusus :
1. Menganalisis pengaruh jenis tahu terhadap rasa gurih tahu goreng.
2. Menganalisis pengaruh jenis tahu terhadap aroma tahu goreng.
3. Menganalisis pengaruh jenis tahu terhadap tekstur gigit tahu goreng.
1.3.
Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa mampu melakukan kegiatan perencanaan mutu organoleptik tahu goreng
dengan uji hedonic scale test.
2. Mahasiswa mampu menganalisis pengaruh jenis tahu terhadap mutu organoleptik
tahu goreng dengan uji hedonic scale test.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Tahu
Tahu merupakan pekatan protein kedelai dalam keadaan basah. Komponen terbesarnya
terdiri atas air dan protein. Berdasarkan Standar Industri Indonesia (SII) No.0270-80, ditetapkan
persyaratan mengenai kualitas tahu sebagaimana terlihat pada
Penentu Mutu Minyak
6
Tabel 2.1 Parameter Syarat Mutu Minyak Goreng menurut SNI 01-3741-2002
pemanasan suhu tinggi yang ditandai dengan munculnya asap biru (Winarno, 1999)
Aroma Tahu Goreng
Aroma tahu goreng selain dihasilakan oleh reaksi mailard juga dipengaruhi oleh aroma
minyak goreng. Aroma minyak goreng pada pengulangan 2 sudah menunjukan perbedaan.
Aroma minyak semakin tajam dengan banyaknya ulangan penggorengan.
Reaksi oksidasi
BAB III
9
METODE PRAKTIKUM
Jenis dan Desain Praktikum
Praktikum ini menggunakan desain Rancangan Acak Kelompok, dengan taraf perlakuan
dan kelompok sebagai berikut :
Taraf Perlakuan A
Kelompok
: Tahu 73
: Tahu Bengkulu
: Tahu Budi
Taraf Perlakuan
(Jenis Tahu)
A
B
C
(Frekuensi Menggoreng)
2
XA2
XB2
XC2
1
XA1
XB1
XC1
3
XA3
XB3
XC3
Keterangan :
XA1
XA2
......
XC3
: tahu budi (C) yang digoreng dengan minyak gorengan ketiga (3)
Dan
untuk mutu organoleptik diuji menggunakan Hedonic Scale Test (Uji Kesukaan),
3 = suka
4 = sangat suka
4.2 Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu
: 4 April 2014
Tempat: Laboratorium Ilmu Bahan Makanan Poltekkes Kemenkes Malang
4.3 Alat dan Bahan
Alat
5. Setelah minyak panas, masukkan tahu jenis A sebanyak 20 buah ke dalam wajan pertama,
20 tahu jenis B ke dalam wajan kedua, dan 20 tahu jenis C ke dalam wajan ketiga.
6. Goreng tahu A, B, dan C selama 10 menit, angkat tahu dan tiriskan.
7. Kembali masukkan 20 tahu jenis A ke dalam wajan pertama, 20 tahu jenis B ke dalam
wajan kedua, dan 20 tahu jenis C ke dalam wajan ketiga.
8. Goreng tahu A, B, dan C selama 10 menit.
9. Ulangi penggorengan tahu 1 kali lagi ke dalam minyak yang sama.
10. Tata 9 produk tahu goreng pada 1 piring saji dan beri kode pada setiap produk. Kodenya
yaitu :
XA1
XA2
XA3
XB1
XB2
XB3
XC1
XC2
XC3
: 428
: 296
: 310
: 107
: 225
: 111
: 110
: 278
: 062
XA1
XA2
XA3
XB1
XB2
XB3
13
XC1
XC2
XC3
Keterangan :
4 = sangat suka, 3 = suka, 2 = tidak suka, dan 1 = sangat tidak suka
Sebelum mengolah data dengan SPSS, maka ditetapkan hal hal berikut :
1. Hipotesis statistik
H0 : Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kesukaan Panelis terhadap Aroma, Rasa Gurih, dan
Tekstur Gigit dari ke-9 Produk. (P0 = P1= P2 = P3= P4 = P5= P6 = P7 = P8)
Ha : Minimal Ada Sepasang Kelompok Perlakuan atau Produk terhadap Aroma, Rasa
Gurih, dan Tekstur Gigit yang Berbeda.
2. Jenis uji statistik yang sesuai adalah Friedman, karena data kategorikal bertujuan menguji
perbedaan k sampel yang berhubungan (dependent) dengan desain RAK. Setiap produk
dilakukan penilaian oleh 20 panelis.
3. Tentukan alpha (ditetapkan 5%)
Hasil Uji Statistik Friedman dengan SPSS
Descriptive Statistics
Percentiles
50th
Std.
N
Mean
XA1
XA2
XA3
XB1
XB2
XB3
XC1
XC2
XC3
14
25th
(Median
75th
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum
Tahu yang melalui proses pengulangan penggorengan ( P1,P2 dan P3) terdiri dari 3 jenis
tahu yaitu tahu sukun 73, tahu Bengkulu, dan tahu Budi.
A. Aroma
Aroma merupakan bau yang dikeluarkan oleh makanan dan mampu merangsang indera
penciuman sehingga membangkitkan selera. Timbulnya aroma disebabkan oleh terbentuknya
senyawa yang mudah menguap, terbentuknya senyawa yang mudah menguap itu merupakan
akibat reaksi enzim, tetapi dapat juga terbentuk tanpa terjadi enzim (Sjahmien Moehyi,1992).
Gambar 1. Hasil Penilaian Organoleptik Aroma dengan Uji Hedonic Scale Test
pada 9 Sampel/Produk
Perbedaan ratarata ranking (Mean Rank) tingkat kesukaan terhadap aroma tiap produk
disajikan pada Gambar 1, dimana menunjukkan adanya perbedaan tingkat kesukaan panelis
terhadap aroma dari ke-9 produk. Produk dengan rata-rata ranking lebih tinggi menunjukkan
tingkat kesukaan panelis terhadap aroma yang lebih tinggi. Dalam hal ini, produk 6
menunjukkan Mean Rank I lebih tinggi (7,98) di banding dengan produk yang lain.
Berdasarkan tabel hasil uji statistic Friedman (Lampiran 6) menunjukkan adanya
perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap aroma produk masing-masing perlakuan. Asymp.
15
Sig. (p-value) pada tabel statistic menunjukkan nilai lebih kecil dari alpha () yang ditetapkan
sebesar 0,05 yang berarti Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat
kesukaan panelis terhadap aroma produk adalah signifikan (p = 0,000).
B. Rasa
Rasa makanan merupakan faktor kedua yang menentukan cita rasa makanan setelah
penampilan makanan itu sendiri. Apabila penampilan makanan yang disajikan merangsang saraf
melalui indera penglihatan sehingga mampu membangkitkan selera untuk mencicipi makanan
itu, maka pada tahap berikutnya cita rasa makanan itu akan ditentukan oleh rangsangan terhadap
indera penciuman dan indera pengecap (Sjahmien Moehyi, 1992).
Gambar 2. Hasil Penilaian Organoleptik Rasa dengan Uji Hedonic Scale Test
pada 9 Sampel/Produk
Perbedaan ratarata ranking (Mean Rank) tingkat kesukaan terhadap rasa tiap produk
disajikan pada Gambar 2, dimana menunjukkan adanya perbedaan tingkat kesukaan panelis
terhadap aroma dari ke-9 produk. Produk dengan rata-rata ranking lebih tinggi menunjukkan
tingkat kesukaan panelis terhadap rasa yang lebih tinggi. Dalam hal ini, produk 4 menunjukkan
Mean Rank I lebih tinggi (7,40) di banding dengan produk yang lain.
Berdasarkan tabel hasil uji statistic Friedman (Lampiran 7) menunjukkan adanya
perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap rasa produk masing-masing perlakuan. Asymp.
Sig. (p-value) pada tabel statistic menunjukkan nilai lebih kecil dari alpha () yang ditetapkan
16
sebesar 0,05 yang berarti Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat
kesukaan panelis terhadap rasa produk adalah signifikan (p = 0,000).
C. Tekstur Gigit
Konsistensi atau tekstur makanan juga merupakan komponen yang turut menentukan
cita rasa makanan karena sensitivitas indera cita rasa dipengaruhi oleh konsistensi makanan.
Makanan yang berkonsistensi padat atau kental akan memberikan rangsangan yang lebih lambat
terhadap indera kita (Sjahmien Moehyi, 1992).
Gambar 3. Hasil Penilaian Organoleptik Tekstur Gigit dengan Uji Hedonic Scale Test
pada 9 Sampel/Produk
Perbedaan ratarata ranking (Mean Rank) tingkat kesukaan terhadap tekstur gigit tiap
produk disajikan pada Gambar 3, dimana menunjukkan adanya perbedaan tingkat kesukaan
panelis terhadap tekstur gigit dari ke-9 produk. Produk dengan rata-rata ranking lebih tinggi
menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur gigit yang lebih tinggi. Dalam hal ini,
produk 4 menunjukkan Mean Rank I lebih tinggi (6,85) di banding dengan produk yang lain.
Berdasarkan tabel hasil uji statistic Friedman (Lampiran 8) menunjukkan adanya
perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur gigit produk masing-masing perlakuan.
Asymp. Sig. (p-value) pada tabel statistic menunjukkan nilai lebih kecil dari alpha () yang
ditetapkan sebesar 0,05 yang berarti Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan
tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur gigit produk adalah signifikan (p = 0,000).
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada perbedaan aroma yang signifikan antara tahu 73, tahu Bengkulu, dan tahu Budi pada
tingkat kepercayaan 95% pada semua produk yang dibandingkan.
2. Ada perbedaan rasa gurih yang signifikan antara tahu 73, tahu Bengkulu, dan tahu Budi pada
tingkat kepercayaan 95% pada semua produk yang dibandingkan.
3. Ada perbedaan tekstur gigit yang signifikan antara tahu73, tahu Bengkulu, dan tahu Budi
pada tingkat kepercayaan 95% pada semua produk yang dibandingkan.
B. Saran
1.
2.
sehingga didapatkan hasil penggorengan tahu dengan perlakuan suhu yang sama
Sebaiknya pada saat penyajian kepada panelis tahu disajikan dalam keadaan hangat sehingga
panelis dapat lebih baik membedakan warna,rasa dan tekstur masing -masing tahu.
18
DAFTAR PUSTAKA
Albabakani, I.2008.Memetakan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Minyak pada
Proses Menggoreng Kacang Salut.Skripsi.IPB.
Almatsier, Sunita.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Aminah, S.2010.Bilangan Peroksida Minyak Goreng Curah dan Sifat Organoleptik Tempe pada
Pengulangan Penggorengan.Jurnal Pangan dan Gizi.Vol 1.
Etriya, Sumarwan Ujan dan Kirbrandoko.2004.Analisis Ekuitas Berbagai Merk Minyak
Goreng.Jurnal Penelitian.MMA IPB.
Fradiani, Alinda dan Arum Wenti.2009.Peningkatan Kualitas Minyak Goreng Bekas dari KFC
dengan Menggunakan Absorben Karbon Aktif.Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik
Kimia.Universitas Diponegoro.
Ketaren, S.1986.Minyak dan Lemak Pangan.Jakarta : UI Press.
Maharani, Amelia, Kurniawati Dessy, Aryanti Nita.2012.Pengaruh Jenis Agen Pengendap Alami
terhadap Karakteristik Tahu.Jurnal Teknologi Kimia dan Indsutri. Vol 1.Universitas
Diponegoro.
Muchtadi, Deddy.2009.Prinsip Teknologi Pangan Sumber Protein.Bandung : Alfabeta.
Resi, K.2005.Pengaruh Frekuensi Pengulangan Proses Menggoreng dan Jenis Minyak terhadap
Penyerapan Minyak Goreng.KTI.Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Suhaidi, Ismed.2003.Pengaruh Lama Perendaman Kedelai dan Jenis Zat Penggumpal terhadap
Mutu Tahu.Jurnal.Universitas Sumatera Utara : USU Digital Library
Supariasa, IDN, Bakri, Bachyar, dan Fajar, Ibnu.2012.Penilaian Status Gizi.Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Suprapti, M.Lies.2005.Pembuatan Tahu.Yogyakarta : Kanisius (Anggota IKAPI).
Wahyu, Dwi, dan Nur Muhammad.Optimasi Pencampuran Carbon Aktive dan Bentonit sebagai
Absorben dalam Penurunan Kadar FFA (Free Fatty Acid) Minyak Goreng Bekas melalui
proses absorbsi.Jurnal Penelitian.Universitas Diponegoro.
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 1.
Rencana Anggaran Praktikum
Nama Bahan
Tahu 73
Tahu Bengkulu
Tahu Ir. Rais
Minyak Goreng Bimoli
Elpiji
Transportasi
Garam
Jumlah
Satuan
Berat
gram
gram
gram
liter
kg
liter
bungkus
Harga (Rp)
1500
1500
1500
5
12
1
1
40000
25000
35000
60000
90000
6500
1500
258000
Lampiran 2.
Formulir Penilaian Organoleptik Uji Mutu Hedonik
Formulir Penilaian Organoleptik Uji Mutu Hedonik
Tanggal uji
Contoh
: Tahu goreng
Instruksi
Diharapkan saudara disajikan 9 buah contoh tahu goreng. Saudara diminta untuk memberikan
penilaian terhadap rasa gurih, rasa asam, dan tekstur gigit dengan menggunakan skala penilaian
sebagai berikut :
1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka
3 = suka
4 = sangat suka
Kode Contoh
Kriteria Penilaian
Rasa Gurih
Aroma
Tekstur Gigit
428
296
310
107
225
111
110
278
062
Lampiran 3.
Tabel Skor Kesukaan Panelis terhadap Aroma Tahu Goreng
Panelis
1
2
3
4
5
428
3
1
3
3
3
296
2
2
3
3
3
310
2
1
3
3
3
107
4
4
4
4
3
225
2
2
3
2
3
111
4
4
4
3
4
110
3
1
2
2
2
278
2
1
1
3
2
062
2
3
1
2
2
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
3
3
2
2
2
3
2
2
3
3
3
3
2
3
1
2
2
2
1
3
2
1
2
3
2
2
3
3
2
2
2
3
2
1
2
2
2
2
3
3
1
3
2
2
3
4
4
3
3
2
3
3
4
2
3
4
4
4
4
4
2
1
3
2
1
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
1
1
2
4
1
3
1
1
2
2
3
4
2
1
2
2
1
2
4
1
2
2
3
1
3
1
3
1
2
3
2
1
2
4
1
3
2
3
1
2
2
4
2
1
3
Lampiran 4.
Tabel Skor Kesukaan Panelis terhadap Rasa Gurih Tahu Goreng
Panelis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
428
2
2
3
2
3
4
2
2
1
2
2
3
4
3
2
2
2
2
3
2
296
2
1
3
1
2
2
1
3
1
3
1
1
1
2
3
3
1
3
2
2
310
3
3
4
3
3
3
3
2
1
2
3
3
3
4
4
1
2
2
1
2
107
3
4
4
4
2
4
3
3
3
3
4
2
4
4
2
3
3
4
4
4
225
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
4
3
4
2
3
3
2
4
111
3
4
4
3
4
4
3
2
1
4
3
4
4
3
4
2
4
4
2
4
110
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
1
2
2
1
1
1
1
3
1
2
278
2
2
1
4
1
2
1
3
2
1
2
2
2
1
2
2
1
1
1
2
062
2
1
1
4
1
2
2
2
2
3
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
Lampiran 5
Tabel Skor Kesukaan Panelis terhadap Tekstur Gigit Tahu Goreng
Panelis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
428
2
2
3
2
3
4
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
4
2
296
1
2
3
2
2
3
2
3
3
2
1
2
3
2
3
2
3
3
2
2
310
3
3
4
3
1
3
3
2
3
2
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
107
3
4
4
4
2
4
2
3
3
3
4
2
3
2
3
4
4
4
4
3
225
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
3
4
3
3
2
3
3
3
4
111
3
4
4
2
4
4
1
2
3
4
4
2
4
3
4
1
4
4
3
2
110
2
3
2
2
1
1
1
2
3
2
1
4
3
2
3
3
2
3
2
2
278
2
2
1
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
3
2
2
1
2
2
062
1
1
1
3
2
2
2
2
2
3
1
3
2
2
3
3
2
2
1
1
Lampiran 6.
Uji Kesukaan Panelis terhadap Aroma Tahu Goreng
Descriptive Statistics
Percentiles
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
25th
50th (Median)
75th
Produk1
20
2.5000
.68825
1.00
3.00
2.0000
3.0000
3.0000
Produk2
20
2.2500
.63867
1.00
3.00
2.0000
2.0000
3.0000
Produk3
20
2.2500
.71635
1.00
3.00
2.0000
2.0000
3.0000
Produk4
20
3.5000
.68825
2.00
4.00
3.0000
4.0000
4.0000
Produk5
20
2.2000
.61559
1.00
3.00
2.0000
2.0000
3.0000
Produk6
20
3.6500
.48936
3.00
4.00
3.0000
4.0000
4.0000
Produk7
20
2.0000
.97333
1.00
4.00
1.0000
2.0000
2.7500
Produk8
20
2.0000
.91766
1.00
4.00
1.0000
2.0000
3.0000
Produk9
20
2.1500
.93330
1.00
4.00
1.2500
2.0000
3.0000
Ranks
Mean Rank
Produk1
5.20
Produk2
4.30
Produk3
4.42
Produk4
7.68
Produk5
4.20
Produk6
7.98
Produk7
3.52
Produk8
3.68
Produk9
4.02
Test Statisticsa
N
Chi-Square
Df
20
70.205
8
Descriptive Statistics
Percentiles
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
25th
50th (Median)
75th
Produk1
20
2.5000
.68825
1.00
3.00
2.0000
3.0000
3.0000
Produk2
20
2.2500
.63867
1.00
3.00
2.0000
2.0000
3.0000
Produk3
20
2.2500
.71635
1.00
3.00
2.0000
2.0000
3.0000
Produk4
20
3.5000
.68825
2.00
4.00
3.0000
4.0000
4.0000
Produk5
20
2.2000
.61559
1.00
3.00
2.0000
2.0000
3.0000
Produk6
20
3.6500
.48936
3.00
4.00
3.0000
4.0000
4.0000
Produk7
20
2.0000
.97333
1.00
4.00
1.0000
2.0000
2.7500
Produk8
20
2.0000
.91766
1.00
4.00
1.0000
2.0000
3.0000
Produk9
20
2.1500
.93330
1.00
4.00
1.2500
2.0000
3.0000
Ranks
Mean Rank
Produk1
5.20
Produk2
4.30
Produk3
4.42
Produk4
7.68
Produk5
4.20
Produk6
7.98
Produk7
3.52
Produk8
3.68
Produk9
4.02
Test Statisticsa
N
20
Chi-Square
70.205
Asymp. Sig.
.000
Lampiran 7.
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
25th
50th (Median)
75th
Produk1
20
2.4000
.75394
1.00
4.00
2.0000
2.0000
3.0000
Produk2
20
1.9000
.85224
1.00
3.00
1.0000
2.0000
3.0000
Produk3
20
2.6000
.94032
1.00
4.00
2.0000
3.0000
3.0000
Produk4
20
3.3500
.74516
2.00
4.00
3.0000
3.5000
4.0000
Produk5
20
3.0000
.64889
2.00
4.00
3.0000
3.0000
3.0000
Produk6
20
3.3000
.92338
1.00
4.00
3.0000
4.0000
4.0000
Produk7
20
1.6000
.59824
1.00
3.00
1.0000
2.0000
2.0000
Produk8
20
1.7500
.78640
1.00
4.00
1.0000
2.0000
2.0000
Produk9
20
1.7000
.80131
1.00
4.00
1.0000
2.0000
2.0000
Ranks
Mean Rank
Produk1
4.85
Produk2
3.88
Produk3
5.38
Chi-Square
Produk4
7.40
Df
Produk5
6.62
Asymp. Sig.
Produk6
7.12
Produk7
2.92
Produk8
3.55
Produk9
3.28
Test Statisticsa
a. Friedman Test
20
72.076
8
.000
Descriptive Statistics
N
Mean
Percentiles
Std. Deviation
Minimum
Maximum
25th
50th (Median)
75th
Produk1
20
2.6500
.67082
2.00
4.00
2.0000
3.0000
3.0000
Produk2
20
2.3000
.65695
1.00
3.00
2.0000
2.0000
3.0000
Produk3
20
3.0500
.75915
1.00
4.00
3.0000
3.0000
3.7500
Produk4
20
3.2500
.78640
2.00
4.00
3.0000
3.0000
4.0000
Produk5
20
2.8000
.61559
2.00
4.00
2.0000
3.0000
3.0000
Produk6
20
3.1000
1.07115
1.00
4.00
2.0000
3.5000
4.0000
20
2.2000
.83351
1.00
4.00
2.0000
2.0000
3.0000
1.9500
.51042
1.00
3.00
2.0000
2.0000
2.0000
1.9500
.75915
1.00
3.00
1.0000
2.0000
2.7500
Produk7
Produk8
Ranks
Produk9
Produk1
20
Mean Rank
20
5.18
Produk2
4.15
Produk3
6.38
Produk4
6.85
Produk5
5.75
Produk6
6.30
Produk7
3.85
Produk8
3.20
Produk9
3.35
Lampiran 8.
Uji Kesukaan Panelis terhadap Tekstur Gigit Tahu Goreng
Test Statisticsa
N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
a. Friedman Test
20
49.932
8
.000
Lampiran 9.
Foto Hasil Proses Pemotongan
Tahu Bengkulu
Tahu Budi
Tahu 73
Foto Proses Penggorengan