Anda di halaman 1dari 18

“SOSIO DAN ANTROPOLOGI DALAM KESEHATAN”

AN JUDUL
(Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Penugasan Mata Kuliah Sosio
Antropologi )

Disusun Oleh :

Nama : Aisyah Wiranda

Nim : P1337424520054

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI D IV KEBIDANAN MAGELANG DAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala,


atas berkat dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah Tak lupa pula
penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul ‘Sosio dan Antropologi dalam kesehatan’


bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi dan Konseling
Dalam penyusunan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
makalah  ini dan memohon maaf apabila masih banyak terdapat kekurangan
dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak  kekurangan , untuk itu


saya sebagai penulis menerima saran maupun kritik dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Palembang, Oktober
2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………i

DAFTAR ISI………..……………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang………………………………………………………..1

B.    Rumusan Masalah…………………………………………………….2

C.    Tujuan Penulisan……………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Defenisi Sosiologi dan Antropologi Kesehatan..…………………….3

B.     Hubungan Sosiologi dan Antropologi Kesehatan…………………....5

C.     Ruang Lingkup Sosiologi……….…………………………………....7

D.    Pandangan Sosiologi Mengenai Kesehatan dan Penyakit….………..10

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan…………………………………………………………..17

B.     Saran ………………………………………………………………...18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan


hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorang dengan golongan, atau
golongan dengan golongan. Ada dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu
manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Sosiologi merupakan cabang ilmu
yang dahulunya berinduk pada ilmu filsafat. Sehingga pokok-pokok pikiran
sosiologi tidak bisa terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji
tentang masyarakat.

Sosiologi mempunyai  bidang kajian yang sangat luas, antara lain Sosiologi
industri, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Perkotaan,
Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Kesehatan , dan lain-lain. Namun Sosiologi
Kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Merupakan
pendahulunya dan masih terikat erat dengan ilmu ini, di masa lalu dikenal
sosiologi medis, yang juga menjadi cabang sosiologi.

Sedangkan Antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin biobudaya yang


memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah
laku manusia, terutama tantang cara-cara interaksi antara keduanya, sepanjang
sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
Adalah Cara dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat
dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit. Selain itu hasil dari
berbagai macam kebudayaan juga dapat menimbulkan barbagai macam
penyakit. Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab
sakit, yaitu Naturalistik dan Personalistik. Penyebab dari penyakit yang bersifat
Naturalistik yaitu orang yang menderita penyakit akibat lingkungan, makanan,
dan pola hidup yang tidak baik,termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti
masuk angin dan penyakit bawaan.

Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hubungan sosiologi dan
antropologikesehatan.
B.     Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini, yakni:

1.      Apa defenisi Sosiologi dan Antropologi Kesehatan?

2.      Bagaimana hubungan Sosiologi dengan Antropologi Kesehatan?

3.      Apa saja ruang lingkup sosiologi?

4.      Bagaimana pandangan sosiologi mengenai kesehatan dan penyakit?

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini, agar kita dapat mengetahui hubungan
sosiologi dan antropologi kesehatan serta bagaimana pandangan sosiologi
mengenai kesehatan dan penyakit. Selain itu guna memenuhi tugas dari ata
kuliah Antropologi Kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Defenisi Sosiologi dan Antropologi Kesehatan

1.  Defensi Sosiologi

Defenisi sosiologi menurut beberapa ahli, yakni:

a.  Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi

Dalam bukunya berjudul Setangkai Bunga Sosiologi; Sosiologi sebagai


ilmu masyarakat mempelajari tentang struktur sosial yakni keseluruhan
jalinan sosial antara unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah
sosial, kelompok-kelompok dan lapisan-lapisan sosial. Sosiologi juga
mempelajari proses sosial yaitu pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama. Contoh hubungan timbal balik antara kehidupan
agama dan kehidupan politik, hubungan timbalbalik antara kehidupan
agama dan segi kehidupan ekonomi.

b.  P.J. Bouman

Dalam bukunya Sociologie Begrien en Problemen, sosiologi adalah


ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antar sesama
manusia (individu-individu), antar individu dengan kelompok, sifat dan
perubahan-perubahan, lembaga-lembaga serta ide-ide sosial.

c.  Pitirim Sorokin

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal


balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala
keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala
non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-
ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.

d.  Roucek dan Warre

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia


dalam kelompok-kelompok.
Dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari jaringan hubungan
antara manusia dalam bermasyarakat. Sedangkan secara luas sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan tentang masyarakat dimana sosiologi
mempelajari masyarakat sebagai kompleks kekuatan, hubugan, jaraingan
iteraksi, serta sebagai kompleks lembaga/penata.

2.  Defenisi Antropologi Kesehatan

Defenisi antropologi kesehatan menurut beberapa pendapat ahli, yakni:

a.  Menurut Pabrega

Antropologi kesehatan adalah studi yang menjelaskan berbagai faktor


yaitu mekanisme dan proses yang memainkan peranan atau cara individu
atau kelompok terkena penyakit oleh suatu respon terhadap sakit atau
penyakit.

b.  Menurut Solita Sarwono

Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur – unsur


budaya penghayatan masyarakat tentang sakit dan penyakit.

Jadi dapat disimpulkan bahwa antropologi kesehatan adalah studi yang


mempelajari bagaimana seseorang dapat terkena penyakit baik itu dalam
kelompok, individu dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia
terjangkit suatu penyakit, dan bukan hanya sakit saja tapi juga bagaimana
konsep sehat manusia.

B.     Hubungan Sosiologi dan Antropologi Kesehatan

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari


tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir
berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik,
adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal
daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada
sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya.

Masalah kesehatan juga dipelajari oleh antropologi medis, suatu


bidang sosial yang erat kaitannya dengan sosiologi medis.Antropologi
medis mempunyai suatu cabang yang dinamakan etmidisin. Yaitu
pandangan masyarakat terhadap psikiattri dan cara-cara mereka
menanganinya.

Hubungan Antropologi dan sosiologi kesehatn yaitu data mengenai


konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan,tentang
sakit,terhadap dukun,terhadap obat-obatan tradisional, terhadap kebiasaan
dan pantangan makan dan ssebagainya. Ilmu antropologi juga memberi
kepada dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup di
berbagai daerah dengan berbagai macam aneka warna adat dan
budaya.Metode-metode dan cara-cara untuk segera mengerti dan
menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-adat lain.

Oleh para ahli kesehatan,antropologi kesehatan dipandang sebagai


disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosial budaya dari tingkah laku manusia,terutama tantang cara-cara
interaksi antara keduanya, sepanjang sejarah kehidupan manusia yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Adalah Cara dan gaya hidup
manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya
berbagai macam penyakit.Selain itu hasil dari berbagai macam
kebudayaan juga dapat menimbulkan barbagai macam penyakit.

Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab


sakit, yaitu Naturalistik dan Personalistik.Penyebab dari penyakit yang
bersifat Naturalistik yaitu orang yang menderita penyakit akibat
lingkungan, makanan, dan pola hidup yang tidak baik, termasuk juga
kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan.
Konsep sehat atau sakit yang dianut pengobat tradisional (Batra) sama
seperti yang dianut masyarakat setempat,yakni suatu keadaan yang
berhubungan dengan keadaan badan atau kelainan kondisi tubuh serta
gejala-gejala yang dirasakan.Sedangkan menurut konsep Personalistik
menganggap munculnya penyakit (illnes) disebabkan oleh intervasi suatu
gen aktif yang dapat berupa makhluk halus (jin,roh leluhur,atau roh
jahat),atau dari manusia (santet,sihir,dan tukang tenung).

C.    Ruang Lingkup Sosiologi

Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru.


Sosiologi kesehatan mulai dikenal lebih luas setelah Konfrensi kesehatan 1
di Ottawa tahun 1986. Sosiologi kesehatan adalah suatu proses
memberdayakan atau memandirikan masyarakat untuk menjaga,
meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan
sehat.

 Berdasarkan konsep sosiologi kesehatan, individu dan masyarakat


bukanlah hanya sekedar objek yang pasif (sasaran), akan tetapi juga
mempunyai peranan penting yaitu sebagai subjek (pelaku). Jadi dalam
konsep tersebut masalah kesehatan ini bukan hanya menjadi urusan sektor
kesehatan saja, akan tetapi juga termasuk urusan swasta dan dunia usaha
yang dilakukan dengan pendekatan kemitraan. Dengan demikian kesehatan
adalah upaya dari masyarakat, oleh masyarakat, dan juga kembali untuk
masyarakat, yang diwujudkan sebagai gerakan “Prilaku Hidup Bersih dan
Sehat” (Depkes, 2000).

Agar sosialisasi ini lebih efektif, maka sasaran sosialisasi harus betul-
betul dikenali secara khusus, rinci dan jelas. Sementara itu, agar supaya
sasaran lebih spesifik, maka sasaran itupun dibagi menjadi :

1.  Sasaran primer

Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah yang


diharapkan mau brprilaku seperti yang diharapkan dan memperoleh
manfaat paling besar dari perubahan prilaku tersebut.

2.  Sasaran sekunder
Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang berpengaruh
atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu
mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran.

3.  Sasaran tersier

Sasaran tersier adalah para pengambil keputusan, para penyandang


dana, pihak-pihak yang berpengaruh diberbagai tingkatan (pusat, provensi,
kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan).

Sosiologi kesehatan mempunyai 5 area atau ruang lingkup sebagai


berikut :

a. Membangun kebijaksanaan pembangunan berwawasan kesehatan


(Healthy public policy), yaitu mengupayakan agar kebijaksanaan
pembangunan dari setiap sektor mempertimbangkan kemungkinan
dampak negatifnya terhadap kesehatan masyarakat.

b. Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung


(create partnership and supportive environment), yaitu mengembangkan
jaringan kemitraan dan membina iklim suasana yang memungkinkan
agar masyarakat termotivasi melakukan pembangunan kesehatan

c. Memperkuat kegiatan masyarakat (stregthen communty action), yaitu


memberikan bantuan terhadap kegiatan yang sudah berjalan di
masyarakat, sehingga dapat lebih berkembang serta memberikan
peluang agar masyarakat dapat berimprovisasi, yakni melakukan
kegiaitan dan berperan serta aktif dalam pembangunan kesehatan.

d. Meningkatkan keterampilan perorangan (increas individual’s skill), di


antaranya adalah melalui kegiatan pelatihan, penyuluhan dan lain
sebagainya, dalam rangka meningkatkan kesadaran kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan
kualitas kesehatannya.
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan yang lebih memberdayakan
masyarakat (reorient health service), yaitu mengarahkan pelayanan
kesehatan yang menempatkan dan mendorong masyarakat sebagai
subjek yang dapat memelihara dan dapat meningkatkan kualitas
kesehatannya.

Hasil dari penelitian dan studi kasus dari seluruh penjuru dunia
memberikan bukti yang meyakinkan akan hasil kerja sosialisasi kesehatan,
dengan menggunakan kelima ruang lingkup tersebut jauh lebih efektif daripada
hanya memakai pendekatan tunggal. Pendekatan melalui tatanan memudahkan
implementasi penyelenggaraan sosialisasi kesehatan, misalnya kota-kota besar,
pulau-pulau, desa-desa terpencil, masyarakat lokal, pasar, sekolah tempat kerja
dan fasilitas pelayanan kesehatan sendiri.

Peran serta masyarakat sangat penting untuk melestarikan berbagai upaya.


Masyarakat harus menjadi subjek dalam sosialisasi kesehatan dan dalam setiap
pengambilan keputusan. Akses kependidikan dan informasi sangat penting
untuk mendapatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

D.    Pandangan Sosiologi Mengenai Kesehatan dan Penyakit

Sosiologi kesehatan dan penyakit mempelajari interaksi antara


masyarakat dan kesehatan. Objektif dari topik ini adalah untuk melihat
bagaimana kehidupan sosial memiliki dampak terhadap morbiditas dan
tingkat kematian, dan sebaliknya. Aspek sosiologi ini berbeda dari
sosiologi medis karena cabang sosiologi ini mempelajari kesehatan dan
keadaan sakit berkaitan dengan institusi sosial seperti keluarga, pekerjaan,
dan sekolah. Sosiologi medis terbatas pada hubungan pasien-praktisi dan
peran pakar kesehatan dalam masyarakat.

Sosiologi kesehatan dan penyakit mencakup patologi sosiologis (sebab


penyakit dan keadaan sakit), alasan mencari jenis bantuan medis tertentu,
dan kepatuhan atau ketidak patuhan pasien dengan persyaratan medis.
Kajian-kajian mengenai ilmu sosiologi kesehatan dapat berupa masalah-
masalah yang dialami objek sosiologi, baik itu masyarakat, society
ataupun komunitas. Agar dapat memahami dan menganalisa masalah-
masalah tersebut maka diperlukan berbagai pendekatan, baik itu
pendekatan emik yang hanya berdasarkan pada sudut pandang si pelaku
ataupun menggunakan pendekatan etik yang berdasarkan pandangan serta
pendapat dari para ahli kemudian membandingkannya dengan kebudayaan
dari daerah lain.

Dalam perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas ke


berbagai masalah kesehatan di luar bidang medis. Dengan demikian,
berkembanglah bidang sosiologi kesehatan. Para ahli pun membedakan
antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan.
Menurut Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan
analisis dengan mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu
masalah sosiologi, sedangkan sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian
dan pengajaran yang lebih bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan
yang terutama didorong oleh adanya masalah kesehatan. Menurut
Wolinsky orientasi para ahli sosiologi kesehatan lebih tertuju pada
masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi sehingga sosiologi
kesehatan cenderung miskin teori.

Pada masa dulu sebagian besar orang dan masyarakat memandang


bahwa sehat dan sakit adalah merupakan sesuatu hitam-putih. Dimana
kesehatan merupakan kondisi kebalikan dari penyakit atau kondisi yang
terbebas dari penyakit. Anggapan atau sikap yang sederhana ini tentu
dapat diterapkan dengan mudah, akan tetapi mengabaikan adanya rentang
sehat-sakit. Pada saat ini sehat dipandang dengan perspspektif yang lebih
luas.

Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih


sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, memiliki
rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian tertentu.

a.  Konsep Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari
penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang
meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spritual. UU No.23,1992 tentang
kesehatan menyatakan bahwa: kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Dalam pengrtian ini, maka kesehatan harus dilihat satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial, dan
didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam
pengertian paling yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang
dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan internal (psikologis, intelektual, spritual dan penyakit) dan
eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan
kesehatannya.

Menurut WHO (1947) sehat itu sendiri dapat dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Devinisi WHO
tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yag dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :

1.   Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2.  Memandang sehat dengan mengindentifikasi lingkungan internal dan


internal.

3.   Penghargaan terhadap pentingngnya peran individu dalam hidup

Menurut Neuman (1990): “sehat dalam suatu rentang merupakan


tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu yang terdapat dalam
rentang dan kondisi sejahtera yang optimal dengan energi yang paling
maksimal hingga sampai kondisi kematianlah yang menandakan habisnya
energi total”.

Jadi menurut pandangan konsep ini sehat adalah keadaan dinamis yang
berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap
perubahan pada lingkungan internal maupun eksternal untuk
mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, perkembangan, dan
spritual yang sehat.

Sedangkan menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala


ia mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas
yang telah dipelajarinya melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah
secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak. Menurut Parson pula, kesehatan
sosiologis seseorang bersifat relatif karena tergantung pada peran yang
dijalankannya dalam masyarakat. Ternyata definisi kesehatan yang mirip
dengan ketiga macam definisi tersebut di atas serupa kita jumpai pula di
kalangan masyarakat. Menurut hasil penelitian di Inggris di kalangan
masyarakat awam pun dijumpai definisi negatif, definisi fungsional, dan
definisi positif.

  Parson memandang masalah kesehatan dari sudut pandang


kesinambungan sistem sosial. Dari sudut pandang ini tingkat kesehatan
terlalu rendah atau tingkat penyakit terlalu tinggi mengganggu
berfungsinya sistem sosial karena gangguan kesehatan menghalangi
kemampuan anggota masyarakat untuk dapat melaksanakan peran
sosialnya. Selain mengganggu berfungsinya manusia sebagai suatu sistem
biologis, penyakit pun mengganggu penyesuaian pribadi dan sosial
seseorang. 

b.  Pengertian dan Konsep Penyakit

Setiap manusia yang hidup di muka bumi ini pasti dan tidak akan lepas
dari gejala-gejala maupun konsekuensi penyakit, baik dalam aspek fisik,
mental, medikal dan aspek sosial. Dalam usahanya untuk meringankan
penyakit yang dideritanya, si sakit terlibat dalam serangkaian dalam proses
pemecahan masalah yang bersifat internal maupun eksternal, baik yang
spesifik maupaun yang  non spesifik (von Mering 1970 : 272-273).

Penyakit merupakan suatu fenomena kompleks yang berpengaruh


negatif terhadap kehidupan manusia. Prilaku dan cara hidup manusia
adalah sebagian besar penyebab timbulnya berbagai macam penyakit baik
di zaman primitif maupun di masyarkat yang sudah sangat maju
peradabannhya. Ditinjau dari segi bologis penyakit merupakan kelainan
berbagai organ tubuh manusia. Sedangkan menurut segi kemasyarakatan,
keadaan sakit dianggap sebagai penyimpangan prilaku dari keadaan sosial
yang normatif.

  Penyimpangan itu dapat disebabkan oleh kelainan biomedis organ


tubuh atau lingkungan manusia, akan tetapi bisa juga disebabkan oleh
kelainan emosional dan psikososial individu yang bersangkutan. Faktor
emosional dan psikososial ini ada dasarnya merupakan akibat dari
lingkungan hidup atau ekosistem manusia dan adat kebiasaan manusia atau
kebudayaan. Konsep kejadian penyakit menurut ilmu kesehatan
bergantuung pada jenis penyakit. Secara konsepsi ini ditentukan oleh
berbagai faktor antara lain parasit, vektor, manusia dan lingkungan.

Pada umumnya orang lebih menyukai atau percaya bahwa mereka lebih
menyukai sehat daripada sakit. “semua orang ingin menjadi sehat” sudah
sejak berabad-berabad yang lalu merupakan semboyan umum program-
program kesehatan umum. Analisis sosiologis kebanyakan didasarkan atas
asumsi yang serupa, namun  penerimaan yang tidak kritis tentang asumsi
tersebut membutakan kita terhadap beberapa aspek penting dari tingkah
laku sehat.

Kesehatan yang baik seperti juga hal lainnya yang didambakan dalam
hidup, menempati prioritas pribadi pada semua orang. Bagi sejumalah
orang kesehatan hampir mendekati skala teratas, namun ada juga sebagian
yang mengiginkan kesehatan tetapi lupa akan konsep kesehatan. Artinya
hanya sedikit saja orang yang ingin sehat di atas segalanya, terutama bila
kenikmatan untuk kesehatan yang baik itu akan secara serius membatasi
kesenangan. Contoh, banyak orang sudah mengetahui akan bahaya rokok
yang kemungkian besar akan menyebabkan serangan jantung, kanker,
inpoternsi dan gangguan kehamilan. Akan tetapi sebagian besar
masyarakat menentang kemungkinan timbulnya kesehatan memburuk
dengan memperoleh kenikmatan mengisap rokok. 

Menurut hasil diskusi di NusaTenggara Barat menunjukkan bahwa anak


sakit dilihat daari keadaan fisik tubuh dan tingkah lakunya  yaitu jika
menunjukkan gejala.Misalnya panas, batuk pilek, mencret, muntah-
muntah, gatal-gatal, luka, gigi bengkak, badan kuning, kaki dan perut
bengkak.seorang pengobat tradisional yang juga menerima pandangan
kedokteran modern, mempunyai pengetahauan yang menarik mengenai
masalah sakit-sehat. Baginya, arti sakit adalah sebagai berikut : sakit
badaniah, berarti ada tanda-tanda penyakit di badannya seperti panas
tinggi, penglihatan lemah, tidak kuat bekerja, sulit makan, tidur terganggu,
dan kondisi badan lemah. Penyakit batin tidak ada tanda-tanda dibadanya,
tatapi bisa diketahui dengan menanyakan kepada yang gaib. Sedangkan
orang sehat, gerakannya lincah, kuat bekerja, suhu badan normal, makan
dan tidur normal, penglihatan terang, sorot mata cerah, tidak ada mengeuh
lesu lemah atau sakit.

Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat


dibeberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit. Masyarakat
menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu yang mengalami
serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak
yang sakit sitandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak
nafsu makan. Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja,
kehilangan nafsu makan, galau putus cinta, atau “kantong kering” (tidak
punya uang).
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari jaringan hubungan


antara manusia dalam bermasyarakat. Sedangkan secara luas sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan tentang masyarakat dimana sosiologi
mempelajari masyarakat sebagai kompleks kekuatan, hubugan, jaraingan
iteraksi, serta sebagai kompleks lembaga/penata.

Antropologi kesehatan adalah studi yang menjelaskan berbagai faktor


yaitu mekanisme dan proses yang memainkan peranan atau cara individu atau
kelompok terkena penyakit oleh suatu respon terhadap sakit atau penyakit.

Jadi Hubungan Antropologi dan sosiologi kesehatn yaitu data mengenai


konsepsi dan dan sikap penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit,
terhadap dukun, terhadap obat-obatan tradisional, terhadap kebiasaan dan
pantangan makan dan ssebagainya. Ilmu antropologi juga memberi kepada
dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah
dengan berbagai macam aneka warna adat dan budaya. Metode-metode dan
cara-cara untuk segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan
dan adat-adat lain.

Dan kita juga bisa mengambil kesimpulan dari makalah ini bahwa Setiap
manusia yang hidup di muka bumi ini pasti dan tidak akan lepas dari gejala-
gejala maupun konsekuensi penyakit, baik dalam aspek fisik, mental, medikal
dan aspek sosial.

B.     Saran

Dari pemaparan materi diatas diharapkan kepada pemabaca agar dapat


menerapakan dan memahami antropologi dan sosiologi dalam kehiduoan
bermasyarakat, serta dapat berperilaku dan mengubah gaya hidup dalam
bermasyarakat maupun individu.

DAFTAR PUSTAKA

George M. F, Barbara G,A. 1986.  Antropologi Kesehatan:Jakarta

Koenjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Penerbit Rineka


Cipta:Jakarta

Ircham M, Eko S .2009.  Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi


Kesehatan,. Penerbit Fitramayana: Yokyakarta

Hanum, Marimbi. 2009. Sosiologi Dan Antropologi Kesehatan. Penerbit Nuha


Medika:Yokyakarta

Priyanti P, MF.Hatta S. Antropologi Kesehatan.:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai