AN JUDUL
(Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Penugasan Mata Kuliah Sosio
Antropologi )
Disusun Oleh :
Nim : P1337424520054
Palembang, Oktober
2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………i
DAFTAR ISI………..……………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………..17
B. Saran ………………………………………………………………...18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi mempunyai bidang kajian yang sangat luas, antara lain Sosiologi
industri, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Perkotaan,
Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Kesehatan , dan lain-lain. Namun Sosiologi
Kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Merupakan
pendahulunya dan masih terikat erat dengan ilmu ini, di masa lalu dikenal
sosiologi medis, yang juga menjadi cabang sosiologi.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hubungan sosiologi dan
antropologikesehatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini, yakni:
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, agar kita dapat mengetahui hubungan
sosiologi dan antropologi kesehatan serta bagaimana pandangan sosiologi
mengenai kesehatan dan penyakit. Selain itu guna memenuhi tugas dari ata
kuliah Antropologi Kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Defensi Sosiologi
b. P.J. Bouman
a. Menurut Pabrega
Agar sosialisasi ini lebih efektif, maka sasaran sosialisasi harus betul-
betul dikenali secara khusus, rinci dan jelas. Sementara itu, agar supaya
sasaran lebih spesifik, maka sasaran itupun dibagi menjadi :
1. Sasaran primer
2. Sasaran sekunder
Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang berpengaruh
atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu
mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran.
3. Sasaran tersier
Hasil dari penelitian dan studi kasus dari seluruh penjuru dunia
memberikan bukti yang meyakinkan akan hasil kerja sosialisasi kesehatan,
dengan menggunakan kelima ruang lingkup tersebut jauh lebih efektif daripada
hanya memakai pendekatan tunggal. Pendekatan melalui tatanan memudahkan
implementasi penyelenggaraan sosialisasi kesehatan, misalnya kota-kota besar,
pulau-pulau, desa-desa terpencil, masyarakat lokal, pasar, sekolah tempat kerja
dan fasilitas pelayanan kesehatan sendiri.
a. Konsep Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari
penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang
meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spritual. UU No.23,1992 tentang
kesehatan menyatakan bahwa: kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Dalam pengrtian ini, maka kesehatan harus dilihat satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial, dan
didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam
pengertian paling yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang
dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan internal (psikologis, intelektual, spritual dan penyakit) dan
eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan
kesehatannya.
Menurut WHO (1947) sehat itu sendiri dapat dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Devinisi WHO
tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yag dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
Jadi menurut pandangan konsep ini sehat adalah keadaan dinamis yang
berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap
perubahan pada lingkungan internal maupun eksternal untuk
mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, perkembangan, dan
spritual yang sehat.
Setiap manusia yang hidup di muka bumi ini pasti dan tidak akan lepas
dari gejala-gejala maupun konsekuensi penyakit, baik dalam aspek fisik,
mental, medikal dan aspek sosial. Dalam usahanya untuk meringankan
penyakit yang dideritanya, si sakit terlibat dalam serangkaian dalam proses
pemecahan masalah yang bersifat internal maupun eksternal, baik yang
spesifik maupaun yang non spesifik (von Mering 1970 : 272-273).
Pada umumnya orang lebih menyukai atau percaya bahwa mereka lebih
menyukai sehat daripada sakit. “semua orang ingin menjadi sehat” sudah
sejak berabad-berabad yang lalu merupakan semboyan umum program-
program kesehatan umum. Analisis sosiologis kebanyakan didasarkan atas
asumsi yang serupa, namun penerimaan yang tidak kritis tentang asumsi
tersebut membutakan kita terhadap beberapa aspek penting dari tingkah
laku sehat.
Kesehatan yang baik seperti juga hal lainnya yang didambakan dalam
hidup, menempati prioritas pribadi pada semua orang. Bagi sejumalah
orang kesehatan hampir mendekati skala teratas, namun ada juga sebagian
yang mengiginkan kesehatan tetapi lupa akan konsep kesehatan. Artinya
hanya sedikit saja orang yang ingin sehat di atas segalanya, terutama bila
kenikmatan untuk kesehatan yang baik itu akan secara serius membatasi
kesenangan. Contoh, banyak orang sudah mengetahui akan bahaya rokok
yang kemungkian besar akan menyebabkan serangan jantung, kanker,
inpoternsi dan gangguan kehamilan. Akan tetapi sebagian besar
masyarakat menentang kemungkinan timbulnya kesehatan memburuk
dengan memperoleh kenikmatan mengisap rokok.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dan kita juga bisa mengambil kesimpulan dari makalah ini bahwa Setiap
manusia yang hidup di muka bumi ini pasti dan tidak akan lepas dari gejala-
gejala maupun konsekuensi penyakit, baik dalam aspek fisik, mental, medikal
dan aspek sosial.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA