ABSTRAK
Minyak merupakan golongan lipid yang secara struktur kimia terdiri dari ester asam
lemak dan gliserol. Minyak goreng adalah produk yang berasal dari lemak tumbuhan
atau hewan yang dimurnikan dalam bentuk cair, digunakan untuk menggoreng bahan
makanan. Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang
teroksidasi, sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi minyak serta kualitas
minyak tersebut. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menentukan bilangan
peroksida pada minyak dan mengetahui kualitas minyak. Metode yang digunakan
adalah titrasi iodometri. Hasilnya, bilangan peroksida pada sampel minyak belum
digoreng sebesar 229,792 mEq/kg.
Kata kunci: Minyak goreng, lipid, bilangan peroksida, titrasi iodometri
ABSTRACT
A class of lipid oil that is the chemical structure consisting of fatty acid esters and
glycerol. Cooking oil is a product derived from plants or animal fat that is purified in
liquid form, is used for frying foodstuffs. Peroxide number is the index number of
the fat or oil is oxidized, it is important to assess the level of oxidation of the oil and
the oil quality. The purpose of this lab is to determine the peroxide value in oil and
know the quality of the oil. The method used is iodometric titration. As a result, the
peroxide value of oil samples have not been fried by 229.792 mEq / kg.
Keyword: Edible oils, lipids, peroxide, iodometric titration
:
Analisis Makanan dan Kontaminan
PENDAHULUAN
Minyak merupakan zat Minyak terdapat pada hampir
makanan yang penting untuk menjaga semua bahan pangan dengan
kesehatan tubuh manusia. Selain itu kandungan yang berbeda-beda. Tetapi
minyak juga merupakan sumber minyak seringkali ditambahkan
energi yang lebih efektif dengan sengaja ke bahan makanan
dibandingkan karbohidrat dan dengan berbagai tujuan. Dalam
protein. Satu gram minyak dapat pengolahan bahan pangan, minyak
menghasilkan 9 kkal, sedangkan berfungsi sebagai media penghantar
karbohidrat dan protein hanya panas, seperti minyak goreng,
menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak, mentega dan margarin. 3
khususnya minyak nabati, Sebagai penghantar panas
mengandung asam-asam lemak minyak akan mengalami pemanasan
esensial seperti asam linoleat, yang menyebabkan perubahan fisika-
lenolenat, dan arakidonat yang dapat kimia sehingga berpengaruh terhadap
mencegah penyempitan pembuluh minyak tersebut dan bahan yang
darah akibat penumpukan kolesterol. digoreng. Menggoreng bahan pangan
Minyak juga berfungsi sebagai merupakan metoda pemasakan bahan
sumber dan pelarut bagi vitamin- pangan. 1
vitamin A, D, E dan K.3 Kerusakan minyak selama
Minyak goreng adalah salah proses penggorengan akan
satu kebutuhan pokok masyarakat mempengaruhi mutu dan nilai dari
Indonesia dalam rangka pemenuhan minyak dan bahan yang digoreng.
kebutuhan sehari-hari. Minyak Pada minyak yang rusak terjadi
goreng yang kita konsumsi sehari-hari proses oksidasi, polimerisasi dan
sangat erat kaitannya dengan hidrolisis. Proses tersebut
kesehatan kita. Masyarakat kita menghasilkan peroksida yang bersifat
sangat majemuk dengan tingkat toksik dan asam lemak bebas yang
ekonomi yang berbeda-beda. Ada sukar dicerna oleh tubuh.2
masyarakat yang menggunakan Senyawa polimer yang
minyak goreng hanya untuk sekali dihasilkan akibat pemanasan yang
pakai, namun ada juga masyarakat berulang-ulang dapat menimbulkan
yang menggunakan minyak goreng gejala keracunan antara lain iritasi
untuk berkali-kali pakai dengan saluran pencernaan, pembengkaan
tujuan tertentu. 3 organ tubuh, diare, kanker dan depresi
Analisis Makanan dan Kontaminan
HASIL
A. Pembakuan 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3
No Perlakuan Hasil Gambar
1. Ditimbang 𝐾𝐼𝑂3 0,3567 gr 𝐾𝐼𝑂3
2. 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 dimasukkan ke 50 mL 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3
dalam buret 50 mL
3. 𝐾𝐼𝑂3 10 mL dimasukkan ke Warna biru
dalam erlenmeyer dan menjadi bening
ditambahkan KI 0,5 mL dan
kanji 3 tetes
4. Dititrasi dan amati perubahan Terjadi
warna perubahan warna
5. Ditentukan nilai normalitas 0,167 N
𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3
Perhitungan
1. Pembakuan natrium tiosulfat
N1V1 = N2V2
0,1.10=N2.6
N2 = 0,167 N
𝑔𝑟 1000
0,1 = 35,67 × 100
gr = 0,3567 gr/100ml
3. Rata-rata volume sampel
V1 = 0,25 ml
V2 = 0,22 ml
V3 = 0,22 ml
(0,25+0,22+0,22)𝑚𝑙 0,67𝑚𝑙
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 = = = 0,22𝑚𝑙
3 3
1000
5. 𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎 (𝑀𝑒𝑞 ) = 𝐴 × 𝑁 × 𝐺
1000
= (7,1 − 0,22)𝑚𝑙 × 0,167𝑁 × = 229,792 𝑚𝑒𝑞/𝑘𝑔
5
Analisis Makanan dan Kontaminan
kuning. Fungsi dari penambahan KI kuning pada sampel. Pada tahap ini,
adalah untuk membebaskan iodin terjadi reaksi sebagai berikut:
yang ditandai terbentuknya warna
L-OOH + 2KI + H2O L-OH + I2 + 2 KOH
(clear) (yellow)
I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2NaI
(yellow) (colorless)
(Ross dan Lie, 2013)
Kemudian mendiamkan larutan yang didapat, dikalikan faktor
selama 2 menit dan sesekali digoyang pengenceran (3) kemudian dikurangi
agar reaksi terjadi sempurna dan rata-rata volume Natrium Tiosulfat
menambah 30 mL aquades agar yang dibutuhkan untuk mentitrasi
larutan bisa bercampur merata. larutan blanko sehingga didapat nilai
Larutan dibagi tiga karena titrasi A yang nantinya digunakan untuk
dilakukan triplo. Lalu titrasi dengan menetapkan angka peroksida.
Na2S2O3, ketika warna larutan Setelah itu juga dilakukan
menjadi kuning pudar-bening, titrasi iodometri terhadap blanko
digoreskan pada indikator pati yang (hanya berisi pelarut campuran
berfungsi sebagai indikator adanya I2 dengan diberi perlakuan yang sama
atau untuk mengetahui apakah titik terhadap sampel). Dari data yang
akhir titrasi telah dicapai atau belum dapat, diketahui bahwa volume total
(apabila tidak menghasilkan warna Natrium Tiosulfat yang dibutuhkan
biru, maka dapat diketahui telah untuk menitrasi larutan blanko
mencapai titik akhir titrasi). dengan bantuan indikator amilum 1%
Dari data yang dapat, diketahui untuk mengetahui titik akhir titrasi,
bahwa volume total Natrium Tiosulfat masing-masing sebesar 0,25 mL; 0,2
yang dibutuhkan untuk menitrasi mL ; dan 0,2 mL dimana hasil ini
larutan sampel minyak goreng merek dapat digunakan untuk
Bimoli dengan bantuan indikator menentukan/menetapkan angka
amilum 1% untuk mengetahui titik peroksida pada sampel.
akhir titrasi, masing-masing sebesar Salah satu parameter penurunan
2,7 mL; 2,3 mL; dan 2,1mL. Hasil mutu minyak goreng dilihat dari nilai
Analisis Makanan dan Kontaminan
SIMPULAN
Kualitas minyak dapat diketahui dari
bilangan peroksidanya. Bilangan
peroksida pada sampel minyak
belum digoreng (Bimoli ) sebesar
229,792 mEq/kg dapat ditentukan
dengan menggunakan titrasi
Iodometri.