Anda di halaman 1dari 5

OPTIMASI EKSTRAKSI MINYAK BIJI KELOR MENGGUNAKAN TANGKI

BERPENGADUK

Ajiguna Wijaya1* ,Nabilla Balini Putri1, Lucky Indrati Utami2


1
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UPN “Veteran” Jawa Timur
Jalan Rungkut Madya No. 1, Gunung Anyar, Surabaya 60294.
*
nabillabalini18@gmail.com

Abstrak
Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman yang dibudidayakan sebagai salah satu
sumber minyak nabati, yang dikenal sebagai minyak kelor dan diperoleh dari ekstrak bijinya.
Biji kelor memiliki kandungan minyak hingga 40% yang tersusun atas beberapa senyawa
asam lemak. Penelitian ini dilakukan untuk mencari kadar tertinggi minyak biji kelor dan
mencari optimasi pada proses ekstraksi dalam tangki berpengaduk dengan menggunakan
bilangan CAMP. Pelarut yang digunakan adalah n-heksana 98%. 50 gr biji kelor yang sudah
di screening 60 mesh diekstraksi dengan pelarut n-heksana dan suhu ekstraksi 55-60 oC.
Variabel yang dijalankan berupa kecepatan pengadukan (rpm) sebesar 300, 350, 400, 450,
dan 500. Dan waktu pengadukan (menit) sebesar 50, 70, 90, 110, dan 130. Filtrat minyak biji
kelor yang sudah di ekstraksi kemudian di distilasi dengan suhu 69 oC untuk memisahkan
pelarut dengan minyak kelor murni yang kemudian dapat dihitung perolehan yield nya dan
optimasi bilangan CAMP. Terdapat pengaruh dalam penelitian ini yang saling berhubungan
yaitu kecepatan pengadukan dan waktu ekstraksi yang dapat diaplikasikan dalam bilangan
CAMP sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Bilangan CAMP optimum yang
didapatkan berkisar antara 14,61 x 10 6 hingga 15,75 x 106 dengan perolehan yield tertinggi
36,92%

Kata kunci: Biji Kelor, Bilangan CAMP, Ekstraksi

1. PENDAHULUAN mendominasi asam lemak pada minyak biji


1.1 Latar Belakang kelor, asam palmitat 6,45%, asam bahenik
Kelor (Moringa oleifera) merupakan 6,16%, asam stearat 5,5 %, dan asam arakhidat
tanaman yang dapat tumbuh dengan mudah di 4,08%. Nilai persentasi tinggi asam oleat pada
dataran rendah maupun dataran tinggi seperti minyak biji kelor berpotensi menjadi sumber
daerah berpasir dan sekitar sungai yang nutrisi dan minyak masak yang stabil.
mempunyai iklim tropis khususnya di
Indonesia. Jumlah tanaman kelor (Moringa Tabel 1. Komposisi biji kelor
oleifera) yang melimpah dapat menjadi potensi Komponen Kandungan (%)
baru untuk pengembangan berbagai macam Minyak 40
produk industri. Salah satu bagian tanaman Lemak 34,7
kelor yang dapat digunakan adalah biji kelor. Protein 32,18
Bagian biji kelor memiliki kandungan minyak Flavonoid 1,26
nabati yang cukup tinggi dan aktivitas Tanin 4,2
antioksidan yang baik. Sehingga, biji kelor (Hidayat, 2006)
memiliki banyak manfaat seperti, anti-
inflamasi, mengurangi bahaya antioksidan dan Biji kelor dapat diambil kandungan
bahaya oksidatif yang berhubungan dengan minyaknya melalui proses ekstraksi. Ekstraksi
penuaan serta kanker. Selain itu, sebagai bahan merupakan proses pengambilan kandungan zat
baku kosmetik yang bernilai tinggi karena yang berguna untuk fasa padatan melalui
aktivitas antioksidan pada biji kelor memiliki kontak dengan pelarut. Pada tahap ekstraksi,
nilai IC50 sebesar 9,0417% yang dapat biji kelor yang sudah dihaluskan lalu dilarutkan
menghambat radikal bebas dalam tubuh. di dalam pelarut. Kemudian, dilakukan proses
Biji kelor memiliki kandungan minyak ekstraksi menggunakan pengadukan dalam
hingga 40% yang tersusun atas beberapa tangki berpengaduk. Proses pengadukan dapat
senyawa asam lemak. Menurut Willysaa, berpengaruh terhadap hambatan eksternal
(2019), Kandungan minyak biji kelor sebesar dalam difusivitas. Jika pengadukan diperbesar
72,4 % asam oleat (omega 9) yang
akan menyebabkan tingkat turbulensi Besarnya gradien kecepatan akan
meningkat dan berkurangnya tebal lapisan film berpengaruh terhadap waktu pengadukan yang
cairan. Hal tersebut memiliki dampak pada dibutuhkan. Semakin besar nilai G, maka waktu
naiknya koefisien transfer massa yang yang dibutuhkan semakin sedikit.
berpengaruh terhadap kecepatan transfer massa
yang akan meningkat. Ekstraksi minyak secara I.2 Tujuan Penelitian
kimiawi (solvent extracted) merupakan salah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
satu cara yang ekonomis karena hanya mengetahui yield tertinggi minyak biji kelor
membutuhkan sedikit biaya dengan hasil yang dan mencari titik optimum pada proses
besar. ekstraksi dalam tangki berpengaduk dengan
Pada penelitian ini, proses ekstraksi menggunakan bilangan CAMP
minyak biji kelor pada tangki berpengaduk
menggunakan pelarut N-heksana. N-heksana 2. METODOLOGI
adalah pelarut bersifat non-polar yang tidak 2.1 Bahan
berwarna, titik didih 69 oC sehingga mudah Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
menguap, bersifat tidak reaktif, dan dapat adalah biji kelor yang sudah masak dan kering
digunakan dalam reaksi organik untuk pelarut yang didapatkan dari PT. MOI (Moringa
inert. Selain itu, heksana memiliki narrow Organik Indonesia) Kabupaten Blora dan
distillation range dan selective power yang pelarut n-heksana 98% yang diperoleh dari Cv.
tidak membutuhkan tingkat pemanasan yang Chemical Indonesia Multi Sentosa Surabaya.
tinggi. Hal tersebut dapat digunakan sebagai
pelarut yang baik untuk mengekstrak minyak 2.2 Metode
dari bijinya. Pada ekstraksi minyak biji kelor Persiapan bahan baku
menggunakan rasio molar sebanyak 1:8. Sebelum penelitian dilakukan,
Menurut Fajri (2022), pada rasio 1:8 dihasilkan komponen biji kelor di analisa kandungannya
rendemen minyak biji kelor maksimum sebesar terlebih dahulu, lalu biji kelor dikupas kulitnya,
23,65% sehingga memungkinkan terjadinya diambil kernelnya, dan dibersihkan. Kemudian
transfer massa yang cukup antara bahan dan biji kelor dilakukan size reduction dan
pelarut ekstraksi. Hal tersebut, membuat hasil dikeringkan menggunakan oven dengan suhu ±
minyak yang terekstrak dari pori-pori biji kelor 100 oC dan membutuhkan waktu selama 60
lebih banyak karena terbukanya dinding sel. menit hingga berat konstan. Biji kelor
Rasio pelarut dan padatan akan menghasilkan selanjutnya di screening dengan ukuran 60
rendemen semakin tinggi. Tetapi, jika rasio mesh sehingga didapatakan serbuk biji kelor
yang terlalu tinggi, akan membutuhkan pelarut
yang lebih yang menyebabkan waktu ekstraksi Proses Ekstraksi
menjadi lama (Zhang dkk, 2018).
Dalam optimasi proses diarahkan pada
perancangan peralatan tangki berpengaduk
yang efisien. Cara untuk mengoptimalkannya,
digunakan dua variabel yang saling
berhubungan antara waktu pengadukan dan
kecepatan pengadukan. Dengan kedua variabel
tersebut maka didapatkan hasil terbaik dari
ekstraksi menggunakan tangki berpengaduk ini.
Kedua variabel tersebut dapat dihitung Gambar 1. Rangkaian alat pada proses
optimasinya dengan menggunakan persamaan ekstraksi
bilangan CAMP dikarenakan pada bilangan
CAMP ini dapat diketahui dengan Ekstraksi minyak biji kelor dilakukan
menggunakan hubungan antara kecepatan dengan menimbang 50 gr bahan lalu
pengadukan dan waktu pengadukan. dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan
ditambah dengan 400 ml larutan n-heksana
Bilangan CAMP = Gradien kecepatan x 98%. Ekstraksi dilakukan pada suhu 55 oC
waktu pengadukan …………………………(1) dengan variabel kecepatan pengadukan sebesar
200; 250; 300; 350; dan 400 rpm serta waktu
ekstraksi yang dibutuhkan yaitu, 50; 70; 90;
110; dan 130 menit. Biji kelor yang sudah di 3.1 Pengaruh Kecepatan dan Lama Waktu
ekstraksi kemudian di filtrasi untuk Ekstraksi Terhadap Hasil Perolehan
memisahkan residu biji kelor dan filtrat. Yield Minyak Biji Kelor

Proses Pemurnian Produk Tabel 1. Hasil perolehan yield (%) pada


berbagai variasi kec. pengadukan (rpm) dan
lama waktu ekstraksi (menit)
Waktu Kecepatan (rpm)
(menit) 300 350 400 450 500
50 26,9 27,4 29,7 30,0 31,4
70 28,0 30,0 32,3 32,6 33,1
90 31,1 33,3 34,3 34,8 35,3
110 32,8 33,7 33,9 36,0 36,9
130 35,7 35,7 36,0 36,6 36,7

Gambar 2. Rangkaian alat pada pemurnian Pada tabel 1. Dapat dilihat bahwa waktu
produk ekstraksi menit ke-50 hingga menit ke-130
mengalami kenaikan yield minyak pada setiap
Hasil filtrat biji kelor pada proses waktunya. Hal tersebut dikarenakan semakin
lama waktu ekstraksi maka akan semakin lama
ekstraksi kemudian didistilasi bertujuan untuk
waktu kontak antara bahan dan pelarut dan
memisahkan minyak biji kelor dan pelarut. minyak yang didapat juga semakin banyak.
Proses distilasi dilakukan dengan suhu 69 oC. Dari hasil penelitian bisa dilihat bahwa nilai
ketika cairan sudah terlihat pekat dan pelarut perolehan yield tertinggi didapat pada waktu
tidak menetes lagi, proses distilasi dapat ekstraksi 110 menit dengan kecepatan 500 rpm
dihentikan minyak yang tertinggal akan yaitu sebesar 36,9%..
ditampung kedalam erlenmeyer dan
dimasukkan kedalam botol yang sudah
diketahui beratnya. Minyak biji kelor yang
didapat kemudian di analisa bilangan iod,
bilangan penyabunan, dan kadar FFA untuk
mengetahui apakah minyak biji kelor tersebut
layak untuk dipergunakan pada industri.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebelum melakukan penelitian, dilakukan
analisis bahan baku terlebih dahulu, yaitu kadar Gambar 3. Hubungan antara waktu
air dan kadar abu. Kadar air biji kelor setelah ekstraksi (menit) dengan yield (%) minyak
pengeringan dengan oven mengalami pada variasi kec. pengadukan (rpm)
penyusutan sebesar 5,783%. Persen kadar air
yang rendah dibawah 10% bisa Dari gambar 3. Dapat dilihat hubungan
mengoptimalkan ketahanan bahan pangan antara waktu (menit) terhadap yield (%) minyak
dalam serbuk biji kelor. Menurut Gisila (2018), biji kelor dengan kec. pengadukan 300; 350;
Kadar air suatu biji dapat menentukan kondisi 400; 450; 500 (rpm) yakni berbanding lurus.
penyimpanan dan efektivitas yang akan Sehingga semakin lama waktu ekstraksi, maka
mempengaruhi kualitas minyak. Semakin tinggi akan semakin besar pula perolehan persentase
kadar air pada bahan maka aktivitas air serta minyak biji kelor yang terambil hingga tercapai
aktivitas mikroorganisme akan semakin tinggi. titik kesetimbangan pada waktu 90 menit.
Kadar abu menunjukkan campuran pada Menurut Fajri (2022), Waktu ekstraksi dapat
komponen mineral yang terdapat dalam bahan. memberikan kontak yang lama antara bahan
Kadar abu pada biji kelor yang digunakan pada dan pelarut dan meningkatkanefisiensi proses
penelitian ini yaitu sebesar 6,437 %. ekstraksi ke waktu optimal ketika
kesetimbangan zat terlarut terjadi di dalam dan
di luar partikel padat. Setelah titik optimum melakukan optimasi dengan melakukan
tercapai, dengan bertambahnya waktu ekstraksi, perubahan kecepatan pengaduk dan waktu
maka ekstrak minyak yang diambil tidak pengadukan. Menurut Teori Camp & Stein
bertambah lagi dan akan cenderung konstan, menyatakan bahwa faktor yang berpengaruh
sebaliknya dapat mengakibatkan proses pada proses flokulasi yaitu nilai G.td (Gradien
degaradasi. kecepatan x Waktu pengadukan), Sehingga
3.2 Hasil dan Pembahasan Optimasi untuk mendapatkan hasil flokulasi baik harus
Bilangan Camp memenuhi harga G.td pada nilai tertentu
Untuk mengoptimalkan perancangan (Reynold,1996).
peralatan tangki berpengaduk yang efisien dalam
penelitian ini digunakan dua variabel yang saling 3.3 Hasil dan Pembahasan Analisa Kualitas
berhubungan antara gradien kecepatan dan Minyak Biji Kelor
waktu pengadukan. Kedua variabel tersebut
dapat dihitung optimasinya dengan Tabel 3. Hasil analisa kualitas minyak biji
menggunakan persamaan bilangan CAMP kelor
Analisa Hasil
Tabel 2. Hasil perhitungan bilangan CAMP Bilangan Penyabunan (mg
pada berbagai variasi kec. Pengadukan 184,86
KOH/gr)
(rpm) dan waktu ekstraksi (menit) Bilanga Iod (gr/100gr) 62,90
Waktu CAMP (106) Kadar FFA (%) 7,63
(menit) 300 350 400 450 500 Berat jenis (gr/ml) 0,908
50 30,7 40,9 49,1 56,5 67,4
70 44,6 55,2 68,7 82,0 97,9 1. Bilangan Penyabunan
90 57,4 71,0 83,8 10,0 12,3 Menurut Badan Standarisasi Nasional
110 68,9 88,4 11,0 12,6 14,3 dalam SNI 01-3741-2013 bilangan
130 78,6 10,0 13,0 15,2 17,5 penyabunan pada minyak yaitu 196-206 mg
KOH/gram minyak. sedangkan bilangan
Pada tabel 3. Diperoleh hasil bilangan penyabunan dari hasil optimasi didapatkan
CAMP tertinggi pada kec. pengaduk 500 rpm sebesar 184,66 mg KOH/gram minyak. Hal
dengan waktu ekstraksi 110 menit sebesar tersebut menunjukkan bahwa minyak hasil
17,52 x 106 dengan perolehan yield 36,92%. optimasi memiliki bilangan penyabunan
lebih rendah sehingga dinyatakan bahwa
berat molekul yang dimiliki lebih besar
(Nurdiani, 2021)
2. Bilangan Iod
Menurut Badan Standarisasi Nasional
dalam SNI 01-3741-2013, bilangan iod pada
minyak 45-46 g iod/100g sampel. Namun,
bilangan iod pada minyak kelor yang
dihasilkan pada optimasi penelitian ini
sebesar 62,90 g iod/100g sampel. Bilangan
iod tinggi dalam minyak biji kelor dapat
Gambar 4. Hubungan antara bilangan menunjukkan bahwa tingginya kandungan
CAMP dengan yield (%) asam lemak tidak jenuh yang menyusunnya
serta akan semakin rentan pada degradasi
Pada gambar 4. dapat diketahui bahwa oksidatif (Wiltshire, 2022).
semakin besar bilangan CAMP maka yield 3. Kadar Free fatty acid (FFA)
yang diperoleh naik namun semakin besar Menurut Badan Standarisasi Nasional
bilangan CAMP nilai perolehan yield akan dalam SNI 01-3741-2013 Asam lemak bebas
semakin konstan karena ekstraksi sudah pada minyak yaitu mak 0,3%. sedangkan
mencapai kesetimbangan, sehingga didapat titik Asam lemak bebas dari hasil optimasi
puncak (titik optimum) pada bilangan CAMP didapatkan sebesar 7,63 %. Besarnya angka
rentang sebesar 14,61 x 106 hingga 15,75 x pada Asam lemak bebas dikarenakan
106 dengan perolehan yield sebesar 36,92 %. banyaknya asam lemak yang telah lepas dari
Bilangan camp dapat dipergunakan untuk gliserol dimana gliserol dapat membantu
asam lemak dalam pembentukan trigliserida terhadap Perolehan Minyak Biji Kelor’,
(Winarno, 2004). Jurnal Agritech, Vol. 42, No.2, hh.123-
130
4. Berat Jenis Gisila, T 2018, Extraction kinetics study and
Menurut Badan Standarisasi Nasional characterizatio of Moringa stenopetala
dalam SNI 01-3741-2013 berat jenis pada seed oil, Addis Ababa University.
minyak yaitu sebesar 0.900 gr/ml, sedangkan Hidayat, Saleh 2006, Pemberdayaan
berat jenis dari hasil optimasi didapatkan Masyarakat Bantaran Sungai
sebesar 0,908 gr/ml. Sehingga jumlah Lematang dalam Menurunkan
tersebut kurang sesuai dengan teori Kekeruhan Air dengan Biji Kelor
disebabkan beberapa faktor. Menurut Dising (Moringa oleifera Lam.) sebagai
pada tahun 2021, Berat jenis minyak dapat Upaya Pengembangan Proses
dipengaruhi oleh berat molekul serta Penjernihan Air, Universitas Negeri
komponen dalam minyak dan ketidakjenuhan Malang, Malang.
komponen asam lemak minyak. Semakin Nurdiani, I 2021,’ Pengaruh Ukuran Partikel
banyak komponen yang terkandung dalam dan Waktu Perendaman Ampas Tebu
minyak juga akan semakin besar berat pada Peningkatan Kualitas Minyak
molekul minyak atau lemak, sehingga berat Jelantah’, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 6.
jenisnya akan semakin tinggi. No.1, hh. 31.
Reynolds, T. D., & Richards, P. A. (1996). Unit
KESIMPULAN operations and processes in
Minyak biji kelor pada ekstraksi dengan environmental engineering (Vol. 20):
tangki berpengaduk menggunakan pelarut n- PWS Publishing Company Boston,
heksana sebesar didapatkan yield tertinggi MA.
36,92% pada waktu ekstraksi 110 menit dengan Willysaa, R, Fombang, E, & Ndjantou, E 2019,
kecepatan 500 rpm. Titik optimum bilangan ‘Treatments and uses of Moringa
CAMP berkisar antara 14,61 x 10^6 hingga oleifera seeds in human nutrition : A
15,75 x 10^6 dengan perolehan yield sebesar review’, journal of food science &
36,92 %. Semakin lama waktu ekstraksi akan nutrition, Vol. 1, No. 1, hh. 1-9.
semakin besar yield minyak biji kelor yang Wiltshire, F, Santos, A, dkk 2022,’ Influence of
akan didapatkan. Semakin besar kecepatan seasonality on the physicochemical
pengadukan maka akan semakin besar juga properties of Moringa oleifera Lam.
perolehan yield minyak biji kelor yang akan Seed oil and their oleochemical
didapatkan. Namun semakin lama waktu potential’, Journal Food Chemistry :
ekstraksi dan semakin besar kecepatan ektraksi Molecular Sciences, Vol.4, No.1, hh. 1-
perolehan yield yang dihasilkan akan mencapai 6
konstan dikarenakan tercapainya titik Winarno, F 2004, Kimia Pangan dan Gizi,
kesetimbangan antara bahan dan pelarut pada Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
ekstraksi. Zhang, Qing, Lin, Li, & Ye, Wen 2018,’
Techniques for extraction and isolation
UCAPAN TERIMAKASIH of natural products: a comprehensive
Puji syukur kami panjatkan kehadirat review’, journal of chinese medicine,
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia- Vol. 13, No. 20, hh. 1-26.
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
artikel ini. Kami menyampaikan terima kasih
kepada Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan
fasilitas untuk mendukung penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
CAMEO Chemicals 2017, General Descripsion
Of n hexane, NOAA Cameo Chemicals,
United States.
Fajri, M & Daru, Y 2022,’Pengaruh Rasio
Volume Pelarut dan Waktu Ekstraksi

Anda mungkin juga menyukai