PENGAMBILAN MINYAK BIJI ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) DENGAN MET ODE EKST RA…
ade widyawat i
PENGARUH JENIS PELARUT, MASSA BIJI, UKURAN PART IKEL DAN JUMLAH SIKLUS T ERHADAP YIELD E…
yadie uciha
Proposal LA Guruh
Josef July
PEMANFAATAN EKSTRAK BIJI KELOR (Moringa oleifera)
UNTUK PEMBUATAN BAHAN BAKAR NABATI
Abstrak
Kelor (Moringa oleifera) tersebar di daerah dengan berbagai kondisi geografi alam.
Keterbatasan akan bahan baku untuk menghasilkan minyak yang dapat dikonversi menjadi bahan bakar
alternatif pengganti minyak bumi menyebabkan berkembangnya penelitian untuk menjadikan minyak
nabati sebagai bahan baku pengganti. Peneltian ini dilakukan untuk mencari tumbuhan yang berpotensi
untuk menghasilkan minyak yang dapat dijadikan bahan baku biodiesel. Metode yang dilakukan untuk
menghasilkan minyak adalah ekstraksi (solvent extracted) dengan variabel operasi volume pelarut,
massa biji, dan waktu ekstraksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar minyak yang dimiliki
Moringa oleifera mencapai 35,83 %.Yield yang optimum pada penelitian ini dipengaruhi oleh variabel-
variabel operasi, dimana lamanya waktu ekstraksi yang terbaik adalah 2 jam, massa bijih 50 gram dan
volume pelarut 400 ml), dan ukuran partikel 2 mm. Berat jenis yang dihasilkan adalah 0,8945-0,9082
gr/ml, kandungan asam lemak bebas (%FFA) 2,058-4,776 %, nilai angka penyabunan 8,5564-107,5399
mgKOH/g, nilai angka asam 0,040-0,095 mgKOH/g dan viskositas 29,3639-54,9996 cst. Identifikasi
senyawa minyak kelor dilakukan dengan menggunakan GC-MS HP 6890 menunjukkan kandungan asam
oleat dalam bentuk trans yang tinggi sebesar 58,50 %.
Kata kunci : Moringa oleifera, FFA, Berat Jenis, Angka Penyabunan, Bilangan Asam, Viskositas, GC-
MS
Abstract
Key word : Moringa oleifera, FFA, Density, Saponification value, Acid value, Viscosity, GC-MS
Kingdom
merupakan cara yang paling ekonomis karena sistematika sebagai berikut :
Subkingdom : Tracheobionta
membutuhkan sedikit biaya dengan hasil yang : Plantae
Divisio
banyak. Pada penelitian ini, variabel-variabel
operasi yang digunakan adalah volume pelarut,
Class
: Magnoliophyta
massa biji, dan lamanya waktu ekstraksi.
Subclass
: Magnoliopsida
Dari penelitian terdapat beberapa
Ordo
: Rosidae
permasalahan berkaitan dengan ekstraksi minyak
Family
: Brassicales
biji kelor, yaitu bagaimana pengaruh volume
Genus
: Moringaceae
pelarut terhadap proses ekstraksi minyak biji
Species
: Moringa
kelor? Bagaimana pengaruh lamanya waktu
: Moringa oleifera
ekstraksi, dan massa biji kelor terhadap produk
hasil ekstraksi? Dan bagaimana menganalisa hasil
ekstraksi minyak biji kelor untuk diketahui Kandungan Minyak Biji Kelor
kualitasnya? Tabel 2.1 Kandungan Minyak Biji Kelor
Tujuan dilakukannya penelitian ekstraksi (% Berat Kering)
minyak biji kelor ini adalah untuk memperoleh No. Parameter Hasil Analisa
minyak dari ekstraksi biji kelor. Mempelajari 1. Kadar Air 7.9 ± 1.00
pengaruh volume pelarut, massa biji, serta 2. Kadar Minyak 30.8 ± 2.19
lamanya waktu ekstraksi terhadap kualitas dan
3. Protein 38.3 ± 1.03
kuantitas minyak biji kelor. Mengetahui berat
4. Kandungan 6.5 ± 0.15
jenis, % FFA (asam lemak bebas), angka
Abu
penyabunan, angka asam, viskositas dan
kandungan senyawa asam lemak dengan alat GC- 5. Kandungan 4.5 ± 0.38
Serat
MS dari minyak biji kelor. Serta dapat
memperoleh bahan baku baru yang dapat Sumber : Abdulkarin et al,2005.
dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat
biodiesel. Kriteria Pemilihan Biji Kelor
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari
penelitian ini adalah dapat mengetahui alternatif Sebelum melakukan pengolahan, biji
pengolahan biji kelor menjadi produk yang lebih kelor harus dinilai kesegarannya. Hal ini
ekonomis, mengetahui kualitas minyak biji kelor dilakukan dengan tujuan untuk menentukan biji
hasil ekstraksi, berdasarkan analisa berat jenis, yang baik dan siap diolah. Penilaian kesegaran
kandungan asam lemak bebas (% FFA), angka ini ditentukan berdasarkan atas dasar warna dan
penyabunan, angka asam, viskositas, analisa GC- keadaan fisik bijih. Bijih yang baik adalah biji
Kualitas minyak dari biji-bijian dipengaruhi Ekstraksi minyak ini dapat dilakukan
oleh beberapa fakor, yaitu: dengan berbagai cara antara lain dengan
pemanasan (rendering), pengepresan (pressing)
1. Kualitas dan kemurnian bahan baku. Adanya dan dengan pelarut (solvent extraction).
benda asing atau biji yang berkualitas jelek Heksana adalah suatu hidrokarbon
yang tercampur dalam bahan baku pada alkana dengan rumus kimia CH3(CH2)4CH3.
proses, akan menyebabkan minyak cepat Awalan "Hex" menunjukkan jumlah enam atom
rusak dan berbau. karbonnya, sedangkan akhiran “ana”
2. Usia biji. Biji kelor yang usianya cukup tua menunjukkan bahwa atom karbonnya
akan menghasilkan minyak yang lebih baik dihubungkan oleh ikatan tunggal. Isometri
kualitas dan kuantitasnya dibanding dengan heksana umumnya bersifat tidak reaktif, dan
minyak biji kelor yang lebih muda sering digunakan sebagai pelarut inert dalam
3. Kadar air yang terkandung dalam biji kelor. reaksi organik, karena heksana tidak polar.
Biji kelor yang terlalu lama disimpan akan Umumnya heksana digunakan untuk
mengandung kadar air yang tinggi, sehingga mengekstrak minyak dari bijinya seperti pada
dapat menghasilkan minyak dengan mutu kacang-kacangan dan flax. Hal ini karena
yang kurang baik. heksana tidak reaktif dan inert dalam reaksi
4. Perlakuan terhadap bahan baku pada saat organik karena bersifat sangat non-polar dan
proses dan pasca proses (misalnya: halusnya memilki narrow distillation range dan selective
hasil pencacahan yang dilakukan, power, sehingga tidak memerlukan tingkat
penyimpanan minyak hasil proses dan pemanasan yang tinggi dan daya ekstraksinya
sebagainya). tinggi, yang menjadikan heksana sebagai pelarut
Menurut Ketaren (1986) ekstraksi minyak yang baik untuk mengekstrak minyak dari
atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan bijinya.
minyak atau lemak dari sel-sel bahan yang diduga Pengujian dan Analisa Kandungan
mengandung minyak atau lemak. Sebagai Minyak. Pengujian yang penting adalah
senyawa hidrokarbon, minyak dan lemak atau penentuan sifat fisika dan sifat kimia dari
lipid pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi minyak yang dihasilkan. Penentuan berat jenis,
larut dalam pelarut organik. Pemilihan bahan viskositas, kelarutan dalam alkohol, indeks bias,
% Yield
helium atau gas lainnya.
Berat minyakhasil
x 100 %
III. METODOLOGI Berat bijih kelor
Pada penelitian ekstraksi biji kelor ini,
beberapa variabel kuantitatif yang diberikan
Volume Pelarut
adalah : IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
: 300 ml Heksana Berdasarkan hasil penelitian ekstraksi
350 ml Heksana minyak biji kelor dengan menggunakan metode
Waktu ekstraksi
50 gram ii. Sedikit beraroma bumbu kacang,
: 60 menit iii. Relatif tidak ada endapan.
90 menit
120 menit 4.1. Hasil Penelitian Ekstraksi Biji Kelor
Proses ekstraksi yang dilakukan
Prosedurnya pelaksanaan penelitian ini memperoleh % yield yang berbeda-beda. Hal ini
adalah sebagai berikut : berkaitan erat dengan variabel-variabel
Proses Preparasi Bahan. Pada tahap penelitian. Volume pelarut, massa biji, dan
persiapan bahan baku pertama-tama biji kelor waktu ekstraksi mempengaruhi yield yang
dikupas kulitnya, kemudian dikeringkan di dalam diperoleh. Ektraksi minyak biji kelor
oven pada suhu sekitar ± 105oC. Tujuan menghasilkan minyak mulai paling sedikit
pengeringan ini antara lain untuk mengurangi 22,05 % (350 ml, 50 gram, 60 menit) dan paling
kandungan air dalam biji dan mempermudah banyak 35,83 % (400 ml, 50 gram, 120 menit).
dalam proses penghancuran. Pada penelitian ini Dari hasil penelitian terdapat 3
biji kelor diayak dengan menggunakan alat kemungkinan yang menyatakan pengaruh antar
screen dengan ukuran 2 mm. variabel terhadap % yield yang dihasilkan oleh
Proses Ekstraksi. Rangkai peralatan ekstraksi Biji Kelor, antara lain:
soxhlet hingga siap untuk dipakai. Pada penelitian
ini menggunakan soxhlet 500 ml dan labu 500 ml. a. Pengaruh variasi Massa Biji dan
Timbang biji kelor dengan menggunakan neraca Volume Pelarut terhadap % Yield
analitis. Kemudian dibungkus dengan kertas
saring. Perhatikan ukuran bungkusan sampel agar Pengaruh variasi massa biji dan volume
sesuai dengan dengan ukuran soxhlet. Masukkan pelarut terhadap % yield dapat dilihat pada
bungkusan sampel ke dalam soxhlet. Nyalakan Grafik 4.1
pompa untuk sirkulasi kondensor. Tuang pelarut
sebanyak 300 ml yang akan dipakai melalui Pengaruh Massa Biji dan Volume Pelarut
bagian atas soxhlet. Nyalakan water bath dan atur terhadap % Yield untuk Waktu Ekstraksi 60 menit
temperatur sesuai kebutuhan. Catat hasil ekstraksi 40
40 40
35 35
% Yield
% Yield
30 30
30 gr 300 ml
25 25 350 ml
40 gr
50 gr 400 ml
20 20
30 40 50
300 350 400 Massa Biji (gr)
Volume Pelarut (ml)
Pengaruh Volume Pelarut dan Massa Biji
terhadap % Yield utuk Waktu Ekstraksi 120 menit
Pengaruh Massa Biji dan Volume Pelarut
terhadap % Yield untuk Waktu Ekstraksi 120 menit 40
40
35
% Yield
35 30
% Yield
300 ml
30 25 350 ml
400 ml
30 gr
20
25 40 gr 30 40 50
50 gr Massa Bi ji (gr)
30
% Yield
25 300 ml
350 ml
400 ml
20
30 40 50
Massa Biji (gr)