Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem

Vol. 6 No. 1, Maret 2018, 63-71

Kajian Pemanasan Pada Proses Ekstraksi Minyak Jarak


Pagar (Jatropha Curcas L.) Menggunakan Hydraulic Press
Sandra Malin Sutan*, Yusuf Hendrawan, Deivy Amaliya Tipdani

Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145
*Penulis Korespondensi, Email: sandra.msutan@ub.ac.id

ABSTRAK

Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn) merupakan tanaman semak dari keluarga Euphorbiaceae. Minyak yang
dihasilkan dari tanaman ini tidak dapat dikonsumsi oleh manusia sehingga tidak mengalami persaingan
dengan minyak makan seperti minyak kelapa sawit. Minyak Jarak Pagar dihasilkan dengan cara ekstraksi
biji jarak pagar. Pada penelitian ini menggunakan Hydraulic Press. Hydraulic Press adalah pengepresan
dengan menggunakan tekanan, biji jarak diberi perlakuan pendahuluan berupa pemberian temperature
panas atau pemasakan. Penelitian menunjukkan Pengaruh pemanasan awal dengan ketiga pemanasan
menghasilkan perbedaan yang sangat mencolok. Pemanasan terbaik yaitu dengan oven 20 menit Suhu
90oC menghasilkan volume minyak sebesar 216 mL, rendemen 19,17 %.dan karakteristik kimia minyak
jarak pagar yang memenuhi standart SNI meliputi: viskositas (49,33 Cp), kadar air (0,24%), FFA
(3,24%), dan Bilangan Iod (87,89 g/100g).

Kata Kunci: Jarak Pagar, Hydraulic Press, Ekstraksi, Minyak Jarak Pagar

The Analysis of Heating Process During Extraction of Jatropha


Curcas Oil ((Jatropha Curcas L.) Using Hydraulic Press

ABSTRACT

Jatropha Curcas (Jatropha curcas L) is one of plants from Euphorbiaceae family. The extracted oil from
this plant could not be consumed by people so that is becomes the reason for this oil not to face any
competition from other oil products, such as oil palm. Hydraulic Press which deals with pressing system
was used during the analysis. During this process, the seeds should be placed in hot temperature before
undertaking pressing process. The result showed that the primary heating process gave significant
difference from the rest three heating process. The best heating was resulted from 20 minutes heating
process by using oven in 90 ° C which produced 216 mL oil, yield 19, 17 % , and the chemical
characteristics of jarak pagar oil that fulfil SNI standard which involved : viscosity (49,33 Cp), water
content (0,24%), FFA (3,24%), and lod number (87,89 g/100g).

Key words: Jatropha Curcas L, Hydraulic Press, extraction, Jatropha curcas oil.

PENDAHULUAN

Beberapa tahun kedepan kebutuhan minyak bumi semakinn besar, sementara berdasarkan
beberapa laporan disebutkan bahwa cadangan minyak dunia semakin menipis. Hal ini menuntut
beberapa upaya untuk menciptakan bahan bakar alternative, Indonesia merupakan salah satu
Negara dengan tingkat konsumsi bahan bakar tertinggi di dunia. Jarak Pagar (Jatropha curcas
Linn) merupakan tanaman semak dari keluarga Euphorbiaceae. Tanaman ini tahan kekeringan
dan dapat tumbuh cepat dengan ketinggian 3-5 meter di tempat dengan curah hujan 200-1500
milimeter per tahun. Minyak yang dihasilkan dari tanaman ini tidak dapat dikonsumsi oleh

Kajian Pemanasan Pada Proses Ekstraksi – Sandra Malin Sutan, dkk 63


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 6 No. 1, Maret 2018, 63-71

manusia sehingga tidak mngalami persaingan dengan minyak makan seperti minyak kelapa
sawit. Minyak Jarak Pagar dihasilkan dengan cara ekstraksi biji jarak pagar.
Minyak jarak pagar mengandung komponen asam lemak dengan jumlah ikatan rangkap
yang berbeda. Jumlah ikatan rangkap akan berpengaruh terhadap karakteristik fisik dan kimia
minyaknya, sehingga minyak jarak pagar digolongkan sebagai minyak semi-mengering (semi-
drying oil) seperti halnya minyak kapuk dan kemiri. Karakteristik fisikokimia minyak jarak
pagar dijelaskan dalam Tabel 1 (Harimurti dkk, 2010).

Tabel 1. Karakteristik Fisikokimia Minyak Jarak Pagar


Karakteristik Nilai
Bilangan Asam 0,82 mg KOH/g minyak
Kadar Asam Lemak Bebas 0,41%
Densitas 0,91 g/mL
Kadar Air 0,9 %
Kinematik Viskositas 103 Cst
Sumber: Harimurti et al (2010)

Aplikasi Minyak Jarak Kasar (Crude Jatropha Oil)

Minyak jarak mentah (Crude jatropha oil) dapat digunakan sebagai substitusi minyak
tanah yang penggunaannya dapat dipakai langsung pada kompor atau dengan dicampur dengan
minyak tanah. Aplikasi minyak jarak untuk substitusi minyak tanah dapat dilakukan pada
kompor minyak tanah, lampu petromaks dan lampu tempel dengan melakukan substitusi
minyak tanah dengan minyak jarak mulai 0-20% (Santoso, 2010).

Mesin Press Hidrolik (hydraulic pressing)

Pengepresan Hidrolik seperti pada Gambar 1 adalah pengepresan dengan menggunakan


tekanan, besarnya tekanan akan berpengaruh terhadap jumlah dan mutu minyak yang akan
dihasilkan. Pada teknik pengepresan dengan menggunakan hidrolik sebelum dilakukannya
pengepresan, biji jarak diberi perlakuan pendahuluan berupa pemberian temperature panas atau
pemasakan.

Gambar 1 Mesin Press Hidrolik (hydraulic pressing)


(Putriningtyas dkk, 2007)

Pemanasan

Menurut Hamitton (2000), pemanasan dalam pengolahan minyak perlu dilakukan


pengawasan karena proses pemanasan akan sangat menentukan kualitas minyak yang akan
didapatkan. Adapun tujuan dari pemanasan itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Memudahkan minyak keluar dari sel yang ada didalam biji,
2. Mematikan aktifitas enzim-enzim dan mikroorganisme tertentu,
3. Menaikkan nilai keenceran minyak,
4. Salah satu cara strerilisasi pendahuluan,

Kajian Pemanasan Pada Proses Ekstraksi – Sandra Malin Sutan, dkk 64


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 6 No. 1, Maret 2018, 63-71

5. Dapat menguapkan air sampai sampai kadar air tertentu,


6. Menggumpalkan beberapa protein sehingga memudahan pemisahan lebih lanjut,
7. Mengendapkan beberapa fosfatida yang tidak diinginkan.

METODOLOGI PENELITIAN

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L) yang diperoleh dari
Kebun Percobaan Asembagus Kabupaten Situbondo, Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan
Serat Jawa Timur. Alat yang digunakan termometer infrared, kertas saringan, dandang, ring,
loyang, botol kaca, saringan, spatula, wajan, kompor, corong, botol plastik, gelas ukur, timer,
thermometer, cawan, oven, timbangan, dan hydraulic press.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriftif. Biji jarak pagar
yang telah kering dikupas dan dipisahkan antara inti biji (kernel) dan cangkangnya lalu di
blender untuk mengecilkan ukurannya. Kemudian diukur kadar airnya sebelum dilakukannya
proses pemanasan. Proses pemanasan dengan tiga macam perlakuan, yaitu dikukus, disangrai,
dan di oven. Proses pengukusan dilakukan dengan menggunakan suhu 100 oC dengan variasi
waktu pengukusan adalah 10 menit, 20 menit, dan 30 menit. Proses penyangraian menggunakan
variasi waktu penyangraian 10 menit, 20 menit, dan 30 menit dengan menggunakan suhu 100
oC. Sedangkan untuk proses pemanasan menggunakan oven menggunakan suhu 90 oC dengan
variasi waktu 10 menit, 20 menit, dan 30 menit. Setelah perlakuan pemanasan kemudian kernel
di press menggunakan Hydroulic Press dengan tekanan 3000 Psi.

Diagram Alir Percobaan

Kajian Pemanasan Pada Proses Ekstraksi – Sandra Malin Sutan, dkk 65


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 6 No. 1, Maret 2018, 63-71

Gambar 2. Diagram Alir Proses Ekstraksi Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas L)

Parameter Analisis Data


Kadar Air Biji

Pengukuran kadar air biji dilakukan dua kali yaitu sebelum biji jarak pagar di lakukan
pemanasan dan setelah biji jarak pagar dipanaskan. Perhitungan kadar air menggunakan
persamaan (Wardana, 2012):

Kadar Air Minyak

Pengukuran kadar air minyak dilakukan di Laboratorium Mutu Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Pengukuran kadar air minyak
menggunakan metode Oven Vacum.

Densitas

Perhitungan nilai densitas dilakukan secara manual yaitu dengan menghitung massa
minyak dan volume minyak, setelah itu dihitung dengan menggunakan persamaan (Wardana,
2012):

Keterangan:
= Densitas (g/mL)
m = Massa minyak (g)
v = Volume minyak (mL)

Kajian Pemanasan Pada Proses Ekstraksi – Sandra Malin Sutan, dkk 66


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 6 No. 1, Maret 2018, 63-71

Viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan alat viscometer yang dilakukan di laboratorium


Mutu Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

Rendemen

Pengukuran rendemen dilakukan setelah proses ekstraksi yaitu menggunakan persamaan


(Gamayel dan Winarta, 2011):

Keterangan:
R = Rendemen (%)
M1 = Massa awal (g)
M2 = Massa akhir (g)

Bilangan Iod

Pengukuran nilai Bilangan Iod menggunakan metode Hanus yang dilakukan di


Laboratorium Mutu Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya.

FFA (Free Fatty Acid)

Pengukuran nilai FFA menggunakan metode titrasi NaOH yang dilakukan di


Laboratorium Mutu Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan Beda Pemanasan Dengan Volume Minyak

Dari Gambar 3 dengan ketiga pemasan berbeda dapat disimpulkan bahwa penambahan
volume atau hasil volume terbanyak didapatkan pada proses pemanasan selama 20 menit.
Menurut Ketaren (1986), pemanasan merupakan salah satu tahap dalam proses pengolahan
minyak, yang bertujuan untuk menyatukan dan mengumpulkan butir-butir minyak sehingga
memungkinkan minyak dapat mengalir keluar dari daging biji dengan mudah serta dapat
mengurangi afinitas minyak pada permukaan biji sehingga pekerjaan pemerasan menjadi lebih
efisien. Dari ketiga pemanasan berbeda, volume minyak yang terendah dihasilkan pada
pemanasan dengan cara dikukus, hal ini dikarenakan pada saat proses pengukusan terdapat
kandungan air yang menyerap kedalam biji-bijian sehingga mengakibatkan butiran-butiran
minyak didalam biji juga tercampur dengan air yang menyebabkan kesulitan dalam proses
pengepresan karena struktur bahan biji jarak yang terlalu basah.

Gambar 3. Hubungan Beda Pemanasan dan Volume Minyak Pada Setiap Sampel Densitas

Kajian Pemanasan Pada Proses Ekstraksi – Sandra Malin Sutan, dkk 67


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 6 No. 1, Maret 2018, 63-71

Dari hasil pengukuran nilai densitas, didapatkan rata-rata nilai densitas paling besar
adalah pada pemanasan dengan dikukus selama 30 menit yaitu sebesar 1,01 g/mL. Sedangkan
rata-rata nilai densitas terkecil adalah pada pemanasan dengan cara pengukusan selama 20 menit
yaitu sebesar 0,79 g/mL.

Gambar 4. Nilai Densitas

Hal ini berarti dari Gambar 4 menjelaskan bahwa semakin tinggi suhu pemanasan maka
nilai densitas juga semakin tinggi, hal ini dikarenakan penurunan jumlah ikatan rangkap yang
terdapat didalam minyak jarak itu sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Prihandana dkk (2006),
bahwa semakin banyak jumlah ikatan rangkap yang terdapat dalam minyak akan terjadi
penurunan nilai densitas.

Kadar Air

Hasil dari pengukuran kadar air sebelum dilakukannya pemanasan adalah sebesar 7,07 %.
Pada pengukuran kadar air minyak hanya dilakukan pengujian untuk beberapa sampel terbaik.
Pengukuran sampel terbaik dilihat dari hasil pengukuran nilai densitas tertinggi dan jumlah
volume terbanyak yang dihasilkan dari proses ekstraksi tersebut.

Gambar 5 Kadar Air Pada Minyak

Dari Gambar 5 menunjukkan adanya perbedaan yang sangat mencolok pada nilai kadar
air dengan pemanasan menggunakan cara pengukusan. Perbedaan nilai kadar air yang dihasilan
pada ketiga pemanasan berbeda terjadi karena pada proses penyangraian dan pengovenan
nampak bahwa semakin lama pemanasan semakin kecil kadar airnya. Sedangkan pada proses
pengukusan semakin lama pemanasan kadar air semakin besar. Pada proses pengovenan dan
penyangraian kadar air yang menurun terjadi karena adanya penguapan. Semakin lama
pemanasan menyebabkan massa air dalam bahan ikut menguap. Proses pengukusan dilakukan
pada dandang tertutup sehingga ketika bahan dimaskukkan ke dandang dan dalam keadaan
tertutup maka uap akan naik dan masuk kedalam bahan. Kenaikan kadar air dikarenakan adanya
penambahan uap air pada saat biji jarak di kukus.

Gambar 5 menjelaskan bahwa nilai kadar air pada hasil penelitian hampir semuanya
memenuhi standart SNI 01-1904-4990 yaitu dengan nilai Maksimal Mutu 1 adalah sebesar
0,25% dan Mutu 2 sebesar 0,37%.

Kajian Pemanasan Pada Proses Ekstraksi – Sandra Malin Sutan, dkk 68


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 6 No. 1, Maret 2018, 63-71

Viskositas

Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata nilai viskositas terendah adalah pada perlakuan
pemanasan dengan cara dikukus yaitu sebesar 22,33 cP sedangkan rata-rata nilai viskositas
terbesar didapakan pada perlakuan pemanasan dengan cara dioven yaitu sebesar 49,33 cP.

Gambar 6. Nilai Viskositas

Gambar 6 mejelaskan bahwa proses pemanasan memberikan pengaruh terhadap


viskositas minyak biji jarak pagar. Hal tersebut dikarenakan pada pemanasan pengukusan
viskositas minyak tercampur dengan uap air sehigga kekentalannya juga berkurang atau dengan
kata lain lebih encer. Sebaliknya, pada proses pemanasan pengovenan dan penyangraian
viskositas minyak tinggi karena kadar air dalam minyak berkurang sehingga minyak jadi lebih
kental.

Menurut Trubus (2005), untuk memenuhi syarat ideal dalam pembuatan biodiesel,
minyak jarak pagar harus memiliki nilai viskositas sebesar 50,80 cP. Nilai rata-rata yang hampir
mendekati syarat ideal pembuatan biodiesel adalah pemanasan dengan cara pengovenan.

Kadar FFA

Berikut adalah hasil uji kadar FFA yang disajikan dalam bentuk Gambar 7.

Gambar 7. Kadar FFA


Hasil penelitian uji nilai kadar FFA didapatkan nilai kadar FFA pada proses
penyangraian, pengovenan, dan pengukusan. Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa semakin
lama waktu pemanasan maka nilai FFA semakin meningkat. Nilai FFA tertinggi dihasilkan pada
saat proses pemanasan dengan cara pengukusan selama 30 menit yaitu sebesar 7,75 %.
Sedangkan untuk nilai kadar FFA paling rendah yaitu pada pemanasan dengan cara dioven
selama 10 menit yaitu sebesar 3,24 %. Tingginya nilai FFA dikarenakan biji jarak pada saat
pengukusan tercampur dengan air. Sedangkan air itu sendiri membantu terbentuknya asam
lemak bebas karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama pengolahan.
Menurut Tiwari (2007), pada proses pembuatan biodiesel, kandungan FFA dari CJCO
harus pada kisaran kurang dari 1%. Semakin tinggi bilangan asam ataupun FFA maka tingkat
kerusakan minyak semakin tinggi. FFA juga dijadikan parameter untuk menentukan tahapan
proses pembuatan biodisel. Jika FFA > 5% maka dilakukan proses 2 tahap (esterifikasi dan
transesterifikasi).

Kajian Pemanasan Pada Proses Ekstraksi – Sandra Malin Sutan, dkk 69


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 6 No. 1, Maret 2018, 63-71

Bilangan Iod

Berikut adalah hasil pengujia nilai bilangan iod yang disajikan dalam bentuk Gambar 8
dibawah ini.

Gambar 8 Bilangan Iod

Dari Gambar 8 didapatkan bahwa nilai bilangan iod paling tinggi yaitu pada perlakuan
pemanasan dengan cara dioven. Sedangkan untuk nilai bilangan iod paling rendah yaitu pada
saat proses pemanasan dengan cara pengukusan. Pada perlakuan pemanasan dengan oven
selama 20 menit menghasilkan nilai bilangan iod sebesar 89,06 g/100g. sedangkan untuk
perlakuan pemanasan dengan cara dikukus menghasilkan nilai bilangan iod paling kecil yaitu
sebesar 54,33 g/100g. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata bilangan iod pada semua perlakuan
adalah rendah atau tidak memenuhi standart SNI 01-1904-4990 yaitu dengan nilai Mutu 2
sebesar 82-90 g/100g. Rata-rata bilangan iod yang rendah dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa minyak jarak hasil karakterisasi memiliki ikatan rangkap yang rendah sehingga diperoleh
bobot molekul yang tinggi.

Rendemen

Rendemen hasil ekstraksi biji jarak pagar didapakan dengan cara membagi massa minyak
jarak pagar dengan massa biji jarak pagar setelah dilakukan pemanasan dan dikali 100%. Dari
semua perlakuan didapatkan nilai rata-rata rendemen yang dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Rata-Rata Rendemen Pada Setiap Perlakuan

Dari hasil pengukuran nilai rendemen didaptkan nilai rendemen terbaik adalah pada
perlakuan dengan pemanasan dioven selama 20 menit yaitu sebesar 19,17%. Sedangkan untuk
hasil rendemen terkecil didapatkan pada perlakuan pemanasan dengan cara dikukus selama 10
menit yaitu sebesar 1,2%. Perbedaan hasil rendemen ini dikarenakan karna faktor utama yaitu
beda cara pemanasan yaitu pemanasan dengan cara dioven, dikukus, dan disangrai. Rendahnya
rendemen minyak jarak yang dihasilkan, disebabkan karena alat pengepres biji jarak yang
digunakan masih sangat sederhana yaitu berupa hydraullic press Untuk dapat mengeluarkan
minyak dari biji jarak secara maksimum maka alat pengepres yangdigunakan hendaknya berupa
alat pengepres yang menggunakan motor sebagai penggerak.

Kajian Pemanasan Pada Proses Ekstraksi – Sandra Malin Sutan, dkk 70


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 6 No. 1, Maret 2018, 63-71

KESIMPULAN

Waktu pemanasan terbaik yaitu selama 20 menit pada proses pemanasan dengan
pengovenan menghasilkan volume minyak sebesar 216 mL.Pada penelitian ini, rendemen
minyak jarak pagar yang terbaik adalah pemanasan menggunakan oven dengan suhu 90oC
selama 20 menit yaitu sebesar 19,17 %. Karakteristik kimia minyak jarak pagar yang memenuhi
standart SNI adalah pemanasan awal menggunakan oven dengan rata-rata nilai meliputi:
viskositas (49,33 Cp), kadar air (0,24%), FFA (3,24%), dan Bilangan Iod (87,89 g/100g).

DAFTAR PUSTAKA

Harimurti N, Sumangat D, Haliza W, Risfaheri. 2010. Optimasi Proses Metanolisis dalam


Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L) dengan Metode Permukaan Respon. Jurnal
Pascapanen Pertanian. Vol 7(1): 16-22
Santoso, W.H. 2010. Teknologi lemak dan minyak makan. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang
Putriningtyas, A. Agustin, F Novita. Pradhika. K, Puspitasari. 2007.Pembuatan Mesin Press
Hidrolik Untuk Pengambilan Minyak Dari Biji Bijian. Skripsi. Teknik Kimia Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hamiton, R.J dan W. Hamm. 2000. Edible Oil Processing. Sheffield Academic Press. England
Wardana. D. R. 2012. Pengaruh Lama Pemanasan Awal dn Suhu Screw press Terhadap Yield
CJCO dengan Menggunakan Single Expeller Pressing. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Gamayel. A dan A, Winarta, 2011. Analisis Rendemen Minyak Jarak Pagar Dengan Variasi
Ukuran Serbuk Pada Metode Pelarutan Dan Kelayakan Sebagai Bahan Bakar Alternatif.
Jurnal Logic. Vol 11. No 3. Jurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi: Jakarta
Ketaren, S. 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak Pangan. UI Press, Jakarta. Prihandana,
R., R. Hendroko, dan M. Nuramin. 2006. Menghasilkan Biodiesel Murah, Mengatasi
Polusi dan Kelangkaan BBM. PT. Agromedia Pustaka, Depok.
Trubus, 2005. Bahan Bakar Kenderaan Masa Depan. Juni 2005.
Tiwari, A. 2007. Development Jatropha Curcus Plantation As A Source of Row material for
Biodiesel. Directorate General Of Estate Crops, Jakarta, June.

Kajian Pemanasan Pada Proses Ekstraksi – Sandra Malin Sutan, dkk 71

Anda mungkin juga menyukai