Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BIOENERGI

Merangkum Jurnal Pembuatan Biodiesel dari Tanaman Minyak Nabati


“Proses Transesterifikasi Biji Minyak Jarak Dengan Bantuan Enzim Lipase
Sebagai Penghasil Biodiesel

Disusun oleh:

Diyah Ayu Permatasari

Prodi D-III Teknik Kimia


NIM. 1931410001
Kelas D3-2A
No. Absen 05

POLITEKNIK NEGERI MALANG


TEKNIK KIMIA
MALANG
2020
Resume jurnal “Proses Transesterifikasi Biji Minyak Jarak Dengan Bantuan
Enzim Lipase Sebagai Penghasil Biodiesel”

Judul Proses Transesterifikasi Biji Minyak Jarak Dengan


Bantuan Enzim Lipase Sebagai Penghasil Biodiesel

Jurnal Indonesia chemica Acta 1SNN 2085-014X


Volume & Nomor Vol. 2 No.1
Tahun 2009
Penulis Yusafir Hala*, Astri , Muh. Zulkifli Jufri , Astina
Tambung

Resumer Diyah Ayu Permatasari / 1931410001 / DIII-2A / 05


Tanggal 24 September 2020

(a) Mengsolasi minyak dari biji jarak pagar dengan menggunakan


pelarut n-heksana menggunakan metode soxhlet
Tujuan Penelitian (b) Mensintesis biodiesel dari minyak biji jarak pagar secara enzimatis,
(c) Mengetahui kadar asam lemak total dan asam lemak bebas sebagai
faktor nilai konversi biodiesel dari minyak tanaman jarak pagar.
(d) Menguji karakterisasi biodiesel yang dihasilkan berdasarkan
ASTM D6751.

Kebutuhan minyak bumi sangat semakin besar, tetapi cadangan


yang ada di alam semakin menipis. Indonesia adalah salah satu negara
Pendahuluan pengekspor minyak bumi yang dapat mengalami masalah energi di masa
datang. apabila upaya penggunanaan dan pemanfaatan energy alternative
tidak segera dilakukan. Upaya pemanfaatan sumber daya alam antara
lain memanfaatkan dan mengembangkan sumberdaya dari alam yang
bisa diperbarui walaupun masih dalam tahap penelitian dan kapasitas
yang masih terbatas. Sebagai contoh adalah negara Brazil yang
memanfaatkan alkohol sebagai substitusi bensin untuk kendaraan
bermotor. Negara penghasil gula ini, mensintesis alkohol dari tebu untuk
pengganti bensin.
Upaya-upaya lain untuk menggantikan sumber energi fosil adalah
pengembangan Biodiesel. Biodiesel telah lama dikembangkan di negara-
negara maju namun mereka kekurangan bahan baku yang dapat
menunjang kebutuhan industrinya. Biodiesel mempunyai banyak
keunggulan dibandingkan dengan solar, karena dapat diperbaharui,
memperkuat perekonomian negara dan menciptakan lapangan kerja.
Biodiesel merupakan bahan bakar ideal untuk industri transportasi
karena dapat digunakan pada berbagai mesin diesel (Alamsyah, 2005)
Minyak jarak diperoleh dari biji tanaman jarak, yang mengandung
asam risinoleik yang menyebabkan minyak jarak bernilai lebih tinggi dari
asam lemak. Produksi biodiesel dari minyak jarak dilaksanakan melalui
proses transesterrifikasi untuk mempertukarkan grup alkoksi pada
senyawa ester dengan alkohol. Untuk mempercepat reaksi ini diperlukan
bantuan katalisator. Berdasarkan uraian di atas, telah dilakukan sintesis
minyak dari biji jarak dengan bantuan enzim lipase untuk memproduksi
biodiesel.
Penelitian ini dapat mengoptimalkan proses produksi biodiesel dari
minyak biji jarak secara enzimatik dan memberikan informasi tentang
biodiesel yang dapat disintesis dari minyak biji jarak sehingga dapat
menjadi salah satu jenis energi alternatif yang komersial dan digunakan
secara luas oleh sektor industri maupun transportasi sehingga mampu
mengurangi ketergantungan kita terhadap BBM dan bagian dari upaya
kita untuk lebi menyehatkan lingkungan.

Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah minyak nabati hasil ekstraksi wijen
dan Enzim Lipase
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
Eksperimen yakni melakukan penelitian langsung terhadap seperangkat
percobaan yang dilakukan berkaitan dengan yang diteliti untuk
memperoleh dan menguji hipotesis yang telah diajukan
Bahan dan Alat Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak dari biji
tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.), enzim lipase (Lipozyme
Immobilized , 42 U/g, dari Mucor miehei Biochemika Fluka 62350), n-
heksana teknis, metanol teknis, aquades, kalium hidroksida (E-Merck),
etanol p.a (E-Merck), etanol 96 %, asam oksalat (E-Merck), HCl p.a (E-
Merck), vaselin, kertas saring, aluminium foil, tissue roll, dan kertas
label.

Alat

Alat gelas yang umum dipakai di laboratorium, termometer 100


o
C, neraca listrik Ainsworth, timbangan Triple Beam Balance Ohauss,
sentrifus China Model 8000, viscometer Oldswad, piknometer,
kalorimeter Bomb, alat penentu titik nyala (flash point testers), penangas
air Memmerth 100 oC, alat Soxhlet Pyrex, shaker incubator Enviro Genie,
oven Genlab Ltd., rotapapor Butchi, pompa vacum Butchi, adaptor P1600
Aquila, freezer Derbuining Model Fis Basic.

Rancangan Penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:


Penelitian (1) Isolasi minyak dari biji jarak dengan metode soxhletasi,
(2) Sintesis biodiesel dari minyak biji jarak dengan menggunakan katalis
enzim lipase, dan
(3) Uji karakteristik biodiesel yang dihasilkan berdasarkan metode uji
ASTM D 6751.
Prosedur Penelitian 1. Isolasi Minyak Biji Jarak dengan Metode Soxhlet
Biji jarak yang sudah tua dibersihkan dan dipisahkan dari
bungkul/kulitnya. Biji dikeringkan lalu dihaluskan. Biji yng telah kering
di ekstraksi dengan pelarut n-heksan (perbandingan 1:3 b/v). Hasil yang
diperoleh kemudian dipisahkan dengan menggunakan rotavapor pada
suhu 69 oC. Minyak yang diperoleh kemudian dititrasi untuk menentukan
angka penyabunan dan angka asamnya.
2.

3.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimen
yakni melakukan penelitian langsung terhadap seperangkat percobaan
Metode Penelitian
yang dilakukan berkaitan dengan yang diteliti untuk memperoleh dan
menguji hipotesis yang telah diajukan.
Peralatan dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu timbangan
Bahan dan Alat
digital, stopwatch, oven, corong plastik, botol kaca, kompor, kain saring,
Pengukur
compression machine, dandang, termometer, wajan, loyang, ring, dan biji
wijen putih.
Parameter Rendemen minyak wijen, ampas minyak wijen, kadar air, dan warna pada
Penelitian minyak wijen.
Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor, faktor pertama yaitu metode
pemanasan (oven, kukus, dan sangrai) dengan suhu kontrol 85oC dan
Rancangan
faktor kedua yaitu lama pemanasan (5, 10, 15, dan 20 menit) dengan
Penelitian
pengulangan tiap perlakuan sebanyak 3 kali. Kemudian hasil dari
kombinasi RAL tersebut dianalisa dengan menggunakan tabel ANOVA.
1. Persiapan Bahan
Biji Wijen dipisahkan dari bahan baku yang tidak diinginkan seperti
bungkil, kotoran, dll. Biji wijen dipisahkan dari kulit dan ditimbang
masing masing 250 gram pada tiap perlakuan dengan menggunakan
timbangan digital. Kemudian diukur kadar air bahan dengan oven
bersuhu 105oC selama 24 jam.

Prosedur Analisis 2. Pemberian Perlakuan


Ada 3 metode perlakuan yang digunakan yaitu pemanasan oven,
pengukusan dan penyangraian dengan suhu kontrol 85oC. Setelah suhu
tersebut diatur dan ditunggu hingga konstan kemudian bahan dimasukkan
sesuai dengan lama pemanasan 5, 10, 15, dan 20 menit. Setelah itu
ditimbang kembali untuk mengetahui kadar air setelah pemanasan.

3. Pengepresan Minyak
Biji wijen yang diberi perlakuan panas kemudian dilakukan pengepresan
dengan menggunakan compression machine dengan tekanan 350 kN.
Minyak yang diperoleh akan ditampung sedangkan ampas akan
didiamkan untuk dianginkan kemudian dipres kembali untuk
mendapatkan yield yang optimal. Untuk tiap sampel dilakukan
pengepresan selama 3kali dengan lama pendiaman selama 20 menit.

4. Analisa Perlakuan
Minyak wijen hasil ekstraksi kemudian dianalisa kandungan minyak atau
lemaknya seperti rendemen, warna, kadar air, ampas, dan keseimbangan
massa. Setelah itu dilakukan perbandingan dengan hasil ekstraksi dengan
perbedaan perlakuan. Sehingga didapatkan minyak yang optimal dari
berbagai perlakuan tersebut.
1. Kadar Air Sebelum Pemanasan
Kadar air biji wijen yang telah diteliti sebelum pemanasan memiliki kadar
air yang hampir sama yaitu 12,73% - 14,70%, sedikit berbeda dengan
yang ada di literatur penulis dikarenakan biji wijen yang di dapat dari
daerah yang berbeda akan menghasilkan kadar air yang berbeda.

2. Kadar Air Setelah Pemanasan


Kadar air biji wijen setelah pemanasan dengan metode yang berbeda
yaitu metode sangrai, oven, kukus menghasilkan kadar air yang berbeda
Hasil Penelitian pada biji wijen. Pada metode penyangraian dan pengovenan semakin
lama waktu pemanasan menunjukkan kadar air yang semakin berkurang,
sedangkan pada metode kukus semakin lama waktu pemanasan maka
semakin banyak kadar air biji wijennya. Tetapi pada penelitian yang
dilakukan penulis menunjukkan bahwa pada metode sangrai dan oven
ternyata lama pemanasan tidak terlalu berpengaruh secara signifikan pada
kadar air biji wijen.

3. Rendemen Minyak
Semakin besar tekanan maka hasil rendemen semakin tinggi. Namun
pada penelitian ini memiliki 3 metode yaitu penyangraian, pengovenan
dan pengukusan yang memiliki tekanan maksimal berbeda. Pada
penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan ternyata metode dan
lama pemanasan pada ekstraksi minyak wijen memberikan pengaruh
yang berarti. Jumlah rendemen terbesar yaitu perlakuan penyangraian
dibanding pengukusan dan pengovenan. Penyangraian merupakan metode
paling cocok untuk biji wijen dalam proses pengepresan menggunakan
alat compression machine.

4. Ampas Biji Wijen


Nilai ampas yang paling besar yaitu pada proses pengukusan. Hal ini
berarti pengukusan memiliki rendemen minyak yang paling sedikit.
Sedangkan untuk nilai ampas terkecil yaitu pada proses penyangraian.
Dari ampas dapat diketahui banyaknya rendemen.

5. Keseimbangan Massa
Perhitungan kesimbangan massa digunakan untuk mencari atau
mengetahui material yang masuk (inflow) dan yang keluar (outflow) pada
suatu proses. Keseimbangan massa yang terbaik yaitu ketika hasil minyak
sama dengan ampas yang kelar. Hasil minyak tertinggi yaitu pada
perlakuan sangrai 20 menit namun sedikit berbeda dengan massa ampas.

6. Warna
Secara visual warna sampel mengalami perubahan yang signifikan pada
perlakuan pengovenan dan penyangraian. Sehingga dari nilai RGB pada
tabel diatas yang mempunyai warna paling kuning yaitu pada perlakuan
penyangraian selama 20 menit dengan nilai RGB sebesar 156, 156, 157.
Hal ini karena pada peristiwa tersebut terjadi proses browning namun
tidak terlalu pekat. Sedangkan yang paling cerah yaitu pada perlakuan
pengovenan selama 5 menit. Hal ini karena pada proses tersebut hanya
mengalami pemanasan oven sehingga hasil yang diperoleh lebih cerah
sesuai dengan warna biji awal.

7. Perlakuan Terbaik
Pemilihan perlakuan terbaik dilakukan dengan metode De Garmo (Nilai
Efektifitas) yang didasarkan pada total nilai perlakuan paling besar dari
setiap perlakuan. Parameter perlakuan terbaik disajikan pada Tabel
Metode De Garmo
Penelitian yang telah dilakukan tentang efek penerapan metode dan lama
pemanasan terhadap hasil rendemen pada ekstaksi biji wijen dapat ditarik
beberapa kesimpulan, yang pertama metode dan lama pemanasan
memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil minyak. Sehingga
Kesimpulan metode dan lama pemanasan dapat meningkatkan rendemen dengan
semakin lama pemanasan maka semakin besar rendemen. Yang kedua,
perlakuan terbaik yaitu pada proses penyangraian 20 menit dengan hasil
rendemen sebesar 34,12 % dan ampas sebesar 56,96%, kadar air bahan
sebesar 13,17%, kadar air setelah pemanasan sebesar 6.97%, nilai red
sebesar 134, green sebesar 73 dan blue sebesar 63,33.
Lampiran
Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian

Lampiran 2. Skema Keseimbangan Massa Metode Sangrai


Lampiran 3. Tabel Metode De Garmo

Anda mungkin juga menyukai