Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI

PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN MINYAK JELANTAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Konversi dan Konservasi
Energi

Disusun Oleh :
Nama : Thomas Jefferson Manalu

Nim : J1B120053

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biodiesel adalah bahan bakar yang terbuat dari minyak tumbuhan atau lemak hewan.
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester yang
berasal dari asam lemak dengan rantai panjang, yang sumbernya dapat diperbaharui dari
alam. Biodiesel juga dikenal sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan karena
menghasilkan emisi gas buang yang relatif lebih bersih dibandingkan dengan solar.
Selain itu, penggunaan biodiesel umumnya mudah, karena tidak perlu memodifikasi
mesin diesel. Pada umumnya biodiesel dibuat dengan menggunakan 2 jenis reaksi yaitu
reaksi esterifikasi dan reaksi transesterifikasi. Kedua reaksi tersebut memiliki
karakteristik tersendiri. Penggabungan reaksi esterifikasi-transesterifikasi bertujuan untuk
meningkatkan rendemen biodiesel yang di hasilkan.
Biodiesel dari minyak nabati dapat dihasilkan malalui proses transesterifikas
trigliserida dari minyak jarak. Transesterifikasi adalah penggantian gugus alkohol dari
ester dengan alkohol lain dalam suatu proses yang rnenyerupai hidrolisis. Namun,
berbeda dengan hidrolisis, pada proses transesterifikasi bahan yang digunakan bukan air
melainkan alkohol. Umumnya, katalis yang digunakan adalah NaOH atau
KOH.Transesterifikasi merupakan suatu reaksi kesetirnbangan. Untuk mendorong reaksi
agar bergerak ke kanan sehingga dihasilkan metil ester (biodiesel) digunakan alkohol
dalam jurnlah berlebih atau salah satu produk yang dihasilkan hams dipisahkan
Alkohol yang paling umum digunakan adalah metanol dan etanol, terutama metanol,
karena harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi (sehingga reaksinya disebut
metanolisis). Produk yang dihasilkan (jika menggunakan metanol) lebih sering disebut
sebagai metil ester asam lemak daripada biodiesel, sedangkan jika etanol yang digunakan
sebagai reaktan, maka akan diperoleh campuran etil ester asam lemak.
Terdapat faktor lain yang menentukan keberhasilan pengkonversian minyak jelantah
menjadi biodiesel, dan juga karakteristik biodiesel yang dihasilkannya. Salah satu faktor
yang dimaksud adalah kualiatas minyak jelantah yang dijadikan bahan baku pembuatan
biodiesel, berdasarkan variasi jumlah pemakaian minyak jelantah sebelumnya. Pada

2
kenyataannya, limbah minyak jelantah yang dihasilkan oleh masyarakat memiliki
karakteristik atau kualitas yang beragam. Keberagaman kualitas minyak jelantah diduga
dipengaruhi oleh variasi jumlah pemakaian minyak jelantah sebelumnya.

3
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada Selasa, 21 Maret 2023 di Laboratorium Fakultas
Teknik Kimia Universitas Jambi

2.2 Alat dan Bahan


 Gelas kimia
 Thermometer
 Labu Distalasi
 Besi penyangga corong
 Klem
 Kondensor
 Corong pisah
 Gelas Ukur
 Batang pengaduk
 Etanol 100 ML
 NaOh 50 ML
 Minyak Jelantah 100 ML
 Aquadest dingin

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum yang dilakukan ada beberapa metode yang dilakukan yaitu
3.1 Persiapan Sampel Minyak Jelantah
Proses ini kita menggunakan minyak jelantah 100ml sebagai bahan pembuatan
biodiesel
3.2 Penyaringan Minyak Jelantah
Proses ini dimulai dengan melakukan pemanasan terhadap minyak jelantah pada
suhu 40o C, lalu lakukan penyaringan terhadap minyak jelantah. Proses ini
bertujuan untuk memisahkan minyak jelantah dari residu makro yang masih
melekat pada minyak jelantah.
3.3 Degumming
Proses degumming dimaksudkan untuk menghilangkan getah yang ada pada
minyak jelantah menggunakan asam mineral seperti HCl dari volume minyak
jelantah. Kemudian ditambahkan NaOH dari berat minyak jelantah. Penambahan
NaOH dan air dimaksudkan untuk menetralkan pH minyak jelantah dan
melarutkan garam yang terdapat pada minyak jelantah.
3.4 Transesterifikasi
Proses ini dilakukan dengan membuat larutan Sodium Metoksida terlebih dahulu.
Campurkan Methanol dengan NaOH sambil dilakukan pengadukan hingga larutan
homogen. Lakukan pengadukkan.

3.5 Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pembuatan biodiesel menggunakan
minyak jelantah memiliki beberapa keuntungan, antara lain:Mengurangi limbah minyak
jelantah yang dapat mencemari lingkungan jika tidak diolah dengan baik. Bahan baku
yang digunakan untuk pembuatan biodiesel lebih murah dan lebih mudah didapatkan
dibandingkan dengan bahan baku lain seperti minyak sawit atau kedelai. Biodiesel yang
dihasilkan dari minyak jelantah memiliki sifat yang mirip dengan diesel biasa, sehingga
dapat digunakan sebagai pengganti diesel pada kendaraan. Namun, ada juga beberapa

5
kelemahan dalam pembuatan biodiesel menggunakan minyak jelantah, yaitu: Kualitas
minyak jelantah yang tidak selalu konsisten dapat mempengaruhi kualitas biodiesel yang
dihasilkan. Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah memerlukan pengolahan yang lebih
rumit dibandingkan dengan bahan baku lainnya. Dalam kesimpulannya, pembuatan
biodiesel menggunakan minyak jelantah memiliki keuntungan dan kelemahan tertentu.
Namun, dengan memperhatikan teknik pengolahan yang tepat, minyak jelantah dapat
diubah menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat membantu
mengurangi limbah.

6
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, R., Faiz, H. A. N., & Firdaus, E. R. (2018, October). Pembuatan Biodiesel
Minyak Jelantah Menggunakan Metode Esterifikasitransesterifikasi Berdasarkan Jumlah
Pemakaian Minyak Jelantah. In Prosiding Industrial Research Workshop and National
Seminar (Vol. 9, pp. 402-409).
Syamsidar, H. S. (2013). Pembuatan dan uji kualitas biodiesel dari minyak
jelantah. Teknosains: Media Informasi Sains dan Teknologi, 7(2), 209-218.
Kapuji, A., Hadi, S., & Arifin, Z. (2021). Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak
jelantah. Jurnal Chemtech, 7(1), 1-6.

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai