Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL REVIEW JURNAL ILMIAH

“Pemanfaatan Limbah Kulit Ayam Broiler sebagai Bahan Baku


Pembuatan Biodiesel”

Dosen Pengampu :
Debora Ariyani, S.Si., M.Si

Reviewer :

Alif Laily
(2003013)

Jurnal Disusun Oleh :


Isalmi Aziz, Siti Nurbayti, Lutfi Arqam Dalili

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ditengah krisis bahan bakar yang terjadi di Indonesia saat ini banyak
sekali bahan alternatif yang digunakan untuk membuat Biodiesel sebagai
energi baru terbarukan guna menyiasati kelangkaan bahan bakar minyak
bumi saat ini. kali ini penulis ingin menggunakan limbah kulit ayam boiler
untuk bahan pembuatan biodiesel dikarenakan biodiesel dari bahan hewani
masih terbilang sedikit
Ayam broiler merupakan hewan yang dikembangkan dengan cara
diternakan untuk memenuhi kebutuhan pangan atau konsumsi dengan
waktu produksi yang cukup singkat yaitu hanya sekitar 1 sampai 2 bulan
saja .Kandungan lemak yang ada pada ayam broiler berdasarkan penelitian
cukup banyak yakni sekitar ± 10%.
Proses pembuatan biodiesel dari minyak lemak ayam boiler kali ini
menggunakan katalis Kapur Tohor atau Kalsium Oksida (Cao) ini diproses
dengan menggunakan reaktor batch tangka yang berpegangaduk. Dengan
reaksi transesterifikasi dengan rasio minyak lemak : spiritus dengan
perbandingan 1:6 dengan persamaan archenius. Nilai faktor tumbukan A=
5,5 x 10s dengan tenaga aktivasi E=682,4345 . Suhu operasi yang dilakukan
yaitu 70º dan bereaksi selama 90 menit. Konversi reaksi yang didapatkan
yaitu antara 0,9105 dan 09403 yang berarti sudah memenuhi Standar
Nasional Indonesia dan Biodiesel ini sudah layak digunakan sebagai bahan
bakar mesin diesel.

B. Permasalahan
1. Bagaimana cara pemanfaatan kulit ayam boiler sebagai bahan baku
biodiesel?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan berat katalis pada rasio mol
minyak:spiritus 1:6 ?
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pernyataan yang dikeluarkan oleh J.M Marcheti (2008) Biodiesel adalah


alkyl ester dari rantai Panjang asam lemak yang berasal bahan lemak , seperti
minyak nabati atau lemak binatang. Biodiesel adalah bahan bakar diesel alternatif
dapat diperbaharui dan berkelanjutan. Manfaat bahan bakar ini dibandingkan
dengan bahan bakar fosil diantaranya yaitu toksisitas lebih rendah dan hampir nol
emisi belerang (J.M.Marcheti,2008).
Berdasarkan informasi dari Rumah Potong Ayam Saliman (Sleman), bahwa
kandungan lemak ayam broiler sekitar + 10 % berat, dan lemak ayam broiler belum
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan sering dibuang sebagai limbah potongan
hewan, ada sedikit dipakai untuk menyalakan api panggang.Lemak buangan ini
dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan biodosel dari minyak hewani, hanya
saja pasokan bahan ini terbatas akan tetapi dapat menanggulangi pencemaran
lingkungan dan lebih bernilai ekonomis. Teknologi pembuatan biodiesel sebetulnya
sangat mudah dan bisa ditransfer ke masyarakat menengah kebawah dan tidak harus
memiliki keilmuan secara khusus, sehingga teknologi pambuatan biodisel bisa
dimasyarakatkan (Marnoto et al., 2011).
Penambahan katalis dengan berat 1% pada perbandingan rasio mol 1:5 dan
1:6 terjadi penurunan yield biodiesel yang dihasilkan dan menyebabkan
terbentuknya emulsi. Emulsi yang terbentuk disebabkan oleh reaksi penyabunan
yang terjadi akibat penggunaan katalis yang berlebihan. Reaksi penyabunan
tersebut akan mengambil sejumlah metil ester yang telah terbentuk. Sehingga akan
mengurangi perolehan biodiesel serta menyulitkan dalam pemisahan biodiesel
(Yoeswono et al., 2008).
Pernyataan yang dikeluarkan oleh Yoeswono (2008) Pada prinsipnya,
proses transesterifikasi adalah mengeluarkan glicerin dari minyak dan mereaksikan
asam lemak bebasnya dengan alcohol menjadi alkohol ester (Fatty Acid Methyl
Ester) atau biodisel (Yoeswono, dkk, 2008).
BAB III
PEMBAHASAN

Langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini order reaksi dengan waktu
30-150 menit. Data konsentrasi awal minyak yaitu minyak 0.729805 mol/lt dengan
rasio minyak : spiritus 1:6 .
Suhu operasi dicoba dengan perbandingan 1;6 mol reaktan dan diaduk
2000rpm , menggunakan katalis sebanyak 5% dengan waktu 90 menit. Titik didih
normal spirtus (etanol) adalah 78oC, maka pada suhu tersebut (80oC) dan sebagian
dari fase spiritus berubah menjadi fase uap yang menyebabkan kontak antara
spiritus dan minyak maupun katalis akan berkurang Evaluasi persamaan konstanta
pada kecepatan reaksi yang frekuensi tumbukannya A= 5,5 x 108 , dan tenaga
aktivasi E= 682,4345pada jumlah katalis 5 % dari berat minyak.
Pengaruh penggunaan berat katalis pada rasio mol minyak:spiritus
perbandingan 1:6 dengan pengadukan 2000 rpm dan temperatur operasi 70 *C
reaksi dilakukan selama 90 menit, penurunan energi aktivasi terhadap penambahan
katalisator mengikuti persamaan 8. Penambahan katalis kapur tohor dapat
mnegurangi hasil jumlah gliserol karena tersuspensi di dalam katalis dan harus
dibatasi . hubungan antara konversi minyak yang bereaksi pada saat katalis
ditambahkan diatas seberat 5% akan terjadi titik belok , dan pada 6% konversi
hanya mengalami sedikit kenaikan. Jadi penggunaan katalis yang baik hanya
sebesar antara 5-6% dari berat minyak.
Setelah membahas percobaan yang telah dilakukan diatas, maka dihasilkan
bahwa proses transesterifikasi minyak hewani dari limbah ayam boiler
menggunakan spiritus dan katalis kapur tohor atau kalium oksida (Cao) dengan
menggunakan reaktor batch tangki pengaduk dengan kondisi yang sangat baik
dengan rasio 1:6 dan juga suhu dibawah 70oC dan berat katalis 5-6% dari berat
minyak dengan waktu reaksi selama 90 menit . Pada perlakuan tersebut konversi
minyak yang bereaksi antara 0,9105 dan 0,9403. Hasil biodiesel yang dibutuhkan
untuk bahan bakar dapat di analisis dengan sifat fisisnya seperti densitas, flash
point, dan viskositas. Dan berdasarkan batas maksimum dan minimum Menurut
SNI biodisel 04-7182-2006, maka biodisel inimemenuhi standard SNI dan
memenuhi syarat untuk bahan bakar mesin disel.

Kritik & Saran


Dengan demikian, jurnal yang telah saya review ini telah berhasil dalam
proses penelitiannya dan mampu menghasilkan bahan baru terbarukan yang
berkualitas dengan prosedur penelitian yang baik , dan data serta gambar yang
lengkap .Reviewer mengucapkan terimakasih kepada penulis atas diselesaikannya
journal dengan baik .
DAFTAR PUSTAKA

Endang, dkk , 2010. Sintesis Dan Karakterisasi Biodiesel Dari Minyak Jelantah
Pada Berbagai Waktu Dan Suhu. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Marnoto, dkk , 2011. Pemanfaatan Limbah Kulit Ayam Broiler sebagai Bahan
Baku Pembuatan Biodiesel. Fakultas Teknologi industry, Universitas
Pembangunan Veteran Yogyakarta.
Yoeswono et all., 2008 . Sintesis Dan Karakterisasi Biodiesel Dari Minyak Jelantah
Pada Berbagai Waktu Dan Suhu. Jurusan Pendidika Kimia FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Teknologi Vol. 2 No.1
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693 – 4393
Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam
Indonesia Yogyakarta, 22 Februari 2011

Biodisel dari Lemak Hewani (Ayam Broiler) dengan Katalis


Kapur Tohor

Tjukup Marnoto, Abdulah Efendi


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.
Jln. SWK 104 Lingkar utara Condongcatur, Yogyakarta 55283
Telp/Fax: 0274 486889
Email : tjukup@gmail.com

Abstrak

Teknologi proses pembuatan biodiesel adalah sederhana dan mudah dikenalkan pada
masyarakat. Pembuatan biodiesel dengan menggunakan bahan limbah dan bahan yang
mudah didapat, akan mengurangi pencemaran lingkingan dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Tulisan ini memaparkan proses pembutan biodiesel dari
miyak (lemak) ayam broiler yang merupakan limbah rumah pemotongan hewan dan
spirtus dengan katalis kapur tohor. Proses dilakukan di dalam reaktor batch tangki
berpengaduk. Variabel yang dilakukan adalah waktu reaksi, suhu dan jumlah katalis.
Hasil kajian didapatkan bahwa reaksi transesterifikasi minyak lemak ayam broiler
dengan rasio minyak:spirtus 1:6 adalah order satu. Konstante kecepatan reaksi
mengikuti persamaan Archenius dengan nilai faktor tumbukan A= 5,5 x 108 , dan tenaga
aktivasi E= 682,4345pada jumlah katalis 5 % dari berat minyak. Penurunan tenaga
aktivasi karena penambahan katalis mengikuti persamaan power. Kondisi yang relatif
baik untuk proses ini adalah suhu operasi 70oC, berat katalis antara 5-6% dari berat
minyak, waktu reaksi 90 menit dengan konversi reaksi antara 0,9105 dan 0,9403. Sifat
fisis hasil memenuhi SNI biodisel dan dapat digunakan
sebagai bahan bakar mesin disel. dapat dijumpai hampir disemua daerah di
Indonesia. Di Kabupaten Sleman jumlah populasi
Keyword’s: biodiesel, fat chicken oil, renewable, ayam broiler (pedaging) hampir mencapai 2,4 juta
energy ekor pada tahun 2004 – 2006 (nn, 2007).
Berdasarkan informasi dari Rumah Potong Ayam
Saliman (Sleman), bahwa kandungan lemak ayam
I. Pendahuluan broiler sekitar + 10 % berat, dan lemak ayam
Biodiesel adalah alkyl ester dari rantai broiler belum banyak dimanfaatkan oleh
panjang asam lemak yang berasal bahan lemak , masyarakat dan sering dibuang sebagai limbah
seperti minyak nabati atau lemak binatang. potongan hewan, ada sedikit dipakai untuk
Biodiesel adalah bahan bakar diesel alternatif menyalakan api panggang. Lemak buangan ini
dapat diperbaharui dan berkelanjutan. Manfaat dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan
bahan bakar ini dibandingkan dengan bahan bakar biodosel dari minyak hewani, hanya saja pasokan
fosil diantaranya yaitu toksisitas lebih rendah dan bahan ini terbatas akan tetapi dapat
hampir nol emisi belerang (J.M. Marcheti,2008). menanggulangi pencemaran lingkungan dan lebih
Bila dibandingkan dengan minyak solar yang bernilai ekonomis. Teknologi pembuatan biodiesel
digunakan pada mesin diesel, biodiesel lebih sebetulnya sangat mudah dan bisa ditransfer ke
menurunkan emisi karbon monoksida, sulfur, masyarakat menengah kebawah dan tidak harus
hidrokarbon, dan asap pada keluaran proses dan memiliki keilmuan secara khusus, sehingga
pada pembakaran biodiesel tidak menambah teknologi pambuatan biodisel bisa
tingkat level CO2 pada atmosfer (Qin Shu, dkk. dimasyarakatkan (Endang dkk, 2010). Oleh itu
2006). Biodisel secara umum dibuat dari pembuatan biodisel dari lemak ayam broiler dapat
transesterifikasi minyak dan alkohol. Beberapa diaplikasi untuk menanggulangi pencemaan
bahan baku untuk pembuatan biodisel antara lain lingkungan serta menunjang ketahanan energi
minyak kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, kemasyarakatan, untuk keperluan sendiri
jarak pagar, dan beberapa jenis tumbuhan lainnya dilingkungannya. Tulisan ini akan memaparkan
(Alonso, et all. 2007; Han, et all. 2005; Handayani. kinetika dan proses pembuatan biodisel dengan
2005; Kouzu, et all. 2008; Ni and Meunier. 2007; bahan baku lemak ayam broiler dan spirtus
Xuejun Liu, et all. 2008; Yoeswono, dkk. 2008). dengan katalisator kapur tohor. Spirtus sebagai
Ada kendala utama dalam pembuatan biodisel alkohol yang sebagian besar ethanol, yang murah
yaitu dari segi bahan baku dan proses pembuatan dan mudah didapat dipasaran sekitar masyarakat,
seperti penggunaan bahan baku minyak sawit demikian juga kapur tohor adalah CaO hasil
atau minyak bunga matahari harganya fluktuatif kalsinasi batu kapur, yang biasanya dipakai untuk
karena bahan tersebut juga digunakan sebagai bahan bangunan, juga murah dan mudah didapat
bahan pangan sehingga tidak ekonomis, di sekitar masyarakat, Sehingga teknologi ini
sedangkan minyak jarak memiliki kendala pada sangat mudah, murah dan dalam aplikasinya
pasokan bahan baku (Suhaya. 2008). sangat bermanfaat terhadap lingkungan dan
Penanggulangan masalah tersebut dapat dicari dapat meningkatkan nilai ekonomis pemotongan
bahan baku biodisel lain, dan tidak berkompetisi hewan.
sebagai bahan makan.
Pada prinsipnya, proses transesterifikasi
Ayam broiler merupakan salah satu adalah mengeluarkan glicerin dari minyak dan
hewan ternak yang dapat diproduksi dalam waktu mereaksikan asam lemak bebasnya dengan
singkat (35 – 45 hari) dan peternakan ayam broiler alkohol menjadi alkohol ester (Fatty Acid Methyl
Ester) atau biodisel (Yoeswono, dkk, 2008). adalah konversi minyak dan m adalah order
Spiritus adalah bahan bakar yang terdiri terdiri reaksi. Apabila konstante kecepatan reaksi
dari campuran etanol, metanol dan minyak tanah mengikuti persamaan Archenius , dimana A
(kerosin). Alkohol (metanol dan etanol) adalah faktor tumbukan, E adalah energi aktivasi
mempunyai sifat aseotrop dengan air sehingga dan R adalah konstanta gas ideal, maka
spiritus mengandung sedikit air, minyak tanah persamaan dapat ditulis sebagai berikut:
atau kerosin saling melarutkan dengan ester dan
keduanya tidak larut terhadap air dan gliserol. k ' A exp( ! E / RT ) ...5
Penggunaan gliserol harus dipisahkan dengan
katalis yang digunakan. Rekasi tranesterifikasi II. Bahan dan Metode
minyak dengan spiritus menggunakan katalis 1. Bahan
kapur tohor mengikuti persamaan reaksi sebagai Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah
berikut: minyak nyamplung, spiritus dan kapur tohor
(CaO).

a. Lemak hewani, didapatkan dari rumah


potong ayam Saliman (Sleman). Hasil
análisis kandungan lemak ayam broiler
Persamaan kecepatan reaksi transesterifikasi adalah : Asam Laurat (C12) = 0.25 %, Asam
miristat (C14) = 0.64 %, Asam
dapat dituliskan sebagai berikut:
palmitat(C16)= 20.95 %, Asam oleat
! rM kC MmCAn ...1 (C18:1)= 47.73 %, Asam linoleat (C18:2)=
Secara stochometri perbandingan mol minyak dan 20.42 %, Asam linolenat (C18:3)= 1.40 %.
alkohol (1:3) jika alkohol berlebihan (>100%) Berat Molekul lemak ayam = 936,55.
maka persamaan kecepatan reaksi dapat ditulis b. Spiritus, didapat dari pengecer (Toko
sebagai berikut: Chemix di jalan Seturan, Yogyakarta)
Komposisi yang tertera pada label adalah
! rM k 'CMm ...2 Etanol 89,45%, methanol 2,11% dan
kerosin 8,44% (% volume).
Reaksi dijalankan di dalam reaktor berpengaduk c. Katalis kapur tohor adalah (CaO) hasil
secara batch, dengan neraca massa komponen kalsinasi batu gamping yang didapat dari
minyak disekitar reaktor didapat persamaan pembakaran batu gamping atau disebut
sebagai berikut: tobong gamping di jalan Ring-road selatan
Yogyakarta.
2. Alat
dC M rM !k 'CMm
dt Alat-alat yang digunakam dalam
( dC M % ...3 penelitian ini yaitu labu leher tiga sebagai reaktor
ln & # ln( !k ') " m ln CM (batch), pengaduk, pendingin balik, termometer,
' dt $ water bath. stopwatch, tachometer dan timbangan
CM CM ,0 .(1 ! x) ) dC M !CM ,0 dx elektrik. Skema rangkaian alat-alat yang
digunakan dapat dilihat pada gambar 3.
dx k '.CMm!,01 (1 ! x)m ...4 dt

Dimana CM adalah konsentrasi minyak, t = waktu


reaksi, k’ adalah konstante kecepatan reaksi, x
Keterangan: berat katalis 5 % dari berat minyak, adalah
hubungan waktu dan konversi minyak dapat
1.Labu leher tiga
dilihat pada gambar 2.
2.Termometer

3.Pengaduk
merkuri
4.Waterbath
5.Motor
pengaduk

6.Pendingin balik

7.Statif dan klem


Gambar 2: Konversi reaksi dan konsentrasi
minyak dalam reator setiap waktu proses.
Gambar 1 : skema rangkaian alat proses. Berdasarkan data tersebut dengan merujuk
persamaan 4 didapatkan nilai m=1,0386≈1,
3. Prosedur Kerja
sehingga dapat disimpulkan bahwa reaksi
Transesterifikasi minyak hewani dilakukan transesterifikasi minyak lemak hewani dengan
dengan memanaskan minyak pada suhu yng katalis kapur tohor adalah order satu. Maka
divariasi antara (50 hingga 80*C) di dalam labu. perhitungan selanjutnya persamaan 3 dapat
Bersamaan itu dipanaskan spiritus dan katalisator dievaluasi sebagai berikut:
dengan perbandingan berat tertentu di dalam
erlenmeyer pada suhu tersebut. Kemudian CM CM ,0 .(1 ! x) ) dC M !CM ,0 dx
mereaksikan ke dua reaktan dengan
dx
perbandingan mol antara minyak dan spiritus 1:6 k '.dt ) ! ln(1 ! x) k '.t
dan diaduk dengan kecepatan pengadukan 2000 (1 ! x) ... 5
rpm, kondisi dijaga konstan. Variasi jumlah katalis
dilakukan antara 3-6% dari berat minyak. Sampel ! ln( 1 ! x )
diambil sebanyak 15 ml, pada selang waktu k'
tertentu, kemudian lapisan biodisel dipisahkan t ...6
dari gliserol menggunakan corong pemisah, dan
dicuci dengan aquadest. Ester dan air pencuci Variabel suhu operasi dilakukan dengan
dipisahkan dengan cara sentrifugasi dengan perbandingan mol reaktan 1:6, pengadukan 2000
kecepatan putaran 1600 rpm selama 15 menit. rpm, katalist 5 % dan waktu 90 menit. Gambar 3
Hasil biodisel di analisa menggunakan GC, analisa adalah data konversi minyak dan konstante
secara fisik dilakukan dengan metode-metode kecepatan reaksi pada berbagai suhu. Kenaikan
ASTM D 1298, D93 dan D97. suhu operasi akan menaikkan koversi minyak yang
bereaksi, namun pada suhu 80oC, ternyata terjadi
III. Hasil dan Pembahasan penurunan. Titik didih normal spirtus (etanol)
Penelitian awal dilakukan untuk meramalkan adalah 78oC, maka pada suhu tersebut (80oC)
order reaksi dengan variasi waktu antara 30 menit sebagian spirtus akan berubah fase menjadi fase
sampai dengan 150 menit. Data yang diperoleh uap dan lolos dari sistem reaksi, maka kontak
pada konsentrasi awal minyak 0.729805 mol/lt, antara spirtus dan minyak maupun katalis akan
mol rasio minyak dan spirtus 1:6, suhu 70oC dan
berkurang, sehingga menyebabkan konversi *C dan waktu reaksi 90 menit, adalah konversi
menurun. Apabila konstante kecepatan reaksi minyak dan konstante kecepatan reaksi pada
mengikuti persamaan Archenius, maka dengan berbagai berat katalis dalam presen berat dari
data pada gambar 3 dapat dievaluasi persamaan berat minyak hewani, ditunjukan pada gambar 5.
konstante kecepatan reaksi seperti pada Katalisator berfungsi sebagai pengarah hasil reaksi
persamaan 7. Dimana frekwensi tumbukan A= dan menurunkan energi aktivasi, sehingga dapat
5,5.108 ; energi aktivasi E= 682,4345 dengan R = meningkatkan konstante kecepatan reaksi dan
0,082057 lt.atm/(mol.oK) dan T pada derajat mempercepat reaksi. Penurunan energi aktivasi
Kelvin. tidak linier terhadap penambahan jumlah katalis
(gambar 6) melainkan mengikuti persamaan
Perbandingan nilai konstante kecepatan reaksi (k’)
power. Gambar 6 menunjukan bahwa
data dan hasil perhitungan tidak jauh berbeda dan
perbandingan energi aktivasi (E) data dengan hasil
dapat dilihat pada gambar 4.
perhitungan dengan persamaan regresi tidak jauh
( ! 682 , 4345 % berbeda, sehingga dapat dikatakan penurunan
& #
8 ' R .T $
k ' 5,5 x10 e …7 energi aktivasi terhadap penambahan katalisator
mengikuti persamaan 8. Namun demikian
penambahan katalisator padat (kapur tohor) juga
akan mengurangi jumlah gliseror yang dihasilkan,
karena sebagian tersuspensi di dalam katalis,
maka pengunaan katalis perlu dibatasi. Merujuk
hubungan konversi minyak yang bereaksi
terhadap penembahan katalis, pada berat katalis
diatas 5 % terjadi titik belok dan pada 6% konversi
hanya sedikit kenaikan, maka penggunaan katalis
kapur tohor yang baik antara 5-6% dari berat
minyak.
Gambar 3 : Konversi dan Konstante kecepatan
reaksi pada berbagai suhu operasi.
E 786,53.W !0,096 …8

Gambar 4 : Perbandingan k-data dan k hasil


perhitungan pada berbagai suhu operasi.
Gambar 5 : Konversi dan Konstante kecepatan
Data pengaruh penggunaan berat katalis yang reaksi pada berbagai berat katalis.
dilakukan pada rasio mol minyak:spiritus 1:6,
pengadukan 2000 rpm dan temperatur operasi 70
IV. Kesimpulan
1. Proses pembuatan biodisel dari minyak
hewani (lemak ayam broiler) dan spiritus
dengan katalisator kapur tohor dapat
dilakukan dengan reaktor batch.
2. Reaksi transesterifikasi lemak hewani dan
spirtus dengan rasio minyak:spirtus 1:6
mengikuti reaksi order satu.
3. Persamaan konstante kecepatan reaksi
mengikuti persamaan Archenius dengan nilai
Gambar 6 : Perbandingan Energi aktivasi (E) data frekwensi tumbukan A= 5,5 x 108 , pada jumlah
dan hasil perhitungan pada berbagai berat katalis. katalis 5 % dari berat minyak, niali E=
682,4345.
Merujuk pembahasan-pembahasan tersebut 4. Penurunan energi aktivasi terhadap jumlah
diatas dapat, bahwa proses transesterifikasi katalis mengikuti persamaan E 786,53.W !0,096
minyak hewani (lemak ayam broiler) dengan
.
spirtus, menggunakan katalis kapur tohor dengan
reaktor batch tangki berpengaduk, kondisi yang 5. Kondisi yang relatif baik yaitu rasio
relatif baik pada rasio minyak:spirtus 1:6, suhu minyak:spirtus 1:6, suhu operasi 70oC, berat
operasi dibawah titik didih spirtus yaitu antara katalis antara 5-6% dari berat minyak dan
70oC, berat katalis antara 5-6% dari berat minyak waktu reaksi 90 menit. Pada kondisi tersebut
dan waktu reaksi adalah 90 menit. Pada kondisi konversi minyak yang bereaksi antara 0,9105
tersebut konversi minyak yang bereaksi antara dan 0,9403.
0,9105 dan 0,9403. 6. Ester-ester yang dihasilkan berdasarkan sifat
fisik memenuhi sebagai bahan bakar biodisel.
Hasil-hasil biodisel untuk keperluan bahan bakar 7. Kualitas biodisel darilemak ayam broiler
biodisel dilakukan analisis sifat fisis diantaranya adalah: viskositas kinematik 40oC = 1,42
adalah Densitas atau Specific gravity (spgr), Flash mm/cst, specifik grafity 60/60 oC = 0,853,
point dan Freeze Point dan Viskositas, dan hasil Flash point = 195°C dan Pour Point = 5 °C, nilai-
sifat –sifat fisis biodisel ditunjukkan pada tabel 1. nilai tersebut memenuhi batas-batas
Berdasarkan dari batas-batas (minimum dan minimum dan maksimum dari bahan bakar
maksimum) menurut standard SNI biodisel 04- mesin disel.
7182-2006, maka biodisel ini memenuhi standard 8. Teknologi ini sangat mudah dan murah, serta
SNI dan memenuhi syarat untuk bahan bakar dapat ditransfer ke masyarakat pemootongan
mesin disel.

Tabel 1. Sifat Fisis biodiesel dari minyak ayam broiler


No Hasil SNI
Sifat
. Fisis biodiesel 04-7182-2006
analisa Metode Analisa
Viskositas kinematik 40 °C, cst 1,2,3-5,0
42 ASTM D 445
2. Flash point, °C 195 Min 100 ASTM D 93
3. Pour Point, °C 5 ≤18 ASTM D 97
4. Spgr,60/60°C, kg/m3 0,853 0,850-0,890 ASTM D
1298
hewan, dengan bahan-bahan dan alat yang transesterification of soybean oil and its
mudah didapat. application to biodisel production. Fuel 87:
9. Aplikasi teknologi ini kepada masyarakat dapat 2798–2806.
mengurangi limbah dan meningkatkan nilai
ekonomis rumah pemotongan hewan, serta Marchetti, J.M., Miguel, V.U. & Errazu, A.F. 2008.
meningkatkan ketahanan energi nasional. Techno-economic study of
different alternatives for biodiesel
production. Fuel Processing Technology
Pustaka 89: 7 4 0 – 7 4 8.
Alonso, D.M., Mariscal, R., Moreno-Tost,R.,
Ni, J. & Meunier, F.C. 2007. Esterification of Free
Poves, Z.M.D., Granados M.L. 2007,
Fatty Acids in Sunflower Oil Over Solid acid
Potassium leaching during triglyceride
Catalysts Using Batch and Fixed bed-
transesterification using K/c-Al2O3
reactors. Applied Catalysis A: General 333,
catalysts, Catalysis Communications 8:
hal.122– 130.
2074–2080
Qing S., Bolun .Y, Hong .Y, Song .Q, and Gangli .Z.
Anonim, 2007, Number of Bird per District in
2007. Synthesis of Biodiesel from Soybean
Sleman Regency 2004 – 2006, Laporan
Oil and Methanol Catalyzed by Zeolite
Tahunan Beta Modified with La3+. Catalysis
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Communications 8 page 2159–2165.
Endang Sulistyowati, Tjukup Marnoto, Zubaidi Suhaya, D. 2008, Para Kandidat Biodisel,
Ahmad, Octavrari Wawey Mara, Indah www/dedesuhaya.blogspot.com (akses Juli
Fajarina, 2010, Pembuatan Biodisel dari 2008)
Minyak Nyamplung (Callophyllum Xuejun Liu., Huayang He., Yujun Wang., Shenlin
inophyllum) dan Spirtus dengan, Zhu., Xianglan Piao. 2008.
Katalisator Kapur Tohor untuk Transesterification of soybean oil to
Memasyarakatkan Ketehanan Energi biodiesel using CaO as a solid base catalyst.
Nasional, Laporan Penelitian Hibah Fuel 87: 216–221
Kompetensi A-2 Jurusan
Yoeswono., Triyono. & Iqmal Tahir. 2008. Kinetics
Teknik Kimia UPN “ VETERAN “ of Palm Oil Transesterification in Methanol
Yogyakarta with Potassium Hydroxide as a Catalyst.
Han, H., Chao, W. & Zhang, J. 2005. Preparation of Indo. J. Chem., 8 (2): 219 – 225.
biodisel from soybean oil using
supercritical methanol and CO2 as
cosolvent. Process Biochemistry 40:3148 -
3151

Handayani,T. 2005. Pembuatan Drying Oil dari


Minyak Jarak. Fakultas Teknologi Industri,
ITB, Bandung.

Kouzu, M., Kasuno, T., Tajika, M., Sugimoto, Y.,


Yamanaka, S., Hidaka,J. 2008. Calcium
oxide as a solid base catalyst for

Anda mungkin juga menyukai