Dosen Pengampu :
Debora Ariyani, S.Si., M.Si
Reviewer :
Alif Laily
(2003013)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditengah krisis bahan bakar yang terjadi di Indonesia saat ini banyak
sekali bahan alternatif yang digunakan untuk membuat Biodiesel sebagai
energi baru terbarukan guna menyiasati kelangkaan bahan bakar minyak
bumi saat ini. kali ini penulis ingin menggunakan limbah kulit ayam boiler
untuk bahan pembuatan biodiesel dikarenakan biodiesel dari bahan hewani
masih terbilang sedikit
Ayam broiler merupakan hewan yang dikembangkan dengan cara
diternakan untuk memenuhi kebutuhan pangan atau konsumsi dengan
waktu produksi yang cukup singkat yaitu hanya sekitar 1 sampai 2 bulan
saja .Kandungan lemak yang ada pada ayam broiler berdasarkan penelitian
cukup banyak yakni sekitar ± 10%.
Proses pembuatan biodiesel dari minyak lemak ayam boiler kali ini
menggunakan katalis Kapur Tohor atau Kalsium Oksida (Cao) ini diproses
dengan menggunakan reaktor batch tangka yang berpegangaduk. Dengan
reaksi transesterifikasi dengan rasio minyak lemak : spiritus dengan
perbandingan 1:6 dengan persamaan archenius. Nilai faktor tumbukan A=
5,5 x 10s dengan tenaga aktivasi E=682,4345 . Suhu operasi yang dilakukan
yaitu 70º dan bereaksi selama 90 menit. Konversi reaksi yang didapatkan
yaitu antara 0,9105 dan 09403 yang berarti sudah memenuhi Standar
Nasional Indonesia dan Biodiesel ini sudah layak digunakan sebagai bahan
bakar mesin diesel.
B. Permasalahan
1. Bagaimana cara pemanfaatan kulit ayam boiler sebagai bahan baku
biodiesel?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan berat katalis pada rasio mol
minyak:spiritus 1:6 ?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini order reaksi dengan waktu
30-150 menit. Data konsentrasi awal minyak yaitu minyak 0.729805 mol/lt dengan
rasio minyak : spiritus 1:6 .
Suhu operasi dicoba dengan perbandingan 1;6 mol reaktan dan diaduk
2000rpm , menggunakan katalis sebanyak 5% dengan waktu 90 menit. Titik didih
normal spirtus (etanol) adalah 78oC, maka pada suhu tersebut (80oC) dan sebagian
dari fase spiritus berubah menjadi fase uap yang menyebabkan kontak antara
spiritus dan minyak maupun katalis akan berkurang Evaluasi persamaan konstanta
pada kecepatan reaksi yang frekuensi tumbukannya A= 5,5 x 108 , dan tenaga
aktivasi E= 682,4345pada jumlah katalis 5 % dari berat minyak.
Pengaruh penggunaan berat katalis pada rasio mol minyak:spiritus
perbandingan 1:6 dengan pengadukan 2000 rpm dan temperatur operasi 70 *C
reaksi dilakukan selama 90 menit, penurunan energi aktivasi terhadap penambahan
katalisator mengikuti persamaan 8. Penambahan katalis kapur tohor dapat
mnegurangi hasil jumlah gliserol karena tersuspensi di dalam katalis dan harus
dibatasi . hubungan antara konversi minyak yang bereaksi pada saat katalis
ditambahkan diatas seberat 5% akan terjadi titik belok , dan pada 6% konversi
hanya mengalami sedikit kenaikan. Jadi penggunaan katalis yang baik hanya
sebesar antara 5-6% dari berat minyak.
Setelah membahas percobaan yang telah dilakukan diatas, maka dihasilkan
bahwa proses transesterifikasi minyak hewani dari limbah ayam boiler
menggunakan spiritus dan katalis kapur tohor atau kalium oksida (Cao) dengan
menggunakan reaktor batch tangki pengaduk dengan kondisi yang sangat baik
dengan rasio 1:6 dan juga suhu dibawah 70oC dan berat katalis 5-6% dari berat
minyak dengan waktu reaksi selama 90 menit . Pada perlakuan tersebut konversi
minyak yang bereaksi antara 0,9105 dan 0,9403. Hasil biodiesel yang dibutuhkan
untuk bahan bakar dapat di analisis dengan sifat fisisnya seperti densitas, flash
point, dan viskositas. Dan berdasarkan batas maksimum dan minimum Menurut
SNI biodisel 04-7182-2006, maka biodisel inimemenuhi standard SNI dan
memenuhi syarat untuk bahan bakar mesin disel.
Endang, dkk , 2010. Sintesis Dan Karakterisasi Biodiesel Dari Minyak Jelantah
Pada Berbagai Waktu Dan Suhu. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Marnoto, dkk , 2011. Pemanfaatan Limbah Kulit Ayam Broiler sebagai Bahan
Baku Pembuatan Biodiesel. Fakultas Teknologi industry, Universitas
Pembangunan Veteran Yogyakarta.
Yoeswono et all., 2008 . Sintesis Dan Karakterisasi Biodiesel Dari Minyak Jelantah
Pada Berbagai Waktu Dan Suhu. Jurusan Pendidika Kimia FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Teknologi Vol. 2 No.1
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693 – 4393
Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam
Indonesia Yogyakarta, 22 Februari 2011
Abstrak
Teknologi proses pembuatan biodiesel adalah sederhana dan mudah dikenalkan pada
masyarakat. Pembuatan biodiesel dengan menggunakan bahan limbah dan bahan yang
mudah didapat, akan mengurangi pencemaran lingkingan dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Tulisan ini memaparkan proses pembutan biodiesel dari
miyak (lemak) ayam broiler yang merupakan limbah rumah pemotongan hewan dan
spirtus dengan katalis kapur tohor. Proses dilakukan di dalam reaktor batch tangki
berpengaduk. Variabel yang dilakukan adalah waktu reaksi, suhu dan jumlah katalis.
Hasil kajian didapatkan bahwa reaksi transesterifikasi minyak lemak ayam broiler
dengan rasio minyak:spirtus 1:6 adalah order satu. Konstante kecepatan reaksi
mengikuti persamaan Archenius dengan nilai faktor tumbukan A= 5,5 x 108 , dan tenaga
aktivasi E= 682,4345pada jumlah katalis 5 % dari berat minyak. Penurunan tenaga
aktivasi karena penambahan katalis mengikuti persamaan power. Kondisi yang relatif
baik untuk proses ini adalah suhu operasi 70oC, berat katalis antara 5-6% dari berat
minyak, waktu reaksi 90 menit dengan konversi reaksi antara 0,9105 dan 0,9403. Sifat
fisis hasil memenuhi SNI biodisel dan dapat digunakan
sebagai bahan bakar mesin disel. dapat dijumpai hampir disemua daerah di
Indonesia. Di Kabupaten Sleman jumlah populasi
Keyword’s: biodiesel, fat chicken oil, renewable, ayam broiler (pedaging) hampir mencapai 2,4 juta
energy ekor pada tahun 2004 – 2006 (nn, 2007).
Berdasarkan informasi dari Rumah Potong Ayam
Saliman (Sleman), bahwa kandungan lemak ayam
I. Pendahuluan broiler sekitar + 10 % berat, dan lemak ayam
Biodiesel adalah alkyl ester dari rantai broiler belum banyak dimanfaatkan oleh
panjang asam lemak yang berasal bahan lemak , masyarakat dan sering dibuang sebagai limbah
seperti minyak nabati atau lemak binatang. potongan hewan, ada sedikit dipakai untuk
Biodiesel adalah bahan bakar diesel alternatif menyalakan api panggang. Lemak buangan ini
dapat diperbaharui dan berkelanjutan. Manfaat dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan
bahan bakar ini dibandingkan dengan bahan bakar biodosel dari minyak hewani, hanya saja pasokan
fosil diantaranya yaitu toksisitas lebih rendah dan bahan ini terbatas akan tetapi dapat
hampir nol emisi belerang (J.M. Marcheti,2008). menanggulangi pencemaran lingkungan dan lebih
Bila dibandingkan dengan minyak solar yang bernilai ekonomis. Teknologi pembuatan biodiesel
digunakan pada mesin diesel, biodiesel lebih sebetulnya sangat mudah dan bisa ditransfer ke
menurunkan emisi karbon monoksida, sulfur, masyarakat menengah kebawah dan tidak harus
hidrokarbon, dan asap pada keluaran proses dan memiliki keilmuan secara khusus, sehingga
pada pembakaran biodiesel tidak menambah teknologi pambuatan biodisel bisa
tingkat level CO2 pada atmosfer (Qin Shu, dkk. dimasyarakatkan (Endang dkk, 2010). Oleh itu
2006). Biodisel secara umum dibuat dari pembuatan biodisel dari lemak ayam broiler dapat
transesterifikasi minyak dan alkohol. Beberapa diaplikasi untuk menanggulangi pencemaan
bahan baku untuk pembuatan biodisel antara lain lingkungan serta menunjang ketahanan energi
minyak kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, kemasyarakatan, untuk keperluan sendiri
jarak pagar, dan beberapa jenis tumbuhan lainnya dilingkungannya. Tulisan ini akan memaparkan
(Alonso, et all. 2007; Han, et all. 2005; Handayani. kinetika dan proses pembuatan biodisel dengan
2005; Kouzu, et all. 2008; Ni and Meunier. 2007; bahan baku lemak ayam broiler dan spirtus
Xuejun Liu, et all. 2008; Yoeswono, dkk. 2008). dengan katalisator kapur tohor. Spirtus sebagai
Ada kendala utama dalam pembuatan biodisel alkohol yang sebagian besar ethanol, yang murah
yaitu dari segi bahan baku dan proses pembuatan dan mudah didapat dipasaran sekitar masyarakat,
seperti penggunaan bahan baku minyak sawit demikian juga kapur tohor adalah CaO hasil
atau minyak bunga matahari harganya fluktuatif kalsinasi batu kapur, yang biasanya dipakai untuk
karena bahan tersebut juga digunakan sebagai bahan bangunan, juga murah dan mudah didapat
bahan pangan sehingga tidak ekonomis, di sekitar masyarakat, Sehingga teknologi ini
sedangkan minyak jarak memiliki kendala pada sangat mudah, murah dan dalam aplikasinya
pasokan bahan baku (Suhaya. 2008). sangat bermanfaat terhadap lingkungan dan
Penanggulangan masalah tersebut dapat dicari dapat meningkatkan nilai ekonomis pemotongan
bahan baku biodisel lain, dan tidak berkompetisi hewan.
sebagai bahan makan.
Pada prinsipnya, proses transesterifikasi
Ayam broiler merupakan salah satu adalah mengeluarkan glicerin dari minyak dan
hewan ternak yang dapat diproduksi dalam waktu mereaksikan asam lemak bebasnya dengan
singkat (35 – 45 hari) dan peternakan ayam broiler alkohol menjadi alkohol ester (Fatty Acid Methyl
Ester) atau biodisel (Yoeswono, dkk, 2008). adalah konversi minyak dan m adalah order
Spiritus adalah bahan bakar yang terdiri terdiri reaksi. Apabila konstante kecepatan reaksi
dari campuran etanol, metanol dan minyak tanah mengikuti persamaan Archenius , dimana A
(kerosin). Alkohol (metanol dan etanol) adalah faktor tumbukan, E adalah energi aktivasi
mempunyai sifat aseotrop dengan air sehingga dan R adalah konstanta gas ideal, maka
spiritus mengandung sedikit air, minyak tanah persamaan dapat ditulis sebagai berikut:
atau kerosin saling melarutkan dengan ester dan
keduanya tidak larut terhadap air dan gliserol. k ' A exp( ! E / RT ) ...5
Penggunaan gliserol harus dipisahkan dengan
katalis yang digunakan. Rekasi tranesterifikasi II. Bahan dan Metode
minyak dengan spiritus menggunakan katalis 1. Bahan
kapur tohor mengikuti persamaan reaksi sebagai Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah
berikut: minyak nyamplung, spiritus dan kapur tohor
(CaO).
3.Pengaduk
merkuri
4.Waterbath
5.Motor
pengaduk
6.Pendingin balik