Anda di halaman 1dari 7

Volume 2, Nomor 2, September 2015 ISSN 2442-7039

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TERHADAP


PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
(STUDI KASUS PADA PT. TOA GALVA INDUSTRIES)

Husen*

*Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, STIKes BINAWAN


Email korespodensi: husen@binawan-ihs.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Kurangnya pengetahuan pekerja terhadap penggunaan alat pemadam api ringan
(APAR) di pabrik PT. TOA GALVAN INDUSTRIES saat ini belum banyak diketahui, sehinga
penulis melakukan penelitian yang berkaitan dengan itu. Pada penelitian ini banyak dijumpai
ketidaksesuaian tentang APAR seperti cara penggunaan, penempatan, pemeriksaan maupun cara
pemeliharaannya. Hal ini dapat berdampak pada gagalnya proses pemadaman api saat awal
kejadian sehingga menimbulkan kebakaran. Penyebab ketidaksesuaian tersebut akibat
ketidaktahuan para pekerja baik pada tingkat operator/pelaksana maupun pengambil keputusan.
Metode: Penelitian ini dilakukan di PT. TOA GALVA INDUSTRIES pada bulan Desember 2009
s/d Pebruari 2009. Populasi penelitian adalah pekerja PT. TOA GALVA INDUSTRIES sebanyak
105 orang. Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana instrumen yang digunakan untuk pengambilan
data yaitu kuisioner. Penulis berusaha melakukan analisa kuantitatif dalam bentuk tabel dan
diagram untuk menggambarkan tingkat pendidikan, lama masa kerja, jabatan dan pelatihan
kebakaran dengan pengetahuan pekerja terhadap pengunaan APAR. Hasil:Hasil penelitian secara
umum menggambarkan bahwa Tingkat pengetahuan pekerja terhadap penggunaan APAR di pabrik
PT. TOA GALVA INDUSTRIES Indonesia tahun 2009, kurang baik (63%). Kesimpulan:
Dengan hasil ini perlu sekali dilakukan kegiatan atau program-program khusus terutama program
pelatihan kebakaran kepada seluruh pekerja secara teratur dan berkesinambungan sebagai usaha
preventif dalam penanggulangan kebakaran.
Kata Kunci: kebakaran, faktor pengetahuan, pemadam kebakaran

DESCRIPTION OF WORKERS’ KNOWLEDGE LEVEL TOWARD FIRE EXTINGUISHER

ABSTRACT
Introduction: Workers’ lack of knowledge to use fire extinguisher (APAR) at PT. TOA GALVAN
INDUSTRIES is not yet known, so that the author conducted research related to it. In this research
were found many mismatches on how to use, placement, inspection and maintenance method of fire
extinguisher. This can have an impact on the failure of the process of extinguishing the fire at the
beginning of the incident, causing a fire. The cause of such discrepancy is the result of workers’
ignorance either at the level of operator/ implementers or decision makers. Methods: This study
was conducted in PT. TOA GALVA INDUSTRIES from December 2011 to February 2012. The
population of this study was workers of PT. TOA GALVA INDUSTRIES as many as 105 people.
This is a descriptive study, in which the instrument used for data collection is questionnaire. The
author tried to do a quantitative analysis in the form of tables and diagrams to describe the level of
education, length of service, position and fire training with workers’ knowledge to use fire
extinguisher. Results: The results illustrate that the general level of workers’ knowledge to use fire
extinguisher in the factory of PT. TOA GALVA INDUSTRIES Indonesia in 2012 is dissatisfactory
(63%). Conclusion: With these results, it is absolutely necessary to perform activities or special
programs especially fire training programs to all employees on a regular and continuous basis as
a preventative effort in fire prevention
Keywords: Fire, Factors of Knowledge, Fire extinguisher

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) (STUDI KASUS PADA PT. TOA GALVA INDUSTRIES) Page 71
Volume 2, Nomor 2, September 2015 ISSN 2442-7039

PENDAHULUAN sangat memegang peranan penting dalam


Bahaya kebakaran merupakan salah upaya pencegahan dan penanggulangan
satu musuh utama dalam setiap kegiatan bahaya kebakaran yang lebih besar.
produksi, apalagi bila semua elemen yang Dibandingkan dengan unsur teknis, teknologi
ada di semua kegiatan produksi dapat serta ekonomis dalam bidang proteksi
mengakibatkan kebakaran, seperti mesin- kebakaran, unsur perilaku manusia terhadap
mesin, instalasi listrik, bahan-bahan, kebakaran muncul paling lambat.
peralatan, dan faktor perilaku beresiko seperti Dari observasi yang peneliti lakukan
membuang puntung rokok sembarangan. sebelum masa penelitian di perusahaan ini,
Tidak ada yang dapat mempengaruhi suatu banyak dijumpai ketidaksesuaian tentang
industri sebanyak kerusakan dan APAR terutama dalam cara penggunaan,
kesengsaraan yang diakibatkan oleh penempatan, pemeriksaan maupun cara
kebakaran. pemeliharaannya, keadaan ini dikhawatirkan
Kebakaran adalah musibah yang dapat akan berdampak pada gagalnya proses
terjadi pada siapa saja dan kapan saja. pemadaman api saat awal kejadian dan
Kerugian yang ditimbulkan oleh kebakaran kesulitan dalam proses memadamkannya.
setiap tahun sangat besar dan kecendrungan Penyebab ketidaksesuaian tersebut
ini terjadi bukan saja di Indonesia tetapi juga kemungkinan akibat dari tingkat pengetahuan
diluar negeri. Salah satu masalah dalam K3 (ketidaktahuan dan ketidakterampilan
yang perlu diperhatikan adalah tentang pekerja) dalam menggunakan APAR baik
kebakaran, karena kebakaran dapat pada level pelaksana, pengawas maupun
menimbulkan kerugian kecil maupun besar pengambil keputusan.
baik bagi pekerja maupun perusahaan.
BAHAN DAN METODE
Menurut hasil penelitian National
Metode penelitian yang digunakan
Association of Fire Equipment Distributor di
adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan
Amerika bahwa 5400 kasus kebakaran dapat
observasional untuk mengetahui tingkat
diatasi dan dipadamkan dengan
pendidikan, lama masa kerja, tingkat jabatan
menggunakan Alat Pemadam Api Ringan
dan pelatihan kebakaran dengan pengetahuan
(APAR) sedangkan sisanya dipadamkan
pekerja terhadap penggunaan Alat Pemadam
dengan peralatan penyemprotan air otomatis
Api Ringan (APAR). Secara Cross Sectional
atau dari pemadam kebakaran dengan
(potong lintang).
perlengkapan yang lebih besar.
Penelitian dilakukan di PT. Toa Galva
Dalam peristiwa kejadian kebakaran, yang
Industri, Cimanggis Depok. Penelitian
paling lemah adalah sistem pengendalian
dilakukan selama 3 bulan, yaitu mulai
oleh manusia sebagai pengelola atau
Desember 2009 sampai Pebruari 2009.
penghuni bangunan dibandingkan sistem
Populasi target ini adalah karyawan
proteksi aktif maupun sistem proteksi pasif.
PT. Toa Galva Insdustries yang berjumlah
Di Indonesia sistem manajemen kebakaran
1.050 orang. Menurut Gay (Umar, 2008),
masih kurang diperhatikan. Kontrol kualitas
untuk ukuran minimum sampel dapat
terhadap sistem proteksi tersebut banyak
diterima berdasarkan desain penelitian yang
yang tidak diterapkan. Hal ini lebih buruk
digunakan. Untuk desain penelitian deskriptif
lagi dengan tingkat kesadaran masyarakat,
maka sampel penelitian 10% – 20% dari total
perhatian terhadap standard pedoman
populasi. Populasi penelitian ini adalah
proteksi kebakaran yang sangat masih rendah
seluruh pekerja PT. TOA GALVA
(Suprapto, 1992).
INDUSTRIES Indonesia tahun 2009
Permasalahan lainnya diketahui bahwa
sebanyak 105 orang.
perilaku manusia dalam mengambil tindakan
awal yang tepat saat kejadian kebakaran

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) (STUDI KASUS PADA PT. TOA GALVA INDUSTRIES) Page 72
Volume 2, Nomor 2, September 2015 ISSN 2442-7039

Pengambilan sampel dilakukan dengan Dari diagram diatas, diketahui bahwa


cara acak (random). Random sampling ini sebagian besar pekerja PT. TOA GALVA
dipergunakan karena jumlah populasi INDUSTRIES Indonesia tahun 2009,
ditempat penelitian sangat banyak. berpendidikan SMA (85%) selebihnya
Pengolahan data dilakukan dengan aplikasi berpendidikan SD (4%),SMP (6%),PT (9%),
MS-EXCEL 2007. Analisa data dilakukan sehingga
dengan menggunakan teknik analisa data
kuantitatif dengan tabel, diagram serta 2) Frekwensi distribusi responden lama
interprestasi. masa kerja dengan pengetahuan APAR
(Pengetahuan kebakaran, Fungsi,
HASIL
Ketepatan meletakan/penempatan, Cara
Data hasil kuisioner diolah dengan
pemeliharaan) di Pabrik PT. TOA
software MS-EXCEL. Hasil kuisioner di
GALVA INDUSTRIES Indonesia tahun
gambarkan dengan tabel, sebagai berikut;
2009, dapat dilihat pada tabel dibawah
1) Frekwensi distribusi responden tingkat
ini;
pendidikan pekerja dengan pengetahuan
APAR (Pengetahuan kebakaran, Fungsi,
Tabel. 2
Ketepatan meletakan/penempatan, Cara
Frekwensi distribusi responden lama masa
pemeliharaan) di Pabrik PT. TOA
kerja dengan pengetahuan pekerja
GALVA INDUSTRIES Indonesia tahun
mengenai APAR
2009, dapat dilihat pada tabel dibawah
ini;

Tabel diatas dapat dijelaskan melalui diagram


dibawah ini :
Tabel diatas dapat dijelaskan melalui diagram
dibawah ini :

Dari diagram diatas, diketahui bahwa


sebagian besar pekerja PT. TOA GALVA
INDUSTRIES Indonesia tahun 2009,
mempunyai lama masa kerja 6 -15 tahun
(52%), selebihnya lama masa kerja 1-5 tahun
(33%), lama masa kerja 16-30 tahun (15%),

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) (STUDI KASUS PADA PT. TOA GALVA INDUSTRIES) Page 73
Volume 2, Nomor 2, September 2015 ISSN 2442-7039

tidak ada pekerja yang memiliki masa kerja 4) Frekwensi distribusi responden
diatas 30 tahun. pelatihan kebakaran dengan
pengetahuan (Pengetahuan kebakaran,
3) Frekwensi distribusi responden tingkat Fungsi, Ketepatan
jabatan dengan pengetahuan meletakan/penempatan, Cara
(Pengetahuan kebakaran, Fungsi, pemeliharaan) APAR di Pabrik PT.
Ketepatan meletakan/penempatan, Cara TOA GALVA INDUSTRIES Indonesia
pemeliharaan) APAR di Pabrik PT. tahun 2009, dapat dilihat pada tabel
TOA GALVA INDUSTRIES Indonesia dibawah ini;
tahun 2009, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini; Table. 4
Frekwensi distribusi responden pelatihan
Tabel. 3. kebakaran dengan pengetahuan pekerja
Frekwensi distribusi responden tingkat mengenai APAR
jabatan dengan pengetahuan pekerja
mengenai APAR Tabel diatas dapat dijelaskan melalui diagram
dibawah ini :

Tabel diatas dapat dijelaskan melalui diagram


dibawah ini :

Dari diagram diatas, diketahui bahwa


sebagian besar pekerja PT. TOA GALVA
INDUSTRIES Indonesia tahun 2009, belum
pernah mengikuti pelatihan kebakaran (97%),
hanya sebagian kecil pekerja yang pernah
mengikuti pelatihan kebakaran (3%).
Dari diagram diatas, diketahui bahwa
PEMBAHASAN
sebagian besar pekerja PT. TOA GALVA
1. Tingkat pendidikan pekerja dengan
INDUSTRIES Indonesia tahun 2009,
pengetahuan APAR (Pengetahuan
memiliki tingkat jabatan sebagai
kebakaran, Fungsi, Ketepatan
operator/pelaksana (89%) selebihnya tingkat
meletakan/penempatan, Cara
jabatan pengawas (10%) dan Manajer (1%),
pemeliharaan) di Pabrik PT. TOA
GALVA INDUSTRIES Indonesia tahun
2009.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) (STUDI KASUS PADA PT. TOA GALVA INDUSTRIES) Page 74
Volume 2, Nomor 2, September 2015 ISSN 2442-7039

Secara keseluruhan tingkat pendidikan di Secara keseluruhan lama masa kerja


PT. TOA GALVA INDUSTRIES cukup pekerja di PT. TOA GALVA
baik karena 90% berpendidikan SMA INDUSTRIES dibawah 30 tahun.
keatas.
Dari diagram diatas dapat dijelaskan bahwa
pekerja dengan lama masa kerja;
 1-5 tahun, mempunyai pengetahuan yang
baik tentang APAR 8 orang (22,86%)
dan kurang baik 27 orang (77,14%).
 6-15 tahun, mempunyai pengetahuan
yang baik tentang APAR 25 orang
(46,30%) dan kurang baik 29 orang
(53,70%).
 16-30 tahun, mempunyai pengetahuan
yang baik tentang APAR 9 orang
Dari diagram diatas dapat dijelaskan bahwa (56,25%) dan kurang baik 7 orang
pekerja berpendidikan; (43,75%).
 SD, mempunyai pengetahuan yang baik  > 30 tahun, tidak dihasilkan data
tentang APAR 3 orang (75%) dan kurang
baik 1 orang (25%). Dengan demikian terlihat bahwa lama
 SMP, mempunyai pengetahuan yang baik masa kerja pekerja 1-15 tahun kurang banyak
tentang APAR 1 orang (16,67%) dan mengetahui tentang penggunaan APAR
kurang baik 5 orang (83,33%). dibandingkan dengan lama masa kerja diatas
 SMA, mempunyai pengetahuan yang baik 15 tahun. Hal ini menunjukkan, perlunya
tentang APAR 33 orang (38,82%) dan sosialisasi tentang pengetahuan APAR ketika
kurang baik 52 orang (61,18%). proses rekruitmen karyawan, atau
 PT, mempunyai pengetahuan yang baik mengadakan program pelatihan kebakaran
Tentang APAR 4 orang (40%) dan kurang secara teratur dan berkesinambungan.
baik 6 orang (60%). 3. Tingkat jabatan dengan pengetahuan
(Pengetahuan kebakaran, Fungsi,
Dengan demikian terlihat bahwa Ketepatan meletakan/penempatan, Cara
pekerja yang berpendidikan SD lebih banyak pemeliharaan) APAR di Pabrik PT. TOA
mengetahui tentang penggunaan APAR GALVA INDUSTRIES Indonesia tahun
dibandingkan dengan pekerja yang 2009.
berpendidikan lebih tinggi, sehingga Secara keseluruhan tingkat jabatan di PT.
pelatihan kebakaran perlu dilakukan secara TOA GALVA INDUSTRIES sebagai
teratur dan berkesinambungan. operator/pelaksana.
Diagram 3.2.
2. Lama masa kerja dengan pengetahuan Tingkat jabatan dan pengetahuan pekerja
APAR (Pengetahuan kebakaran, Fungsi, tentang APAR
Ketepatan meletakan/penempatan, Cara
pemeliharaan) di Pabrik PT. TOA
GALVA INDUSTRIES Indonesia tahun
2009.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) (STUDI KASUS PADA PT. TOA GALVA INDUSTRIES) Page 75
Volume 2, Nomor 2, September 2015 ISSN 2442-7039

Dari diagram diatas dapat dijelaskan bahwa Dari diagram diatas dapat dijelaskan
pekerja dengan tingkat jabatan; juga bahwa pekerja yang pernah mengikuti
 Operator/pelaksana, mempunyai pelatihan kebakaran mempunyai pengetahuan
pengetahuan yang baik tentang APAR 32 yang baik tentang APAR 24 orang (92,30%).
orang (34,04%) dan kurang baik 62 sedangkan yang tidak pernah hanya sebagian
orang (65,96%) kecil yang mempunyai pengetahuan yang
 Pengawas, mempunyai pengetahuan yang baik tentang APAR 18 orang (22,78%).
baik tentang APAR 10 orang (100%) dan Dengan demikian logis terlihat bahwa
kurang baik, tidak ada. pekerja yang pernah mengikuti pelatihan
 Manager, mempunyai pengetahuan yang kebakaran lebih banyak mengetahui tentang
baik tentang APAR, tidak ada dan kurang penggunaan APAR dibandingkan dengan
baik 1 orang (100%). pekerja yang tidak pernah mengikuti
pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa
Dengan demikian terlihat bahwa pelatihan kebakaran sangat membantu
tingkat jabatan pekerja sebagai pengawas pekerja dalam meningkatkan pengetahuannya
lebih banyak mengetahui tentang penggunaan tentang APAR. Dengan demikian program
APAR dibandingkan dengan tingkat jabatan pelatihan kebakaran perlu dilakukan secara
operator/pelaksana dan manajer. Hal ini teratur dan berkesinambungan agar
menunjukkan, perlunya sosialisasi tentang pengetahuan pekerja tentang APAR selalu
pengetahuan APAR terhadap operator yang meningkat.
notabene akan menjadi ujung tombak dalam
SIMPULAN DAN SARAN
menghadapi kebakaran. Program – program
Kesimpulan penelitian secara umum
pelatihan terutama pelatihan kebakaran perlu
menyatakan bahwa pekerja di pabrik PT.
dilakukan secara teratur dan
TOA GALVA INDUSTRIES, Indonesia
berkesinambungan.
tahun 2009 mempunyai pengetahuan yang
masih kurang baik terhadap APAR dengan
4. Pelatihan kebakaran dengan pengetahuan
penjelasan sebagai berikut; Sebagian besar
(Pengetahuan kebakaran, Fungsi,
pekerja PT. TOA GALVA INDUSTRIES,
Ketepatan meletakan/penempatan, Cara
berpendidikan SMA (85%) selebihnya
pemeliharaan) APAR di Pabrik PT. TOA
berpendidikan SD (4%), SMP (6%), PT
GALVA INDUSTRIES Indonesia tahun
(9%), sehingga secara keseluruhan tingkat
2009.
pendidikan di PT. TOA GALVA
INDUSTRIES cukup baik. Sebagian besar
Secara keseluruhan pelatihan kebakaran
lama masa kerja pekerja di PT. TOA
di PT. TOA GALVA INDUSTRIES
GALVA INDUSTRIES antara 1-15 tahun
sangat jarang dilakukan.
(85%) dan terlihat bahwa lama masa kerja
pekerja 6-15 tahun lebih banyak
pengetahuannya tentang penggunaan APAR
dibandingkan dengan lama masa kerja diatas
15 tahun dan masa kerja < 6 tahun, sehingga
ini sejalan dengan rendahnya jumlah
pelatihan yang dilakukan. Semakin rendah
tingkat jabatan pekerja semakin rendah
tingkat pengetahuan pekerja terhadap APAR
di Pabrik PT. TOA GALVA INDUSTRIES
Indonesia tahun 2009 dan terlihat bahwa
tingkat jabatan pekerja sebagai pengawas

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) (STUDI KASUS PADA PT. TOA GALVA INDUSTRIES) Page 76
Volume 2, Nomor 2, September 2015 ISSN 2442-7039

seluruhnya mengetahui tentang penggunaan KEPUSTAKAAN


APAR. Hal ini menunjukkan, perlunya Departemen Pekerjaan umum, (1985),
sosialisasi tentang pengetahuan APAR Keputusan menteri PU No.
terutama pada tingkat jabatan yang lebih 02/KPTS/1985. Ketentuan pencegahan
rendah. Pekerja yang pernah mengikuti dan penanggulangan kebakaran pada
pelatihan kebakaran lebih banyak mengetahui bangunan gedung. Jakarta,Kemen PU.
tentang penggunaan APAR dibandingkan DEPNAKER. (2000) Bahan training
dengan pekerja yang tidak pernah mengikuti keselamatan kerja bidang
pelatihan kebakaran. penanggulangan kebakaran, Jakarta.
SARAN Kemenakertrans RI.
Berdasarkan kesimpulan yang telah ILO (International Labour Organization).
dijelaskan diatas, saran yang dapat diberikan (1989). Accident Prevention. Jakarta.
kepada PT, TOA GALVA INDUSTRIES Gramedia.
secara garis besar adalah para pekerja harus Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
diberikan pelatihan kebakaran secara 186/Men/1999 Mengenai unit
kontinyu dan berkesinambungan dengan penanggulangan kebakaran ditempat
penjelasan sebagai berikut; Tim Skretariat kerja.
ISO sebaiknya memastikan pekerja NFPA 10. (1990). Standard for Portable Fire
mengikuti program pelatihan kebakaran Extinguisher.
kepada seluruh pekerja secara teratur dan NFPA. (1991). Fire Protection Handbook,
berkesinambungan, Menyelenggarakan USA.
pelatihan secara berkala dan Notoatmojo, S. (1990). Pendidikan dan
berkesinambungan sesuai kemampuan Perilaku kesehatan, Jakarta, Jurusan
perusahaan. Meningkatkan sosialisasi tentang PKIP FKM-UI
bahaya kebakaran dan cara pencegahannya, Notoatmojo, S. (1993). Pengantar
terutama cara-cara penggunaan, cara Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
pemeliharaan dan pemeriksaan APAR Perilaku, , Yogyakarta, Penerbit Andi
sehingga dapat terjamin penggunaannya. Offset.
Dilakukan upaya promosi mengenai Notoatmojo, S .(1997). Ilmu Kesehatan
pentingnya pengetahuan tentang APAR Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta.
(Pengetahuan kebakaran, Fungsi APAR dan Notoatmojo, S. (2003). Pendidikan dan
cara menggunakan, Ketepatan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka
meletakan/penempatan APAR, Cara Cipta
pemeliharaan APAR) sehingga kesadaran Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 03 tahun
akan keselamatan diri pekerja dan perusahaan (1992). Penanggulangan bahaya
meningkat. Secara berkala kepada pekerja kebakaran dalam wilayah Jakarta. Biro
yang telah mengikuti dilakukan evaluasi Hukum.
setelah dilakukan pelatihan dengan tujuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
untuk melihat tingkat pemahaman terhadap No.04/Men/1980 Mengenai syarat
materi pelatihan yang disampaikan. pemasangan dan pemeliharaan APAR.
Sitorus, S. (1990). Alat Pemadam API
Ringan. Sungai Gerong, Palembang.
Suma’mur, PK. (1996). Keselamatan Kerja
dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
PT. Gunung Agung.
Taufik, M. (2007). Prinsip-prinsip promosi
kesehatan dalam bidang keperawatan,
Jakarta: CV Info Medika.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) (STUDI KASUS PADA PT. TOA GALVA INDUSTRIES) Page 77

Anda mungkin juga menyukai