Anda di halaman 1dari 4

GAMBARAN PRIORITAS PROGRAM KEPATUHAN PELAKSANAAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

DENGAN METODE ISM PADA PEKERJA ELEKTRONIKA DI PT. X

1 2 3
Penulis Pertama , Penulis Kedua , Penulis Ketiga
1
Program Studi, Universitas/Institusi Penulis
2
Program Studi, Universitas/Institusi Penulis
3
Program Studi, Universitas/Institusi Penulis
1 2 3
Korespondensi : ____@____.com, ___@____.com, ____@____.com

Abstrak
Salah satu kecelakaan yang paling sering terjadi di konstruksi yaitu kecelakaan akibat listrik. Terdapat beberapa upaya mencegah terjadinya kecelakaan
akibat listrik, salah satunya yaitu administrative control seperti pelaksanaan SOP. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis prioritas program
kepatuhan pelaksanaan SOP pada pekerja elektronika PT. X. Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan
observasional dan wawancara yang mendalam untuk tujuan secara khusus. Sedangkan secara umum, untuk penentuan prioritas program yaitu bersifat
deskriptif kualitatif-kuantitatif dengan tujuan didapatkan prioritas program SOP dengan menggunakan metode ISM ( interpretive structural modelling).
Hasil penelitian menunjukan bahwa para pekerja elektronika PT. X sudah cukup memahami SOP untuk pekerjaannya. Serta hasil ISM menyatakan bahwa
pengetahuan dan sikap merupakan elemen kunci atau elemen penting untuk prioritas program kepatuhan pelaksanaan SOP pada pekerja elektronika PT. X.
Kata kunci: Kepatuhan, Standard Operating Procedure (SOP), pekerja elektronika, Interpretive Structural Modelling (ISM)

PRIORITY DESCRIPTION OF COMPLIANCE PROGRAM IMPLEMENTATION OF STANDARD OPERATING


PROCEDURE (SOP) WITH ISM METHOD ON ELECTRONICS WORKERS AT PT. X

Abstract
One of the most common accidents in construction is an electrical accident. There are several efforts to preventan accident due to electricity, one of which
is administrative control such as the implementation of SOP. The purpose of this study is to analyze the priority of SOP implementation compliance
program in pt. X. The methods used in this study are qualitative descriptive with an observational approach and in-depth interviews for specific
purposes. While in general, for the determination of program priorities that are qualitative-quantitative descriptive with the aim of getting
priority SOP program by using ISM method (interpretive structural modeling). The results showed that the electronics workers of PT. X already
understands the SOP enough for his work. As well as the results of ISM stated that knowledge and attitude are key elements or important
elements for the priority of compliance program implementation of SOP on electronics workers PT. X.
Keywords: Compliance, Standard Operating Procedure (SOP), electronic workers, Interpretive Structural Modelling (ISM)
PENDAHULUAN Procedure (SOP) atau standar prosedur kerja yang merupakan petunjuk khusus
Berdasarkan laporan International Labour Organization (ILO) dalam proses kerja dengan memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan
pada tahun 2018, setiap tahunnya terjadi sebanyak 2,78 juta pekerja meninggal kerja. Prosedur kerja adalah ukuran layanan tertentu yang digunakan oleh
karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, sekitar 2,4 juta (86,3%) pekerja sebagai acuan dalam melaksanakan tugasnya. (Dewi, 2010)
dikarenakan kecelakaan kerja.(ILO, 2018) Penyebab kecelakaan kerja di Kepatuhan mengikuti SOP memiliki peran penting dalam
industry secara umum dikategorikan menjadi dua, yaitu unsafe act (perilaku menciptakan keselamatan di tempat kerja. Pada dasarnya perilaku tidak patuh
tidak aman) dan unsafe condition (kondisi tidak aman), namun factor yang terhadap SOP atau operasi, seperti menjalankan mesin atau peralatan tanpa
paling dominan menyebabkan kecelakaan kerja adalah unsafe act (perilaku wewenang, mengabaikan peringatan, kesalahan, peralatan yang digunakan
tidak aman). BPJS Ketenagakerjaan mengungkapkan kasus kecelakaan kerja tidak sesuai, tidak menggunakan APD atau dengan kata lain tidak mengikuti
mencapai 153.044 sepanjang 2020 lalu. Angka tersebut turun tipis 1,46 persen SOP yang benar. (Sigrid Deeds, Marshall Kreuter, Lawrence W. Green, 1980)
dibandingkan 2019 lalu sebanyak 155.327 kasus. (Indonesia, 2021) PT. X merupakan perusahaan MEP (Mekanikal, Elektrikal dan
Salah satu kecelakaan yang paling sering terjadi di konstruksi yang bergerak di bidang pemasangan instalasi elektronika, yaitu fire alarm,
yaitu kecelakaan akibat listrik. Bahaya listrik perlu lebih diperhatikan karena sound system, telephone, data, dan cctv. Pekerjaan bagian MEP (Mekanikal,
termasuk jenis bahaya yang tidak dapat terdeteksi. Terdapat tiga risiko yang Elektrikal dan Plumbing) terutama bagian pemasangan listrik memiliki risiko
dapat disebabkan oleh listrik, antara lain tersetrum (sengatan listrik), panas yang tinggi dibandingkan dengan pekerjaan sipil, risiko tertinggi yaitu dapat
atau kebakaran , dan ledakan. (Nadya Rizky Pradipta, Bina Kurniawan, 2016) menyebabkan kematian karena tersengat arus listrik. Kecelakaan akibat listrik
Upaya pengendalian kecelakaan dapat dilakukan dengan merupakaan kecelakaan kerja yang sering kali menimbulkan korban jiwa.
menggunakan hierarki pengendalian, yaitu hierarki pengendalian ke 4
administrative control diantaranya menerapkan Standard Operating Salah satu kecelakaan kerja yang pernah terjadi di PT. X Proyek

Gambaran Prioritas Program Kepatuhan Pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) Dengan Metode ISM Pada Pekerja Elektronika Di Pt. X

1
Transformasi Gedung Sarinah, yaitu tersengat listrik. Hal tersebut terjadi Berdasarkan seluruh pernyataan informan, maka sebagian besar
akibat kurangnya pengawasan serta tidak adanya proses pengecekan alat informan sudah mengetahui peraturan yang berlaku tentang keselamatan di
sebelum melakukan pekerjaan. Penyebab kecelakaan listrik tersebut adalah perusahaan tersebut dan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
salah satu kabel kerja yang digunakan terkelupas sehingga saat hujan kabel Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Isnani Handayani
tersebut terkena air dan menyebabkan tangan pekerja tersebut tersengat listrik bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap terhadap penerapan SOP di
yang timbul dari reaksi antara kabel yang terkelupas dan air. RSUD Puruk Cahu. (Handayani, 2019) Green berpendapat bahwa sikap
merupakan salah satu factor predisposisi seseorang untuk bertindak atau

Berdasarkan kasus-kasus yang ada dan survey pendahuluan, berperilaku positif. (Sigrid Deeds, Marshall Kreuter, Lawrence W. Green,

maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisa prioritas program kepatuhan 1980)

pekerja elektronika terhadap pelaksanaan Standard Operating Procedure C. Persepsi Pekerja Elektronika PT. X

(SOP) di PT. X Proyek Gedung Transformasi Sarinah Jakarta 2021. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, seluruhnya

METODE berpendapat bahwa menerapkan SOP adalah suatu hal yang sangat amat

Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif penting dan diwajibkan ada pada setiap pekerjaan. Karena SOP dinilai

kualitatif dengan pendekatan observasional dan wawancara yang mendalam memberikan banyak manfaat bagi pekerja, seperti dapat mencegah terjadinya

untuk tujuan secara khusus. Informan (narasumber) penelitian adalah kecelakaan kerja atau meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, melindungi

seseorang yang memiliki informasi mengenai objek penelitian tersebut. pekerja dari bahaya serta pekerja dapat mengetahui hal yang harus dilakukan

Informan dalam penelitian ini yaitu berasal dari dari wawancara langsung yang sebelum, saat dan sesudah menyelesaikan pekerjaannya.

disebut sebagai narasumber. Informan penelitian ini adalah seluruh pekerja Hasil penelitian lain yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh

elektronika PT. X Proyek Gedung Transformasi Sarinah yang berjumlah 8 Khoirul Muntiana yaitu tentang Hubungan Persepsi Karyawan terhadap

orang. Sedangkan untuk metode ISM yaitu 2 orang yang mengawasi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Penggunaan Alat

berjalannya pekerjaan serta orang yang memahami tentang pekerjaan tersebut. Pelindung Diri pada jalur 3 dan 4 PT. Wijaya Karya Beton Boyolali Tbk, yang

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan observasi menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara persepsi karyawan

lapangan yaitu mengamati proses, lingkungan serta tingkah laku pekerja, terhadap penerapan K3 dengan penggunaan APD. Semakin positif persepsi

wawancara mendalam dengan pekerja, serta dokumen dan data perusahaan. karyawan terhadap penerapan K3, maka penggunaan APD karyawan cederung

Untuk tujuan umum yaitu prioritas program kepatuhan SOP, dianalisis dengan semakin tinggi dan sebaliknya.(Muntiana, 2014)

menggunakan software ISM professional. D. Ketersediaan SOP pada Pekerja Elektronika PT. X

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tentang ketersediaan

A. Pengetahuan Pekerja Elektronika PT. X SOP di pekerjaan elektronika, mereka berpendapat bahwa tersedia SOP dalam

Berdasarkan hasil wawancara dari segi pemahaman informan mengenai bentuk lembaran. Lembaran SOP yang tersedia tidak dibawa pada saat bekerja

SOP berbeda-beda, terdapat beberapa pekerja yang tidak memahami tentang namun dibacakan setiap pagi sebelum memulai pekerjaan, pelaksana, Safety

SOP. Mereka melakukan pekerjaannya berdasarkan pengetahuan dasar dan Oficer, supervisor, serta pihak pengawas lain mengadakan tool box meeting

pengalaman mereka dalam bekerja di bidang tersebut. Informan mengetahui yang berisikan info mengenai pekerjaan yang akan dikerjakan pada hari itu

dampak yang dapat terjadi bila melanggar SOP, seperti kecelakaan kerja dan serta prosedur kerja yang harus ditaati. Informan berpendapat bahwa selain

penyakit akibat kerja serta teguran dari pihak pengawas. mengadakan tool box meeting, pengawas melakukan sosialisasi kepada pekerja

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Baequni Borman dan secara non formal seperti mengobrol saat jam istirahat serta memberikan

Hayatul Nisya yang membuktikan bahwa terdapat hubungan antara semangat dan motivasi.

pengetahuan dengan kepatuhan pekerja dalam pelaksanaan prosedur kerja di Informan menyatakan bahwa mereka terkadang mengikuti SOP yang dibuat

PT Semen Padang. (Baequni Boerman, 2019) oleh perusahaan, tetapi pekerja melakukan pekerjaan berdasarkan SOP hanya

Sesuai dengan pernyataan Probst bahwa pengetahuan sangat penting secara garis besarnya saja. Mereka terkadang lupa dan melewatkan beberapa

karena individu yang memiliki pengetahuan tinggi akan patuh dengan tahapan yang seharusnya di lakukan, karena selama bekerja di bidang tersebut

sendirinya dan dapat dengan bijak mengambil tindakan sesuai kepatuhan mereka mengandalkan pengalaman dan kebiasaan dalam bekerja. Dikarenakan

keselamatan sehingga dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja. (M, 2004) minim terjadi kesalahan, terkadang pengawas masih memberikan toleransi

B. Sikap Pekerja Elektronika PT. X selama pekerja paham akan aturan yang berlaku.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan, seluruhnya E. Ketersediaan APD pada Pekerja Elektronika PT. X

setuju dengan adanya pembuatan SOP di tiap perusahaan. Setiap informan Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengenai ketersediaan

menjawab bahwa SOP sangat penting keberadaannya dalam suatu pekerjaan, APD di tempat kerja meliputi penyediaan APD yang sudah memadai, APD

agar pekerjaan dapat dijalankan dengan baik serta dapat menghindari sudah disesuaikan dengan jenis pekerjaan, pihak perusahaan yang bertanggung

terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja dan penyakit jawab menyediakan APD bagi setiap pekerja dan system peletakkan APD

akibat kerja. setelah bekerja sudah baik. APD yang digunakan oleh pekerja selalu

Saat informan berada di lapangan atau area kerja dan menemukan rekan diletakkan pada gudang perusahaan di proyek tersebut, sehingga tidak dibawa

kerja yang melakukan Tindakan tidak aman, seperti melalaikan prosedur kerja, pulang oleh pekerja untuk mencegah terjadinya kehilangan. Namun, peneliti

tidak menggunakan APD lengkap dan sesuai pekerjaannya, seluruh informan menemukan beberapa pekerja yang tidak menggunakan APD dengan baik dan

memiliki tindakan yang sama yaitu akan menegurnya serta memberitahukan benar serta terdapat APD yang tidak layak dipakai seperti safety full body

kepada pengawas apabila rekan kerjanya tidak mendengarkan teguran dari harness yang tali belakang putus dan diikat menggunakan karet.

informan.

Gambaran Prioritas Program Kepatuhan Pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) Dengan Metode ISM Pada Pekerja Elektronika Di Pt. X

2
Adapun asumsi menurut peneliti tentang hubungan antara ketersediaan 3. Variabel Linkage: Variabel linkage mewakili kuadran III. Dalam
APD dengan kepatuhan pekerja terhadap pelaksanaan SOP, SOP memuat penelitian ini, elemen 3 termasuk ke dalam variable ini yaitu persepsi.
prosedur pelaksanaan kerja secara menyeluruh meliputi tahapan pekerjaan dari 4. Variabel Independent: Variabel independent mewakili Kuadran
awal hingga akhir serta peralatan dan bahan material yang digunakan dalam IV. Dalam penelitian ini, elemen 1,2 dan 3 masuk ke dalam variable ini.
pekerjaan tersebut. Didalam sub variabel peralatan menjelaskan tentang Pengetahuan, sikap dan persepsi merupakan elemen yang masuk ke dalam
peralatan yang harus dibawa dan digunakan serta terdapat aspek keselamatan variable independent.
yaitu APD yang wajib digunakan. Setiap pekerjaan memiliki risiko yang Kuadran prioritas program kepatuhan SOP yang dibagi ke dalam
berbeda-beda, sehingga APD yang diperlukan juga berbeda-beda. Apabila 4 kelompok dapat dilihat pada Gambar 1.
pekerja telah menggunakan APD yang sesuai dengan ketentuan pada lembaran
SOP maka dapat dikatakan bahwa pekerja tersebut telah mematuhi aspek
keselamatan dalam SOP.
F. Pengawasan pada pelaksanaan SOP Pekerja Elektronika PT. X
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengenai pengawasan,
informan menjawab bahwa pengawasan rutin dilakukan oleh supervisor dan
Safety Officer namun sesekali diawasi oleh manajer pelaksana. Mengenai
bentuk pengawasan yang dilakukan, informan menjawab bahwa pengawasan
dilakukan terkadang sebelum memulai bekerja atau saat bekerja, setelah
selesai bekerja jarang diawasi oleh pengawas. Pengawasan dilakukan dengan
pendampingan pengawas di lapangan serta melalui alat lain seperti handphone. Gambar 1 Kuadran Prioritas Program Kepatuhan SOP

Untuk membuktikan pernyataan informan maka dilakukan pengecekan


kembali oleh peneliti dan didapat bahwa pengawasan melalui inspeksi, Dari beberapa elemen yang diperlukan dalam menyusun

kegiatan keliling langsung menemui pekerja sudah cukup baik, walau di prioritas program kepatuhan SOP di PT. X, elemennya adalah: (a) pengetahuan

lapangan masih ditemukan pekerja yang berperilaku tidak aman seperti tidak dan (b) sikap berada di level 1 (elemen kunci) (c) persepsi berada di level 2 (d)

menggunakan helm atau saat bekerja di ketinggian tidak menggukan safety kepatuhan SOP berada di level 3 (e) ketersediaan APD berada di level 4. Yang

full body harness. terakhir adalah (f) pengawasan yang berada di level 5.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Irfa Ridwan, Level prioritas program yang didapatkan dari software ISM

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengawasan dan kepatuhan profesional dapat dilihat pada Gambar 2.

pelaksanaan SOP pada pekerja welding di Grand Kamala Lagoon tahun 2017.
Bird dan Germain menyatakan bahwa salah satu faktor penentu suksesnya
pengawasan terhadap keselamatan kerja adalah pengawas itu sendri. Pengawas
memiliki posisi kunci dalam mempengaruhi pengetahuan, sikap keterampilan,
dan kebiasaaan akan keselamatan setiap karyawan dalam suatu area tanggung
jawabnya. Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah Gambar 2 Level Prioritas Program Kepatuhan SOP

meningkatkan peran pengawas. Pengawas sebaiknya lebih tegas dan disiplin


Berdasarkan hasil diatas, penelitian ini menunjukkan bahwa A1
serta pengawasan dilakukan secara mendadak tanpa sepengetahuan pekerja.
(pengetahuan) dan A2 (sikap) merupakan elemen kunci atau elemen penting
(Germain, 1996)
dalam kepatuhan pelaksanaan SOP pada pekerja elektronika PT. X. Hasil ini

G. Interpretive Structural Modelling (ISM) relevan dengan banyaknya hasil penelitian yang mengatakan bahwa adanya

Dasar klasifikasi ISM adalah ”driving power” dan “dependence” yang hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tingkat kepatuhan SOP pada

dihitung dalam matriks reachability akhir. ”Driving Power” adalah daya pekerja.

dorong dan “dependence” adalah ketergantungan. SIMPULAN dan SARAN

Jadi, berdasarkan ‘driving power’ dan ‘dependence power’, elemen Simpulan

dalam penelitian ini diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, seperti yang Dari hasil ISM, ditemukan bahwa pengetahuan dan sikap

ditunjukkan dan dijelaskan berikut ini: merupakan elemen kunci atau elemen penting dalam kepatuhan penerapan
SOP. Persepsi berada pada level 2, ketersediaan SOP berada pada level 3,
1. Variabel Autonomous: Variabel-variabel ini tidak memiliki daya ketersediaan APD pada level 4 serta pengawasan berada pada level 5.
pengaruh yang tinggi atau ketergantungan yang tinggi. Kuadran I mewakili Saran
variabel otonom (autonomous). Dalam penelitian ini, tidak ada yang termasuk Dalam rangka meningkatkan pengetahuan pekerja serta menjadi
dalam variable autonomus. sarana penunjang keselamatan, maka instansi perlu membuat media promosi
2. Variabel Dependent: Kuadran II merupakan variabel dependen K3 seperti poster atau papan pengumuman sebagai pengingat bagi pekerja agar
yang memiliki kekuatan mempengaruhi rendah dan ketergantungan tinggi. selalu bekerja dengan aman dan selamat. Pihak instansi perlu melakukan
Dalam penelitian ini, elemen 4, 5 dan 6 adalah variabel dependen. Ketersedi - sosialisasi kepada pekerja mengenai SOP, baik secara formal maupun non
aan SOP, ketersediaan APD dan Pengawasan termasuk ke dalam variable de- formal. Pelatihan K3 dapat diberikan kepada pekerja guna meminimalisir
pendent. kecelakaan kerja, pengawasan juga perlu ditingkatkan terutama saat pekerjaan
sedang berlangsung serta memeriksa kondisi lingkungan kerja sebelum dan

Gambaran Prioritas Program Kepatuhan Pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) Dengan Metode ISM Pada Pekerja Elektronika Di Pt. X

3
sesudah bekerja. Program K3 yang menarik juga dapat dibuat guna ILO (2018) ‘Meningkatkan Keselamatan Dan Kesehatan Pekerja Muda’.
meningkatkan semangat bagi para pekerja, salah satu contoh programnya yaitu
mengadakan reward bagi pekerja yang selalu mematuhi peraturan dan SOP Indonesia, C. (2021) Kasus Kecelakaan Kerja Tembus 153 Ribu Pada 2020.

dengan baik. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210215130019-78-606341/ka

UCAPAN TERIMA KASIH sus-kecelakaan-kerja-tembus-153-ribu-pada-2020.

Penelitian ini tidak akan berjalan lancar dan terselesaikan


M, P. T. (2004) Job Insecurity: Exploring A New Threat To Employee Safety.
dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Terima kasih kepada
American Psychological Association.
HSE PT. Wijaya Karya, HSE, staff dan pekerja PT. X yang telah membantu
saya dalam proses pengambilan data.
Muntiana, K. (2014) ‘Hubungan Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan
DAFTAR PUSTAKA
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Penggunaan Alat
Baequni Boerman, H. N. (2019) ‘Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Pelindung Diri (APD) Pada Jalur 3 Dan 4 PT Wijaya Karya Beton
Kepatuhan Pekerja Melaksanakan Standard Operational Procedure di
Boyolali Tbk.’
PT Semen Padang’.

Nadya Rizky Pradipta, Bina Kurniawan, S. J. (2016) ‘Analisis Kepatuhan


Dewi, N. (2010) ‘Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Pekerja
Pelaksanaan Standard Operational Procedure (SOP) Pada Pekerja
dalam melaksanakan Standar Prosedur Kerja (Standard Operational
Kelistrikan Di PT. Angkasa Pura I Semarang Tahun 2016’.
Procedure/SOP) di PT Suzuki Indomobil Motor Roda 4 Plant Tambun II
Bekasi Tahun 2010’, (Skripsi). Sigrid Deeds, Marshall Kreuter, Lawrence W. Green, K. P. (1980) Health
Education Planning: A Diagnostic Approach. California: Mayfield
Germain, F. E. B. G. L. (1996) Practical loss control leadership. USA.
Publishing Company.

Handayani, I. (2019) ‘Hubungan Pengetahuan dan Sikap Kesehatan


Keselamatan Kerja (K3) dengan Penerapan Standar Operasional
Prosedur (Sop) Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Puruk Cahu’.

Gambaran Prioritas Program Kepatuhan Pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) Dengan Metode ISM Pada Pekerja Elektronika Di Pt. X

Anda mungkin juga menyukai