Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang terjadi secara tiba-tiba

yang dapat mengganggu proses suatu kegiatan, atau dapat juga diartikan bahwa

kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat

menyebabkan suatu reaksi baik dari obyek ataupun orang atau sumber bahaya

sehingga mengakibatkan kerugian materi maupun nyawa. Syarat-syarat

keselamatan ditetapkan salah satunya untuk mencegah dan mengurangi

kecelakaan dan termasuk di tempat kerja yang sedang mengerjalan

pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah,

gedung, atau bangunan lainnya.1

Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Pasal 87 Ayat 1 tentang

Ketenagakerjaan menyatakan bahwa “Setiap perusahaan wajib menerapkan

Sistem Manajamen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang

terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan”. 2 Selanjutnya dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 5 Ayat

(1) dan Ayat (2) menyatakan bahwa “Setiap perusahaan yang memperkerjakan

tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mempunyai tingkatan

potensi bahaya tinggi wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3)”.3

1
2

Peraturan tersebut memperlihatkan pentingnya menjaga kesehatan dan

keselamatan sehingga setiap perusahaan wajin menerapkan SMK3. Begitu juga

dengan PT. Indonesia Power UP Semarang yang merupakan salah satu anak

perusahaan PT PLN (Persero) yang mana merupakan perusahaan

pembangkitan tenaga listrik terbesar di Indonesia. Unit Bisnis Pembangkitan

Semarang memiliki kapasitas terpasang sebesar 1.469 MW yang terdiri dari

tiga jenis pembangkit, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit

Listrik Tenaga Gas (PLTG), serta Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

(PLTGU).

Secara global, menurut data International Labour Organization (ILO),

diperkirakan sebanyak 337 juta kecelakaan kerja dan 2,3 juta kematian akibat

kerja terjadi setiap tahunnya. Pada tahun 2012, ILO mencatat angka kematian

dikarenakan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sebanyak 2 juta tiap

tahunnya.4

Penerapan SMK3 di PT. Indonesia Power UP Semarang yakni menjamin

keselamatan dan kesehatan karyawannya sendiri ataupun orang yang berada

selama di dalam area lingkup PT. Indonesia Power UP Semarang, baik yang

bekerja ataupun yang sekedar bertamu di area tersebut. Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dapat dikatakan berhasil diterapkan

di perusahaan dilihat dari salah satu tujuannya yaitu untuk mengurangi

terjadinya kasus-kasus kecelakaan kerja di tempat kerja.

Berdasarkan data kecelakaan dari Annual report PT. Indonesia Power UP

Semarang pada tahun 2011-2015 terdapat 4 orang korban kecelakaan berat dan
3

10 orang kecelakaan ringan di tahun 2011, tahun 2012 terdapat kecelakaan

berat sebanyak 2 kasus dan kecelakaan ringan sebanyak 5 kasus. Tahun 2013,

terdapat kecelakaan berat sebanyak 2 kasus dan kecelakaan ringan sebanyak 5

kasus. Tahun 2014, tidak ada kasus kecelakaan berat, dan kecelakaan ringan

sebanyak 2 kasus. Tahun 2015, terdapat kecelakaan berat tercatat sebanyak 7

kasus, kecelakaan ringan sebanyak 10 kasus. Dari data kecelakaan tersebut,

dapat dilihat bahwa dalam 5 tahun terakhir masih terdapat kecelakaan yang

sifatnya berat dan ringan.

Salah satu penerapan SMK3 yaitu dengan melakukan pengamanan dari

pihak Departemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang membuatkan

safety permit dan memberikan safety briefing (penggunaan APD, tingkat risiko,

dan prosedur kerja sesuai SOP). Hal-hal ini dilakukan sebagai upaya

pencegahan kecelakaan kerja karena PT. Indonesia Power UP Semarang

memiliki area yang mempunyai tingkat risiko kecelakaan kerja yang besar

karena adanya peralatan listrik yang bekerja terus-menerus dan bertegangan

tinggi.

PT. Indonesia Power UP Semarang sebagai perusahaan penghasil energi

listrik dengan kapasitas tinggi dan teknologi yang canggih tentunya tidak bisa

lepas dari risiko selama waktu proses pekerjaan. Oleh karena itu, PT. Indonesia

Power UP Semarang harus mampu mengidentifikasi bahaya yang mungkin

akan timbul selama bekerja di daerah yang bertegangan tinggi.

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) pada perusahaan listrik harus mengikuti pedoman-pedoman penerapan


4

SMK3, yaitu : (1) penetapan kebijakan K3; (2) perencanaan K3; (3)

pelaksanaan rencana K3; (4) pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dan; (5)

peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.5 Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan suatu sistem pengaturan kebijakan-

kebijakan institusi yang berfungsi sebagai pengontrol bagi pelaksanaan

kebijakan K3 yang diterapkan oleh perusahaan. Tujuan dan sasaran dari SMK3

ini adalah terciptanya sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat

kerja yang melibatkan banyak pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi

Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) serta

terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

Berdasarkan uraian di atas, SMK3 akan membantu perusahaan dalam

menangani karyawan dengan cepat dan tepat, selain itu juga dapat mencegah

atau mengurangi terjadinya kecelakaan kerja baik yang disengaja maupun yang

tidak disengaja dalam bekerja sehingga dapat menciptakan kesejahteraan

karyawan.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : “Bagaimana hubungan pengetahuan dan komitmen K3

dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) di PT. Indonesia Power UP Semarang?”.


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan komitmen dengan

penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.

Indonesia Power UP Semarang.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik responden penelitian.

b. Mengetahui gambaran pengetahuan karyawan dengan penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Indonesia Power

UP Semarang.

c. Mengetahui gambaran komitmen K3 perusahaan dengan penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Indonesia

Power UP Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Instansi

Informasi yang diperoleh dapat menjadi masukan bagi PT. Indonesia

Power UP Semarang tentang penerapan SMK3 sebagai bahan evaluasi

dan perencanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dalam

bentuk tulisan ilmiah khususnya mengenai masalah yang berhubungan

dengan SMK3.
6

3. Bagi Program Studi

Menambah referensi dan informasi ilmiah di perpustakaan program studi

Kesehatan Masyarakat STIKES HAKLI Semarang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Keilmuan

Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari keilmuan kesehatan

masyarakat bidang peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

2. Lingkup Materi

Penelitian ini dibatasi pada beberapa faktor yang berhubungan dengan

penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.

Indonesia Power UP Semarang.

3. Lingkup Lokasi

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di PT. Indonesia Power UP Semarang.

4. Lingkup Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional.

5. Lingkup Sasaran

Sasaran dalam penelitian ini adalah karyawan di PT. Indonesia Power UP

Semarang.

6. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2022.


7

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Nama Peneliti Variabel Metode Hasil


dan Judul Penelitian
1. Lisa Puji Astutik. 2015. - Kebijakan Kualitatif 1) Kebijakan SMK3
Penerapan Sistem SMK3 untuk menunjang zero
Manajemen Keselamatan - Perencanaan accident yaitu
dan Kesehatan Kerja SMK3 mewujudkan Zero
(SMK3) untuk - Pelaksanaan Accident dalam setiap
menunjang zero accident SMK3 pekerjaan,
di PT. PLN Kota - Evaluasi penyempurnaan
Salatiga. SMK3 Standard Operation
- Manfaat SMK3 Procedure (SOP) dan
- Kendala menerapkan konsep 5R
penerapan (Rajin, Rawat, Resik,
Rapi dan Ringkas). (2)
Perencanaan-
perencanaan yang telah
dilakukan terdiri dari
identifikasi bahaya dan
penilaian risiko,
penyesuaian rencana
dengan peraturan
perundang-undangan,
penetapan tujuan dan
sasaran SMK3 dan
penetapan indikator
kerja. (3) Pelaksanaan
SMK3 dilakukan
dengan cara
melaksanakan pekerjaan
sesuai sistem kerja yang
ada, pembagian tugas
dan waktu kerja,
pengawasan terhadap
pekerjaan dan
pengamanan lingkungan
kerja. (4) Evaluasi
dilakukan dengan cara
inspeksi K3, audit
SMK3 dan perbaikan
terhadap kesesuaian
rencana dengan
pelaksanaan, tujuan dan
sasaran SMK3. (5)
Manfaat penerapan
SMK3 pada PT. PLN
Kota Salatiga yaitu
untuk mewujudkan
program zero acciden
(Kecelakaan kerja &
penyakit akibat kerja
8

(PAK), Kecelakaan
masyarakat umum
karena kelalaian PLN.
(6) Kendala-kendala
dalam penerapan SMK3
yaitu pelaksanaan
pekerjaan masih belum
sesuai dengan SOP dan
kurangnya SDM
Pengawas. Penerapan
SMK3 telah mencapai
keberhasilan program
zero accident yaitu nihil
kecelakaan kerja baik
para pekerja maupun
tamu yang berkunjung
diarea PLN. Salatiga.
2. Alifah Ayu Wijayanti. - Penerapan Kualitatif Penerapan SMK3
2017. Gambaran SMK3 berdasarkan
penerapan SMK3 pada Peraturan
proyek pembangunan Pemerintah Nomor
gedung di Semarang 50 Tahun 2012 di
sebagai upaya Proyek
pencegahan kecelakaan Pembangunan Hotel
kerja (studi kasus proyek Grandhika
pembangunan Hotel dengan jumlah
Grandhika Divisi VII) kriteria yang tercapai
57 kriteria dan 7
kriteria tidak tercapai
dari
total 64 kriteria
penerapan tingkat
awal untuk penilaian
diri, pencapaian
penerapan SMK3
sebesar 89,06% d a n
termasuk dalam
kategori perusahaan
dengan tingkat
penilaian penerapan
memuaskan.

Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas

sebelumnya adalah : (1) Tempat penelitian, dan (2) Variabel-variabel penelitian.

Anda mungkin juga menyukai