Anda di halaman 1dari 19

MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3

PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI SURABAYA


LEMBAR PENGESAHAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umumnya di semua tempat kerja selalu terdapat sumber bahaya yang dapat
mengancam keselamatan maupun kesehatan tenaga kerja. Potensi bahaya di tempat kerja
dapat ditemukan mulai dari bahan baku, proses kerja, hingga produk dan limbah (cair,
padat dan gas) yang dihasilkan. Proses kerja di dalam perusahaan disamping memberikan
dampak positif, tidak jarang mengakibatkan dampak buruk terutama apabila tidak
dikelola dengan baik. Berbagai sumber bahaya di tempat kerja baik faktor fisik, kimia,
biologi, fisiologi, psikososial, peralatan kerja, perilaku dan kondisi manusia merupakan
faktor risiko yang tidak bisa diabaikan begitu saja (Soehatman Ramli, 2013).
Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) yang merupakan
organisasi buruh internasional, tercatat lebih dari 1,8 juta kematian akibat kerja terjadi
setiap tahunnya di kawasan Asia dan Pasifik. Bahkan dua pertiga kematian akibat kerja di
dunia terjadi di Asia. Di tingkat global, lebih dari 2,78 juta orang meninggal setiap tahun
akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Selain itu, terdapat sekitar 374 juta cedera
dan penyakit akibat kerja yang tidak fatal setiap tahunnya, yang banyak mengakibatkan
absensi kerja (ilo.org).
Dalam lima tahun terakhir telah banyak terjadi kasus ledakan dan kebakaran di
gardu induk yang ada Indonesia antara lain pada Jumat 8 Agustus 2014, sebuah gardu
listrik yang terletak di bilangan Gunung Sahari Jakarta Pusat, meledak karena adanya
kerusakan pada gardu. Pada Minggu, 1 Desember 2013 terjadi kebakaran trafo unit 1 di
PLTU Suralaya Banten. Perusahaan Listrik Negara memperkirakan kerugian ratusan
miliar akibat kebakaran dan ledakan di gardu-gardu listrik induk. Hal ini dikarenakan
perbaikan bisa memakan waktu hingga sebulan dan sebagian komponen penghubung
trafo yang rusak hanya diproduksi di luar negeri. Namun kerugian yang lebih besar tentu
saja dirasakan oleh warga dan pelaku industri yang mendapat pasokan listrik secara
bergilir (Sekilas APP Semarang, 2013).
Kerugian materi akibat kecelakaan kerja tidaklah sedikit, seperti kerusakan sarana
produksi, biaya pengobatan, dan biaya kompensasi. Selama tahun 2007, kompensasi
kecelakaan kerja yang dikeluarkan Jamsostek mencapai 165 miliar rupiah. Kecelakaan
kerja juga mengakibatkan dampak sosial yang besar, yang dapat menurunkan tingkat
kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang menjadi korban kecelakaan dan
keluarganya. Oleh karena itu, penerapan SMK3 diperlukan untuk mengatasi dampak dari
setiap risiko bahaya yang ada (Soehatman Ramli, 2013).
Sejak tahun 1996, melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor
05 Tahun 1996 pemerintah menetapkan aturan mengenai Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Kemudian, penerapan SMK3 dikuatkan
dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Sejalan dengan
perkembangan dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap K3, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3 (Soehatman Ramli, 2013).
PT. PLN Area Surabaya Selatan terletak di Jl. Ngagel Tim. No.14, Pucang Sewu,
Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur. PT. PLN Area Surabaya Selatan memiliki sumber daya
manusia sebanyak 244 orang pegawai dan 98 orang non pegawai. PT. PLN Area
Surabaya Selatan memiliki 4 (empat) departemen yaitu Departemen Engineering,
Administrasi Umum, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertekanan (PDKB), dan Pemeliharaan
Asset (Harset). Departemen Engineering terbagi dalam bagian Lingkungan dan
Keselamatan Kelistrikan (LK2) dan Pengolahan Data. Departemen Administrasi Umum
terbagi dalam bagian Administrasi Keuangan, Fasilitas Umum dan Administrasi & SDM.
Departemen PDKB terbagi dalam bagian PDKB Jaringan dan PDKB Gardu Induk (GI).
Berdasarkan observasi pada 27 Februari 2019, PT. PLN Area Surabaya Selatan
belum mempunyai SMK3 PP Nomor 50 Tahun 2012, sehingga untuk meningkatkan
sistem managemen K3 yang baik di perusahaan, maka dilakukan pembuatan dokumen
manual SMK3 berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012 untuk mengetahui sejauh mana
penerapan SMK3 yang dilakukan oleh PT. PLN Area Surabaya Selatan sebagai upaya
pengendalian risiko bahaya yang ada di perusahaan.

1.2 Ruang Lingkup


Manual ini merupakan pedoman penerapan sistem manajemen K3 di PT PLN
(Persero) Area Surabaya Selatan. Manual ini berlaku untuk semua aktivitas yang
dilakukan di lingkungan PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan, tidak hanya meliputi
kegiatan Perencanaan, Pemeliharaan & Konstruksi, Keuangan dan SDM & Umum,
Pengawasan namun juga fungsi-fungsi lain yang turut mempengaruhi kinerja K3
perusahaan secara keseluruhan.
1.3 Referensi
1. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (pasal 87).
3. Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan.
4. Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Lingkungan Hidup
5. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
6. SK Dir PLN no 090.K/Dir/2005 Tentang Pedoman Keselamatan Instalasi di
Lingkungan PT PLN (Persero).
7. SK Dir PLN no 091.K/Dir/2005 Tentang Pedoman Keselamatan Umum di
Lingkungan PT PLN (Persero).
8. SK Dir PLN no 092.K/Dir/2005 Tentang Pedoman Keselamatan Kerja di Lingkungan
PT PLN (Persero).
9. SK Dir PLN no 134 K/DIR/2007 Tentang Kebijakan Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (LK3) PT PLN (Persero).

1.4 Istilah dan Definisi

No. Istilah Definisi


1 SMK3 Bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
3 Keselamatan dan Segala aspek kegiatan ditempat kerja yang bertujuan
Kesehatan Kerja
menjamin dan melindungi keselamata dan kesehatan tenaga
(K3)
kerja melalui upaya perlindungan dan pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja.

4 Tempat Kerja Setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di
darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun
di udara yang berada di dalam kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
5 Pengurus Manajer PT PLN (Persero) Area Surabaya yang mempunyai
tugas memimpin langsung tempat kerja atau lapangan yang
berdiri sendiri.
6 Pegawai Orang yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan, diangkat dan diberi penghasilan menurut ketentuan
yang berlaku di PT PLN (Persero).
7 PT. PLN (Persero) PT PLN (Persero) Area Surabaya yang mempekerjakan
tenaga kerja dengan tujuan melaksanakan pengoperasian
dan pemeliharaan instalasi tenaga listrik.

8 Pengusaha Manajemen PT PLN (Persero) Area Surabaya yang


menjalankan sesuatu usaha milik negara dan untuk
keperluan itu mempergunakan tempat kerja.

9 Pekerja Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh PT PLN (Persero)


Area Surabaya (PJTK, Pemborongan pekerjaan dan
Koperasi).

10 Kecelakaan Kerja Kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja,


termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke
rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui
(PER.04/MEN/1998)
11 Wakil Manajemen DM LK2K3 atau pejabat yang ditugaskan/mewakili pengurus
Fungsi K3
melalui SK General Manager untuk melaksanakan pembinaan
meliputi koordinasi, sosialisasi, inspeksi, implementasi,
evaluasi/investigasi, rekomendasi pemenuhan aspek/norma
K3, serta perbaikan berkelanjutan SMK3/OHSAS 18001:2007
di wilayah kerja PT PLN (Persero) area Surabaya.
12 P2K3 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
merupakan wadah kerjasama antara Pengusaha/Pengurus dan
Pekerja, untuk mengembangkan saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan K3 di tempat kerja.

13 Kebijakan K3 Pernyataan dukungan manajemen secara tertulis terhadap


Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang ditandatangani oleh
pemimpin perusahaan.
14 Keadaan darurat Terjadinya peristiwa diluar batas kemampuan manusia yang
mengancam keberadaan perusahaan dan assetnya.
15 Potensi bahaya Kondisi berbahaya dari suatu kegiatan yang bila tidak
ditangani akan menimbulkan risiko dan kecelakaan.
16 Identifikasi Bahaya Cara atau metoda untuk mengetahui suatu peralatan atau
sistim mengandung potensi bahaya.
17 Peraturan perusahaan Peraturan yang dibuat oleh perusahaan untuk mendukung
pelaksanaan Kebijakan K3.
BAB II
ELEMEN SISTEM MANAJEMEN K3

2.1 Persyaratan Umum

2.2 Kebijakan K3

Bagian ini memberikan gambaran bahwa kebijakan K3 telah didefinisikan secara


jelas, didokumentasikan dan setiap perubahan dalam kebijakan K3 ditinjau ulang dan
disetujui sesuai pedoman. Manajer mempunyai tanggung jawab penuh untuk
memastikan sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan, ditinjau
ulang dan ditingkatkan dari waktu ke waktu dalam setiap aktivitas di PT PLN (Persero)
Area Surabaya Selatan, juga bertanggung jawab dalam hal penandatanganan manual
kebijakan SMK3. Kebijakan K3 PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ditetapkan
sebagai petunjuk yang secara jelas menyatakan tujuan-tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja dan komitmen PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan dalam
memperbaiki kinerja K3. PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan menetapkan dan
berusaha memenuhi kebijakan K3 seperti tercakup sebagai berikut :
a. Pernyataan kebijakan K3 secara tertulis dan bertanggal yang ditanda tangani oleh
Manajer PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.
b. Komitmen dan tekad untuk menerapkan SMK3, pelaksanaan kerangka dan
program kerja yang mencakup secara menyeluruh baik bersifat umum maupun
operasional.
c. Kebijakan K3 dibuat melalui proses konsultasi antara Manajer dan P2K3.
d. Kebijakan K3 dikomunikasikan dan disebarluaskan kepada semua pegawai dan
atau pekerja, pemasok, pelanggan, kontraktor, tamu dan pihak terkait yang
membutuhkan.

2.3 Perencanaan
Bagian ini menggambarkan perencanaan program-program LK2K3 yang berkaitan
dengan operasional PT PLN (Persero) TJBTB untuk memenuhi Kebijakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Program LK2K3 disusun dan ditetapkan oleh Manajemen PT PLN
(Persero) Area Surabaya Selatan dengan mengacu pada Kebijakan K3 yang telah
ditetapkan. Dalam menyusun Rencana K3, Manajemen PT. PLN (Persero) TJBTB
melibatkan Ahli K3, P2K3 dan Wakil pekerja, serta pihak lain yang terkait di PT. PLN
(Persero) Area Surabaya Selatan.

2.3.1 Perencanaan Identifikasi Bahaya


Identifikasi potensi bahaya, penilaian resiko harus dipertimbangkan pada saat
merumuskan rencana.

2.3.2 Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya


1. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 50 tahun 2012 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. SK Dir PLN no 090.K/Dir/2005 Tentang Pedoman Keselamatan Instalasi
di Lingkungan PT PLN (Persero).
4. SK Dir PLN no 091.K/Dir/2005 Tentang Pedoman Keselamatan Umum di
Lingkungan PT PLN (Persero).
5. SK Dir PLN no 092.K/Dir/2005 Tentang Pedoman Keselamatan Kerja di
Lingkungan PT PLN (Persero).
6. SK Dir PLN no 134 K/DIR/2007 Tentang Kebijakan Lingkungan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3) PT PLN (Persero).

2.3.3 Tujuan dan Sasaran


1. Perusahaan telah menetapkan tujuan dan sasaran K3 yang ditetapkan
melalui konsultasi dengan wakil tenaga kerja, P2K3 dan pihak-pihak lain
yang terkait.
2. Tujuan dan sasaran K3 ini ditetapkan dan didokumentasikan pada setiap
tingkatan danfungsi yang relevan dalam perusahaan.
3. Penetapan tujuan dan sasaran K3 ini harus tetap mengacu dan selaras
dengankebijakan K3 perusahaan serta pemenuhan peraturan perundangan.
4. Manual Kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(selanjutnyadisebut Manual SMK3) ini disusun untuk memenuhi
persyaratan :
- Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja
- Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan
- Undang-undang RI 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
- Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012, tentang Penerapan
SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.1.1.5.
5. Manual SMK3 sebagai pedoman bagi manajemen, pegawai dan atau
pekerja, tamu dan kontraktor (mitra kerja) untuk memastikan keselamatan
dan praktek kerja yang aman.
6. Manual ini menjadi referensi utama dalam penerapan SMK3 di PT. PLN
(Persero) Area Surabaya Selatan.
7. Menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya perlindungan, pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
8. Perusahaan akan meninjau kembali tujuan dan sasaran K3 ini secara teratur
sesuai dengan perkembangan yang terjadi.

2.3.4 Program Manajemen K3

2.4 Penerapan dan Operasi


2.4.1 Sumber Daya, Peran, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab
a. Sumberdaya yang dimiliki
Dalam menyusun perencanaan K3 harus mempertimbangkan sumber daya
yang dimilik meliputi ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten,
sarana dan prasarana serta dana.
b. Wewenang da Tanggung Jawab
- Manajer menyetujui Manual Kebijakan dan prosedur SMK3 yang
diberlakukan dan dijadikan acuan pada seluruh wilayah kerja PT PLN
(Persero) Area Surabaya.
- Asman / Supervisor memiliki tanggung jawab di setiap areanya masing-
masing untuk menyetujui dokumen K3 yang diberlakukan di area
masing - masing sebagai bentuk pendefinisian yang disesuaikan dengan
area yang dipimpinnya atas dokumen yang telah dikeluarkan oleh
Manajer dimana dokumen ini tidak boleh bertentangan dengan
dokumen yang telah dikeluarkan oleh Manajer.
- Asman / Supervisor bertanggung jawab mengendalikan seluruh
dokumen SMK3 yang diberlakukan di areanya masing-masing.
- Seluruh pegawai dan atau pekerja bertanggung jawab untuk
melaksanakan prosedur dokumentasi SMK3 yang ada dan apabila
diperlukan perubahan dapat mengusulkan kepada atasan masing-
masing.

c. FUNGSI TUGAS P2K3


- Memberikan rekomendasi di bidang K3 untuk dapat dijadikan usulan
kebijakan K3 di PT PLN (Persero) area Surabaya.
- Memberikan arahan terhadap penyelesaian masalah - masalah K3
yang terjadi di PT PLN (Persero) area Surabaya.
- Melaksanakan pengawasan terhadap pemenuhan norma-norma K3
dan implementasi SMK3/OHSAS 18001:2007 di PT PLN (Persero)
area Surabaya.
- Memberikan informasi yang efektif di bidang K3 kepada
pegawai/mitra kerja di tempat kerja.
- Memberikan saran dan pertimbangan di bidang K3 kepada
manajemen/pengusaha di tempat kerja (diminta maupun tidak).

2.4.2 Pelatihan, Kompetensi dan Kepedulian


Pelatihan dan kompetensi kerja, dilakukan dengan melakukan pengidentifikasian
dan pendokumentasian standar kompetensi kerja K3. Standar kompetensi kerja
K3 dapat diidentifikasi dan dikembangkan sesuai kebutuhan dengan :
a. Menggunakan stadar kompetensi yang ada
b. Memeriksa uraian tugas dan tanggungjawab
c. Menganalisis tugas kerja
d. Menganalisa hasil inspeksi dan audit
e. Meninjau ulang laporan insiden

Hasil identifikasi kompetensi kerja dijadikan dasar penentuan program pelatihan


yang harus dilakukan, dan menjadi dasar pertimbangan dalam penerimaan,
seleksi dan penilaian kinerja.
2.4.3 Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi
Dalam menunjukkan komitmennya terhadap K3, Manajemen PT. PLN
(persero) area Surabaya harus melakukan konsultasi, partisipasi dan konsultasi
dengan melibatkan pekerja maupun pihak lain yang terkait didalam penerapan,
pengembangan dan pemeliharaan SMK3/OHSAS 18001:2007, sehingga semua
pihak merasa ikut memiliki dan merasakan hasilnya.
Dalam melakukan konsultasi, partisipasi dan konsultasi SMK3/OHSAS
18001:2007, Manajer harus memberi pemahaman kepada tenaga kerja atau
pekerja/buruh tentang bahaya Fisik, kimia, ergonomi, radiasi, biologi dan
psikologi yang mungkin dapat menciderai dan melukai pada saat bekerja, serta
pemahaman sumber bahaya tersebut. Pemahaman tersebut bertujuan untuk
mengenali dan mencegah tindakan yang mengarah terjadinya insiden.

2.4.4 Sistem Dokumentasi SMK3

a. Struktur Dokumen SMK3


Struktur Dokumen SMK3/OHSAS 18001:2007 dapat dilihat pada Gambar
2.1 Struktur Dokumentasi SMK3/OHSAS 18001:2007

Gambar 2.1 Struktur Dokumentasi SMK3/OHSAS 18001:2007

b. Kebijakan dokumentasi SMK3 PT PLN (Persero) Area Surabaya disusun


agar sesuai dengan persyaratan Permenaker 05/Men/1996, dan di
strukturkan dalam tingkatan sebagai berikut :
- Dokumen ini berisi pedoman dan kebijakan organisasi berkenaan
dengan operasi PT PLN (Persero) Area Surabaya yang dapat berdampak
kepada K3. Dokumen ini juga mengidentifikasikan tanggung jawab
pegawai dan atau pekerja, prosedur, instruksi kerja dan manual operasi
dimana kebijakan tersebut diterapkan. Kebijakan K3 juga dinyatakan
dalam dokumen ini.
- Dokumen ini mendukung Manual SMK3 dengan menggambarkan
elemen-elemen sistem manajemen K3 dimana kebijakan PT PLN
(Persero) Area Surabaya dijalankan dan menggambarkan aktivitas yang
dimaksud, tanggung jawab dan wewenang individu yang terlibat serta
dokumentasi atau catatan yang diperlukan.

c. Tanggung Jawab dan Wewenang Pengelolaan Dokumen


- Seluruh pegawai dan atau pekerja bertanggung jawab untuk
melaksanakan prosedur SMK3/OHSAS 18001:2007 yang ada dan
apabila diperlukan perubahan dapat mengusulkan kepada atasan
masing-masing.
- Kebijakan dokumentasi Prosedur SMK3/OHSAS 18001:2007 PT PLN
(Persero) area Surabaya disusun agar sesuai dengan persyaratan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 dan
distrukturkan dalam tingkatan sebagai berikut :
1) Level 1 : Manual SMK3/OHSAS 18001:2007
Dokumen ini berisi pedoman dan kebijakan organisasi
berkenaan dengan operasi PT PLN (Persero) area Surabaya yang
dapat berdampak kepada K3. Dokumen ini juga
mengidentifikasikan tanggung jawab pegawai dan atau pekerja,
prosedur, instruksi kerja dan manual operasi dimana kebijakan
tersebut diterapkan. Kebijakan K3 juga dinyatakan dalam
dokumen ini.
2) Level 2 : Prosedur K3
Dokumen ini mendukung Manual SMK3/OHSAS 18001:2007
dengan menggambarkan elemen-elemen sistem manajemen K3
dimana kebijakan PT PLN (Persero) area Surabaya dijalankan
dan menggambarkan aktivitas yang dimaksud, tanggung jawab
dan wewenang individu yang terlibat serta dokumentasi atau
catatan yang diperlukan.
3) Level 3 : Instruksi Kerja
Instruksi kerja mendukung prosedur dengan memberikan tugas
komponen yang spesifik di dalam prosedur dan memberikan
langkah-langkah kerja secara rinci.
4) Level 4 : Dokumen Pendukung ( form, check-list, dll. )
Dokumen pendukung merupakan media pembuktian dari
langkah-langkah pelaksanaan prosedur atau instruksi kerja
(contoh : rekaman kegiatan pelaksanaan program, catatan
keselamatan dan kesehatan kerja, laporan kinerja LK2 dan form
lainnya).

2.4.5 Pengendalian Dokumen

2.4.6 Pengendalian Operasi

2.4.7 Persiapan Tanggap Darurat


PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan menetapkan dan memelihara
prosedur untuk mengidentifikasi keadaan darurat yang potensial. Penanganan
keadaan darurat ditetapkan untuk mengatasi kondisi darurat seperti : kebakaran,
banjir, huru-hara, gempa bumi, bencana alam dan kecelakan fatal. Tanggung
jawab dalam hal komunikasi keadaan darurat juga dirumuskan dalam rencana
keadaan darurat.
Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau ulang secara rutin oleh petugas
yang berkompeten. Sarana dan prasarana pertolongan pertama pada kecelakaan (
P3K ) selalu dievaluasi untuk memastikan bahwa ketentuan P3K memenuhi
standar dan pedoman teknis yang berlaku.

2.5 Pemantauan dan Pengukuran


2.5.1 Pemantauan dan Pengukuran Kinerja
Pemeriksaan terhadap sumber-sumber bahaya dilakukan secara teratur
untuk memastikan bahwa tempat kerja dan cara kerja telah memenuhi
persyaratan perundangan, pedoman teknis keselamatan dan kesehatan kerja yang
berlaku. Hal ini akan dilakukan melalui inspeksi-inspeksi terhadap cara kerja dan
tempat kerja secara reguler, baik itu oleh bidang-bidang terkait . Pemantauan
Kesehatan dilakukan guna memantau kondisi kesehatan pegawai dan atau pekerja
yang akan diatur secara tersendiri. PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan
menetapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk inspeksi,
pemantauan dan pengukuran lingkungan kerja, operasi dan aktifitas yang dapat
menimbulkan bahaya dan resiko bagi keselamatan dan kesehatan kerja.
Mekanisme pelaksanaan inspeksi dan pemantauan diatur dalam prosedur inspeksi
dan pemantauan.

Pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran harus ditetapkan dan dipelihara


prosedurnya sesuai dengan tujuan dan sasaran K3 serta frekuensinya disesuaikan
dengan objek yang mengacu pada peraturan dan standar yang berlaku Prosedur
pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran secara umum meliputi :
a. Personel yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang
cukup.
b. Catatan peeriksaan, pengujian dan pengukuran yang sedang berlangsung
harus dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga kerja dan kontraktor
kerja yang terkait.
c. Peralatan dan metode pengujian yang memadai harus digunakan untuk
menjamin telah dipenuhinya standar K3.
d. Tindakan perbaikah harus dilakukan segera pada saat ditemukan
ketidaksesuaian terhadap persyaratan K3 dari hasil pemeriksaan, pengujian
danpengukuran.
e. Penyelidikan yang memadai harus dilaksanakan untuk menemukan
penyebab permasalahan dari suatu insiden.
f. Hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau ulang.

2.5.2 Evaluasi dan Kepatuhan


Tinjauan ulang sistim manajemen K3 akan dilakukan secara berkala untuk
memastikan kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan dalam
pencapaian kebijakan dan tujuan K3. Tinjauan ulang sistim manajemen K3
tersebut akan membahas materi sebagai berikut :
o Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3
o Tujuan, sasaran dan kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
o Hasil temuan audit SMK3
o Evaluasi efektifitas penerapan Manajemen K3, disesuaikan dengan
perubahan peraturan dan perundang-undangan, tuntutan pasar, perubahan
produk dan kegiatan.
PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan, perubahan struktur organisasi PT
PLN (Persero) Area Surabaya Selatan, perkembangan ilmu pengetahuan,
pengalaman yang didapat dari insiden, catatan-catatan keselamatan kerja serta
umpan balik dari tenaga kerja. Mekanisme pelaksanaan tinjauan ulang dan
peningkatan SMK3 diatur dalam prosedur tinjauan ulang dan peningkatan SMK3.

2.5.3 Investigasi Kejadian, Ketidaksesuaian dan Tindakan Pencegahan dan


Perbaikan
Bagian ini menggambarkan perencanaan program-program K3 yang
didasarkan pada hasil identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3
yang berkaitan dengan operasional PT PLN (Persero) Area Surabaya untuk
memenuhi Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
PT PLN (Persero) Area Surabaya perlu membuat suatu perencanaan yang
efektif guna mencapai keberhasilan penerapan sistem manajemen K3 dengan
sasaran yang jelas dan dapat diukur.
Perencanaan tersebut harus memuat tujuan, sasaran dan indikator K3 di PT
PLN (Persero) Surabaya yang dapat diukur, prioritas dan penyediaan sumber
daya. Pembuatan rencana tujuan dan program K3 didasarkan pada potensi
bahaya, insiden dan catatan K3 sebelumnya

2.5.4 Ketidaksesuaian, Tindakan Koreksi dan Tindakan Pencegahan


PT PLN (Persero) Area Surabaya melakukan identifikasi bahaya, penilaian
dan pengendalian risiko yang terkait dengan bahaya dan risiko di semua tempat
kerja serta memastikan terdapatnya suatu Prosedur ijin kerja dimana pekerjaan-
pekerjaan dengan risiko tinggi harus menggunakan prosedur ini. Perlu dilakukan
penilaian terhadap kebutuhan Alat Pelindung Diri perorangan untuk masing-
masing jenis pekerjaan. Alat pelindung diri yang digunakan selalu dipelihara
dalam kondisi laik dan layak pakai sesuai dengan standar dan atau peraturan
perundangan yang berlaku.
Adanya sistem pengawasan yang sesuai tingkat risiko untuk memastikan
bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap petunjuk
kerja yang telah ditentukan. Dalam hal pengawasan suatu kegiatan dimana
ditetapkan diperlukan adanya Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3, apabila
karena suatu hal khusus (pekerjaan dengan tingkat resiko ringan sesuai dengan
penilaian resiko yang tertuang dalam ijin kerja), pengawasan tersebut tidak dapat
dilakukan oleh dua petugas, maka diperbolehkan untuk kedua obyek pengawasan
tersebut dilakukan oleh satu petugas namun harus memiliki kompetensi yang
dibutuhkan untuk melakukan kedua obyek pengawasan tersebut.
Penempatan pegawai dan atau pekerja di tempat kerja selalu dilakukan
evaluasi untuk memastikan bahwa penugasan pekerjaan tersebut didasarkan pada
kemampuan dan tingkat ketrampilan yang dimiliki oleh pegawai dan atau pekerja
tersebut.
Lingkungan kerja yang memerlukan pembatasan ijin masuk dilakukan
pengendalian dan rambu-rambu mengenai keselamatan dipasang sesuai dengan
standar dan pedoman teknis.
Semua sarana dan peralatan dilakukan perawatan, perbaikan secara terencana
dan apabila terdapat perubahan telah disesuaikan dengan standar atau pedoman
teknis yang berlaku.
2.5.5 Pengendalian Pencatatan
Pengendalian dokumen SMK3 akan diatur secara lebih terinci dalam
Prosedur pengendalian dokumen dan bentuk pengendalian di Area Surabaya
Selatan dapat disesuaikan dengan struktur yang ada di wilayah masing – masing.
Tindakan pengendalian harus diselenggarakan oleh setiap PT. PLN (Persero)
terhadap kegiatan – kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan
resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tindakan Pengendalian dilakukan
dengan mendokumentasikan dan melaksanakan kebijakan :
a. Standar bagi tempat kerja
b. Perancangan pabrik dan bahan; dan
c. Prosedur dan instruksi kerja untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan
produk barang dan jasa
Pengendalian Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan melalui :
a. Identifikasi potensi bahaya dengan mempertimbangkan :
1) Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya ;dan
2) Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi
b. Penilaian resiko untuk menetapkan besar kecilnya suatu resiko yang telah
diidentifikasi, sehingga digunakan untuk menentukan prioritas
pengendalian
c. Tindakan pengendalian dilakukan melalui :
1) Pengendalian, teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi, substitusi,
isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi.
2) Pendidikan dan pelatihan.
3) insentif, penghargaan dan motivasi diri.
4) Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan etiologi ; dan
Penegakan hukum.

2.5.6 Audit Internal


Audit system menejemen K3. PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan
menyelenggarakan Audit SMK3 dan dijadwalkan pada selang waktu tertentu
sesuai dengan prosedur dalam rangka memastikan bahwa penerapan SMK3 dapat
memenuhi perencanaan awal dan dilaksanakan serta terpelihara dengan
baik. Aspek utama dari audit adalah untuk menghasilkan peningkatan yang
berkesinambungan terhadap penerapan SMK3 dan peningkatan kinerja K3 PT
PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.
Program audit akan dibuat untuk memastikan bahwa semua tempat dan
aktifitas yang berhubungan dengan sistem manajemen K3 dapat tercakup. Tindak
lanjut atas hasil audit yang memerlukan tindakan perbaikan harus dilakukan
sesuai batas waktunya. Hasil audit SMK3 akan dilaporkan dan dibahas pada rapat
Tinjauan Manajemen. Mekanisme pelaksanaan audit SMK3 diatur dalam
prosedur Audit SMK3.

2.6 Peninjauan Manajemen


Untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan guna
pencapaian tujuan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 Manajemen PT. PLN (Persero) Area
Surabaya Selatan harus :
1) Melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012
secara berkala.
2) Tinjauan ulang SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 harus dapat mengatasi implikasi K3
terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap
kinerja PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.

Tinjauan ulang penerapan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 paling sedikit meliputi :
1) Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3.
2) Tujuan, sasaran dan kinerja K3.
3) Hasil temuan audit SMK3 PP No. 50 Tahun 2012.
4) Evaluasi efektifitas penerapan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012dan kebutuhan untuk
pengembangan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012

Perbaikan dan peningkatan kinerja dilakukan berdasarkan pertimbangan :


1). Perubahan peraturan perundangan
2). Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
3). Perubahan produk dan kegiatan PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.
4). Perubahan struktur organisasi PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.
5). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolog termasuk epidemologi
6). Hasil kajian kecelakaan dan penyakit akibat kerja
7). Adanya pelaporan dan atau
8). Adanya saran dari pekerja/buruh

Anda mungkin juga menyukai