Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. PLN UPDK TELLO MAKASSAR


KESEHATAN KERJA, ERGONOMI, LINGKUNGAN KERJA DAN BAHAN
BEBAHAYA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 85

KELOMPOK 2

1. Ahmad Ariq Rabbani


2. Dedy Kurniady Burhan
3. Hanifah Lu’lu’ Mardhiyah
4. Haryanto Kurniawan Paramma
5. Muh. Hayyun Jaya Syukri Dewa
6. Reli Sangka’
7. Rizky Kurnia Supriyadi
8. Yulius Tambing Parapasan

PENYELENGGARA

PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI

Makassar, 17-29 Oktober 2022


DAFTAR ISI

L A P O R A N .............................................................................................................. 1
DI PT. PLN UPDK TELLO MAKASSAR ...................................................................... 1
PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUMANGKATAN KE - 85 ......................................... 1
KELOMPOK 2 ........................................................................................................... 1
2. Dedy Kurniady Burhan ....................................................................................... 1
4. Haryanto Kurniawan Paramma .......................................................................... 1
6. Reli Sangka’ ....................................................................................................... 1
8. Yulius Tambing Parapasan ................................................................................ 1
PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI ........................................................................ 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................... 4
B. Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 5
C. Ruang Lingkup ................................................... Error! Bookmark not defined.
D. Dasar Hukum...................................................................................................... 8
BAB II ........................................................................................................................ 12
KONDISI PERUSAHAAN ........................................................................................... 12
2.1. Gambaran Umum Perusahaan ......................................................................... 12
2.2. Temuan ............................................................................................................ 15
BAB III ........................................................................................................................ 17
ANALISA .................................................................................................................... 17
3.1. Analisa dan Temuan Positif ........................................................................... 17
3.2. Analisa dan Temuan Negatif ......................................................................... 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan
dalam ketengakerjaan dan sumber daya manusia. K3 bukan saja sangat penting dalam
meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh
daripada itu, K3 mempunyai dampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh
sebab itu, isu K3 pada saat ini bukan sekadar kewajiban yang harus diperhatikan oleh
para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan
kata lain, pada saat ini K3 bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi
kebutuhan bagi setiap pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. Dalam
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87 ayat 1 bahwa
setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan manajemen perusahaan. Dari dasar hukum ini,
setiap perusahaan wajib melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang dapat menjamin dan melindungi tenaga kerja termasuk orang lain yang berada di
lingkungan tempat kerja.
Lingkungan kerja merupakan kesatuan dari berbagai lingkungan di tempat kerja,
yang di dalamnya mencakup faktor fisik, kimia, biologi, fisiologi dan psikologi yang
keberadaannya di tempat kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan
kerja.
Limbah adalah buangan yang di hasilkan dari suatu proses produksi baik indsutri
maupun domestik, yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu
saat dan tempat tertentu tidak di harapkan karena tidak memilai nilai ekonomis.
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat di golongkan menjadi 4, yaitu
limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel serta limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun). Untuk mengatasi limbah di perlukan pengolahan dan penanganan yang
tepat.
PT. PLN UPTD TELLO Makassar adalah salah satu perusahaan Badan Usaha
Milik Negara di Indonesia yang wajib melaksanakan K3 di tempat kerjanya. Oleh
karena itu sebagai calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum, kami dari
kelompok 4 melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara online. Adapun tema
yang perlu kami kaji ialah terkait Bidang K3 Lingkungan Kerja, Bahan Kimia Berbahaya
(B3) dan Kesehatan Kerja. Tema tersebut akan kami sesuaikan dengan peraturan
4
perundang – undangan, peraturan mentri tenaga kerja maupun regulasi lain sebagai
salah satu pedoman agar penerapan K3 di tempat kerja dapat terlaksana dengan baik.
Salah satu perusahaan yang memiliki resiko bahaya tinggi berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 5 Tahun 2018 tentang Lingkungan Kerja Perusahaan Potensi Bahaya
Tinggi seperti PT PLN UPTD Tello Makassar. Pengawasan K3 sangat diperlukan untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja maupun orang lain yang masuk dalam
area tersebut. PT PLN UPTD Tello Makassar bergerak dalam bidang penyediaan
tenaga listrik dan pelayanan pemeliharaan listrik yang memiliki karyawan sebanyak 239
orang dengan jam kerja satu shift 8 jam/hari, 40 jam/minggu, dan 5 hari kerja/minggu.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 mengenai SMK3 pasal 5 ayat 1
berbunyi kewajiban berlaku bagi perusahaan mempekerjakan pekerja/buruh paling
sedikit 100 orang dan mempunyai potensi bahaya tinggi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam laporan ini akan dijelaskan
bagaimana kondisi perusahaan, Analisa hasil observasi yang kemudian dibandingkan
dengan perundang–undangan, serta saran sebagai Calon Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Umum.
Upaya perlindungan tenaga kerja bertujuan agar tenaga kerja, orang lain ditempat
kerja dan sumber produksinya selalu dalam keadaan sehat, selamat, aman dan
sejahtera sehingga pada akhirnya tercapai suatu tingkat produktivitas yang tinggidengan
tetap mengutamakan keselamatan dan Kesehatan kerja. Menyadari pentingnya aspek
keselamatan dan Kesehatan kerja dalam penyelenggaraan proyek, terutama pada
implementasi fisik maka perusahaan/industri/proyek umumnya memiliki organisasi
alat unit kerja dengan tugas khusus yang menangani masalah keselamatan kerja.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari dilaksanakan PKL ini adalah untuk menambah bekal ilmu
pengetahuan dan wawasan sebagai Calon Ahli K3 Umum (AK3U) dengan pratik nyata
dalam penerapan persyaratan dan pembinaan K3 di tempat kerja sehingga Calon
AK3U data menerapkan pengetahuan teoritis yang telah dipelajari di kelas pelatihan,
seperti praktik nyata dalam melaksanakan dan menaati K3 di tempat kerja sesuai
dengan peraturan perundang-undangan terkait dengan Kesehatan Kerja, Ergonomi,
Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya.
Adapun tujuan penulisan laporan PKL ini adalah untuk mengetahui penerapan
peraturan dan norma K3, mengidentifikasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
5
dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. PLN UPTD TELLO Makassar, serta melakukan
analisa untuk memberikan saran atau rekomendasi kepada perusahaan agar saran dan
atau rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak perusahaan
untuk menghindari resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

1.3. Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari laporan PKL ini adalah dengan data-data perusahaan sebagai
berikut.
Nama : PT. PLN UPTD TELLO Makassar
Alamat : Jl. Urip Sumoharjo KM 7, Tello Baru, Kec. Panakkukang, Kota
. Makassar, Sulawesi Selatan.
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Oktober 2022
Waktu : 13.30 – 15.30 WITA

Adapun ruang lingkup pengamatan adalah sebagai berikut.


1. Penerapan Kesehatan Kerja:
a. Dasar-dasar kesehatan kerja dan peraturan perundangan norma kesehatan
kerja.
b. Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK).
c. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
d. Penyakit Akibat Kerja (PAK).
e. Gizi kerja dan penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja.
f. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja.
g. Pencehagan penyakit di tempat kerja.
2. Penerapan Ergonomi
Didalam suatu lapangan kerja, ergonomi berperan sangat penting. Semua bidang
pekerjaan sering kali menggunakan ergonomi. Ergonomi diaplikasikan pada dunia
kerja supaya pekerja dapat nyaman didalam melakukan pekerjaannya. Dengan
adanya rasa nyaman itu maka manfaatnya terhadap produktivitas kerja yang
diinginkan dan dapat semakin meningkat. Secara garis besar ergonomi dalam dunia
kerja menaruh minat pada hal berikut:
a. Bagaimana seorang pekerja melakukan pekerjannya
b. Bagaimana posisi dan gerak tubuh yang dilakukan ketika bekerja
c. Alat-alat yang mereka gunakan
d. Apa efek atau dampak dari faktor diatas terhadap kesehatan dan kenyamanan
6
pekerjaan.

7
3. Bahan Kimia Berbahaya
Pada prinsipnya, Pengawas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia bertanggung jawab secara
spesifik terhadap pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja yang
bersangkutan. Tanggung jawab yang dilakukan pun bermacam-macam, seperti
melakukan pengawasan pelaksanaan, identifikasi bahaya, penyusunan program
kerja, pelaksanaan prosedur kerja dan situasi tertentu, dan masih banyak lainnya.
Selengkapnya, berikut adalah beberapa tugas dan kewajiban Pengawas K3 Kimia
dan Ahli K3 Kimia menurut Kep.187/MEN/1999 pasal 22 dan 23.
a. Pasal 22 ayat (1)
“Petugas K3 Kimia sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) huruf (I)
huruf a pasal 17 ayat (I) huruf a mempunyai kewajiban:
 melakukan identifikasi bahaya.
 melaksanakan prosedur kerja aman.
 melaksanakan prosedur penanggulangan keadaan darurat.
 mengembangkan pengetahuan k3 bidang kimia.”
b. Pasal 23
“Ahli K3 Kimia sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) huruf b
mempunyai kewajiban:
 membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan K3
bahan kimia berbahaya
 memberikan laporan kepada menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai
hasil pelaksanaan tugasnya
 merahasiakan segala keterangan yang berkaitan dengan rahasia
perusahaan atau instansi yang didapat karena jabatannya
 menyusun program kerja pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat
kerja
 melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
 mengusulkan pembuatan prosedur kerja aman dan penanggulangan
keadaan darurat kepada pengusaha atau pengurus”

1.4. Dasar Hukum


Adapun dasar hukum yang menjadi landasan untuk melakukan pengawasan
Kesehatan Kerja, Ergonomi, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dapat dilihat
sebagai berikut.
8
1. Dasar Hukum K3 Secara Umum
Adapun dasar hukum K3 secara umum adalah sebagai berikut:
a. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Dasar Hukum K3 Kesehatan Kerja dan Ergonomi
Adapun dasar hukum mengenai pengawasan K3 Kesehatan Kerja adalah sebagai
berikut:
a. Undang-undang No.3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi
Perburuhan Internasional Nomor 120 Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan
dan Kantor-kantor.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi
No.Per.01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Kesehatan Keselamatan dan Kerja Bagi Tenaga Para Medis Perusahaan.
c. Peraturan Presiden No.7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.02/Men/1980
tentang Pemeriksaan Kesehatan Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.01/Men/1981
tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.03/Men/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.15/Men/VII/2008
tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.25/Men/2008
tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan
Penyakit Akibat Kerja.
i. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 Tahun 2018 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
j. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 333 Tahun 1989 tentang Diagnosa
dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
k. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Kep.68/Men/2004
tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
l. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.SE.01/Men/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan.

9
m. Surat Edaran Dirjen Binawas No.SE.07/BW/1997 tentang Pengujian Hepatitis B
Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
n. Surat Edaran Dirjen Binawas No.SE.86/BW/1989 tentang Perusahaan Catering
Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
o. No.SE.280/2010 tentang Pandemi Influenza.
p. Keputusan Dirjen PPK No.20/DJPPK/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
q. Keputusan Dirjen PPK No.22/DJPPK/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
r. Keputusan Dirjen PPK No.44/DJPPK/2012 tentang Pedoman Pemberian
Penghargaan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat
Kerja.
s. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.08/Men/2010 tentang
Alat Pelindung Diri.
3. Dasar Hukum Lingkungan Kerja
Adapun dasar hukum mengenai pengawasan K3 Bahan Kimia Berbahaya adalah
sebagai berikut.
a. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.05 Tahun 2018 tentang Kesahatan dan
Keselamatan Kerja Lingkungan Kerja.
b. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.SE.01/Men/PPK/IV/2012 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas/Confined Space.
c. Keputusan Dirjen Binawas Ketenagakerjaan No.Kep.113/DJPPK/2006 tentang
Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Ruang Terbatas (Confined space).

3.2. Dasar Hukum K3 Bahan Kimia Berbahaya


Adapun dasar hukum mengenai K3 Bahan Kimia Berbahaya adalah sebagai
berikut.
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.03/Men/1986 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pemakaian Pestisida.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.03/Men/1986 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.187/Men/1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
10
d. Keputusan Dirjen PNK No.Kep.001/PPK-PNK/V/2014 tentang Petunjuk Teknis
Potensi Bahaya Instalasi/Fasilitas di Perusahaan.
e. Keputusan Dirjen PPK No.Kep.84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara penyusunan
Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan Menengah.
f. Surat Edaran Mennakertrans No.SE.140/Men/PPK-KK/II/2004 tentang
Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Industri Kimia Dengan Potensi Bahaya Besar (Major Hazard Instalation).
g. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.01 Tahun 1997 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor-faktor Kimia di Lingkungan Kerja

11
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan


PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Sebagai
penyedia energi lisrik yang berkaitan dengan mesin pembangkit (diesel dan gas turbin)
yang memproduksi energi listrik. PT. PLN UPDK Tello Makassar melayani kebutuhan
listrik masyarakat seperti pengajuan pemasangan listrik, pengajuan naik tegangan atau
tambah daya, cek tagihan listrik PLN, pembayaran hingga komplain. PT. PLN UPDK
Tello Makassar teletak di Jl. Urip Sumoharjo KM 7 Makassar Sumoharjo KM 5 Tello
Baru, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Luas daerah yang dimiliki
oleh PT. PLN UPDK Tello 5372. 24m². Adapun denah PT PLN UPDK Tello Makassar
dapat di lihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Denah PT PLN UPDK Tello Makassar

2.1.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. PLN UPDK Tello Makassar


PT. PLN UPDK Tello Makassar memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 239 orang
yang terdiri dari:
A. Tenaga kerja laki-laki: 222 orang
B. Tenaga kerja perempuan: 17 orang

2.1.2. Jam Kerja Karyawan PT. PLN UPDK Tello Makassar


PT. PLN UPDK Tello Makassar memiliki 3 shift kerja, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Shift 1 : 08.00 – 17.00 WITA
2. Shift 2 : 16.00 – 01.00 WITA
12
3. Shift 3 : 00.00 – 09.00 WITA

2.1.3. Visi dan Misi PT. PLN UPDK Tello Makassar


A. Visi PT. PLN UPDK Tello Makassar:
1. Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumpu kembuh kembang,
unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
2. Menjadi unit pembangkitan yang andal, efesien dan berwawasan
lingkungan.
B. Misi PT PT. PLN UPDK Tello Makassar:
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lainnya yang terkait, berorientasi
kepada pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
5. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
6. Melaksanakan pemeliharan yang berorientasi kepada “On Condition Base
Maintenance” serta selalu mengikuti dan memperlihatkan buku petunjuk
pabrik dan pengalaman operasi.
7. Memantau dan mengendalikan secara terus menerus pengaruh operasi
pembangkitan terhadap mutu.
8. Kecelakaan nihil.

2.1.4. Sarana dan Fasilitas


Adapun Sarana dan Fasilitas di PT. PLN UPDK Tello Makassar antara lain:
A. K3 Penanggulangan Kebakaran
1. 1 Unit Fire Fighting Station
2. 1 Unit Fire Hydrant Station
3. 1 Unit Rumah Pompa Hydrant
4. 10 pilar Hydrant (Borel & Box
5. 123 Unit APAR jenis Dioksida (CO2)
B. Alat Angkat
1. Overhead Crane memiliki kapasitas 5 ton dan 20 sebanyak 2 unit,
2. Gantry Crane memiliki Kapasitas sebesar 20 ton

13
C. Mesin Produksi
1. N-01(GE 1),
2. N-02(GE 2),
3. N-03(SWD 1),
4. N-04(SWD 2),
5. N-05(MHI 1)
6. Tabung udara tekan (Kompresor) 30 BAR
D. Transportasi
1. Electric Forklift
E. Klinik
1. Personil Dokter pemeriksaan
2. Tenaga Paramedis (Asisten Dokter)
F. Fasilitas Kantor
1. Air Bersih
2. Listrik
3. Alat Pelindung Diri
4. Kotak P3K
G. Pergudangan
1. Penyimpanan Sementara Limbah B3

2.1.5. Pengukuran Lingkungan Kerja


PT. PLN UPDK Tello Makassar melakukan pengukuran lingkungan kerja setiap
semester oleh Laboratorium terakreditasi. Pengukurannya berupa pencahayaan,
kebisingan, getaran, dan Hygiene Factor.

Gambar 2.2. Hasil pengujian lab. kebisingan


14
Gambar 2.3. Hasil pengujian lab. getaran

2.2. Temuan

A. K3 Secara Umum
1. Beberapa anggota belum memiliki sertifikat keahlian
2. Adanya ahli K3 spesialis yang sudah bersertifikat
3. Adanya Ahli K3 Umum yang sudah bersertifikat
4. Penggunan APD
5. Adanya rambu/marka/safety sign, muster point
6. Adanya prosedur kerja (SOP), JSA, JSO, HIRARC (Manajemen Risiko)
7. Jumlah jam kerja mengikuti peraturan ketenagakerjaan
8. Adanya ahli K3 spesialis yang sudah bersertifikat
B. K3 Lingkungan Kerja
1. Rambu jalur evakuasi tertutup pohon
2. Lemari tempat alat berantakan
3. Toilet yang cukup untuk karyawan
4. Penerapan tentang kebisingan di ruang lingkup kerja sudah memenuhi
regulasi
5. Untuk smoking area sudah di sediakan tempat khusus
6. Jalur Khusus pejalan kaki di dalam perusahaan sudah pudar
C. K3 Kesehatan Kerja

15
1. Adanya poliklinik di perusahaan
2. Adanya hand sanitizer
3. Adanya air minum
4. Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan 1 tahun sekali
5. Terdapat kotak P3K
6. Petugas P3K sudah tersertifikasi
7. Dokter perusahaan telah memiliki sertifikat kesehatan kerja atau
Hygiene Perusahaan (Hiperkes)
8. Adanya pemeriksaan kesehatan awal dan berkala
D. K3 Bahan Kimia Berbahaya (B3)
1. Tidak adanya MSDS bahan kimia yang digunakan
2. Adanya Kerjasama dengan perusahaan pengelola limbah yang sudah
berstandar nasional untuk mengelola limbah cair dari perusahaan

16
BAB III
ANALISA

3.1. Analisa dan Temuan Positif


SARAN/
NO FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS DASAR HUKUM
REKOMENDASI
Ruang Lingkup Kesehatan Kerja, Ergonomi
1. Tempat Isi kotak P3K Isi kotak P3K Di harapkan Permenaker Nomor 15
penyimpanan terdiri dari : perusahaan Tahun 2008 pasal 10
limbah B3 1. Kasal steril memelihara dan huruf (b) : “Isi kotak P3K
terbungkus = mengecek masa sebagaimana tercantum
20. kadaluarsa pada isi dalam lampiran II
2). Perban kotak P3K Peraturan Menteri ini dan
(5cm) = 2. diperusaan. tidak boleh diisi bahan
3). Perban atau alat selain yang di
(10cm) = 2 butuhkan untuk
4). Plester pelaksanaan P3K di
lebal tempat kerja.
(1,25cm) = 2.
5). Plaster
cepat = 10.
6). Kapas
(25g) = 1.
7). Mittela =2.
8). Gunting =
1.
9). Peniti=12.
10). Latex= 2.
11). Masker
=1.
12). Pinset
=1.
13). Senter
=1.
14). Gelas
cuci mata =1.
15). Kantong
plastic bersih
=1.
16). Aquades
100ml = 1.
17). Povidon
iodin = 1.
18). Alkohol
70% = 1
19). buku
Panduan P3K
di tempat
kerja = 1 20).
Buku catatan
= 1.
2 Dokumen PT. Dokter Dengan Dalam melaksanakan PERMENAKERTRANSK
PLN UPDK Tello perusahaan adanya Pelayanan OP No. 1 tahun 1979
Makassar telah memiliki dokter di Kesehatan Kerja Tentang Kewajiban
sertifikat perusahaan (PKK), alangkah Latihan Hygiene
kesehatan membantu baiknya dokter Perusahaan Kesehatan
kerja atau perusahaan perusahaan juga Dan Keselamatan Kerja
Hygiene dalam memberikan Bagi Tenaga Para Medis
Perusahaan melaksanaka perhatian terhadap Perusahaan, pasal 1:
(Hiperkes) n Pelayanan kondisi mental dan “Setiap perusahaan
Kesehatan fisik pekerja. diwajibkan untuk
Kerja (PKK) mengirimkan setiap
dokter perusahaannya
untuk mendapatkan
latihan dalam bidang
Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.”
3 Dokumen PT. Pemeriksaan Pemeriksaan Sebaiknya PERMENAKERTRANS
PLN UPDK Tello kesehatan kesehatan perusahaan No. PER-02/MEN/1980
Makassar rutin pada melakukan tentang pemeriksaan
karyawan karyawan PT. pengawasan kesehatan dan
PLN UPDK terhadap keselamatan tenaga kerja
Tello pemeriksaan dalam penyelenggaraan
Makassar kesehatan karyawan keselamatan kerja Pasal
dilakukan agar jika ditemukan 3 ayat 2:
secara karyawan yang “Semua perusahaan
berkala 1 terkena Penyakit sebagaimana dimaksud
tahun sekali Akibat Kerja (PAK) pasal 2 (2) tersebut
untuk dapat segera diatas harus melakukan
memantau ditangani dan diobati pemeriksaan kesehatan
kondisi berkala bagi tenaga kerja
kesehatan sekurangkurangnya 1
pekerja tahun sekali kecuali
ditentukan lain oleh
Direktur Jenderal
Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga
Kerja”
Ruang Lingkup Lingkungan kerja
4 Toilet Jumlah toilet Jumlah toilet Sebaiknya KEMNAKER 05 tahun
perusahaan PT. di PT. PLN pada PT. perusahaan lebih 2018 Pasal 34 (5) huruf
PLN UPDK Tello UPDK Tello PLN UPDK memperhatikan g:
Makassar Makassar Tello mengenai kebersihan “Setiap penambahan 40
Makassar dan perawatan dari orang ditambahkan 1
sudah toilet yang telah jamban”
memenuhi tersedia agar lebih
regulasi tercipta lingkungan
dengan kerja yang sehat
jumlah 15
toilet
5 Ruang mesin Kebisingan Perusahaan Penerapan tentang PERMENAKER RI No.
produksi (Nilai telah kesehatan kerja di 05 Tahun 2018 pasal 10
N-01(GE 1), N- Ambang melakukan ruang lingkup kerja ayat (3) : “Jika hasil
02(GE 2), N- Batas) riksa uji semakin di tingkat pengukuran kerja
03(SWD 1), N- kebisingan di agar tenaga kerja di sebagaimana dimaksud
04(SWD 2), N- ruang kerja. perusahaan tersebut pada ayat (2) melebihi
05(MHI 1) PT. terhindar dari dari NAB harus dilakukan
PLN UPDK Tello penyakit akibat kerja. pengendalian.
Makassar
6 Berdasarkan hasil PT. PLN UPDK Titik smoking Sudah ada Demi keselamatanPerenamker nomor 5
wawancara kepada Tello Makassar area beberapa titik dan Tahun 2018 pasal 4 : “
kesehatan
Pak Dedi selaku smoking area lingkungan Pelaksanaan syarat-
kerja
HSE supervisor PT. di maka syarat K3 lingkungan
perlu
PLN UPDK Tello perusahaan menerapkan rambu2 kerja sebagimana di
Makssar, tersebut tanda larangan di maksud dalam pasal (3)
menyatakan bahwa setiap bertujuan untuk
ruangan
jumlah toilet di lingkup kerja. mewujudkan lingkungan
perusahaan telah kerja yang aman, sehat,
memenuhi. dan nyaman dalam
rangka mencegah
kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
7. Klinik PT. PLN Terdapat Melindungi Diharapkan Permenakertrans nomor
UPDK Tello klinik di tenaga kerja perusahaan dapat 3 tahun 1982 pasal 1
Makassar perusahaan terhadap meningkatkan huruf (a) angka (2) :
setiap kesehatan tenaga “Melindungi tenaga kerja
gangguan kerja. terhadap setiap
kesehatan gangguan kesehatan
yang timbul yang timbul
dari pekerja dari pekerjaan atau
an atau lingkungan kerja”.
lingkungan
kerja.
8. Kantin Terdapat Setiap Di harapkan agar Surat Edaran Menteri
diperusahaan kantin di perusahaan perusahaan dapat Tenaga Kerja dan
perusahaan yang berpartisipasi dalam Transmigrasi No:
mempekerjak kegiatan SE.01/Men/1979 tentang
an buruh pengembangan pengadaah kantin:
lebih dari 200 penerapan gizi kerja. "Semua perusahaan
orang agar yang mempekerjakan
menyediakan buruh lebih dari 200
kantin. orang, supaya
menyediakan kantin di
perusahaan yang
bersangkutan."
Ruang Lingkup Bahan Berbahaya
9. Penyimpanan Limbah B3 Perusahaan Sebaiknya Permenaker No 187
Limbah B3 PT. Perusahaan sudah perusahaan lebih Tahun 2018 Pasal 2 :
PLN UPDK Tello diserahkan menggunaka mengawasi terkait “Pengusaha atau
Makassar ke pihak ke 3 n langkah limbah B3 di Pengurus yang
baik untu perusahaan agar menggunakan,
untuk terhindar dari resiko- menyimpan, memakai,
pengelolaan resiko kecelakaan memproduksi
penimbun, kerja dan penyakit dan mengangkut bahan
pemanfaatan akibat kerja. kimia berbahaya di
limbah B3 tempat kerja wajib
mengendalikan bahan
kimia berbahaya untuk
mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan
penyakit akibat
kerja”.
10. Ruang terbuka Bilik perusahaan perusahaan harus Kepdirjen Binwasnaker
PT.PLN UPDK disenfektan telah menambak bilik dan K3
Tello Makassar melakukan disenfektan lagi No.5/151/AS.02/X/I/2020
penanggulan karena berdasarkan poin (1) : “Mengupayakan
gan protocol jumlah karyawan 239 pencegahan penyebaran
kesehatan tidak seimbang. dan penanganan kasus
dengan terkait covid-19 di
mengadakan lingkungan kerja.
bilik
disenfektan
untuk
memutus
rantai
penyebaran
virus covid 19

3.2. Analisa dan Temuan Negatif


SARAN/REKOMEND
NO FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS DASAR HUKUM
ASI
Ruang Lingkup Kesehatan Kerja, Ergonomi
Jumlah kotak Jumlah Sebaiknya Permenaker No. 15 tahun
P3K di tenaga kerja perusahaan 2008 Pasal 10 huruf (c)
perusahaan diperusahaan menambahkan 4 nomor (2) : “Disesuaikan
sebanyak kotak P3K jenis kotak dengan jumlah
239 dan A; atau 2 kotak P3K pekerja/buruh, jenis dan
kotak P3K jenis kotak B; atau 1 jumlah kotak P3K
1.
jenis kotak A kotak P3K jenis kotak sebagaimana tercantum
ada 6 buah, C. dalam
sedangkan Lampiran III Peraturan
kotak P3K Menteri ini:
jenis kotak A
untuk jumlah
239 pekerja
harus
memiliki 10
buah kotak
P3K jenis
kotak A.

Dokumen PT. Tidak semua Dengan Sebaiknya petugas PERMENAKER 15 tahun


PLN UPDK Tello petugas P3K adanya P3K yang belum 2008 BAB II tentang P3K
Makassar di petugas P3K memiliki lisensi dapat di tempat kerja PASAL 3:
perusahaan di lingkungan mengikuti pelatihan “Petugas P3K di tempat
memiliki kerja, maka khusus agar dapat kerja sebagaimana
lisensi P3K apabila menyesuaikan dimaksud dalam
terjadi dengan jumlah Pasal 2 ayat (1) harus
kecelakaan di tenaga kerja yang memiliki lisensi dan buku
tempat kerja berjumlah 239 orang. kegiatan P3K
dapat segera dari Kepala Instansi yang
2.
ditangani Untuk petugas P3K bertanggungjawab di
dengan yang telah memiliki bidang
pertolongan lisensi namun masa ketenagakerjaan
pertama. berlakunya telah setempat.”
Namun, habis agar dapat
jumlah segera melakukan
petugas P3K perpanjangan
di PT. PLN Sertifikat.
UPDK
TELLO
Makassar
yang telah
memiliki
lisensi belum
sesuai
dengan
peraturan
yang berlaku.
Ruang Lingkup Lingkungan kerja
3. Area penyuplai Lemari Ditemukan Sebaiknya dilakukan PERMENAKER RI No.
mesin produksi penyimpanan adanya pembersihan pada 05 Tahun 2018 Pasal 1
PT. PLN UPDK berantakan lemari yang area tersebut agar ayat 28 tentang
Tello Makassar dan kotor berantakan tidak berantakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
Kebersihan:
“bebas dari kotoran serta
rapih dan/atau tidak
bercampur dengan unsur
zat lain yang berbahaya”
4. Ruang terbuka Wadah Limbah B3 Sebaiknya tempat Permenaker No. 05
PT. PLN UPTD limbah B3 yang penampungan limbah tahun 2018 Pasal 5 :
Tello Makassar yang ditampung B3 menggunakan “Penerapan higine dan
menggunaka dalam wadah wadah yang efektif sanitasi meliputi:
n ember. yang kurang untuk mencegah Bangunan tempat
efektif terjadinya tumpahan kerja, fasilitas
limbah. kebersihan, kebutuhan
udara, dan tata leksana
kerumahtanggaan”.
5. PT. PLN UPDK Beberapa Seluruh Sebaiknya UU No. 1 tahun 1970
Tello Makassar pekerja tidak pengunjung pengawasan dari Pasal 13:
menggunaka dan perusahaan terhadap “barang siapa akan
n APD karyawan penggunaan APD memasuki suatu tempat
dengan yang akan lebih diperketat agar kerja, diwajibkan
lengkap memasuki tidak terjadi menaati, mentaati semua
area PT. PLN kecelakaan kerja petunjuk keselamatan
UPDK Tello kerja dan memakai alat-
Makassar alat perlindungan diri
diwajibkan yang diwajibkan.”
untuk PERMENAKERTRANS
mengenakan No.
APD PER.08/MEN/VII/2010
Pasal 1 (1) menyebutkan:
“alat pelindung diri
selanjutnya disingkat
APD adalah suatu alat
yang mempunyai
kemampuan untuk
melindungi seseorang
yang fungsinya
mengisolasi sebagian
atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya ditempat
kerja.”
Ruang Lingkup Bahan Berbahaya
6. Dokumen PT. Terdapat Petugas ahli Seharusnya lisensi Permenaker No.02
PLN UPDK Tello petugas Ahli K3 kimia di ahli K3 Kimia di Tahun 1992 tentang tata
Makassar K3 Kimia PT PLN perpanjang masa cara petunjukan
telah memiliki UPDK Tello berlakunya sebelum kewajiban, dan
lisensi ahli K3 Makassar masa berlakunya wewenang ahli K3 Pasal
Kimia sudah lisensi ahli K3 Kimia 7 Ayat 1: “Keputusan
memiliki berakhir penunjukan ahli
lisensi ahli K3 kesehatan dan
Kimia, tetapi keselamatan kerja
lisensi ahli K3 sebagaimana di maksud
Kimia dalam pasal 4 ayat (1)
tersebut berlaku dalam jangka
belum di waktu 3 tahun.”
perpanjang
masa
berlakunya.
7. Tempat Tidak Dengan tidak Sebaiknya pada Keputusan Menteri
penyimpanan terdapat label adanya kemasan limbah B3 Tenaga Kerja Nomor 187
sementara limbah pada tempat pelabelan tersebut dilekatkan Tahun 1999 pasal 6 :
B3 cair PT. PLN penyimpanan yang label identitas limbah “Lembar Data
UPDK Tello kemasan dilekatkan B3 Keselamatan Bahan
Makassar limbah B3 atau sebagaimana dimaksud
dibubuhkan dalam pasal 4 dan Label
pada sebagaimana dimaksud
kemasan dalam pasal 5 diletakkan
limbah B3 ditempat yang mudah
diketahui oleh tenaga
kerja dan Pegawai
Pengawas
Ketenagakerjaan.
Adapun yang sebutkan
8. Tempat Tidak Dengan tidak Sebaiknya pada Keputusan Menteri
penyimpanan terdapat adanya LDKB tempat penyimpanan Tenaga Kerja Nomor 187
sementara limbah Lembar Data pada tempat sementara limbah B3 Tahun 1999 pasal 6 :
B3 cair PT. PLN Keselamatan penyimpaan cair tersebut diberi “Lembar Data
UPDK Tello Bahan sementara lembar LDKB dan Keselamatan Bahan
Makassar (LDKB) pada limbah B3 diletakkan ditempat sebagaimana dimaksud
tempat cair, yang mudah dalam pasal 4 dan Label
penyimpanan informasi diketahui oleh tenaga sebagaimana dimaksud
sementara mengenai kerja dalam pasal 5 diletakkan
limbah B3 sifat-sifat ditempat yang mudah
cair bahaya diketahui oleh tenaga
bahan kimia kerja dan Pegawai
yang di Pengawas
gunakan, alat Ketenagakerjaan.
pelindung
yang di
gunakan
hingga
prosedur
darurat bila
terjadi
tumpahan,
kebakaran,
kebocoran
dan ledakan
tidak
tersampaikan
.
9. Ruang rapat PT. Tenaga kerja Tenaga kerja Seharusnya tenaga Kepdirjen Binwasnaker
PLN UPDK Tello tidak melanggar kerja tetap mematuhi dan K3
Makassar menggunaka protocol protokol kesehatan No.5/151/AS.02/X/I/2020
n masker kesahatan dengan poin (1) : “Mengupayakan
Covid-19 menggunakan pencegahan penyebaran
dengan tidak masker. dan penanganan kasus
menggunaka terkait covid-19 di
n masker lingkungan kerja.
pada ruangan
tertutup.
10. Ruang terbuka Bilik perusahaaan perusahaan harus Kepdirjen Binwasnaker
PT.PLN UPDK disenfektan telah mematuhi protocol dan K3
Tello Makassar tidak di mengadakan kesehatan sebelum No.5/151/AS.02/X/I/2020
gunakan bilik memasuki pabrik poin (1) : “Mengupayakan
penyemprota karyawan atau tamu pencegahan penyebaran
n disenfektan wajib masuk di alat dan penanganan kasus
namun tidak penyemprotan terkait covid-19 di
menerapkan disenfektan agar lingkungan kerja.
aturan tetap terjaga dari
protocol covid 19
kesehatan
covid 19
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT PLN UPDK Tello Makassar dilaksanakan
melalui media perantara video sebagai kegiatan observasi dan wawancara
langsung kepada Manager HSE Pak Dedi. Praktik kerja lapangan dilakukan
dengan mengamati lingkup kesehatan kerja, ergonomik, lingkungan kerja, dan
bahan berbahaya. Hasil dari PKL tersebut dapat disimpulkan:
1. PT PLN UPDK Tello Makassar dalam melaksanakan Keselataman dan
Kesehatan Kerja (K3) dalam lingkup kesehatan kerja, ergonomik, lingkungan
kerja, dan bahan berbahaya cukup terlaksana dengan baik. Namun, ada
beberapa temuan yang belum sesuai dengan peraturan perundang –
undangan.
2. Terdapat beberapa ketidaksesuaian penerapan K3, dikarenakan kurangnya
pengawasan, pengecekan serta perhatian dan pemeliharaan terhadap apa
yang menjadi temuan yang telah dijelaskan pada BAB II. Terkait dengan
regulasi pada lingkup kesehatan kerja, ergonomik, lingkungan kerja, dan
bahan berbahaya.
3. Perlunya pengawasan mengenai penerapan keselamatan dan Kesehatan
kerja di lapangan atau tempat kerja, guna untuk meningkatkan implementasi
budaya K3 di lingkungan kerja PT PLN UPDK Tello Makassar.
B. Saran

Berdasarkan hasil kunjungan Praktik Kerja Lapanagn (PKL) di PT PLN UPDK


Tello Makassar dengan hasil temuan dan analisa yang kami lakukan guna untuk
meningkatkan Penerapan Budaya K3 serta untuk mematuhi segala bentuk
regulasi peraturan perundang-undangan Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di lingkungan kerja PT PLN UPDK Tello Makassar.
1. Diperlukan adanya evaluasi terkait Lingkungan Kerja, Kesehatan Kerja, dan
Bahan Kimia Berbahaya. Hal-hal yang sepele dapat menyebabkan kecelakaan
kerja ataupun penyakit akibat kerja (PAK).
2. Melakukan pemeriksaan secara berkala serta perlunya perbaikan di beberapan
titik seperti pembaruan marka jalan di dalam perusahaan yang sudah
pudar, pemangkasan tanaman sehingga rambu-rambu di dalam
perusahaan terlihat jelas, perlu di lakukan permbersihan rutin di lokasi
30
mesin yang berdebu serta perlunya alat penunjang kesehatan yang lebih
memadai seperti kotak- kotak P3K yang terisi sesuai kebutuhan karyawan di
lokasi kerja

31
DAFTAR PUSTAKA

Data dari Supervisor HSE PT. PLN UPDK (Persero) Tello Makassar
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187/MEN/1999 Pasal 3 huruf a

KEMNAKER 05 tahun 2018 Pasal 34 (5)

Permenaker No. 15 tahun 2008 Pasal 10 huruf C (1) tentang penempatan kotak P3K

PERMENAKERTRANSKOP No. 1 tahun 1979 Pasal 1


PERMENAKERTRANS No. PER-02/MEN/1980 tentang pemeriksaan kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja

Peraturan Menteri Ketengaga Kerjaan RI No.5 Thn 2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja,
PS 1 Ayat 11

PERMENAKER 15 tahun 2008 BAB II tentang P3K di tempat kerja PASAL 3

PERMENAKER RI No. 05 Tahun 2018 Pasal 1 ayat 28

PERMENAKERTRANS No. PER.08/MEN/VII/2010 Pasal 1

Permenaker No.02 Tahun 1992 tentang tata cara petunjukan kewajiban, dan wewenang
ahli K3 Pasal 7 Ayat 1

UU No. 1 tahun 1970 Pasal 2 (3)

UU No. 1 tahun 1970 Pasal 13

UU No. 36 tahun 2009 Pasal 115 ayat 1

UU RI NO.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Video HSE PT. PLN UPDK (Persero) Tello Makassar

Wahli, 2022. UU Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.


https://www.walhi.or.id/uu-nomor-18-tahun-2008-tentang-pengelolaan-
sampah. Diakses pada 27 Oktober 2022, pukul 11.24 WITA

32

Anda mungkin juga menyukai