Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK ANATOMI FISIOLOGI

JUDUL

KELAINAN PADA SISTEM PERKEMIHAN

Nama Kelompok :

1. Djamal Abdullah Fauzan (032011012)


2. Febby Sekar Rini (032011016)
3. Budi Santoso (032011017)
4. Irwan Wahyudhi (032011018)
5. Mohammad Rayyan Hafizh (032011035)

PROGRAM STUDI

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

UNIVERSITAS BINAWAN

JAKARTA

2020
SISTEM URINARIA

Sistem urinaria adalah sistem organ yang berfungsi untuk menyaring dan membuang
zat limbah dengan cara menghasilkan urine. Jika fungsi sistem ini terganggu, limbah dan
racun bisa menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.Sistem
urinaria atau saluran kemih terdiri dari ginjal, kandung kemih, ureter, dan juga uretra (saluran
kencing). Setiap bagian dalam sistem urinaria memiliki fungsi dan peranannya masing-
masing. Melalui saluran kemih, urine yang membawa limbah dan racun akan dikeluarkan dari
dalam tubuh.

Bagian dari Sistem Urinaria dan Fungsinya

Urine adalah limbah cair yang terdiri dari air, garam, dan zat sisa metabolisme tubuh, seperti
urea dan asam urat. Agar proses berkemih atau buang air kecil berlangsung normal, semua
bagian dalam sistem urinaria perlu bekerja dengan baik.

Berikut ini adalah organ-organ yang tergolong dalam sistem urinaria beserta fungsinya:

1. Ginjal

Tubuh manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di area punggung kiri dan kanan, tepat
di bawah tulang rusuk bagian belakang. Masing-masing ginjal memiliki ukuran sebesar
kepalan tangan orang dewasa dan berbentuk menyerupai kacang.Fungsi utama ginjal adalah
mengatur jumlah air dalam darah, menyaring zat limbah atau sisa metabolisme tubuh,
menghasilkan hormon yang berfungsi untuk mengendalikan tekanan darah dan produksi sel
darah merah, serta mengatur pH atau tingkat keasaman darah.

Kelainan Ginjal antara lain :

a.Infeksi ginjal atau pyelonephritis biasanya terjadi akibat bakteri yang berpindah dari
kandung kemih atau saluran kemih.

b.Batu ginjal merupakan salah satu macam penyakit ginjal yang sering terjadi. Kondisi ini
terjadi ketika zat tertentu di dalam ginjal menumpuk, mengendap, dan membentuk gumpalan
keras menyerupai batu.

c.Gagal ginjal akut adalah kondisi ketika ginjal tidak dapat berfungsi normal secara tiba-tiba.
d.Gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang berlangsung selama lebih dari 3
bulan.

e.Nefropati diabetik adalah penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes atau gula darah
tinggi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang.

f.Sindrom nefritik adalah penyakit ginjal yang terjadi akibat peradangan pada glomerulus
atau bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah.

g.Sindrom nefrotik terjadi ketika ada kebocoran pada glomerulus, sehingga terdapat banyak
protein pada urine.

i.Tumor ginjal adalah benjolan yang muncul di ginjal akibat pertumbuhan sel abnormal.

2. Ureter

Ureter adalah bagian dari sistem urinaria yang berbentuk menyerupai saluran pipa atau
tabung. Ureter berfungsi untuk mengalirkan urine dari masing-masing ginjal untuk
ditampung di kandung kemih.

Kelainan Uretra antara lain :

a.Nyeri hebat pada sekitar perut, punggung bagian bawah, atau sisi di bawah tulang rusuk,

demam,

b.mual dan muntah,

c.kesulitan saat buat air kecil (anyang-anyangan),

d.buang air kecil yang lebih sering,

e.kaki bengkak, dan

f.warna air seni lebih keruh atau berdarah (hematuria).

3. Kandung kemih Organ yang berada di dalam perut bagian bawah ini bertugas menyimpan
urine. Jika kandung kemih sudah terisi penuh oleh urine, akan timbul dorongan untuk buang
air kecil. Kandung kemih orang dewasa mampung menampung urine hingga 300–500 ml.
Kelainan Kandung Kemih :

a.Infeksi atau radang kandung kemih (Cystitis) peradangan atau infeksi kandung kemih dapat
menyebabkan nyeri akut maupun kronik, ketidaknyamanan, dan seringnya berkemih
(frekuensi) atau sulit memulai berkemih.

b.Batu saluran kemih pembentukan batu dapat terjadi di ginjal dan akhirnya berpindah ke
kandung kemih.

c.Kanker kandung kemih biasanya dicurigai setelah adanya gejala air seni yang berdarah
(hematuria).

d.Inkontinensia urine ini merupakan suatu kondisi kronik yang terjadi ketika air seni keluar
tanpa disadari, atau tidak dapat dikontrol.

e.Kandung kemih overaktif penyebab dari kondisi ini adalah otot kandung kemih yang
berkontraksi, di luar kendali.

f.Hematuria adalah air seni yang berdarah seringkali tidak berbahaya.

g.Retensi urine adalah air seni tidak dapat keluar dari kandung kemih karena adanya halangan
atau tekanan aktivitas otot kandung kemih.

h.Sistokel adalah lemahnya otot panggul menyebabkan kandung kemih menekan vagina.

i.Mengompol (nocturnal enuresis) yang dimaksud mengompol di sini adalah keluarnya urine
anak berusia 5 tahun atau lebih saat tidur, dengan intensitas 1-2 kali dalam seminggu, selama
3 bulan.

j.Disuria adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada saat mengeluarkan air seni.

4. Uretra

Uretra atau saluran kencing adalah saluran yang menghubungkan antara kandung kemih ke
lubang saluran kemih pada ujung penis atau vagina.

Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm, sedangkan uretra pada wanita hanya sekitar
4 cm saja. Pada bagian antara kandung kemih dan uretra terdapat cincin otot atau sfingter
yang bertugas menjaga urine agar tidak bocor.

Kelainan Uretra antara lain :


a.Keinginan buang air kecil yang lebih sering dan mendadak.

b.Ketidakmampuan untuk buang air kecil atau ketidakmampuan mengontrol proses buang air
kecil. Kondisi ini disebut juga retensi urine.

c.Rasa nyeri dan panas saat buang air kecil.

d.Lemahnya aliran urine atau berkurangnya jumlah urine.

e.Keluarnya cairan selain urine dari uretra.

f.Munculnya darah pada cairan sperma atau urine.

g.Warna urine agak gelap.

h.Penis terasa nyeri dan bengkak.

i.Rasa nyeri pada rongga panggul atau perut bagian bawah.

Berbagai Penyakit pada Sistem Urinaria

Gangguan pada sistem urinaria dapat terdeteksi dari perubahan warna urine. Urine yang sehat
dan normal umumya berwarna jernih, kekuningan, hingga kuning keemasan. Warna urine
tersebut berasal dari zat yang disebut urokrom. Namun, konsumsi makanan dan obat tertentu
terkadang juga dapat mengubah warna urine. Adanya masalah pada sistem urinaria atau
saluran kemih tidak hanya ditandai dengan perubahan warna urine. Berikut ini adalah
beberapa masalah atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem urinaria:

1. Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di bagian mana pun dari sistem
urinaria, mulai dari ginjal hingga saluran kemih. Wanita berisiko lebih besar terkena ISK
dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan jarak antara lubang saluran kemih dan anus pada
wanita lebih dekat.

2. Batu saluran kemih

Batu saluran kemih (urolithiasis) adalah kondisi ketika terbentuk batu di sistem urinaria,
seperti batu ginjal, batu ureter, atau batu kandung kemih. Ukuran batu umumnya bervariasi.
Semakin besar ukuran batu yang terbentuk, semakin besar pula risiko batu tersebut
menyumbat aliran urine dan menimbulkan penyakit.

3. Inkontinensia urine

Inkontinensia urine adalah kondisi ketika fungsi otot atau saraf pada kandung dan saluran
kemih mengalami gangguan, sehingga tidak dapat mengendalikan proses buang air kecil.
Penyakit ini bisa membuat Anda tiba-tiba mengompol, terlebih saat batuk atau bersin.
Inkontinensia urine sering terjadi pada lansia, namun tidak menutup kemungkinan orang yang
lebih muda juga mengalaminya.

4. Uretritis

Uretritis adalah peradangan pada uretra. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi
bakteri di saluran kemih. Uretritis dapat menyebabkan rasa nyeri dan dorongan untuk lebih
sering buang air kecil.

Kelainan Uretritis antara lain :

a.Merasa sering ingin buang air kecil.

b.Sering merasa kesulitan saat mulai buang air kecil.

c.Muncul rasa tidak nyaman berupa sensasi terbakar atau gatal, saat buang air kecil.

d.Adanya darah dalam urine saat buang air kecil.

e.Adanya nanah atau cairan pada area genital atau kelamin, yang dapat berwarna kuning,
hijau, maupun cokelat.

f.Rasa nyeri atau sakit saat melakukan hubungan seksual.

g.Pada pria, dapat muncul rasa berat pada alat kelamin, atau yang disebut sebagai orchalgia.

h.Pada wanita, biasanya gejala-gejala uretritis yang dirasakan akan semakin memburuk dalam
siklus menstruasi, dan muncul keputihan abnormal pada vagina.

i.Nyeri di bagian panggul (pada wanita).

j.Demam, meski jarang ditemukan.

k.Tubuh menjadi panas dingin atau meriang.


5. Sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik adalah kelainan ginjal yang menyebabkan kadar protein di dalam urine
meningkat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah kecil di
ginjal yang berfungsi untuk menyaring limbah dan kelebihan air dari darah. Sindrom nefrotik
dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya riwayat infeksi dan peradangan. Sindrom
nefrotik dapat menyebabkan gejala seperti urine berbusa, kelelahan, tidak nafsu makan, serta
pembengkakan di kaki, wajah, dan berbagai bagian tubuh, seperti wajah dan sekitar mata.

6. Sindrom nefritik

Sindrom nefritik adalah pembengkakan atau peradangan pada ginjal. Kondisi ini dapat
menyebabkan nyeri panggul, buang air kecil lebih sering dan terasa nyeri, urine tampak keruh
atau kemerahan, sakit pinggang atau perut, serta pembengkakan di wajah dan kaki. Jika tidak
segera diobati, sindrom nefritik dapat menyebabkan gagal ginjal.

7. Gagal ginjal

Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu menyaring darah dan membuang cairan serta
zat limbah tubuh.

Kerusakan ginjal yang menyebabkan gagal ginjal dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai
dari efek samping obat-obatan, cedera berat pada ginjal, dehidrasi, hingga penyakit tertentu,
seperti hipertensi dan diabetes menahun yang tidak ditangani dengan baik. Ketika mengalami
gagal ginjal, seseorang akan mengalami beberapa gejala seperti berkurangnya jumlah urine,
tidak buang air kecil sama sekali selama berhari-hari, pembengkakan di kaki, sesak napas,
lemas, hingga pucat.

Jika Anda mengalami masalah pada sistem urinaria, terlebih jika disertai keluhan seperti
demam, nyeri pinggang atau punggung yang sangat berat, nyeri saat berkemih, dan terdapat
darah atau nanah pada urine, segera konsultasikan ke dokter urologi untuk mendapatkan
penanganan yang tepat. Diagnosis dan penanganan yang tepat akan mencegah kerusakan
sistem urinaria, sehingga kondisi tersebut dapat diobati dengan baik. Hal ini penting
dilakukan guna mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut akibat kerusakan berat pada
sistem urinaria berat.

Anda mungkin juga menyukai