Anda di halaman 1dari 21

Penyakit Perkemihan

Kelompok 4:

1. Allif Ridho 20191308


2. Angga Yudistira Ramadan 201913011
3. Nadira Novianti 201913057
4. Naurah Shafadilla Herdianti 201913058
5. Raihan Nur Ramadhan 201913071
6. Regita Cahyani 201913072
7. Rizky Ramadhan 201913079
8. Safitri Nurmilah 201913082
9. Siti Nur Anisa A. 201913084
10. Sri Wahyuningsih Y.K 201913087
Definisi Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan adalah salah satu sistem penting dalam tubuh manusia yang terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung
kemih dan uretra. Di dalam tubuh, sistem perkemihan memiliki fungsi utama yaitu membantu tubuh menyaring dan
mengeluarkan zat sisa tubuh. Selain itu, sistem perkemihan juga membantu tubuh mempertahankan keseimbangan air,
ion, pH, tekanan darah, kalsium, serta sel darah merah di tubuh anda.

Dalam menjalankan fungsinya, organ sistem perkemihan bisa mengalami permasalahan karena adanya bakteri atau virus
yang menyerang. Berikut beberapa penyakit atau masalah pada sistem perkemihan yang bisa terjadi pada pria atau
wanita:

 Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi saluran perkemihan adalah penyakit dimana bakteri masuk ke saluran kemih. ISK merupakan masalah sistem
perkemihan yang paling umum atau banyak dialami orang, namun resikonya lebih tinggi terjadi pada wanita karena wanita
memiliki uretra yang lebih pendek dibandingkan pria sehingga membuat bakteri lebih mudah untuk mencapai kandung
kemih sehingga lebih cepat untuk menginfeksi saluran kemih, dibandingkan dengan uretra pria yang panjang.

 Inkontinensia Urine

Inkontinensia urine adalah keadaan dimana anda tidak bisa mengontrol pengeluaran urine atau berkemih. Jadi anda
bisa merasa ingin terus berkemih. Penyebabnya berbeda pada wanita dan pria. Pada pria biasanya karena ada pembesaran
prostat, sedangkan wanita karena ada dorongan sering berkemih dan kebocoran urin.

 Interstisial Cystitis (IC)

Penyakit ketiga yang dapat menyerang saluran perkemihan adalah intestisial cystitis (IC). Jika mengalami penyakit
ini anda akan merasakan nyeri dan tekanan pada kandung kemih serta panggul. Selain itu, saluran kemih yang terkena
interstisial cystitis juga akan mengalami kerusakan pada lapisan pelindung kandung kemih dan membuat kandung kemih
menjadi kurang elastis.
Lanjutan……
 Prostatitis

Penyakit prostatitis bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti usia (umumnya terjadi pada usia lanjut), nyeri pada panggul
dan nyeri ketika buang air kecil, serta jumlah frekuensi kencing. Prostatitis dimanefastikan dengan adanya pembengkakan pada
kelenjar prostat pria. Prostatitis dibagi menjadi empat jenis, yaitu prostatitis bakteri akut, prostatitis bakteri kronis, chronic
prostatitis/chronic pelvic pain syndrome (CP/CPPS), dan asymptomatic inflammatory prostatitis. Penting untuk mengetahui jenis-
jenis prostatitis ini karena penyebab dan gejalanya berbeda-beda, sehingga pengobatannya pun akan berbeda.

 Batu Ginjal

Batu ginjal juga termasuk penyakit yang banyak dialami pada sistem perkemihan. Tanda dan gejala yang dirasakan penderita
batu ginjal adalah rasa sakit pada bagian punggung, dan adanya darah pada urin1e. Batu ginjal terjadi karena adanya akumulasi dari
massa padat pada urine yang menganggu fungsi perkemihan.

 Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal yaitu kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi dalam menyaring limbah dari darah. Ini bisa terjadi
karena gaya hidup buruk seperti makan makanan yang tidak sehat, sering mengonsumsi alkohol dan lain-lain.
Gejala Penyakit Perkemihan
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Gejala infeksi saluran kemih tergantung kepada jenis infeksi yang dialami. Pada ISK atas, gejala utama adalah nyeri di pinggang,
punggung bawah, atau selangkangan. Nyeri bisa bertambah buruk saat berkemih. Selain itu, gejala dapat berupa:

 Demam.

 Tubuh terasa dingin dan menggigil.

 Mual dan muntah.

 Diare.

 Sedangkan pada ISK bawah, gejala yang timbul meliputi:

 Nyeri saat buang air kecil.

 Frekuensi buang air kecil meningkat, namun jumlah urine sedikit.

 Tidak bisa menahan rasa ingin buang air kecil.

 Kandung kemih terasa masih penuh, meski sudah buang air kecil.

 Nyeri di perut bagian bawah.

 Nyeri pada panggul (pada wanita) atau di bagian rektum (pada pria).

 Bau urine sangat menyengat.

 Warna urine keruh.

 Terdapat darah dalam urine (hematuria).

 Lemas.
Lanjutan……
2. Inkontinensia Urine

Berikut ini adalah beberapa penyebab dari inkontinensia urine berdasarkan gejala yang ditimbulkan:

1. Mengompol ketika ada tekanan (stress incontinence)

Penderita inkontinensia jenis ini akan mengompol ketika kandung kemih tertekan, seperti saat batuk, bersin, tertawa keras, atau
mengangkat beban. Kondisi ini disebabkan oleh otot saluran kemih yang terlalu lemah untuk menahan urine ketika ada tekanan.

Otot kandung kemih dapat melemah karena berbagai faktor, misalnya karena proses persalinan, berat badan berlebih, atau komplikasi
pascaoperasi, seperti rusaknya saluran kemih.

2. Tidak dapat menunda buang air kecil (urge incontinence)

Penderita inkontinensia jenis ini tidak dapat menahan buang air kecil ketika dorongan untuk itu muncul. Sering kali perubahan posisi tubuh
atau mendengar suara aliran air membuat penderita mengompol.

Kondisi ini disebabkan oleh otot kandung kemih yang berkontraksi secara berlebihan. Kontraksi dipicu oleh konsumsi kafein, soda, alkohol,
dan pemanis buatan secara berlebihan, infeksi saluran kemih, sembelit, serta gangguan saraf, seperti stroke atau cedera saraf tulang
belakang.

3. Mengompol secara tiba-tiba (overflow incontinence)

Penderita inkontinensia jenis ini dapat ngompol sedikit-sedikit. Kondisi ini terjadi akibat kandung kemih tidak dapat dikosongkan sampai
benar-benar kosong (retensi urine kronis), sehingga sisa urine di dalam kandung kemih akan keluar sedikit-sedikit.

Retensi urine kronis dapat terjadi ketika kandung kemih atau saluran kemih mengalami penyumbatan, sehingga mengganggu keluarnya
urine. Penyumbatan ini umumnya disebabkan oleh pembesaran kelenjar prostat, tumor atau batu pada kandung kemih, atau karena
sembelit.

4. Sama sekali tidak bisa menahan urine (inkontinensia total)

Inkontinensia total terjadi ketika kandung kemih sama sekali tidak mampu menampung urine, sehingga penderitanya akan terus
mengompol.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh kelainan struktur kandung kemih atau panggul sejak lahir, cedera saraf tulang belakang, atau munculnya
lubang di antara kandung kemih dan organ sekitarnya, misalnya vagina.
Lanjutan……
3. Interstisial Cystitis (IC)

Ciri dan Gejala Interstitial Cystitis adalah:

 Tekanan dan rasa nyeri pada kandung kemih yang terasa makin kuat saat Anda ingin buang air kecil

 Rasa nyeri di perut bagian bawah, punggung bawah, panggul, atau uretra (tabung yang menyalurkan air kencing ke luar tubuh)

 Pada wanita: rasa sakit di vagina, bibir vagina, atau area belakang vagina

 Pada pria: rasa sakit pada kantung zakar, testis, penis, atau area belakang kantung zakar

 Sering merasa ingin kencing (lebih dari 8 kali sehari)

 Merasa ingin kencing sekarang juga, padahal Anda baru saja buang air kecil

 Pada wanita: rasa sakit saat berhubungan seks

 Pada pria: rasa sakit saat orgasme atau setelah berhubungan seks

 Rasa sakit pada kandung kemih yang dirasakan penderita interstitial cystitis bisa berupa nyeri ringan hingga rasa sakit yang
menusuk. Buang air kecil bisa terasa menyengat atau bahkan panas.

 Semua penderita interstitial cystitis akan mengalami peradangan pada kandung kemih, dan 5-10% penderita akan mengalami
luka di kandung kemih.
Lanjutan……
4. Prostatitis

Terdapat beragam gejala yang mungkin dialami oleh penderita prostatitis. Perbedaan tersebut tergantung pada jenis prostatitis yang
terjadi. Di antaranya adalah:

 Prostatitis bakteri akut. Gejala prostatitis bakteri akut biasanya muncul dengan cepat, seperti:

 Demam, menggigil, nyeri sendi, dan pegal-pegal.

 Aliran urine lemah dan nyeri saat berkemih.

 Nyeri punggung bawah dan nyeri di pangkal penis atau di bagian belakang skrotum.

 Selalu terasa ingin buang air besar.

 Prostatitis bakteri kronis. Pasien dengan prostatitis bakteri kronis tidak memiliki gejala sistemik seperti demam, menggigil,
pegal-pegal, dan nyeri sendi. Gejalanya yang dialami antara lain adalah:

 Selalu ingin buang air kecil (terutama pada malam hari) atau tidak dapat buang air kecil.

 Nyeri punggung bawah, daerah dubur, dan nyeri pada saat berkemih.

 Rasa berat di belakang skrotum.

 Nyeri setelah ejakulasi dan terdapat darah pada cairan semen.


Lanjutan……
5. Batu Ginjal 6. Gagal Ginjal Kronis

Sepertiga dari orang-orang di dunia memiliki kondisi adanya Gejala gagal ginjal kronis seringkali muncul ketika sudah masuk
batu pada ginjal mereka, tapi hanya setengahnya yang punya tahap lanjut. Gejala tersebut meliputi:
gejala batu ginjal.
 Kemunculan darah dalam urine.
Meski tanpa gejala, batu pada ginjal bisa menimbulkan
masalah, seperti infeksi dan penyumbatan aliran kencing. Batu  Pembengkakan pada tungkai.
yang tersangkut di kandung kemih akan menyebabkan kencing
 Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali.
batu dan memunculkan banyak gejala.

Gejala batu ginjal yang biasanya terjadi adalah sakit luar biasa
(urinary colic) yang datang dan pergi, dan biasanya bergerak
dari bagian samping belakang (flank) ke bagian bawah perut
(abdomen).

Gejala batu ginjal umum lainnya termasuk :

 pinggang, paha, selangkangan, dan kemaluan

 Sakit Darah dalam urin

 Mual dan muntah-muntah

 Rasa sakit disertai mual dan muntah-muntah

 Rasa sakit disertai demam dan meriang

 Kencing berdarah

 Susah buang air kecil, yang mana ini merupakan salah


satu gejala batu ginjal yang paling umum.
Penyebab Sistem Perkemihan
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

 Apabila wanita tidak menyeka area kemaluan setelah buang air kecil dari arah depan ke belakang, maka ia beresiko untuk
terserang penyakit ini. Sebab area uretra, yaitu organ yang berbentuk selang yang mengangkut urine dari kandung kemih ke
luar tubuh, terletak dekat dengan anus.

 Jika wanita tidak membersihkan area tersebut dengan benar maka bakteri dari usus besar, seperti E coli bisa berpindah dari
anus menuju uretra. Bakteri tersebut akan melakukan perjalanan sampai ke kandung kemih. Jika tidak diberikan penanganan
dan pengobatan, hal yang lebih parah seperti infeksi ginjal akan terjadi. Berhubungan intim juga bisa menyebabkan bakteri
masuk ke saluran kemih, selain dari kebiasaan jorok setelah buang air kecil. Berdasarkan hal tersebut, membersihkan area
kemaluan setelah melakukan hubungan intim merupakan hal yang sangat penting.

2. Inkontinensia Urine

Ada beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko mengalami inkontinensia urine, antara lain:

 Usia lanjut
Seiring pertambahan usia, otot kandung kemih dan saluran lubang kencing (uretra) akan semakin melemah.

 Jenis kelamin wanita


Inkontinensia urine lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria. Hal ini dapat dipengaruhi oleh proses kehamilan,
melahirkan, dan menopause.

 Keturunan
Risiko seseorang terkena inkontinensia urine akan lebih besar, jika salah satu anggota keluarganya pernah menderita kondisi
yang sama.

 Merokok
Tembakau dapat meningkatkan risiko inkontinensia urine. Oleh karena itu, perokok lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Lanjutan……
 Operasi pengangkatan rahim
Pada wanita, kandung kemih dan rahim didukung oleh beberapa otot yang sama. Ketika rahim diangkat, otot-otot dasar panggul
tersebut dapat mengalami kerusakan, sehingga memicu inkontinensia.
 Pengobatan kanker prostat
Efek samping obat yang digunakan dalam proses pengobatan kanker prostat dapat berisko menyebabkan inkontinensia urine.
 Obat-obatan
Beberapa jenis obat, sepeti obat antihipertensi, obat penenang, dan obat penyakit jantung, dapat memicu terjadinya
inkontinensia urine.
3. Interstisial Cystitis (IC)
Penyebab interstitial cystitis belum diketahui secara pasti, tapi ada banyak faktor yang bisa memicunya. Misalnya, orang yang
mengalami gangguan atau kelainan di lapisan pelindung (epithelium) kandung kemih biasanya akan mengalami interstitial cystitis
juga. Kebocoran pada epithelium bisa membuat bahan beracun dari air kencing mengiritasi dinding kandung kemih.
Kemungkinan penyebab lain namun belum terbukti adalah: reaksi autoimun, faktor keturunan, infeksi, atau alergi.
Faktor pemicu
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena interstitial cystitis, contohnya:
 Jenis kelamin. Perempuan lebih sering terkena interstitial cystitis dibandingkan laki-laki. Banyak pria yang mengalami gejala
yang mirip dengan interstitial cystitis, tapi seringnya itu adalah peradangan kelenjar prostat (prostatitis).
 Warna kulit dan rambut. Orang-orang dengan kulit putih atau rambut merah lebih sering terkena interstitial cystitis.
 Usia. Pada kebanyakan kasus, interstitial cystitis didiagnosis pada orang usia 30 tahun atau lebih.
 Memiliki gangguan nyeri kronis. Interstitial cystitis biasanya terjadi pada penderita irritable bowel syndrome (IBS) alias sindrom
iritasi usus, atau penderita fibromyalgia.
Lanjutan……
4. Prostatitis  Chronic prostatitis/chronic pelvic pain
syndrome (CP/CPPS). Merupakan jenis prostatitis yang paling
sering terjadi dan belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Berikut ini adalah sejumlah penyebab prostatitis yang Gejala yang muncul mirip dengan prostatitis bakteri kronis,
dikelompokkan berdasarkan jenis-jenisnya: namun yang berbeda adalah pada saat pemeriksaan tidak
ditemukan bakteri yang tumbuh.
 Prostatitis bakteri akut. Kondisi ini disebabkan oleh  Asymptomatic inflammatory prostatitis. Merupakan kondisi
infeksi bakteri yang menyebar naik. Beberapa jenis ketika prostat meradang, namun tidak menimbulkan
bakteri yang dapat memicu terjadinya prostatitis akut gejala. Asymptomatic inflammatory prostatitis dapat diketahui
ketika dokter melakukan pemeriksaan kesehatan kelenjar
antara lain E. coli dan Pseudomonas. Bakteri prostat. Penyebab dari jenis prostatitis ini sama dengan
penyebab infeksi menular seksual seperti Neisseria prostatitis bakteri kronis.
gonorrhoeae yang menjadi penyebab penyakit gonore,
 Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko
dan Chlamydia trachomatis juga dapat menjadi penyebab seseorang untuk mengalami prostatitis. Di antaranya adalah:
infeksi. Prostatitis bakteri akut biasanya terjadi pada usia
di bawah 35 tahun.  Mengalami infeksi saluran kemih.
 Memiliki riwayat prostatitis sebelumnya.
 Prostatitis bakteri kronis. Berbeda dengan prostatitis
bakteri akut, prostatitis bakteri kronis Penyebabnya juga  Mengalami cedera daerah panggul dan lipat paha.
merupakan penyebaran infeksi dari saluran kemih,  Menggunakan kateter urine.
sehingga jenis bakterinya sama dengan penyebab
prostatitis bakteri akut. Prostatitis bakteri kronis juga  Menderita HIV/AIDS.
dapat dipicu oleh penyakit lain seperti tuberkulosis  Pernah melakukan biopsi prostat, yaitu pengambilan sampel
ginjal, HIV, dan sarkoidosis. jaringan prostat untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Lanjutan……
5. Batu Ginjal
Penyebab batu ginjal atau kencing batu bisa terbentuk jika urin atau air kencing yang mengandung terlalu banyak bahan kimia.
Bahan kimia tersebut seperti kalsium, asam urat, sistin, atau struvite (campuran fosfat, magnesium, dan ammonium).
Melakukan diet yang sangat tinggi protein dan meminum terlalu sedikit air akan meningkatkan risiko penyebab batu ginjal
muncul. Faktanya, sekitar 85% batu di ginjal penyebab kencing batu terbuat dari zat kalsium. Batu asam urat terjadi lebih
sering jika Anda juga menderita encok. Batu struvite terbentuk lebih sering di dalam urin yang terinfeksi (batu infeksi).
Jenis Batu Yang Menyebabkan Kencing Batu
Para dokter telah menemukan empat jenis kandungan utama dari penyebab batu ginjal:
 Tumpukan kalsium
Kencing batu sering disebabkan oleh batu ginjal yang mengandung kalsium. Kelebihan kalsium bisa menjadi penyebab batu
ginjal. Pasalnya, kalsium yang tidak digunakan oleh tulang dan otot pergi ke ginjal.
Pada kebanyakan orang, ginjal mengeluarkan ekstra kalsium bersamaan dengan sisa urin. Orang yang memiliki batu kalsium
menyimpan kalsium dalam ginjal mereka.
Kalsium yang tetap berada di belakang bergabung dengan produk-produk limbah lain untuk membentuk batu. Seseorang dapat
memiliki kalsium oksalat dan batu kalsium fosfat, meskipun batu kalsium oksalat lebih umum.
 Asam urat tinggi
Sebuah batu asam urat juga bisa terbentuk ketika air seni mengandung terlalu banyak asam. Orang-orang yang makan banyak
daging, ikan, dan kerang mungkin terkena batu asam urat.
 Infeksi ginjal
Batu struvite di ginjal, juga dapat terbentuk setelah Anda memiliki infeksi ginjal.
 Faktor genetik
Batu sistin adalah hasil dari kelainan genetik, yang berarti masalah diturunkan dari orangtua ke anak. Gangguan tersebut
menyebabkan sistin bocor melalui ginjal dan ke dalam urin.
Lanjutan……
Faktor-Faktor Risiko
Ada banyak faktor-faktor risiko penyebab batu ginjal, seperti :
 Riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami batu di ginjal. Bila ada keluarga yang pernah mengalami batu di ginjal,
kemungkinan Anda juga bisa terkena
 Dehidrasi atau tubuh yang kekurangan cairan bisa menjadi penyebab batu ginjal
 Diet-diet tertentu, seperti diet yang tinggi protein, sodium, dan gula bisa menjadi risiko penyebab batu ginjal.
 Mengalami obesitas atau berat badan berlebih juga bisa menjadi penyebab batu ginjal
 Penyakit pencernaan dan operasi pencernaan. Operasi lambung (gastric bypass surgery), infeksi usus, atau diare kronis bisa
menyebabkan perubahan di dalam proses pencernaan yang memengaruhi penyerapan kalsium dan air, meningkatkan kadar
tingkat pembentukan batu di dalam urin Anda.
 Kondisi medis lainnya juga bisa meningkatkan risiko batu ginjal termasuk renal tubular acidosis, cystinuria,
hyperparathyroidism, obat-obatan tertentu, dan beberapa infeksi kandung kemih.

6. Gagal Ginjal Kronis


Gagal ginjal kronis disebabkan oleh kerusakan fungsi ginjal, akibat penyakit yang terjadi dalam jangka panjang. Beberapa penyakit
yang bisa menjadi penyebab gagal ginjal tersebut, antara lain diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit asam urat.
Cara Pengobatan Penyakit Perkemihan
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

 Infeksi saluran kemih perlu segera diobati, agar tidak terjadi kerusakan ginjal permanen. Pengobatan utamanya adalah dengan
pemberian obat-obatan (salah satunya antibiotik untuk ISK), yang jenis dan dosisnya disesuaikan dengan kondisi pasien.

 Infeksi saluran kemih bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:

 Memperbanyak konsumsi minum air putih.

 Membersihkan organ vital sebelum berhubungan intim.

 Gunakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun.

2. Inkontinensia Urine

Pengobatan terhadap inkontinensia urine dilakukan berdasarkan penyebab, gejala yang muncul, serta tingkat keparahan gejala yang
dialami. Beberapa jenis pengobatan inkontinensia urine yang dapat dilakukan adalah:

 Obat penghambat alfa

Obat penghambat alfa diberikan untuk mengurangi kontraksi otot panggul dan kelenjar prostat.

 Suntik Botox

Penyuntikan Botox dilakukan langsung ke dalam otot kandung kemih untuk melemaskan otot kandung kemih yang terlalu aktif.

 Pemasangan cincin pesarium

Cincin pesarium digunakan untuk mencegah turunnya rahim, yang bisa mengakibatkan inkontinensia urine.
Lanjutan……
Operasi
Operasi dilakukan jika metode pengobatan nonbedah tidak efektif untuk mengobati inkontinensia urine. Beberapa metode operasi yang dapat
dilakukan adalah:
 Memasang penyangga (sling) di sekitar leher kandung kemih, untuk menahan dan mencegah kebocoran urine.
 Menaikkan leher kandung kemih, kemudian menjahitnya, untuk mencegah kebocoran urine saat kandung kemih mendapat tekanan. Metode
ini disebut kolposuspensi (colposuspension).
 Memasang otot buatan di sekitar leher kandung kemih, untuk menjaga agar urine tidak keluar hingga benar-benar ingin buang air kecil.
 Memasang jaring tipis di belakang saluran kemih, untuk menopang saluran kemih agar selalu pada posisinya
 Memperbaiki organ panggul yang turun, untuk mengembalikan panggul ke posisi normal dan mencegah kebocoran urine.
 Pencegahan Inkontinensia Urine
 Langkah utama untuk mencegah inkontinensia urine adalah menerapkan gaya hidup sehat. Tindakan ini dapat dilakukan dengan cara:
 Menurunkan berat badan, jika Anda memiliki berat badan berlebih.
 Mengonsumsi makanan tinggi serat, untuk mencegah sembelit.
 Membatasi konsumsi minuman berkafein dan beralkohol.
 Berhenti merokok
Lanjutan……
3. Interstisial Cystitis (IC)

Tidak ada pengobatan mudah yang bisa mengobati gejala interstitial cystitis, dan tidak ada pengobatan yang bisa ampuh untuk
semua orang. Anda mungkin harus mencoba beberapa pengobatan, atau kombinasi dari beberapa metode, sebelum menemukan cara
yang paling efektif untuk kondisi Anda.

 Terapi fisik

 Dengan bantuan terapis fisik, Anda bisa mengatasi nyeri panggul akibat ketidaknormalan otot dan jaringan di dasar panggil
Anda.

 Obat-obatan

 Obat-obatan yang bisa Anda minum untuk mengatasi gejala interstitial cystitis adalah:

 Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen sodium, untuk menghilangkan nyeri.

 Antidepresan tricyclic, seperti amitriptyline atau imipramine, untuk membantu melemaskan kandung kemih dan mencegah
sakit.

 Antihistamin, seperti loratadine, yang bisa mengurangi rasa ingin kencing yang terlalu sering, dan mengatasi gejala lainnya.

 Pentosan polysulfate sodium, yang sudah disetujui oleh FDA di Amerika untuk mengobati interstitial cystitis. Cara kerjanya
belum diketahyi, tapi ditemukan bisa memperbaiki permukaan dalam kandung kemih, yang melindungi dinding kandung kemih
dari bahan-bahan di urin yang bisa mengiritasi. Mungkin butuh waktu 2-4 bulan sampai rasa sakit hilang sepenuhnya, dan 6
bulan hingga rasa ingin kencing mulai berkurang frekuensinya.
Lanjutan……
Stimulasi saraf  Distensi kandung kemih
 Banyak pasien yang merasa lebih baik setelah menjalani
Teknik stimulasi saraf yang bisa dilakukan adalah: distensi kandung kemih dengan sistoskopi. Distensi kandung
kemih adalah prosedur meregangkan/melebarkan kandung
 Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS). kemih dengan air. Jika Anda merasakan kemajuan yang
bertahan dalam waktu lama setelah prosedur ini, dokter
Aliran listrik ringan bisa menghilangkan nyeri panggul, mungkin akan mengulanginya saat diperlukan.
dan dalam beberapa kasus bahkan mengurangi frekuensi
rasa ingin kencing. TENS juga bisa meningkatkan aliran  Obat yang dimasukkan ke dalam kandung kemih
darah ke kandung kemih, untuk menguatkan otot yang  Dalam prosedur instilasi kandung kemih, dokter akan
mengontrol kandung kemih, atau memicu pelepasan zat memasukkan obat dimethyl sulfoxide ke dalam kandung kemih
yang menghalangi rasa sakit. Untuk melakukannya, kabel Anda melalui kateter yang dimasukkan lewat uretra.
elektrik akan dipasang di punggung bawah atau di atas  Cairan obat ini kadang-kadang dicampur dengan obat lain
area kemaluan, untuk menghantarkan aliran listrik. seperti obat bius lokal, dan akan bertahan di kandung kemih
Berapa lama dan berapa kali terapi akan tergantung pada Anda selama 15 menit. Kemudian Anda akan diminta buang air
kecil untuk membuangnya.
respon tubuh Anda.
 Anda mungkin perlu menjalani pengobatan dimethyl sulfoxide
 Sacral nerve stimulation. ini setiap minggu selama 6-8 minggu, kemudian kembali lagi
Saraf sakral adalah penghubung utama antara saraf tulang untuk pengobatan maintenance jika diperlukan, misalnya
setiap 2 minggu sekali, selama satu tahun.
belakang dan saraf di kandung kemih. Merangsang saraf
sakral ini dapat mengurangi rasa ingin kencing yang sering  Metode instilasi kandung kemih yang terbaru biasanya
menggunakan cairan yang mengandung obat lidocaine, sodium
terjadi pada penderita interstitial cystitis. Untuk bicarbonate, dan antara pentosan atau heparin.
melakukannya, kabel tipis akan dipasang di dekat saraf
sakral dan mengirim aliran listrik ke kandung kemih,
mirip dengan cara kerja alat pacu jantung. Jika prosedur
ini berhasil mengurangi gejala yang Anda rasakan, dokter
mungkin akan memasang alat permanen di dalam tubuh
Anda lewat operasi. Prosedur ini tidak akan mengurangi
rasa sakit akibat interstitial cystitis, tapi bisa mengatasi
masalah buang air kecil terlalu sering.
Lanjutan……
4. Prostatitis
Prostatitis dapat diobati dengan banyak cara dan bisa berbeda-beda, tergantung dari bakteri penyebab, gejala yang ditimbulkan, dan
tingkat keparahannya. Karena itu, diagnosis yang tepat sangatlah penting sebelum menjalani pengobatan.
 Prostatitis bakteri akut. Pengobatan prostatitis bakteri akut biasanya membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk
medapatkan antibiotik yang diberikan lewat pembuluh darah atau infus. Namun bila gejala yang dialami ringan dan tidak
menimbulkan sepsis, pasien tidak perlu dirawat dan hanya diberikan antibiotik minum. Obat lain yang digunakan sebagi
pendukung adalah obat penurun demam dan pereda rasa sakit. Penambahan cairan melalui infus dan pencahar juga terkadang
dibutuhkan. Pemasangan kateter langsung dari dinding perut bawah yang dihubungkan dengan kandung kemih (kateter
suprapubik) lebih dipilih dibandingkan dengan kateter urine yang biasa dipasang melalui penis, bila terdapat sumbatan pada
saluran kemih, misalnya akibat pembengkakan prostat yang menekan saluran kemih.
 Prostatitis bakteri kronis dan Chronic prostatitis/chronic pelvic pain syndrome (CP/CPPS). Pengobatan pendukung seperti
anjuran untuk banyak minum, pemberian obat pencahar, obat antiinflamasi nonsteroid, atau obat alpha
blockers (seperti tamsulosin) dapat diberikan. Pemberian alpha blockers bertujuan untuk mengurangi penyumbatan dan
gangguan saat buang air kecil akibat pembengkakan kelenjar prostat dengan. Untuk prostatitis kronis, antibiotik diberikan
selama 4 hingga 6 minggu. Bila terdapat batu pada prostat, dapat dilakukan pemotongan dan pengangkatan prostat melalui
prosedur transurethral resection of the prostate (TURP) atau total prostatectomy.
 Asymptomatic inflammatory prostatitis. Asymptomatic prostatitis tidak memerlukan pengobatan, namun perlu hati-hati
dengan kemungkinan gangguan kesuburan. Tetap ikuti anjuran dokter untuk kasus ini.
 Selain obat-obatan, klien dapat dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut agar dapat membantu meredakan gejala
prostatitis:
 Mengurangi konsumsi makanan pedas atau asam serta minuman berkafein atau beralkohol.
 Banyak minum air putih untuk membantu membuang bakteri dalam prostat melalui urine.
 Menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan iritasi pada prostat, seperti duduk dalam waktu lama atau bersepeda.
Lanjutan……
5. Batu Ginjal
Jika seseorang memiliki batu di ginjal yang besar atau saluran
Pengobatan tergantung kepada beberapa hal, seperti ukuran
dan jumlah batu, di mana dmereka berada, dan apakah ada kemih Anda diblokir, ahli urologi dapat mengangkat batu atau
infeksi atau tidak. Kebanyakan batu keluar dari tubuh dengan memecahnya menjadi potongan-potongan kecil dengan
sendirinya tanpa bantuan dokter. Obat-obatan dapat digunakan perawatan selain operasi batu ginjal berikut ini:
untuk mengurangi rasa sakit. Antibiotik diberikan jika ada
infeksi.  Ureteroscopy
Yang tidak keluar sendiri perlu dikeluarkan dengan bantuan Urolog akan menggunakan alat panjang, seperti tabung dengan
ahli urologi. Seorang ahli urologi adalah dokter yang memiliki
spesialisasi di bidang penyakit saluran kemih. Ahli urologi lensa mata, yang disebut ureteroscope, untuk menemukan
biasanya menggunakan alat yang panjang dan tipis krital pada penyakit batu ginjal. Alat ini dimasukkan ke dalam
(ureteroscope) untuk mengeceknya. uretra dan melalui kandung kemih ke ureter.
Kadang-kadang, dokter juga menggunakan gelombang kejut Setelah batu ditemukan, urologi dapat mengangkat atau dapat
untuk memecahkan batu menjadi potongan-potongan kecil agar
lebih mudah dikeluarkan. Pengobatan ini memecahnya menjadi potongan-potongan kecil dengan energi
disebut extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). Tak laser.
jarang, diperlukan operasi batu ginjal untuk mengeluarkan
batu-batu ini (percutaneous nephrolithotomy).  Nephrolithotomy perkutan
 Operasi batu ginjal Urolog menggunakan alat untuk melihat kawat-tipis, yang
Jika batu ginjal menghalangi saluran kemih Anda, Anda disebut nephroscope, untuk menemukan dan menghilangkan
membutuhkan tindakan seperti operasi batu ginjal. Jika hanya kristal batu pada penyakit batu ginjal.
ditemukan batu-batu kecil pada ginjal, biasanya ini tidak
membutuhkan tindakan operasi batu ginjal. Alat ini dimasukkan langsung ke dalam ginjal melalui luka kecil
yang dibuat di punggung Anda. Untuk kasus penyakit batu
Kemungkinan Anda butuh obat pereda nyeri untuk meredakan
sakit di bagian perut atau ketika ingin buang air kecil. Jika ginjal yang lebih parah, gelombang kejut juga dapat digunakan
Anda sering muntah atau tidak minum cukup cairan, Anda untuk memecah batu menjadi potongan-potongan kecil.
mungkin perlu untuk pergi ke rumah sakit dan mendapatkan
cairan melalui jarum di lengan. Kemungkinan dokter juga akan
menyarankan operasi batu ginjal di tahap ini.
Lanjutan……
6. Gagal Ginjal Kronis

Penanganan GGK bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah kondisi penyakit bertambah buruk akibat limbah yang tidak dapat
dikeluarkan dari tubuh. Untuk itu, deteksi dini dan penanganan secepatnya sangat diperlukan. Secara umum, pengobatan gagal ginjal
kronis meliputi:

 Pemberian obat-obatan

 Cuci darah

 Transplantasi ginjal

 Untuk mencegah penyakit ini, jalani pola hidup sehat dengan menghindari kondisi yang dapat memicu gagal ginjal kronis.

Anda mungkin juga menyukai