Anda di halaman 1dari 4

Penyebab, Jenis, dan Pengobatan Inkontinensia Urin

Inkontinensia urin bukanlah penyakit, melainkan merupakan gejala dari suatu penyakit atau masalah
kesehatan lain yang mendasarinya. Inkontinensia urin dapat membuat seseorang merasa malu, rendah diri,
bahkan frustasi dan depresi. Kabar baiknya, inkontinensia urin dapat ditangani secara efektif dan sangat
mungkin disembuhkan.
Inkontinensia urin mengacu pada ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol kandung kemih
(bladder). Artinya, jika Anda beser (kebocoran kemih) ketika tertawa, bersin, mengalami kejadian yang
mengejutkan dan selalu ingin buang air kecil, maka Anda mengalami inkontinensia urin.
Ada banyak sekali penyebab inkontinensia urin. Inkontinensia urin dapat terjadi akibat dampak dari
infeksi saluran kemih, sembelit, minum obat jenis tertentu, stroke, dan prostat yang membesar. Tergantung
dari penyebabnya, inkontinensia urin dapat bersifat sementara (akut) atau berkelanjutan (kronis).

Penyebab Inkontinensia Urin


Saluran kemih terdiri dari ginjal (tempat terbentuknya urin), kandung kemih (tempat urin dikumpulkan dan
disimpan), dan saluran yang menghubungkan kandung kemih ke luar (uretra). Banyak sekali penyebab
inkontinensia urin, yang mana bisa bersifat akut atau kronis.
Inkontinensia urin akut dapat disebabkan oleh:
Sembelit, Infeksi saluran kemih, Konsumsi alkohol berlebih
Minum terlalu banyak atau minum cairan yang dapat mengiritasi kandung kemih, seperti minuman
berkarbonasi, minuman yang mengandung kafein, buah dan jus jeruk, pemanis buatan, dan termasuk kopi dan
teh tanpa kafein.
Mengonsumsi obat, seperti obat untuk flu, alergi, depresi, nyeri, tekanan darah tinggi, diuretik,
dekongestan dan relaksan otot.
Inkontinensia urin kronis dapat terjadi karena:
Otot kandung kemih yang terlalu aktif
Terdapat obstruksi pada saluran kemih, seperti batu saluran kemih
Otot dasar panggul lemah, Cedera tulang blkng, Multiple sclerosis/peny.kronis di SSP
Stroke, Penyakit Parkinson, Tumor otak, Mobilitas yang minim
Interstitial cystitis/radang kronis dinding kandung kemih, Kanker Kandung Kemih
Penyakit atau cedera yang mempengaruhi sistem saraf dan otot, termasuk diabetes
Penyebab khusus inkontinensia urin pada perempuan meliputi:
Infeksi atau iritasi pada vagina, Kehamilan dan persalinan, Ketidakseimbangan hormon terkait
menopause, Histerektomi (operasi pengangkatan rahim).

Penyebab khusus inkontinensia urin pada laki-laki meliputi:


Radang prostat (prostatitis) dan benign prostatic hyperplasia (BPH), yang mengacu pada
pembengkakan prostat
Kanker prostat dan pengobatan untuk kanker prostat, termasuk radiasi dan pembedahan.

Faktor Risiko Inkontinensia Urin


Ada banyak faktor risiko inkontinensia urin, banyak diantaranya yang bisa diatasi. Misalnya dengan tetap
menjaga kenormalan berat badan, tidak merokok, dan mengurangi konsumsi kafein dan alkohol. Semua gaya
hidup ini akan menurunkan risiko inkontinensia urin. Mengapa?
Kelebihan berat badan terutama orang dengan BMI 30 kg/m2 atau lebih berat akan menyebabkan
regangan konstan pada kandung kemih dan otot-otot sekitarnya. Pada gilirannya akan menyebabkan
kebocoran urin, misalnya ketika batuk atau bersin.
Merokok akan meningkatkan risiko terkena inkontinensia urin karena merokok dapat menyebabkan
kandung kemih terlalu aktif karena efek nikotin pada dinding kandung kemih.
Konsumsi kafein dan alkohol akan meningkatkan risiko inkontinensia urin karena keduanya bersifat
diuretik, yang menyebabkan kandung kemih terisi dengan cepat dan memicu keinginan untuk sering buang
air kecil.

Olahraga seperti jogging juga dapat berkontribusi untuk inkontinensia urin, terutama pada
perempuan, karena jogging dapat menekan kandung kandung kemih, menyebabkan beser, meskipun hal ini
bersifat normal dan sementara.
Jenis kelamin juga merupakan faktor risiko inkontinensia urin. Faktanya perempuan dua kali lebih
mungkin mengalami inkontinensia urin ketimbang laki-laki. Hal ini karena kodrat perempuan yang hamil,
melahirkan dan menopause. Selain itu, uretra pada perempuan lebih pendek daripada laki-laki.
Berusia lanjut juga menjadi salah satu faktor risiko inkontinensia urin, meskipun hal ini bukanlah
kondisi yang normal dalam proses penuaan. Hal ini lebih mungkin disebabkan karena lemahnya kandung
kemih dan otot-otot kandung kemih pada orang yang berusia lanjut.

Jenis Inkontinensia Urin


Inkontinensia stres
Inkontinensia urgensi
Inkontinensia overflow
Inkontinensia mixed (campuran).

Inkontinensia stres
Inkontinensia stres adalah jenis inkontinensia urin yang paling umum terjadi, kabar baiknya inkontinensia
ini dapat ditangani, dirawat dan disembuhkan dengan efektif.
Inkontinensia stres merupakan kebocoran kemih akibat otot-otot panggul yang lemah. Batuk, bersin,
tertawa, berhubungan badan, mengangkat beban berat atau gerakan yang menimbulkan tekanan atau stres
pada kandung kemih dapat menyebabkan stres yang kemudian membuat kebocoran kemih. Inkontinesia
stres tidak disertai dengan dorongan untuk buang air kecil. Inkontinensia stres biasanya lebih sering dialami
perempuan ketimbang laki-laki.

Inkontinensia urgensi
Seperti halnya inkontinensia stres, inkontinesia urgensi juga terjadi karena kandung kemih yang terlalu
aktif, kabar baiknya juga dapat disembuhkan dengan efektif. Inkontinensia urgensi disebabkan karena saraf
yang rusak mengirimkan sinyal ke kandung kemih untuk berkontraksi, meskipun kandung kemih tidak
dalam keadaan penuh. Hal inilah yang menyebabkan desakan untuk buang air kemih yang sering, biasanya
lebih dari 8 kali selama 24 jam. Seringnya berkemih di malam hari juga merupakan gejala dari inkontinensia
urgensi, yaitu bangun untuk buang air kecil minimal 2 kali atau lebih pada malam hari. Inkontinensia urgensi
merupakan jenis inkontinensia yang paling sering terjadi pada laki-laki. Meskipun inkontinensia urgensi
lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut, namun ini bukan dianggap bagian dari proses penuaan.
Inkontinensia overflow
Pada inkontinensia overflow, penderita merasakan kandung kemihnya selalu penuh sebagian. Penderita
mungkin akan buang air kecil dalam jumlah yang kecil namun sering. Hal ini disebabkan karena
ketidakmampuan dalam mengosongkan kandung kemih. Inkontinensia overflow sering dilaporkan terjadi
pada orang-orang yang uretranya terblokir atau karena kerusakan pada kandung kemih, dan orang-orang
yang mengalami masalah prostat. Seperti halnya inkontinensia stres dan urgensi, ada beberapa pilihan
pengobatan untuk menyembuhkannya.

Inkontinensia mixed (campuran)


Sebagian orang dengan inkontinensia urgensi juga mengalami inkontinensia stres dan juga sebaliknya.
Namun hal ini tidak berarti bahwa penyebabnya selalu berhubungan. Para pakar kesehatan akan mampu
menemukan penyebab dan pilihan pengobatan yang tepat untuk penderita inkontinensia campuran.

Pengobatan Inkontinensia
Pengobatan inkontinensia akan tergantung dari penyebabnya. Secara garis besar, ada beberapa macam
pengobatan untuk inkontinensia, antara lain:
Perubahan gaya hidup
Obat-obatan
Peralatan medis
Pembedahan.

Perubahan gaya hidup


Perubahan gaya hidup seringkali dapat membantu seseorang dalam mengatasi inkontinensia, antara lain
dengan:
Menurunkan berat badan
Menghindari minum berlebih dan mengurangi konsumsi kafein, Senam Kegel
Biofeedback
Latihan kandung kemih, Manajemen cairan dan diet, Penjadwalan waktu buang air kecil.
Obat-obatan
Obat-obatan yang umum digunakan untuk mengatasi inkontinensia urin antara lain:
Antispasmodik, termasuk obat-obatan antikolinergik dan relaksan otot polos, yang bekerja untuk
merelaksasi kandung kemih.
Antibiotik, digunakan untuk mengobati infeksi yang menyebabkan inkontinensia.
Terapi penggantian hormon, seperti terapi penggantian estrogen pada perempuan menopause.
Obat lain, seperti desmopressin yang merupakan antidiuretik yang menghentikan produksi urin saat
Anda tidur.
Peralatan medis
Beberapa peralatan medis yang dapat membantu mengatasi inkontinensia urin antara lain:
Urethral insert, menyerupai tampon yang dapat dimasukkan ke dalam uretra perempuan guna
mencegah kebocoran urin.
Pessary, semacam cincin yang dimasukkan ke dalam vagina untuk mengatasi inkontinensia akibat
kandung kemih prolaps atau turun.
Penile compression device, klem pada penis yang mencegah kebocoran urin.
Kateter, jika inkontinensia adalah karena ketidakmampuan dalam mengosongkan kandung kemih,
maka dokter akan menyarankan penggunaan kateter. Kateter adalah selang lunak yang dimasukkan ke uretra
untuk menguras kandung kemih.

Pembedahan
Pemasangan sfingter urin buatan (katup pengontrol aliran urin dari kandung kemih) untuk laki-laki.
Suspensi leher kandung kemih (mengangkat kandung kemih yang kendur).
Perbaikan kecacatan anatomi internal.
Sacral nerve stimulation.
Bulking material injections atau collagen injections, memperkuat jar.uretra
Prosedur sling (ditempatkan di bawah uretra).

Anda mungkin juga menyukai