Anda di halaman 1dari 3

Apa itu Inkontinensia Urin?

Inkontinensia urin, atau yang juga disebut dengan kebocoran urin, merupakan masalah
yang biasa terjadi dan mengganggu orang-orang usia lanjut, walaupun dapat juga terjadi
pada usia lainnya. Beberapa orang percaya bahwa kondisi ini merupakan bagian dari
proses penuaan, namun riset menunjukkan sebaliknya. Menurut riset, kondisi ini merupakan
gejala dari kondisi medis yang ada. Sehingga, mengobati kondisi ini berarti mengobati
kondisi-kondisi lainnya juga.

Inkontinensia urin dapat terjadi baik pada pria maupun wanita dan tidak hanya menganggu,
tapi dapat juga membuat malu. Untuk sebagian orang, satu-satunya solusi adalah dengan
menggunakan popok orang dewasa saat berpergian.

Jika Anda mengalami kesulitan mengendalikan kandung kemih Anda, maka sebaiknya Anda
berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan pengobatan. Tergantung pada besarnya
masalah, pengobatan dapat berupa pengobatan yang sederhana seperti mengubah
beberapa gaya hidup/meminum obat untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan
menyembuhkan kondisi tersebut secara bersamaan.

Apa penyebab Inkontinensia Urin?


Beberapa faktor yang mendorong terjadinya inkontinensia urin baik pada pria maupun
wanita, termasuk hal-hal berikut:

 Saluran kencing tersumbat


 Kandung kemih tidak dapat dikosongkan sepenuhnya
 Tekanan yang salah pada kandung kemih
 Otot-otot di sekitar saluran kencing yang lemah atau rusak
Berikut ini adalah berbagai tipe dari inkontinensia urin serta penyebabnya:

Inkontinensia tekanan (stress incontinence) batuk, bersin, tertawa, atau mengangkat barang
dapat memberikan tekanan berlebih pada kandung kemih sehingga menyebabkan
kebocoran. Pria yang telah menjalani pengangkatan prostat atau terapi radiasi untuk  kanker
prostat  biasanya terkena kondisi jenis ini. Wanita akan mengalami inkontinensia tekanan
setelah melahirkan. Kondisi tersebut dapat diperparah oleh faktor-faktor lain seperti
obesitas, merokok, konsumsi kafein dan alkohol berlebih, kekurangan hormon, dan aktifitas
dengan benturan tinggi.
Inkontinensia dorongan (urge incontinence) disebabkan oleh dorongan untuk kencing yang
berlebihan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh pembengkakan kandung kemih, batu yang
terdapat dalam kandung kemih, infeksi, kanker kandung kemih, cidera saraf, atau
pembesaran prostat.

Inkonintensia meluber (overflow incontinence) terjadi saat urin terus menerus mengalir
keluar, yang mengakibatkan seringnya kencing dalam jumlah yang sedikit. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Biasanya disebabkan oleh otot-otot
kandung kemih yang melemah, sumbatan pada saluran kencing, kerusakan saraf dan efek
dari beberapa obat-obatan.

Inkontinensia fungsional (functional incontinence) terjadi saat seseorang memiliki


kekurangan fisik yang menghambatnya untuk segera sampai di kamar mandi. Hal ini dapat
disebabkan oleh sakit punggung, artritis, multiple sklerosis, penyakit Parkinson,
atau dementia .
Inkontinensia campuran (mixed incontinence) terjadi saat terdapat kombinasi antara
inkontinensia tekanan dan dorongan (stress and urge incontinence).
Inkontinensia sementara terjadi pada kondisi yang hanya disebabkan oleh situasi-situasi
sementara, seperti meminum obat yang baru, terkena infeksi, batuk, atau saat flu.

Kandung kemih overaktif (overactive bladder) terjadi saat otot-otot abnormal mengirimkan
sinyal ke kandung kemih di waktu yang tidak tepat.

Apa saja gejala Inkontinensia Urin?


Inkontinensia urin adalah keluarnya urin tanpa disengaja dari kandung kemih. Beberapa
orang akan mengalami kondisi ini sesekali, tetapi untuk yang lainnya kondisi ini dapat
terjadi secara terus-menerus. Kondisi ini sendiri merupakan gejala dari kondisi medis yang
telah ada sebelumnya, seperti kanker prostat atau kerusakan pada saraf.

Pada kebanyakan kasus, masalah terbesar pada kondisi ini adalah hal tersebut
mengganggu dan terkadang juga memalukan. Akan tetapi, ada kasus-kasus yang
membutuhkan penanganan medis segera. Jika Anda mengalami gejala-gejala berikut ini,
maka sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter.

 Rasa kebas dan lemah pada pantat serta tubuh bagian bawah.
 Demam  dan sakit pada perut
 Perubahan pada gerakan usus Anda
 Terdapat darah dalam urin
 Perubahan inkontinensia
 Inkontinensia menghambat Anda melakukan kegiatan sehari-hari

Siapa yang dapat menangani Inkontinensia Urin? dan Perawatan


apa yang dapat dilakukan?
Orang pertama yang harus Anda temui adalah dokter keluarga Anda jika Anda mengalami
inkontinensia urin. Tenaga ahli medis lainnya yang dapat mendiagnosis dan mengobati
kondisi Anda termasuk dokter penyakit dalam , dokter urologi, serta ahli geriatri. Dalam
banyak kasus, gejala-gejala inkontinensia urin dapat dikendalikan dengan menggunakan
metode pengobatan sederhana di rumah. Hal ini termasuk mengubah gaya hidup, seperti
mengurangi atau menghentikan asupan kafein atau minuman bersoda, membatasi asupan
alkohol, mengurangi asupan makanan yang dapat mengakibatkan iritasi pada kandung
kemih Anda (cuka, produk susu, coklat, tomat, dll), berhenti merokok, dan menghindari
muntah.
Anda dapat saja berfikir perlu untuk mengurangi minum. Hal ini menjadi miskonsepsi yang
umum dan dapat memberikan hasil yang drastis. Tubuh Anda perlu selalu untuk terhidrasi
karena dehidrasi dapat mengakibatkan hal yang fatal. Paling tidak hal tersebut dapat
mengakibatkan muntah.

Anda juga perlu berolahraga secara teratur. Mungkin saja dirasa sulit untuk melakukan
olahraga disaat Anda harus sering ke toilet, tetapi dengan berolahraga Anda dapat
membangun otot-otot Anda sehingga dapat mengendalikan kandung kemih Anda.

Jika dokter Anda memutuskan untuk memberikan resep obat, biasanya itu dilakukan untuk
mengobati kondisi medis yang menyebabkan terjadinya inkontinensia urin. Sebagai contoh,
jika terjadi pembesaran prostat yang menyebabkan inkontinensia, maka Anda akan diberi
obat untuk menangani masalah yang disebut dengan hiperplasia prostatik jinak.
Jenis-jenis pengobatan lainnya yang dapat membantu meningkatkan gejala atau
menghilangkannya secara bersamaan adalah:

 Pengobatan antrispasmodik atau antikolinergik – akan membuat Anda dapat lebih


mengendalikan kandung kemih dan meningkatkan kapasitas kandung kemih.
 Obat antidepresan.
 Botolinum Toxin – membantu otot – otot kandung kemih untuk rileks.
Pilihan terakhir adalah dengan menjalankan pembedahan (operasi). Hal ini hanya akan
direkomendasikan bagi kasus-kasus berat dan saat bentuk pengobatan lainnya gagal.

Prosedur bedah yang paling umum dilakukan untuk mengobati inkontinensia urin adalah:

 Sphincter buatan – dilakukan dengan cara meletakkan tabung yang dapat digelembungkan
di sekitar saluran kencing, yang dapat dikembangkan atau dikempiskan untuk
mengendalikan kencing.
 Bulbourethral sling – dilakukan dengan cara meletakkan sebuah sling di bawah saluran
kencing dan melekatkannya di tulang kemaluan atau jaringan otot, yang dapat membantu
menaikkan saluran kencing dan memberikan kendali lebih pada kandung kemih Anda.
 Sacral Nerve Stimulation - dilakukan dengan cara meletakkan sebuah alat elektronik kecil
yang akan merangsang saraf sacral.
 Urethral Bulking – dilakukan dengan cara mempertebal dinding saluran kencing dengan
penambahan materi tertentu, sehingga dapat membantu Anda mengendalikan kandung
kemih Anda.
Referensi:
 Deng DY. Urinary incontinence in women. Med Clin North Am. 2011;95:101-109.

 Gerber GS, Brendler CB. Evaluation of the urologic patient: History, physical
examination, and urinalysis. In: Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, Partin AW, Peters
CA, eds. Campbell-Walsh Urology. 10th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders;
2012:chap 3.
 Resnick NM. Incontinence. In: Goldman L, Ausiello D, eds. Goldman's Cecil Medicine.
24th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011:chap 25.

Anda mungkin juga menyukai