Inkontinensia urin, atau yang juga disebut dengan kebocoran urin, merupakan masalah
yang biasa terjadi dan mengganggu orang-orang usia lanjut, walaupun dapat juga terjadi
pada usia lainnya. Beberapa orang percaya bahwa kondisi ini merupakan bagian dari
proses penuaan, namun riset menunjukkan sebaliknya. Menurut riset, kondisi ini merupakan
gejala dari kondisi medis yang ada. Sehingga, mengobati kondisi ini berarti mengobati
kondisi-kondisi lainnya juga.
Inkontinensia urin dapat terjadi baik pada pria maupun wanita dan tidak hanya menganggu,
tapi dapat juga membuat malu. Untuk sebagian orang, satu-satunya solusi adalah dengan
menggunakan popok orang dewasa saat berpergian.
Jika Anda mengalami kesulitan mengendalikan kandung kemih Anda, maka sebaiknya Anda
berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan pengobatan. Tergantung pada besarnya
masalah, pengobatan dapat berupa pengobatan yang sederhana seperti mengubah
beberapa gaya hidup/meminum obat untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan
menyembuhkan kondisi tersebut secara bersamaan.
Inkontinensia tekanan (stress incontinence) batuk, bersin, tertawa, atau mengangkat barang
dapat memberikan tekanan berlebih pada kandung kemih sehingga menyebabkan
kebocoran. Pria yang telah menjalani pengangkatan prostat atau terapi radiasi untuk kanker
prostat biasanya terkena kondisi jenis ini. Wanita akan mengalami inkontinensia tekanan
setelah melahirkan. Kondisi tersebut dapat diperparah oleh faktor-faktor lain seperti
obesitas, merokok, konsumsi kafein dan alkohol berlebih, kekurangan hormon, dan aktifitas
dengan benturan tinggi.
Inkontinensia dorongan (urge incontinence) disebabkan oleh dorongan untuk kencing yang
berlebihan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh pembengkakan kandung kemih, batu yang
terdapat dalam kandung kemih, infeksi, kanker kandung kemih, cidera saraf, atau
pembesaran prostat.
Inkonintensia meluber (overflow incontinence) terjadi saat urin terus menerus mengalir
keluar, yang mengakibatkan seringnya kencing dalam jumlah yang sedikit. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Biasanya disebabkan oleh otot-otot
kandung kemih yang melemah, sumbatan pada saluran kencing, kerusakan saraf dan efek
dari beberapa obat-obatan.
Kandung kemih overaktif (overactive bladder) terjadi saat otot-otot abnormal mengirimkan
sinyal ke kandung kemih di waktu yang tidak tepat.
Pada kebanyakan kasus, masalah terbesar pada kondisi ini adalah hal tersebut
mengganggu dan terkadang juga memalukan. Akan tetapi, ada kasus-kasus yang
membutuhkan penanganan medis segera. Jika Anda mengalami gejala-gejala berikut ini,
maka sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter.
Rasa kebas dan lemah pada pantat serta tubuh bagian bawah.
Demam dan sakit pada perut
Perubahan pada gerakan usus Anda
Terdapat darah dalam urin
Perubahan inkontinensia
Inkontinensia menghambat Anda melakukan kegiatan sehari-hari
Anda juga perlu berolahraga secara teratur. Mungkin saja dirasa sulit untuk melakukan
olahraga disaat Anda harus sering ke toilet, tetapi dengan berolahraga Anda dapat
membangun otot-otot Anda sehingga dapat mengendalikan kandung kemih Anda.
Jika dokter Anda memutuskan untuk memberikan resep obat, biasanya itu dilakukan untuk
mengobati kondisi medis yang menyebabkan terjadinya inkontinensia urin. Sebagai contoh,
jika terjadi pembesaran prostat yang menyebabkan inkontinensia, maka Anda akan diberi
obat untuk menangani masalah yang disebut dengan hiperplasia prostatik jinak.
Jenis-jenis pengobatan lainnya yang dapat membantu meningkatkan gejala atau
menghilangkannya secara bersamaan adalah:
Prosedur bedah yang paling umum dilakukan untuk mengobati inkontinensia urin adalah:
Sphincter buatan – dilakukan dengan cara meletakkan tabung yang dapat digelembungkan
di sekitar saluran kencing, yang dapat dikembangkan atau dikempiskan untuk
mengendalikan kencing.
Bulbourethral sling – dilakukan dengan cara meletakkan sebuah sling di bawah saluran
kencing dan melekatkannya di tulang kemaluan atau jaringan otot, yang dapat membantu
menaikkan saluran kencing dan memberikan kendali lebih pada kandung kemih Anda.
Sacral Nerve Stimulation - dilakukan dengan cara meletakkan sebuah alat elektronik kecil
yang akan merangsang saraf sacral.
Urethral Bulking – dilakukan dengan cara mempertebal dinding saluran kencing dengan
penambahan materi tertentu, sehingga dapat membantu Anda mengendalikan kandung
kemih Anda.
Referensi:
Deng DY. Urinary incontinence in women. Med Clin North Am. 2011;95:101-109.
Gerber GS, Brendler CB. Evaluation of the urologic patient: History, physical
examination, and urinalysis. In: Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, Partin AW, Peters
CA, eds. Campbell-Walsh Urology. 10th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders;
2012:chap 3.
Resnick NM. Incontinence. In: Goldman L, Ausiello D, eds. Goldman's Cecil Medicine.
24th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011:chap 25.