Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN DASAR II

KONSEP INKONTINESIA ALVI

2A – D3 KEPERAWATAN

NAMA KELOMPOK :

1. INDAH FAUZIAH (201804005)


2. NANCY GARHET ZUHERA (201804009)
3. KHAFIFAH SALSABILA (201804011)
4. MUSRIFAT (201804028)
5. ANITA VIVI LESTARI (201804033)
6. FERA WIDYASARI (201804035)
7. FIRDHA IRMADHANI (201804036)
8. ASTRIA DEVI AGUSTIN (201804039)
9. SINTYA CLARINDA (201804055)

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

D3 KEPERAWATAN
Apa Itu Inkontinensia Alvi?

A. Definisi

Inkontinensia alvi adalah suatu kondisi di mana penderitanya tidak dapat mengontrol
keinginan untuk buang air besar. Pada orang-orang normal, buang air besar terjadi secara lazim
dan orang dapat menahannya untuk sementara waktu. Namun, beberapa penderita kondisi ini
terkadang mengalami kebocoran buang air besar di tengah malam.

Ketika makan, kita menghasilkan kombinasi makanan yang tidak tercerna, bakteri,
lender dan sel-sel mati dalam bentuk padat. Kombinasi ini disebut tinja atau feses. Tinja
kemudian bergerak melalui usus ke rektum dan keluar di anus. Seluruh proses ini dikenal
sebagai buang air besar. Inkontinensia terjadi ketika ada sesuatu yang salah dalam proses
kendali usus.

Terutama, Anda tidak dapat memutuskan kapan akan mengeluarkan tinja atau kapan
harus menahannya. Hal ini seringkali membuat diri malu. Untungnya, kondisi ini bukanlah
penyakit serius dan ada obat penyembuhnya.

Salah satu jenis inkontinensia alvi yang paling umum adalah urge incontinence. Ketika
Anda mengalami kondisi ini, Anda merasakan keinginan kuat yang mendesak untuk buang air
besar, dan Anda tidak mampu menahannya sebelum mencapai toilet. Kondisi ini mungkin
disebabkan oleh adanya kerusakan otot panggul.

Jenis lain dari kondisi ini adalah passive incontinence. Jika Anda mengalaminya, feses
atau cairan akan keluar dari anus tanpa Anda sadari.
B. Tanda-tanda & gejala
 Etiologi
Penyebab utama timbulnya inkontinensia alvi adalah masalah sembelit, diare, penggunaan
pencahar yang berlebihan, gangguan saraf seperti demensia dan strok serta gangguan
kolorektum seperti diare, neuropati diabetik, dan kerusakan sfingter rektum.
Inkontinensia alvi bisa terjadi karena sfingter anus yang lemah dikaitkan dengan penuaan atau
cedera pada saraf dan otot-otot rektum dan anus.

 tanda-tanda dan gejala inkontinensia alvi

 Nyeri atau kram perut


 Perut kembung
 Konstipasi
 Diare
 Anus terasa gatal atau mengalami iritasi
 Inkontinensia urine.

C. Patofisiologi
Gejala bisa berupa merembesnya feses cair yang disertai dengan buang gas dari dubur
atau penderita sama sekali tidak dapat mengendalikan keluarnya feses. Umumnya,orang
dewasa tidak mengalami “kecelakaan buang air besar” ini kecuali mungkin sesekali ketika
terserang diare parah. Tapi itu tidak berlaku bagi orang yang mengalami inkontinensia tinja,
kejadian BAB di celana itu berulang-ulang dan kronis.

D. Penyebab

Penyebab paling umum dari inkontinensia alvi adalah kerusakan pada sfingter anus.
Sfingter anus adalah otot-otot di sekitar anus yang bertugas untuk menahan atau merenggang
di bawah kendali Anda.

Jika saraf pada otot tersebut rusak, maka Anda kehilangan kemampuan untuk
mengontrol buang air besar. Hal ini dapat berakibat pada kebocoran tinja yang tidak disengaja,
atau dalam kasus terburuk, Anda berpotensi kehilangan kontrol buang air besar sepenuhnya.

Ada faktor lain yang dapat berkontribusi pada penyebab kondisi ini. Diare atau sembelit
bisa jadi salah satunya karena merupakan dua kondisi kesehatan umum yang berkaitan dengan
buang air besar.

Penyakit radang usus terkadang juga menjadi salah satu pemicu karena pengaruhnya
pada saluran pencernaan. Kerusakan saraf seperti yang disebutkan di atas dapat menyebabkan
otot merenggang dengan sendirinya. Penyakit Alzheimer juga dapat mengganggu kemampuan
untuk buang air besar
E. Faktor-faktor risiko
1. Usia

Penyakit ini paling banyak ditemukan pada lansia berumur 65 tahun ke atas. Orang-
orang yang telah memasuki golongan usia tersebut memiliki risiko yang tinggi untuk
mengalami inkontinensia.

2. Pernah melahirkan

Jika Anda wanita yang pernah menjalani metode kelahiran normal lebih dari 2 kali,
peluang Anda untuk mengalami kondisi ini jauh lebih besar.

3. Jarang melakukan kegiatan fisik

Apabila Anda lebih banyak menghabiskan waktu duduk di kantor, bed rest, jarang
berolahraga, atau beraktivitas fisik lainnya, Anda berpeluang besar untuk mengalami kondisi
ini.

4. Memiliki penyakit tertentu

Beberapa penyakit kronis dan masalah-masalah pada sistem saraf dapat mengganggu
kinerja otot panggul dan otot sfingter dalam mengendalikan keinginan buang air besar.

F. Pengobatan

 Pengobatan pada kondisi ini akan berkisar dari non-operasi hingga operasi, tergantung
pada kondisi Anda.
 Pengobatan non-operasi meliputi konsumsi obat-obatan, perubahan diet, perbanyak
minum air putih, dan pengaturan rutinitas buang air besar untuk melatih usus Anda.
 Operasi atau prosedur invasif minimal diperlukan jika inkontinensia tidak dapat diobati
dengan obat-obatan dari dokter.

 Pengobatan di rumah

1. Mengatur pola makan


2. Menambahkan serat
3. Senam untuk melatih panggul dan otot anus

Anda mungkin juga menyukai