Oleh:
VIRGO MANDALA PUTRA
NIM. 2019.C.11a.1033
1.1.3 Klasifikasi
1.1.3.1 Eliminasi Urine
1. Retensi urine
Retensi urine adalah akumulasi urine yang nyata didalam kandung kemih
akibat ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih .
2. Dysuria
Adanya rasa setidaksakit atau kesulitan dalam berkemih .
3. Polyuria
Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal , seperti 2500 ml /
hari , tanpa adanya intake cairan .
4. Inkontinensi urine
Ketidaksanggupan sementara atau permanen otot spingter eksternal untuk mengontrol
keluarnya urine dari kantong kemih .
5. Urinari suppresi
Adalah berhenti mendadak produksi urine.
1.1.3.2 Eliminasi Fekal
1. Konstipasi
Konstipasi adalah penurunan frekuensi defekasi , yang diikuti oleh
pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering .
2. Impaksi
Imfaksi feses merupakan akibat dari konstipasi yang tidak diatasi . Imfaksi
adalah kumpulan feses yang mengeras , mengendap di dalam rektum , yang tidak
dapat dikeluarkan.
3. Diare
Diare adalah peningkatan jumlah feses dan peningkatan pengeluaran feses
yang cair dan tidak berbentuk. Diare adalah gejala gangguan yang mempengaruhi
proses pencernaan , absorpsi , dan sekresi di dalam saluran GI .
4. Inkontinensia feses
Inkontinensia feses adalah ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses dan
gas dari anus .
5. Flatulen
Flatulen adalah penyebab umum abdomen menjadi penuh , terasa nyeri , dan kram.
6. Hemoroid
Hemoroid adalah vena – vena yang berdilatasi , membengkak dilapisan rektum.
1.1.5.4 Evaluasi
Kandung kemih tidak akan distensi setelah berkemih.
Klien akan menyangkal adanya rasa penuh pada kandung kemihnya setelah
berkemih.
Klien akan mencapai pengosongan urine total dalam 24 jam setelah kateter
diangkat.
Hambatan/obstruksi uretra
Inkoordinasi antara detrusor uretra
Multiparitas (penurunan Obstruksi Lesi spinal cord dibawah pembedahan lansia
kelamin otot detrusor
otot dasar panggul) kandung kemih S2
Ketika Batuk, bersin,
tertawa,mengejan Kegagalan Pengeluaran urin
Kehilangan
Penurunan otot detrusor Komplikasi post op fungsi kognitif
otot detrusor tidak stabil
Retensi
Tekanan
kandung kemih > uretra Penururnan
Tidak dapat mengontrol Otot detrusor
Kronis Distensi fungsi otot
Tekanan intravesika Kandung keluaran urin melemah
detrusor
kemih
Peningkatan tekanan
intraabdominal Disuria
Kontraksi kandung kemih Inkontinensia refleks Inkontinensia
involunter after trauma Inkontinensia
Fungsional
Otot sfingter uretra MK : Gg. Rasa
melemah Kebocoran urine involunter Nyaman Nyeri
Tidak dapat mengontrol
keluaran urin
Inkontinensia Stres Inkontinensia
urgensi/dorongan
Inkontinensia overflow
INKONTINENSIA URIN
Urin yang bersifat asam Tubuh berbau pesing Keluar malam/siang hari
mengiritasi kulit
1.3.4 Evaluasi
Evaluasi keperawatan terhadap gangguan inkontinensia dapat dinilai dari
adanya kemampuan dalam :
1. Miksi dengan normal, ditunjukkan dengan kemampuan berkemih sesuai dengan
asupan cairan dan pasien mampu berkemih tanpa menggunakan obat, kompresi
pada kandung kemih atau kateter
2. Mempertahankan intergritas kulit, ditunjukkan dengan adanya perineal kering
tanpa inflamasi dan kulit di sekitar uterostomi kering.
3. Memerikan rasa nyaman, ditunjukkan dengan berkurangnya disuria, tidak
ditemukan adanya distensi kandung kemih dan adanya ekspresi senang.
4. Melakukan Bladder training, ditunjukkan dengan berkurangnya frekuensi
inkontinensia dan mampu berkemih di saat ingin berkemih.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Keterangan :
= Meninggal = Laki-laki
Penjelasan:
Klien anak kedua dari 3 bersaudara. Klien mempunyai riwayat keturunan
hipertensi dari ayahnya yang meninggal karena hipertensi sedang ibunya
meninggal karena sudah tua. Klien tidak memiliki riwayat penyakit menular,
degeneratif, dan obesitas. Klien mempunyai 4 orang anak.
A. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Guru mengaji
Pekerjaan sebelumnya :-
Sumber-sumber pendapatan : uang dari anak-anaknya
Kecukupan terhadap kebutuhan : Cukup
C. Riwayat Rekreasi
Hobi/minat :-
Keanggotaan dalam organisasi :-
Liburan/perjalanan :-
D. Sistem Pendukung
Perawat/bidan/dokter/fisioterapi : dokter
Jarak dari rumah : 2 km
Rumah sakit : 6 km
Klinik :-
Pelayanan kesehatan dirumah :-
Makanan yang dihantarkan :-
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : keluarga merawat klien
dengan mengganti popok 2x sehari,
E. Deskripsi kekhususan
Kebiasaan ritual : Sholat, membaca Al – Qur’an
Yang lain : Doa-doa yang lain
F. Status Kesehatan
Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu
- Klien mengatakan dua tahun lalu terkena hipertensi dan rutin
mengonsumsi obat diuretik
Keluhan utama
- Provokative/palliative :-
- Quality/quantity :-
- Region :-
- Severity scale :-
- Timming :-
Obat-obatan : obat diuretic, furosemide
Status imunisasi : lengkap
Alergi (obat-obatan/makanan/faktor lingkungan) : tidak ada
Penyakit yang diderita : Hipertensi
J. Pemeriksaan Penunjang
- Elektrolit, ureum, creatinin, glukosa, dan kalsium serum dikaji untuk
menentukan fungsi ginjal dan kondisi yang menyebabkan poliuria.
- Tes laboratorium tambahan seperti kultur urin, blood urea nitrogen,
creatinin, kalsium glukosasitol.
Analisa Data
Data Masalah Etiologi
DS : Gangguan Kehilangan
eliminasi urin kemampuan untuk
menghambat
Klien mengatakan tidak dapat menahan
kontraksi kandung
jika sudah terasa ingin BAK
kemih
Klien juga mengatakan saat dia bersin,
membungkuk, batuk tiba-tiba keluar
sedikit air kencing
Keluarga mengatakan Ny. M sering
kencing tanpa disadari (ngompol).
Sering ngompol terutama malam hari.
DO :
DO :
DO :
1. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan kehilangan kemampuan untuk
menghambat kontraksi kandung kemih
2) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan irigasi konstan oleh
urine
3) Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat
2. Intervensi
1. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan kehilangan kemampuan
untuk menghambat kontraksi kandung kemih
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien mampu
mengontrol eliminasi urine.
Kriteria Hasil :
Klien dapat menjelaskan penyebab inkontinensia dan rasional
penatalaksanaan.
Intervensi Rasional
Kaji kebiasaan pola berkemih dan Berkemih yang sering dapat
gunakan catatan berkemih sehari. mengurangi dortongan beri distensi
kandung kemih
Ajarkan untuk membatasi masukan
cairan pada malam hari. Pembatasan cairan pada malam hari
Ajarkan teknik untuk mencetuskan dapat mencegah terjadinya enurasis
refleks berkemih (rangsangan putaneus Untuk membantu dan melatih
dengan penepukan supra pubik). pengosongan kandung kemih.
Berikan penjelasan tentang pentingnya
hidrasi optimal, sedikitnya 2000cc/hari Hidrasi optimal diperlukan untuk
bila tidak ada kontra indikasi. mencegah ISK dan batu ginjal.
Bila masih terjadi inkontinensia kurangi
waktu antara berkemih yang telah
Kapasitas kandung kemih mungkin
direncanakan
tidak cukup untuk menampung volume
Kolaborasi dengan dokter dalam
urine sehingga diperlukan untuk lebih
mengkaji efek medikasi dan tentukan
sering berkemih.
kemungkinan perubahan obat,
dosis/jadwal pemberian obat untuk
menurunkan frekuensi inkontinensia.