DISUSUN OLEH:
Mengetahui:
Ketua Program Studi S1 Keperawatan,
2
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.1 Definisi
Jaringan payudara terentang dari sekitar iga kedua sampai keenam. Perluasan
kauda ( ekor ) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak nyaman
pada masa lemak dan nifas dini saat jaringan tersebut membengkak. Konstituen
utama payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta jaringan lemak dan
jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi menjadi bagian atau lobus
oleh septum fibrosa,yang berjalan dari belakang putting payudara kearah otot
pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi infeksi, yang sering terlihat
sebagai meradang di permukaan payudara.( dunstall, 2007 )
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah
perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi
payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras
kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai semuanya berkurang. Perubahan
ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar
karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus
baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke puting susu. (Sjamsuhidajat, 2004)
1.1.3 Etiologi
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko
yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok,
konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur saat
melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga tentang ada
tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini. Terdapat banyak
factor yang akan menyebabkan terjadinya kanker payudara.
a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi
terjadinya kanker payudara.
b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang sama
yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah melakukan
pengangkatan kanker, maka akan beresiko pula pada payudara yang sehat.
c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana ibu,
atau saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan beresiko
tiga kali lipat untuk menderita kanker payudara.
d. Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan
menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan kanker
payudara.
e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang
mengalami menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause yang
lambat, dan kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko besar
terjadinya kanker payudara.
f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami obesitas
itu akan meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan beresiko
terkena kanker.
g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena
kanker.
h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar pada
dadanya, dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara.
1.1.1 Klasifikasi
Klasifikasi kanker payudara sebelumnya juga telah dilakukan. Rashmi
dkkmenganalisis kinerja algoritma naïve bayes dalam mengklasifikasi dan
memprediksi kanker payudara [2]. Penelitian tersebut membandingkan
luaran dari algoritma untuk melakukan klasifikasi dan prediksi yang
menghasilkan nilai sama. Hal ini dilakukan untuk menemukan tingkat
keberhasilan dan kesalahan dari algoritma yang digunakan. Hasil dari
penelitian mengungkapkan bahwa kedua algoritma tersebut memilki tingkat
kesuksesan dan kesalahan yang sama, yaitu tingkat kesuksesan berkisar 85-
95% dan tingkat kesalahan 10-15%. Namun algoritma ini masih memiliki
nilai akurasi yang kecil ketika data training yang digunaan sangat sedikit
jumlahnya.
1.1.5 Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain
obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-
zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
menyebabkan kanker payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial,
dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel
dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma
in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk
bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat diraba ( kirakira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat
dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika
sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering
terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin
berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-
benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006 ) Karsinoma inflamasi, adalah tumor
yang tumbuh dengan cepat terjadi kirakira 1-2% wanita dengan kanker payudara
gejala-gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas,
edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat
yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang ( Price,
2006 ).
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat
mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan
terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman
operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif.
Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron
endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh
dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan
banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan
syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya
syock. Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme
untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam
amino yang di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di
perlukan guna mengisi kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan
mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal. Kanker payudara tersebut
menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun yang jauh antara lain
limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan, dari sel
epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan
ekspansi paru tidak optimal
1.1.6 Klasifikasi
Pada stadium awal tadak ada keluhan sama sekali hanya seperti fribroadenoma
atau penyakit fribrokistik yang kecil saja,bentuk tidak teratur, batas tidak tegas,
permukaan tidak rata, konsistensi pada keras. Kanker payudara dapat terjadi di
bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas
terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat kanker payudara umum
terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan
keras dengan batas yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada
payudara dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan
dengan penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang
ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih
lanjut.
Meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanitayang mencari
bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa saja tidak
mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba, tetapi
lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan mammografi. Banyak wanita
dengan penyakit lanjut mencari bantuan medis setelah mengabaikan gejala yang
dirasakan, sebagai contoh mereka baru mencari bantuan medis setelah tampak
dimpling pada kulit payudara yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi
sirkulasi limfotik pada dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis di
kulit dapat dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur.
Tanda – tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada
tahap lanjut. Namun indek kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan pada setiap
abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus dilakukan
Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai berikut :
1. Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini,
kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa
ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di
laboratorium.
2. Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada
kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh
hanya 30 -40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I
dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada
pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran
untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
3. Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada
artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi
(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga
dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha
ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta
untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.
Dan klasifikasi penyebaran TNM menurut Price, 2006 adalah :
T : tumor primer
TX : tumor primer tidak dapat di tentukan
T0 : tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 : tumor < 2 cm
T2 : tumor 2-5 cm
T3 : tumor > 5 cm
T4 : tumor dengan penyebaran langsung ke dinding toraks atau ke kulit dengan
tanda odem,
N : kelenjar getah bening regional
NX : kelenjar regional tidak dapat di tentukan
N0 : tidak teraba kelenjar aksila
N1 : teraba kelenjar aksila
N2 : teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat
pada jaringan sekitarnya
N3 : terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
M : metastase jauh
MX : tidak dapat di tentukan metastasis jauh
M0 : tidak ada metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh
1.1.7 Komplikasi
Menurut Sjamsuhidayat ( 2004 ), komplikasi kanker payudara adalah :
1. Gangguan Neurovaskuler
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.
3. Fraktur patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
1.1.2 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan (Fayzun et al, 2018) :
a. Laboratorium meliputi
1) Morfologi sel darah
2) Laju endap darah
3) Tes faal hati
4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
5) Pemeriksaan sitologik Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada
penilaian cairan yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau
cairan yang keluar dari ekskoriasi
Bagi Maslow, perasaan cinta dan memiliki tidak hanya didorong oleh
kebutuhan seksualitas. Namun lebih banyak didorong oleh kebutuhan kasih
sayang. Ia sepakat dengan definisi cinta yang dikemukakan oleh Karl Roger,
bahwa cinta adalah “Keadaan dimengerti secara mendalam dan menerima
dengan sepenuh hati”.
Dalam bukunya seni mencinta, Erich Fromm menyebutkan, bahwa cinta
itu terutama memberi, bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan
yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi
ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan
unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan
pengenalan. Pada pengasuhan contoh yang paling menonjol adalah cinta
seorang ibu pada anaknya; bagaimana seorang ibu dengan rasa cinta kasihnya
mengasuh anaknya dengan sepenuh hati. Sedang dengan tanggung jawab
dalam arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela yang
dalam kasus ibu dan anak bayinya menunjukkan penyelenggaraan atas
hubungan fisik. Unsur yang ketiga adalah perhatian diri sebagaimana adanya.
Yang ke empat adalah pengenalan yang merupakan keinginan untuk
mengetahui rahasia manusia. Dengan ke empat unsur tersebut, yaitu
pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan, suatu cinta dapat
dibina secara lebih baik.
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W.Sarwono.
Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman,
dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan padalah adanya perasaan
untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan
orang lain kecuali dengan dia. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu
adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa
antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal
seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau
sebutan sayang dan sebagainya. Makan minum dari satu piring-cangkir tanpa
rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa merasa
berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainnya. Unsur yang
ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa
kangen kalu jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
mengungkapkan rasa saying, dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar berikut yang menunjukkan segitiga cinta.
Selanjutnya Dr. Sarlito W. Sarwona mengemukakan, bahwatidak semua
unsur cinta itu sama kuatnya. Kadang-kadang ada ketereikatannya sangat kuat,
tetapi keintiman atau kemesraan kurang. Cinta seperti itu mengandung
kesetiataan yang amat kuat, kecemburaannya besar, tetapi dirasakan oleh
pasangannya sebagai dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang
ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya cinta sahabat karib atau
saudara kandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada gejolak-
gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal-hal
lain dari pada partnernya.
Cinta juga dapat diwarnai dengan kemesraan yang sangat menggejolak,
tetapi unsur keintiman dan keterikatannya yang kurang. Cinta seperti itu
dinamakan cinta yang pincang.
Cinta, menurut Teori Segitiga Sternberg, terdiri dari tiga aspek: keintiman,
gairah, dan komitmen. Cinta yang sempurna adalah cinta yang memenuhi dari
ketiga aspek tersebut. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing aspek.
Gairah (passion) cenderung terjadi pada awal hubungan, relatif cepat dan
kemudian beralih pada tingkat yang stabil sebagai hasil pembiasaan.
Keintiman (intimacy) relatif lebih lambat dan kemudian secara bertahap
bermanifestasi sebagai meningkatkan ikatan interpersonal. Perubahan keadaan
dapat mengaktifkan keintiman, yang dapat menyebabkan intimacy menurun
atau justru semakin naik.
Komitmen (commitment) meningkat relatif lambat pada awalnya,
kemudian berjalan cepat, dan secara bertahap akan menetap. Ketika hubungan
gagal, tingkat komitmen biasanya menurun secara bertahap dan hilang.
4. Meningkatkan konsentrasi
Pasangan yang saling mencintai dan peduli memungkinkan Anda
memberikan yang terbaik. Hal ini memungkinkan Anda berkonsentrasi
pada pekerjaan Anda. Dengan demikian bisa meningkatkan kinerja Anda.
"Ketika Anda bahagia, daya kretivitas akan semakin meningkat,” kata
H'vovi. Apalagi jika satu sama lain saling memotivasi, ini akan menjadi
hal yang jauh lebih baik. Tak hanya untuk hubungan tapi juga kesuksesan
kerja.
5. Siklus haid jadi teratur
Siklus menstruasi tergantung pada berbagai hal, seperti kesehatan dan
gizi. Stres merupakan faktor penting juga. "Wanita dalam hubungan
jangka panjang cenderung merasa tertekan. Namun dengan adanya
perasaan cinta yang stabil akan membuat siklus haid teratur," kata H'vovi.
6. Terhindar dari stress
Wanita yang sudah menikah atau mereka yang telah memiliki kekasih,
kemungkinan merasa cemas atau memiliki masalah sepele sangat sedikit.
Mereka tahu bahwa mereka memiliki pasangan yang saling memahami
satu sama lain dan merasa saling memiliki.
"Rasa memiliki menjadi sistem pendukung, membantu Anda
menangani masalah dengan mudah," kata Dhwanika. Hal ini membuat
stres berkurang dan risiko tekanan darah tinggi juga rendah, termasuk
ketegangan dan migren.
GENOGRAM KELUARGA :
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Hubungan Keluarga
: Satu Rumah
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak sesak nafas
Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : compass mentis
b. Ekspresi Wajah : menringis
c. Bentuk badan :-
d. Cara berbaring/bergerak : bebas
e. Bicara : baik
f. Suasana Hati : sedih
g. Penampilan : kurang rapi
h. Fungsi kognitif : :
Orientasi Waktu : pasien mengetahui tentang malam dan siang
Orientasi Orang : pasien mengetahui petugas kesehatan dan
keluarga
Orientasi Tempat : pasien mengetahui bahwa beliau dirumah sakit
i. Halusinasi : Dengan / Akustik Lihat / Visua
Lainnya...........................
j. Proses Berfikir : Blocking Cricumstansial
Flight oh ideas
Lainnya ............................
k Insight : Baik Mengingkari
Menyalahkan Orang lain
l. Mekanisme Pertahanan Diri Adaftip Mal Adaftip
m. Keluhan Lainnya :
..............................................................................................................................
......................
..............................................................................................................................
......................
2. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T :36,4 0 C Axilla Rektal
Oral
b. Nadi /HR : 87 x/Menit
c. Pernapasan/RR : 22 x/Menit
d. Tekanan Darah/BP :130/90 mmHg
3. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : simestris
Kebiasaan merokok :tidak ada. Batang/hari
Batuk, sejak 08 febuari 2021
Batuk darah, sejak ……………
Sputum, warna kuning kehijauan
Sianosis
Nyeri dada
Dyspnoe Orthopnoe Lainnya
……………………..
Sesak nafas Saat inspirasi Saat aktivitas
Saat istirahat
Type Pernafasan Dada Perut
Dada dan perut
Kusmaul Cheyne-stokes
Biot
Lainnya ………………………………………
Irama Pernafasan Teratur Tidak teratur
Suara Nafas Vesikuler
Bronchovesikuler
Bronchial Trakeal
Suara Nafas tambahan Wheezing Ronchi kering
Ronchi basah (rales) Lainnya
……………….
Keluhan lainnya : Klien mengatakan dada nya terasa sesak saat malam
hari
Masalah Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d frekuensi nafas
berubah dan Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi ferfusi
CARDIOVASCULER ( BLEEDING )
Nyeri dada Kram kaki
Pucat
Pusing/sinkop Clubing finger
Sianosis
Sakit Kepala Palpitasi
Pingsan
Capillary refill > 2 detik < 2 detik
Oedema : Wajah Ekstrimitas atas
Anasarka Ekstrimitas bawah
Asites, lingkar perut ………………….Cm
Ictus Cordis Terlihat Tidak Melihat
Vena Jugularis Tidak Meningkat Meningkat
Suara Jantung Normal, …………………….
Ada kelainan
………………………………………...................
Keluhan Lainnya :
……………………………………………………………..............
...............................................................................................
...........
Masalah
: ...............................................................................................
..........
...............................................................................................
..........
4. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E (4) : spontan terbuka mata
V (5) : berbicara dengan baik dan jelas
M (6) : mengikuti perintah dengan baik
Total Nilai GCS (15) : .....................................................................
Kesadaran : Compos Menthis Somnolent
Delirium
Soporus Coma
Sulit dinilai
Pupil : Isokor Anisokor
Midriasis Meiosis
Masalah Keperawatan :
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………....................
....................…………………………………
4. Kognitif :
Pasien kurang tau tentang penyakitnya
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………………………………………
……………
5. Konsep Diri :
Gambaran Diri : klien mengatakan tidak sempurna lagi
Ideal Diri : klien mengatan ingin segera sembuh
Identitas Diri : klien seorang ibu bagi ke tiga anaknya
Harga Diri : klien mengatakan penyakitnya tidak akan sembuh
Peran : klien adalah orangtua dalam keluarganya
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
.
6. Aktivitas Sehari-hari :
Klien mengatakan hanya berisolasi di rumah, karena tidak meras percaya diri
dengan keadaannya orang,klien mersa tidak dicintai
Masalah Keperawatan
E. SOSIAL – SPIRITUAL.
1. Kemampuan berkomunikasi :
normal
2. Bahasa sehari-hari :
Indonesia dan dayak
7. Kegiatan beribadah :
Pasien selalu berdoa
Hasil Pemeriksaan
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Obat/Terapi Dosis Indikasi Kontraindikasi
Medis
Palangka Raya…………………………………
Mahasiswa,
(…………………………………………..)
ANALISIS DATA
PRIORITAS MASALAH