Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR AKTUALISASI DIRI

Di Susun Oleh :
Nama : Arintina Herawati
NIM : (2019.C.11a.1000)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TA 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun oleh :


Nama : Arintina Herawati
NIM : 2019.C.11a.1000
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : Asuhan keperawatan Tn. C dengan gangguan Kebutuhan dasar aktualisasi diri: harga Diri rendah RSUD dr. Doris sylvanus
palangka raya

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan 1 Program Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rimba Aprianti, S.Kep.,Ns.

Mengetahui:
Ketua Program Studi S1 Keperawatan,
Meilitha Carolina, Ners., M.Kep

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kasus yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan gangguan kebutuhan dasar diri ”.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga Asuhan Keperawatan aktualisasi diri ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan dan semoga Tuhan senantiasa
memberikan berkat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
Palangka Raya, 9 Maret 2021

Penyusun

DAFTAR IS

LEMBARAN PENGESAHAN .................................................................


KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar belakang..............................................................................................
1.2 Tujuan..........................................................................................................
1.3 Manfaat........................................................................................................

BAB II PENGELOLAAN KASUS ....................................................................


2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan
Dasar Aktualisasi Diri..............................................................................................
2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri..............................................................................
2.1.2.Definisi Harga Diri Rendah ............................................................................
2.2 Definisi Harga Diri Rendah Kronis.........................................................................
2.2.1 Faktor Penyebab Harga Diri Rendah................................................................
2.2.2 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Kronis..................................................
2.2.3 Mekanisme Koping..........................................................................................
2.2.4 Penatalaksanaan Medis....................................................................................
2.3 Pengkajian..............................................................................................................
2.3.1 Analisis Data....................................................................................................
2.3.2 Rumusan Masalah............................................................................................
2.3.3 Perencanaan.....................................................................................................
2.4 Asuhan Keperawatan Kasus...................................................................................
2.4.1 Pengkajian.......................................................................................................
2.4.2 Analisis Data....................................................................................................
2.4.3 Intervensi Keperawatan....................................................................................
2.4.4 Implementasi dan Evaluasi..............................................................................

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................


3.1 Kesimpulan.........................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan dasar menurut H. Maslow pada intinya berfokus pada dasarnya manusia
mempunyai lima hierarki kebutuhan. (1) kebutuhan fisiologis (physioogical needs),
kebutuhan ini meliputi: rasa lapar, haus, istirahat, dan seksual; (2) Kebutuhan akan rasa aman
(safety needs). Tidak dalam arti fisik semata, tetapi juga mental, psikologi dan intelektual;(3)
kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs),
yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol – simbol statusdan (5) aktualisasi diri
(self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehigga
berubah menjadi kemampuan yang nyata (Muhith, 2015).
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan
diri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. (Stuart & Sundeen,
1998).
Ketika individu merasa tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri maka
individu tersebut mangalami harga diri rendah. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (keliat, 1998).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan padaTn. S
dengan prioritas masalah kebutuhan dasar harga diri pada klien yang mengalami harga diri
rendah di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Muhammad Ilderm Provinsi Sumatra Utara.
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn.S dengan masalah
kebutuhan harga diri.
b) Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.S dengan masalah
kebutuhan harga diri.
c) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan keperawatan pada Tn.S dengan masalah
kebutuhan harga diri.
d) Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan pada Tn.S dengan masalah kebutuhan harga diri.
e) Mahasiswa mampu mengevaluasi keperawatan pada Tn.S dengan masalah kebutuhan
harga diri.
1.3 Manfaat
a) Bagi Mahasiswa
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi yang bermakna
bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan harga
diri rendah sekaligus mahasiswa mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang cara
pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait dengan gangguan harga diri rendah.
b) Bagi Institusi
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi
penyelenggara pendidikan Diploma III Keperawatan khususnya dalam mengembangkan
suatu panduan bagi mahasiswa di dalam mempersiapkan mahasiswa untuk memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan harga diri rendah. Selain itu, hasil karya
tulis ilmiah ini juga dapat digunakan oleh institusi untuk membantu mahasiswa bagaimana
mengidentifikasi kebutuhan dasar klien dan meningkatkan kemampuan mahasiswa membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
c) Bagi Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk membantu klien mengatasi harga
diri rendahnya,sehingga klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan bekerja sama
dengan orang lain dan mampu memandang dirinya secara positif.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri

2.1.1 Pengertian Harga Diri


Stuart dan Sundeen (1991), mendeskripsikan harga diri (self esteem) sebagai penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku tersebut sesuai dengan apa yang diidealkan. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana
invidu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemamuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Sedangkan menurut gilmore mengemukakan bahwa harga diri dapat juga didefinisikan sebagai penilaian terhadap kehormatan dirinya, yang di
ekspresikan melalui sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss (1993) memberikan pengertian harga diri (self esteem) sebagai penilaian individu
terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak di verbalisakan.
Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya sendiri. Misalnya, anak dengan penghargaan diri yang tinggi
mungkin tidak hanya memandang dirinya sebagai seseorang, tetapi sebagai seseorang yang baik.
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Jika
individu sering gagal cenderung dikarenakan harga diri yang rendah.
Harga diri rendah ini sebagai contohnya adalah kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain. Aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
2.2 Pengertian Harga Diri Rendah Kronis
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga,
tidak berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (Keliat, 2011).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri
dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan (Direja, 2011)
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri negatif tentang kemampuan dirinya (Fitria, 2012).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana
individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri
dan kemampuan yang dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa
kepercayaan diri akibat evaluasi negatif yang berlangsung dalam waktu
yang lama karena merasa gagal dalam mencapai keinginan.
2.2.1 Faktor Penyebab Harga Diri Rendah
a). Perkembangan individu yang meliputi :
1). Adanya penolakan dari orang tua.
2). Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuandari orang tua.
3) Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidakberguna dan merasa rendah diri.
b). Ideal diri
1) Individu selalu dituntut untuk berhasil.
2) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah.
3) Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa percaya diri.
2.2.2 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Kronis
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga
diri rendah situasional yang tidak terselesaikan. Atau dapat juga terjadi
karena individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang
prilaku klien sebelumnya bahkan kecendrungan lingkungan yang selalu
memberi respon negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya
individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis),
individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak mampu atau merasa
gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri
sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi
harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan
positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus
akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis.
2.2.3 Mekanisme Koping Harga Diri Rendah Kronis
Mekanisme koping pasien harga diri rendah menurut Ridhyalla Afnuhazi
(2015) adalah:
a. Jangka pendek
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis:
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus.
2) Kegiatan mengganti identitas sementara (ikut kelompok sosial,
keagaman, politik).
3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi olahraga
kontes popularitas).
4) Kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara
(penyalahgunaan obat).
b. Jangka panjang
1) Menutup identitas
2) Identitas negatif: asumsi yang bertentangan dengan nilai dan
harapan masyarakat.
2.2.4 Penatalaksanaan Keperawatan Harga Diri Rendah Kronis
Strategi pelaksanaan tindakan dan komunikasi (SP/SK) merupakan suatu
metoda bimbingan dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang
berdasarkan kebutuhan pasien dan mengacu pada standar dengan
mengimplementasikan komunikasi yang efektif. Penatalaksanaan harga diri
rendah tindakan keperawatan pada pasien menurut Suhron (2017)
diantaranya:
1. Tujuan keperawatan: pasien mampu:
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
d. Menetapkan atau memilih kegiatan yang telah dipilih sesuai
kemampuan
e. Merencanakan kegiatan yang telah dilatih

2.4 Asuhan Keperawatan Kasus


1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. H
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 26 tahun
Tempat/tanggal lahir : Kendal/ 02 juli 1992
Pendidikan : SMP
Pekejaan : Pelajar
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Kendal
Diagnosa medic : F 20.3
2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. S
Umur : 53 tahun
Alamat : Kendal
Hubungan dengan klien : Orang Tua
3. ALASAN MASUK
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk RSJ pasien mengamuk kurang lebih dua hari dirumah pada tanggal 4 dan 5 maret 2021,
suka bicara sendiri, ingin ninju orang, sulit tidur, dan keluarga pasien juga mengatakan pasien rutin kontrol namun sulit untuk dibujuk
minum obat. Karena hal itu keluarga pasien langsung membawa pasien ke UGD RSJ Dr. Amino Gondohutomo Semarang Jawa Tengah
pada tanggal 06 april 2019 jam 09.00 WIB.
4. FAKTOR PREDISPOSISI
pasien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah masuk RSJ Sebanyak 5 kali, pengobatan yang dilakukan kurang
berhasil. Pasien berusia 26 tahun, keluarga pasien mengatakan pasien mengamuk dan ingin meninju orang lain. Didalam anggota keluarga,
keluarga pasien mengatakan tidak ada yang mengalami gangguan jiwa dan pasien mengatakan pengalaman masalalu yang tidak
menyenangkan adalah berkelahi dengan orang yang tidak dikenal.
Masalah Keperawatan : RPK (Resiko Perilaku Kekerasan)
5. FAKTOR PRESIPITASI
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk RSJ pasien mengamuk kurang lebih dua hari dirumah, suka bicara sendiri, ingin ninju
orang, sulit tidur, dan keluarga pasien juga mengatakan pasien rutin kontrol namun sulit untuk dibujuk minum obat. Karena hal itu keluarga
pasien langsung membawa pasien ke UGD RSJ Dr. Amino Gondohutomo Semarang Jawa Tengah.

6. FISIK
Pemeriksaan fisik pada pasien yaitu tekanan darah 110/80 mmHg,, nadi 88x/menit, Suhu 36,5 dan pernafasan 21x/menit. Tinggi badan
pasien 165cm dan berat badan 68kg. Pasien tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan berat badan. Pasien tidak memiliki keluhan fisik.
7. PSIKOSOSIAL
8. Genogram (lihat petunjuk)

Jelaskan : pasien adalah anak pertama dari 3 bersaudara, tinggal serumah dengan nenek, ibu, ayah, dan 2 saudara, pasien mengatakan ia
dirawat oleh ibu semenjak kecil, pasien mengatakn selalu berinteraksi dengan keluarga, pasien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit
ayah pasien selalu mengambil keputusan.
Pasien mengatakan sangat bangga dengan dirinya dia adalah seorang pelajar peran didalam keluarga pasien mengatankan membantu
pekerjaan orang tua di rumah. Pasien mengatakan ia anak pertama dari 3 bersaudara.pasien mengatakan ingin pulang kerumah dan ingin mencari
uang untuk biaya sekolah adeik nya. Pasien mengatakan orang terdekat adalah ibu, pasien mengatakan didalam kelompok atau masyarakat pasien
jarang berpatisipasi dan pasien mengatakan jarang berhubungan dengan orang lain. Pasien mengatakan keyakinannya menganut agama islam dan
pasien mengatakan solat 5 waktu. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan pasen mengatan pernah mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan di daerahnya. Pasien mengatakan pernah berkelahi dengan orang yang tidak dikenal. Hal itu yang membuat dirinya merasa tidak
mengenakan”

Ket:
: Laki – laki

: Perempuan : Menikah

: Meninggal

: Terkena gangguan jiwa : Anak dari

: Tinggal dalam satu rumah

9. STATUS MENTAL
Penampilan pasien tidak rapi rambut panjang penggunaan pakaian tidak rapi miring kesebelah dengan pembicaraan keras denagn
aktivitas motorik nya gelisah dan interaksi selama wawancara mudah tersinggung dengan kata-kata perawat yang mengkaji. Pasien
mengatakan mendengar suara-suara yang tidak jelas berbisik di telinganya dan pasien disorentasi waktu dan pasien tampak tidak konsentrasi
dan pasien menyalakan dirinya sendiri.
Masalah keperawatan : RPK (Resiko Perilaku Kekerasan)
10. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
Pasa saat persiapan pulang diharapkan pasien mampu makan dengan mbantuan minimal,buang air besar dan kecil dengan bantuan
minimal, mandi dengan bantuan minimal, berpakayan dengan bantuan minimal, istirahat tidur dengan bantuan minimal 7-8 jam / hari,
penggunaan obat dengan bantuan minimal, pemeliharaan kesehatan dengan bantuan minimal, melakukan kegiataan sehari-hari dirumah dan
mampu melakukan aktivitas dalam maupuan luar rumah.
11. MEKANISME KOPING
Keluarga pasien mengatakan ketika ada masalah pasien cenderung menutup diri dan menghindar dengan cara mengunci semua pintu,
selain itu dia melempar barang yang bisa mencederai diri sendiri
Masalah Keperawatan : Menarik diri / isolasi sosial Dan RPK
12. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Keluarga pasien mengatakan Masalah berhubungan dengan lingkungan.pasein tidak mau keluar kamar, takut bertemu dengan
orang di sekitarnya.
Masalah Keperawatan : isolasi sosial / menarik diri
13. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:
Pasien kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa, koping dan obat-obatan yang dikonsumsi.
14. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
b. Menarik diri
c. Perilaku Kekerasan

Palangka Raya, 11 Maret 2021

Mahasiswa
2.4.2 ANALISIS DATA

Tgl/ja Data fokus Masalah Ttd &


m nama
08 Ds: Halusinasi
Maret 2021 Klien mengatakan ia sering
10.00 mendengar bisikan tanpa kasat
mata didalam rumah

Keluarga mengatakan
pasien sering berbicara sendiri
dan –berteriak-teriak dan ingin
menjotos
08 Do: Isolasi
Maret 2021 Keluarga pasien Sosial
10.00 mengatankan pasien dirumah
sebelumnya sering diam dikamar
sendiri.
08 Do: Perilaku
Maret 2021 Keluarga pasien Kekerasan
10.00 mengatakan pasien dirumah
mengamuk selama dua hari
A. POHON MASALAH

Perilaku Kekerasan

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Halusinasi
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Isolasi sosial (menarik diri)

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl N DX Tujuan Perencanaan


Intervensi Tujuan
/jam o. keperawatan
D
X
08 1 Gangguan Tujuan umum :
Maret . persepsi Pasien mampu mengatasi
2021 sensori : halusinasinya.
10. halusinasi SP 1
00 Tujuan khusus 1. Bantu pasien mengenali halusinasi (isi Pasien dapat mengenali
halusinasi,frekuensi halusinasi,
1. Pasien dapat mengenali halusinasi
durasi,perasaan/respons ketika terjadi
halusinasi (isi
halusinasi )
halusinasi,frekuensi halusinasi,
2. Jelaskan cara mengotrol halusinasi
perasaan/respons ketika terjadi
dengan cara bercakap-cakap dan
halusinasi)
menghardik halusinasi
2. Pasien dapat mengontrol
halusinasinya dengan cara Pasien dapat mengerti
bercakap-cakap dan menghardik SP 2 cara mengontrol halusinasi
1. Latih pasien mengontrol halusinasi
dengan bercakap bersama orang
3. Pasien dapat mengontrol
halusinasi yang muncul dengan
bercakap dengan orang di pasien dapat mengontrol
SP3
sekitarnya
1. Latih pasien mengontrol halusinasi halusinasinya sendiri
dengan melaksanakan aktivitas
terjadwalnya.
4. Pasien dapat mengontrol
halusinasi dengan cara perawat
menanyaakan aktivitasnya dan
mempertahankan ativitasnya Melatih pasien
SP 4 mengontrol halusinasi dengan
1. Latih pasien minum obat secara teratur jadwal teraturnya
(berapa obat yang harus diminum,fungsi
obat,waktu minum obat)
5. Pasien dapat memahami dosis
obat,fungi obat,dan waktu
SP 1 keluarga
minum onbat.
1. Berikan pendkes tentang pengrtian,jenis
halusinasi, tanda gejala dan cara-cara
Pasien dapat terbiasa
merawat halusinasi
meminum obat secara teratur
6. Menambah wawasan kepada 2. Latih keluarga membuat kegiatan
keluarga tentang bersama pasien
pengertian,jenis,tanda gejala,dan
cara merawat halusina teratur
SP 2
Supaya menambah
1. Latih keluarga cara mempergakan cara
7. Melatih keluarga supaya
memutus halusinasi di hadapan pasien wawasan keluarga tentang
membuat kegiatan positif dengan
dengan cara mengusir suara,tepuk halusinasi
pasien
punggung dan menghardik halusinasi

SP 3
8. Melatih keluarga memperagakan Supaya pasien dapat
1. Buat perencanaan pulang bersama
cara memutus halusinasi
keluarga dengan mengatur jadwal pasien berbaur dengan orang
selama di rumah
sekitarnya

9. Membuat perencanaan bersama Agar keluarga dapat


keluarga tentang kegiatan merawat dengan baik seauai
bersama di rumah
dengan yang diajarkan perawat
Agar jadwal ketika
dirumah terencana dan teratur
dan halusinasi tidak muncul
kembali

08 2 Isolasi Tujuan umum :


Maret Sosial Klien dapat berinteraksi dengan
2021 orang lain sehingga tidak terjadi
10. halusinasi
00 SP 1
Tujuan khusus 1. Membina hubungan saling percaya 1. Supaya tidak ada kecurigaan
2. Membantu pasien mengenal penyebab 2. Supaya tidak terulang isolasi
1. Pasien dapat mulai percaya
isolasi sosial social
2. Pasien dapat mengetahui isolasi social
3. Membantu pasien mengenal 3. Supaya pasien memahami
keuntungan berhubungan dan kerugian keuntungan dari berhubungan
3. Pasien dapat mengetahui keuntungan tidak berhubungan dengan orang lain social
dan kerugian berhubungan dengan 4. Mengajarkan pasien berkenalan 4. Supaya pasien dapat
orang lain berinteraksi dengan orang lain
4. Pasien dapat berkenalan
SP 2
5. Supaya pasien dapat
1. Mengajarkan pasien berinteraksi secara berinteraksi dengan perawat
bertahap (berkenalan dengan orang
5. Pasien dapat berkenalan dengan pertama -seorang perawat)
perawat
SP 3
1. Melatih Pasien Berinteraksi Secara 6. Supaya pasien dapat
Bertahap (berkenalan dengan orang berinteraksi dengan pasien
kedua-seorang pasien)

6. Pasien dapat berkenalan dengan


SP 1 Keluarga
pasien lain
1. Memberikan penyuluhan kepada
keluarga tentang masalah isolasi 7. Supaya keluarga mengetahui
sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara penyakit yang diderita
merawat pasien dengan isolasi sosial keluarganya
7. Membina keluarga tentang penyakit
jiwa isolasi social SP 2
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien dengan masalah 8. Supaya keluarga dapat
isolasi sosial langsung dihadapan mengatasi gangguan yang
pasien diderita keluarganya

8. Membina keluarga untuk melakukan SP 3


perawatan terhadap kliaen
1. Menjelaskan perawatan lanjutan
9. Supaya keluarga mengetahui
apa tindakan yang
dilaksanakan kedepannya

9. Berdiskusi dengan keluarga untuk


perawatan yang diinginkan keluarga

08 3 Perila Tujuan Umum


Maret ku Klien terhindar dari mencederai
2021 Kekerasan diri, orang lain dan lingkungan.
10.
00 Tujuan Khusus SP 1 Pasien
1. Klien dapat membina hubungan saling 1. hubungan saling percaya, identifikasi 1. Supaya pasien dapat menahan
percaya dan mengontrol emosi dengan penyebab perasaan marah, tanda dan emosi dengan nafas dalam
nafas dalam gejala yang dirasakan, perilaku
kekerasan yang dilakukan, akibatnya
serta cara mengontrol secara fisik I :
Nafas dalam

SP 2
1. Pasien: Latihan mengontrol perilaku
kekerasan secara fisik ke-2 : Pukul 2. Supaya pasien dapat
2. Klien dapat mengontrol perilaku
Bantal melampiaskan pada bantal
kekerasan dengan pukul bantal
tidak dengan orang lain

SP 3
1. Mengontrol perilaku kekerasan dengan 3. Supaya pasien dapat
cara Sosial Verbal menggunakan bahasa yang
3. Klien dapat mengontrol perilaku baik
kekerasan dengan verbal
SP 4
4. Supaya pasien dapat
1. Latihan mengontrol perilaku kekerasan mengontrol dengan beribadah
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku secara spiritual 5 waktu
kekerasan yang biasa dilakukan

SP 5 5. Supaya tenang jika meminum


obat dengan teratur
5. Klien dapat menggunakan obat dengan 1. Latihan mengontrol perilaku kekerasan
benar (sesuai program) dengan obat

SP 1 Keluarga 6. Supaya keluarga mengetahui


cara merawat pasien terhadap
6. Klien dapat mengidentifikasi cara 1. Memberikan penyuluhan kepada perilakunya
konstruktif dalam berespon terhadap keluarga tentang cara merawat klien
kemarahan perilaku kekerasan di rumah

SP 2 7. Supaya keluarga dapat


7. Klien dapat mengidentifikasi cara 1. Melatih keluarga melakukan cara-cara menerapkan apa saja yang
mengontrol perilaku kekerasan mengontrol kemarahan harus dilakukan untuk
mengontrol kemarahan

8. Supaya keluarga mengetahui


SP 3 perawatan lanjutan yang harus
8. Klien mendapat dukungan dari
keluarga 1. Menjelaskan perawatan lanjutan dilakukan
bersama keluarga

2.4.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal/ja Tindakan keperawatan Evaluasi SOAP Nama/Paraf


m
09 Maret Data : S : pasien mengatakan jika sore hari terkadang
2021 Do: pasien mengatakan masih mendengar suara-suara yang berbisik
09.00 WIB kadang masih mendengar suara- ditelinga.
suara yang berbisik ditelinganya. O : pasien tampak cemas
Pada sore hari A : masalah belum teratasi
Diagnose : Halusinasi P : lanjutkan intervensi melakukan SP 1
Pendengaran Halusinasi
Tindakan : Melakukan SP 1
Halusinasi
RTL : setelah pasien mampu
melakukan SP 1 Halusinasi
kemudia melakukan SP 2
Halusinasi
11 Maret Data : S : pasien mengatakan jika sore hari terkadang
2021 Do: pasien mengatakn masih mendengar suara-suara yang berbisik
09.00 WIB terkadang masih mendengar suara- ditelinga.
suara. O : pasien tampak tersenyum
Diagnose : Halusinasi A : masalah teratasi
Pendengaran P : lanjutkan intervensi melakukan SP 2
Tindakan : Melakukan SP 1 Halusinasi
Halusinasi
RTL : setelah pasien mampu
melakukan SP 1 Halusinasi
kemudia melakukan SP 2
Halusinasi
12 Maret Data : S : pasien mengatakan mampu mengenali
2021 Do: - halusinasi
09.00 WIB Diagnose : Halusinasi O : pasien tampak paham tentang apa yang
Pendengaran dismpaikan perawat tentang SP 1 halusinasi.
Tindakan : Melakukan SP 2 A : masalah teratasi
Halusinasi P : lanjutkan intervensi melakukan SP 2
RTL : setelah pasien mampu Halusinasi
melakukan SP 2 Halusinasi
kemudia melakukan SP 3
Halusinasi
12 Maret Data : S : pasien mengatakan mampu mengenali
2021 Do: - halusinasi dengan bercakap-cakap dengan teman-
09.00 WIB Diagnose : Halusinasi temannya diruangan dan aktivitas terjadwal.
Pendengaran O : pasien tampak paham tentang apa yang
Tindakan : Melakukan SP 3 dismpaikan perawat tentang SP 3 halusinasi.
Halusinasi A : masalah teratasi
RTL : setelah pasien mampu P : lanjutkan intervensi melakukan SP 4
melakukan SP 3 Halusinasi Halusinasi
kemudia melakukan SP 4
Halusinasi
13 Maret Data : S : pasien mengatakan mampu mengenali
2021 Do: - halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal dan
09.00 WIB Diagnose : Halusinasi minm obat rutin.
Pendengaran O : pasien tampak paham tentang apa yang
Tindakan : Melakukan SP 4 dismpaikan perawat tentang SP 3 halusinasi.
Halusinasi A : masalah teratasi
RTL : setelah pasien mampu P : lanjutkan intervensi melakukan SP 4
melakukan SP 4 Halusinasi Halusinasi
kemudia pasien diminta untuk
menerapkan SP 1-4 halusinasi
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada Tn. S dengan masalah kebutuhan dasar
harga diri selama beberapa hari, yaitu pada tanggal 26 sampai 28 Mei 2016. Sebagai langkah
dalam penyusunan karya tulis ilmiah dapat ditarik kesimpulan.
Pada pengkajian Tn.S ditemukan data pendukung dimana klien mengatakan bahwa
keluarga klien masih menggangap klien menderita penyakit gangguan jiwa.
Adapun intervensi dan implementasi yang utama dilakukan pada Tn. S telah diperbuat
adalah meningkatkan kepercayaan diri klien dengan semaksimal dan seefektif mungkin
sesuai dengan perencanaan sebelumnya sehingga hasilnya sudah mendekati kriteria hasil
yang sudah ditetapkan. Dimana klien sudah mengalami sedikit kemajuan sebelum dilakukan
intervensi dan implementasi pada klien. Sedangkan evaluasi dari asuhan keperawatan Tn. S
dengan masalah harga diri rendah di Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ilderm Sumatera Utara
dimana masalah keperawatan Harga Diri Rendah belum teratasi sepenuhnya dan intrvensi
masih perlu untuk dilanjutkan oleh pihak rumah sakit.
3.2.Saran
Dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan, pengetahuan dan pemahaman
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar harga diri rendah,
penulis menekankan pentingnya mengatasi atau mengurangi masalah harga diri rendah yang
bisa terjadi pada klien dapat terpenuhi dengan baik.
A). Bagi Mahasiswa
Mahasiswa yang hendak melakukan asuhan keperawatan hendaknya lebih dahulu
memahami tentang kebutuhan dasar klien yang terkait dengan masalah harga diri rendahnya
sehingga mahasiswa dapat memberikan asuhan yang bersifat komprehensif dan dapat
meminimalkan waktu rawatan klien di rumah sakit.
B). Bagi Istitusi Pendidikan
Hasil karya tulis ilmiah ini disarankan sebagai informasi tambahan berupa situasi
terkini tentang kebutuhan dasar manusia pada masalah harga diri dan keterkaitanmasalah
keperawatan lain yang dikarenakan oleh masalah harga diri pada pasien dengan gangguan
harga diri rendah dalam pelaksanaan oleh perawat.
C). Bagi Klien
Sebaiknya klien mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan perawat dan
tim kesehatan lainnya serta untuk mempercepat proses penyembuhan klien sekaligus
meningkatkan kesiapan keluarga dalam merawat klien di rumah sehingga kesehatan klien
membaik.

Anda mungkin juga menyukai