HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh :
Kelas 3B
DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Peningkatan Mutu Pelayanan Perawat
di Tatanan Pelayanan Primer” guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas yang diampu oleh Ibu Eva Nurlina Aprilia, M. Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom.
Saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II KONSEP DASAR MATERI...................................................................... 3
A. Pelayanan Prima Dalam Pelayanan Keperawatan ........................................ 3
1. Definisi Pelayanan Prima ......................................................................... 3
2. Syarat Pelayanan yang Baik ..................................................................... 4
3. Kualitas Pelayanan Prima ......................................................................... 4
4. Dimensi Pengukuran Kualitas Pelayanan Prima ...................................... 5
5. Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Prima .............................................. 6
6. Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan .................................................. 7
7. Modal Dasar Perawat Dalam Pelayanan Prima ........................................ 8
B. Komunikasi Terapeutik Yang Efektif Dalam Pelayanan Keperawatan ....... 9
1. Definisi Komunikasi Terapeutik .............................................................. 9
2. Tujuan Komunikasi Terapeutik .............................................................. 10
3. Kegunaan Komunikasi Terapeutik ......................................................... 10
4. Komunikasi sebagai Elemen Terapi ....................................................... 10
5. Sikap Komunikasi Terapeutik ................................................................ 11
6. Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik .................................................. 11
7. Hambatan Komunikasi Terapeutik ......................................................... 13
C. Caring Sebagai Core Profesionalisme Perawat .......................................... 14
1. Definsi Caring ........................................................................................ 14
2. Karakteristik Caring ............................................................................... 14
iii
3. Dimensi Caring menurut K.M Swanson ................................................ 15
4. Komponen Caring .................................................................................. 16
5. Faktor pembentuk Perilaku Caring......................................................... 17
6. Perilaku Caring Perawat ......................................................................... 17
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 20
A. Kesimpulan ................................................................................................ 20
B. Saran ........................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Kesehatan yang berkualitas merupakan hak dari setiap
pasien, sehingga hal ini memicu para penyelenggara pelayanan kesehatan
termasuk rumah sakit untuk secara serius berupaya meningkatkan mutu
pelayanan yang diberikan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam
kualitas mutu pelayanan di suatu rumah sakit adalah pelayanan keperawatan
(Nursalam, 2011).
Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang perlu mendapatkan
perhatian adalah perilaku caring perawat yang merupakan bagian penting dari
suatu bentuk praktek keperawatan professional. Perilaku caring dijadikan
sebagai inti atau sentral paling utama dalam memberikan praktik
keperawatan, perilaku caring perawat penting dilakukan pada saat perawat
melakukan asuhan keperawatan bagi pasien sebagai pengguna jasa dalam
pelayanan keperawatan karena dapat membantu proses dari kesembuhan
pasien (Manurung dan Hutasoit, 2013).
Perilaku caring perawat di beberapa Negara di dunia yang masih
tergolong buruk yaitu seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Aiken
(2012) yang menunjukkan jumlah persentase perawat yang masih memiliki
kualitas pelayanan caring yang buruk terdapat pada Negara Irlandia 11%, dan
Yunani 47%. Bulan Juli 2010 Kementrian Kesehatan menerima hasil survey
dari Citizen Report Card (CRC) yang mengambil sampel pasien rawat inap
sebanyak 738 pasien di 23 Rumah Sakit (Umum dan Swasta). Survey
dilakukan di lima kota besar di Indonesia dan ditemukan 9 poin
permasalahan, salah satunya adalah sebanyak 65,4% pasien mengeluh
terhadap sikap perawat yang kurang ramah, kurang simpatik dan jarang
tersenyum. Pelayanan keperawatan di Indonesia saat ini masih kurang
memuaskan salah satu penyebabnya karena kurangnya perilaku caring
1
perawat dimana pasien mengeluh terhadap sikap perawat yang kurang ramah,
kurang simpatik, dan jarang tersenyum dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Dari hasil survey di atas dapat diketahui bahwa perilaku caring di
Indonesia masih kurang baik atau terbilang masih rendah (Purwanti, 2020).
Sedangkan pelayanan prima yang harus diberikan perawat seperti mau
mendengar keluhan pasien secara tuntas, penuh pengertian, penerimaan dan
ketulusan serta empati akan sangat membantu proses kesembuhan pasien dan
munculnya ketersediaan pasien untuk bekerja sama dalam proses pengobatan,
akibatnya perasaan cemas, takut dan depresi akan berkurang dan akibat lebih
lanjut berupa kesembuhan pasien menjadi lebih cepat tercapai(Hadjman,
2015).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dari itu penulis tertarik untuk
membahas lebih detail tentang peningkatan mutu pelayanan perawat di
tatanan pelayanan primer terhadap tingkat kepuasan pasien yang akan kami
bahas di bab selanjutnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui
peningkatan mutu pelayanan perawat di tatanan pelayanan primer terhadap
kepuasan pasien.
2. Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa mampu mengetahui pelayanan prima.
b. Mahasiswa mampu mengetahui komunikasi terapeutik.
c. Mahasiswa mampu mengetahui perilaku caring perawat.
2
BAB II
3
2. Syarat Pelayanan yang Baik
Menurut Azlina (2014), pelayanan yang efisien harus memenuhi
persyaratan bahwa pelayanan itu merupakan pelayanan yang :
a. Berdaya hasil (efektif) yaitu bahwa pelayanan itu baik corak maupun
kegunaanya benar-benar sesuai dengan kebutuhan kegiatan dalam
mencapai tujuan.
b. Dapat dipertanggungjawabkan (validity service) yaitu bahwa
pelayanan telah diolah atau disusun atas dasar data, fakta, angka atau
ketentuan yang berlaku hingga dapat pertanggungjawabkan.
c. Sehat (sound service) yaitu pelayanan disampaikan melalui hirarki dan
tata hubungan yang telah ditetapkan dalam suasana komunikasi yang
baik.
d. Memuaskan (satisfactory service) yaitu bahwa pelayanan itu diberikan
dengsn cepat, tepat pada waktunya, rapi serta tanpa kesalahan teknis.
4
f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima
pelayanan publik.
5
2) Ketrampilan dan kecakapan dokter, perawat dan petugas lainnya
dalam menjalankan tugas.
3) Pelayanan yang sopan dan ramah.
4) Jaminan keamanan dan kepercayaan terhadap peralatan medis dan
obat-obatan bagi pasien (bebas dari resiko)
e. Empathy (empati), ditandai dengan tingkat kemauan untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan klien. Indikator empati :
1) Memberikan perhatian khusus kepada pasien.
2) Perhatian dan pemahaman terhadap keluhan pasien dan
keluarganya.
3) Komunikasi yang hangat antara petugas dengan pasien
6
pelayanan dan penyelesaian keluhan dalam pelaksanaan pelayanan
publik.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana, tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
(telematika).
h. Kemudahan akses, tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan, pemberi pelayanan harus
disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan
dengan ikhlas.
j. Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan
ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan
sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti
parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
7
7. Modal Dasar Perawat Dalam Pelayanan Prima
Menurut Hadjam (2015), modal dasar perawat dalam pelayanan prima
sebagai berikut :
a. Profesional dalam bidang tugasnya.
Keprofesionalan perawat dalam memberikan pelayanan dilihat dari
kemampuan perawat berinsipirasi, menjalin kepercayaan dengan
pasien, mempunyai pengetahuan yang memadai dan kapabilitas
terhadap pekerjaan.
b. Mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi
Keberhasilan perawat dalam membentuk hubungan dan situasi
perawatan yang baik antara lain ditentukan oleh kemampuannya
berhubungan dengan orang lain, berkomunikasi dan bekerja sama.
c. Memegang teguh etika profesi
Asuhan keperawatan yang profesional sangat tergantung pada
bagaimana perawat dalam melaksanakan tugas-tugasnya selaku tenaga
profesional berusaha memegang teguh etika profesi.
d. Mempunyai emosi yang stabil
Seorang perawat diharapkan mempunyai emosi yang masak, stabil
dalam menjalankan profesinya. Jika perawat dalam menjalankan
tugasnya diiringi dengan ketenangan, tanpa adanya gejolak emosi,
maka akan memberikan pengaruh yang besar pada diri pasien.
e. Percaya diri
Kepercayaan diri menjadi modal bagi seorang perawat karena perawat
dituntut untuk bersikap tegas, tidak boleh ragu-ragu dalam
melakasanakan dan memenuhi kebutuhan pasien.
f. Bersikap wajar
Sikap yang wajar dan tidak dibuat-buat akan memberikan makna yang
besar bagi pasien bahwa perawat dalam melaksanakan tugasnya
berdasarkan ketentuan keperawatan dan profesionalismenya.
8
g. Berpenampilan memadai
Perawat dengan penampilan yang bersih, seragam yang bersih, dengan
penampilan yang segar dalam melakukan tugas-tugas perawatan
diharapkan mampu mengubah suasana hati pasien.
9
2. Tujuan Komunikasi Terapeutik
Menurut Anjaswarni (2016), berikut tujuan dari komunikasi terapeutik
adalah :
a. Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi beban
perasaan dan pikiran klien.
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien atau pasien.
c. Memperbaiki pengalaman emosional klien.
d. Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan.
10
5. Sikap Komunikasi Terapeutik
Menurut Lalongkoe (2013), lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri
secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi terapeutik yaitu :
a. Sikap berhadapan, artinya dari posisi ini adalah “saya siap untuk
anda”
b. Sikap mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang
sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap
berkomunikasi.
c. Sikap membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan
untuk mengatkan atau mendengar sesuatu.
d. Sikap mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan
menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
e. Sikap tetap rileks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon kepada klien.
11
d. Mengulang (restating/repeating)
Teknik ini dapat memberikan makna bahwa perawat memberikan
umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti
dan mengharapkan komunikasi berlanjut.
e. Klarifikasi (clarification)
Teknik ini digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas, atau
tidak mendengar apa yang dibicarakan klien. Perawat perlu
mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan klien
f. Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan
sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat membantu klien
membicarakan topik yang telah dipilih dan penting.
g. Merefleksikan (reflecting/feedback)
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan
menyatakan hasil pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah
pesan diterima dengan benar.
h. Memberi informasi (informing)
Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam
rangka menyampaikan informasi-informasi penting melalui
pendidikan kesehatan. Setelah informasi disampaikan, perawat
memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.
i. Diam
Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk
mengorganisir. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi
dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikiran dan memproses
informasi.
j. Meringkas
Meringkas pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara
singkat.
12
k. Memberikan penghargaan (reward)
Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk
menghargai jangan sampai menjadi beban bagi klien yang berakibat
klien melakukan segala upaya untuk mendapatkan pujian.
l. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
Memberi kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam memilih
topik pembicaraan.
m. Menganurkan untuk meneruskan pembicaraan
Teknik ini memberikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan
hampir seluruh pembicaraan.
n. Menempatkan kejadian secara berurutan
Mengurutkan kejadian secara teratur akan membantu perawat dan
klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif.
o. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan
Apabila perawat ingin mengerti klien, maka perawat harus melihat
segala sesuatunya dari perspektif klien.
13
c. Mengecek umpan balik perawat-klien.
d. Mengulangi pesan yang disampaikan dan memperkuat informasi
dengan bahasa nonverbal.
e. Mengakrabkan hubungan interpersonal antara sender dan receiver.
f. Pesan dibuat secara singkat, jelas dan padat.
g. Memfokuskan pesan pada topik spesifik yang telah dipilih.
h. Komunikasi dilakukan dengan berfokus pada penerima pesan bukan
pada pengirim pesan.
1. Definsi Caring
Caring merupakan suatu perilaku atau tindakan yang dilakukan
untuk memberikan rasa aman secara fisik dan emosi dengan orang lain
secara tulus. Caring merupakan sentral untuk praktek keperawatan,
seorang perawat dituntut untuk lebih peduli kepada pasien (Kusnanto,
2019). Caring merupakan suatu dasar penting yang dijadikan sebagai inti
dalam seluruh proses praktik keperawatan dengan cara meningkatkan
kepedulian serta pendekatan dinamis guna membantu proses kesembuhan
pasien yang salah satunya dipengaruhi oleh motivasi kerja. Motivasi kerja
menjadi faktor penting bagi perawat dalam menjalankan perannya sebagai
pelaksana asuhan keperawatan (Purwanti, 2020).
Dapat disimpulkan bahwa caring adalah suatu dasar penting dalam
seluruh proses keperawatan yang dimana seorang perawat dituntut untuk
meningkatkan kepedulian terhadap klien guna membantu proses dari
kesembuhan pasien.
2. Karakteristik Caring
Menurut Kusnanto (2019), karakteristik caring terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Professional caring, yaitu sebagai wujud dari kemampuan secara
kognitif. Sebagai perawat professional dalam melakukan tindakan
14
harus berdasarkan ilmu, sikap dan keterampilan professional agar
dapat memberikan bantuan sesuai kebutuhan klien, dapat
menyelesaikan masalah dan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama antara perawat dan klien.
b. Scientific caring, yaitu segala keputusan dan tindakan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki perawat.
c. Humanistic caring, yaitu proses pemberian bantuan pada klien bersifat
kreatif, intuitif atau kognitif dan didasarkan pada filosofi,
fenomenologi, perasaan objektif maupun subyektif.
15
berbagi perasaan dengan tidak membebani pasien. Perawat juga hadir
dengan berbagi perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama
klien dengan maksud memberikan dukungan kepada klien,
memberikan kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas
perasaan yang tidak diinginkan
d. Doing for (Melakukan)
Doing for berarti bekerja sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa
dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan,
menjaga privasi dan martabat klien.
e. Enabling (Memampukan)
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien, perawat
memberikan informasi, menjelaskan memberi dukungan dengan fokus
masalah yang relevan, berfikir melalui masalah dan menghasilkan
alternatif pemecahan masalah agar klien mampu melewati masa
transisi dalam hidup yang belum pernah dialaminya sehingga bisa
mempercepat penyembuhan klien ataupun supaya klien mampu
melakukan tindakan yang tidak biasa dilakukannya. memberikan
umpan balik / feedback
4. Komponen Caring
Menurut Swanson (1991) dalam Kusnanto (2019), mendeskripsikan 5
proses caring menjadi lebih praktis dalam empirical development of a
middle range theory of caring yaitu:
a. Komponen mempertahankan keyakinan, mengakutualisasi diri untuk
membantu orang lain, mampu membantu orang lain dengan tulus,
memberikan ketenangan kepada klien dan memiliki sikap yang positif.
b. Komponen pengetahuan, memberikan pemahaman klinis tentang
kondisi dan situasi klien, melaksanakan setiap tindakan sesuai
peraturan dan menghindari terjadinya komplikasi.
16
c. Komponen kebersamaan, ada secara emosional dengan orang lain,
bisa berbagi secara tulus dengan klien dan membina kepercayaan
terhadap klien.
d. Komponen tindakan yang dilakukan, melakukan tindakan terapeutik
seperti membuat klien merasa nyaman, mengantisipasi bahaya dan
intervensi yang kompeten.
e. Komponen memungkinkan, melakukan informent consent pada setiap
tindakan, memberikan respon yang positif terhadap keluhan klien.
17
b. Bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan klien
Kepekaan perawat terhadap penderitaan klien, keluarga dan peduli
dengan situasi serta kondisi lingkungan dimana klien dirawat,
merupakan perilaku caring perawat, perilaku caring merupakan
bentuk tanggung jawab perawat terhadap perannya dalam memenuhi
kebutuhan klien.
c. Ramah dalam melayani klien
Tersenyum merupakan salah satu indikator seorang perawat bersikap
ramah, hangat, bergembira, dan sabar terhadap klien dan keluarga saat
memberikan pelayanan. Sikap ramah perawat akan membuat klien
merasa akrab dan dekat dalam hubungan interpersonal dengan
perawat, sehingga klien bebas mengungkapkan keluhan.
d. Sikap tenang dan sabar dalam melayani klien
Perawat yang tenang dan sabar dalam melayani klien akan memberi
rasa nyaman kepada klien yang dirawat dirumah sakit dan
membutuhkan bantuan perawat. Perasaan nyaman akan membantu
klien untuk memperoleh kesembuhan karena secara psikologis klien
akan merasa aman ketika dilayani perawat yang tenang dan penuh
kesabaran.
e. Selalu siap sedia memenuhi kebutuhan klien
Perawat siap sedia untuk melayani kebutuhan klien tanpa diminta
sekalipun mengunjungi kamar klien sebelum bel berbunyi akan
memberikan kepuasan kepada klien, sehingga akan membuat klien
merasa nyaman. Kesiapsediaan perawat memenuhi kebutuhan klien
akan membuat citra rumah sakit meningkat dan dampak terhadap citra
profesi perawat dimata klien semakin baik.
f. Memberi motivasi kepada klien dalam memberikan pelayanan
Perawat dalam memberikan pelayananan juga memberikan dukungan
moral kepada klien sehingga klien termotivasi untuk mempertahankan
atau meningkatkan kondisi kesehatannya, dengan memberikan
kerjasama yang baik dalam tindakan keperawatan yang diterimanya,
18
sehingga klien akan patuh dan taat dalam tindakan pengobatan yang
dijalaninya.
g. Sikap empati terhadap klien dan keluarga klien.
Perawat ikut turut berempati dengan kesedihan keluarga yang berduka
tetapi tidak keterusan. Perawat mengucapkan bela sungkawa,
menepuk punggung dan mengelus tangan keluarga yang berduka.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan prima (service excellent) merupakan salah satu proses
kegiatan yang dilakukan oleh perawat dengan menunjukan sikap kepedulian,
keramahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
memberikan pelayanan yang terbaik, serta kebutuhan pasien dapat tercukupi
dengan baik dan pasien puas terhadap pelayanan yang sudah diberikan.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi antara perawat dengan klien
dengan sadar, yang dilakukan untuk membantu mengatasi masalah klien serta
untuk mencapai kesembuhan klien. Caring sendiri merupakan suatu perilaku
dasar penting yang harus dimiliki oleh perawat, dimana perawat dituntut
untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap klien dengan menunjukan rasa
kepedulian terhadap klien yang diberikan secara tulus. Dengan adanya
pelayanan yang prima yang diberikan serta menggunakan komunikasi yang
terapeutik dan sikap caring dalam memberikan pelayanan dapat membantu
proses dari kesembuhan pasien dan meningkatkan kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan.
B. Saran
1. Rumah Sakit
a. Manajemen rumah sakit diharapkan untuk meningkatkan dan memperbaiki
mutu pelayanan keperawatan guna memenuhi kepuasan pasien.
b. Meningkatkan pelayanan terhadap pasien dengan tidak membeda-bedakan
kelas perawatan.
20
2. Perawat
Perawat sebaiknya dapat memberikan pelayanan yang prima dengan niat
yang tulus dan dengan perilaku caring serta komunikasi yang baik, sehingga
dengan pelayanan yang prima ini diharapkan dapat memberikan kesan yang
positif terhadap mutu pelayanan keperawatan yang dapat meningkatkan
kepuasan pasien.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Lalongkoe, M.R. 2013. Komunikasi Keperawatan Metode Berbicara Asuhan
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Manurung, S., & Hutasoit, M.L.C. 2013. Persepsi Pasien Terhadap Perilaku
Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Kesmas: National
Public Health Journal, Vol 8 (3) : 104.
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan Aplikasi Keperawatan Profesional
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Purwanti, Ery., Lestari, S., & Novyriana, E. 2020. Hubungan Motivasi Kerja
Dengan Perilaku Caring Perawat. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional, Vol 2 (3) : 256-278.
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/dow
nload/134/109/
Ristiani, I.Y. 2017. Pengaruh Sarana Prasarana dan Kulaitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pasien. Coopettion, Vol 8 (2): 155-166.
http://ikopin.ac.id/jurnal/index.php/coopetition/article/download/34/35
23