Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

NY.A DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

AKTUALISASI DIRI

Oleh :

Stella Ratna Clarissa


NIM. 2019.C.11a.1028

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:


Nama : Stella Ratna Clarissa
NIM : 2019.C.11a.1028
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan
Kebutuhan Dasar Manusia tentang Aktualisasi Diri

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menempuh Praktik


Praklinik Keperawatan I (PPK I). Pada Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Pembimbing Akademik,

Rimba Aprianti, S.Kep, Ners


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang
berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Manusia tentang Aktualisasi Diri”. Laporan pendahuluan ini disusun guna
melengkapi tugas (PPK1).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan keperawatan
ini.
4. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep., Ners selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Praktik
Pra Klinik Keperawatan I.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai sasaran yang
diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 11 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Tujuan...................................................................................................................................
1.3 Manfaat............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri
2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri.........................................................................................
2.1.2 Definisi Harga Diri Rendah........................................................................................
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian....................................................................................................................
2.2.2 Analisa Data..................................................................................................................
2.2.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................................
2.2.4 Implementasi dan Evaluasi........................................................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktualisasi diri adalah dorongan untuk menjadi seseorang dengan

memaksimalkan penggunaan kemampuan, keahlian, dan potensinya. Kebutuhan

aktualisasi diri mencakup hasrat untuk menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri

dan menjadi apa saja sesuai keinginannya.

Aktualisasi diri adalah proses kematangan diri dalam diri seseorang dan

menempatkan dirinya pada potensi yg dimiliki secara tepat.

Berikut ini definisi dari aktualisasi diri menurut para ahli :

Menurut Maslow (2006: 86) aktualisasi diri merupakan: “Proses menjadi diri sendiri

dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yg unik”.

Robbins dan Coulter (2010: 110) menyebutkan bahwa kebutuhan aktualisasi diri

adalah kebutuhan seseorang untuk mampu menjadi apa yg diinginkan sesuai dengan

potensi yg dimiliki. Misalnya seorang musisi harus bermain musik, seorang profesor

harus mengajar, dan sebagainya. Maslow mengatakan bahwa “What a man can be,

he must be”.

Patioran (2013: 12) menyatakan aktualisasi diri merupakan proses menjadi diri

sendiri dan mengembangkan bakat, sifat-sifat dan potensi- potensi psikologis yang

unik. Sedangkan Perfilyeva (2012: 427) menyebutkan bahwa aktualisasi diri adalah

proses implementasi seorang individu dari minat, kreativitas, keinginan untuk

berkembang, kemampuan untuk bertanggung jawab dan kemandirian.

Omifolaji (2010: 17), aktualisasi diri adalah proses usaha seseorang dalam

mengaktualisasikan potensi, kemampuan, dan bakat yang dimilikinya.

Dari beberapa pengertian di atas yg digunakan landasan dalam penelitian ini

adalah pengertian yang paling sesuai dengan keadaan dalam perusahaan yaitu
pendapat Robbins dan Coulter (2010: 110) yg menyebutkan bahwa kebutuhan

aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk mampu menjadi apa yg diinginkan

sesuai dengan potensi yg dimiliki. Dapat disimpulkan aktualisasi diri merupakan

penggunaan semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas dalam diri

seorang individu.

Seseorang yang menderita harga diri rendah cenderung mengalami gangguan

dalam pemenuhan kebutuhan gangguan konsep diri : harga diri rendah dimana klien

merasa tidak percaya diri. Selain itu klien merasa gagal mencapai keinginan

mengkritik diri sendiri, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial (Yosep,

2007).

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

menganalisa seberapa baik perlaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri

yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat

walaupun melakukan kesalahan,kekalahan tanpa merasa sebagai seseorang yang

penting dan berharga (Stuart & Sundeen 1998).

Peran perawat dalam menangani pasien harga diri rendah di rumah sakit salah

satunya melakukan penerapan standar asuhan keperawatan yang mencakup penerapan

strategi pelaksanaan harga diri rendah. Strategi pelaksanaan adalah penerapan standar

asuhan keperawatan terjadwal yang diterapkan pada pasien yang bertujuan untuk

mengurangi masalah keperawatan jiwa yang ditangani. Strategi pelaksanaan pada

pasien harga diri rendah mengidentifikasi aspek positif yang masih dimiliki klien,

mengoptimalkan aspek positif yang masih dimilikinya serta minum obat dengan

teratur (Akemat dan Keliat, 2010).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan dibuatnya laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan yaitu ini agar
mahasiswa memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada

pasien dengan gangguan pemenuhan aktualisasi diri.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan

masalah kebutuhan aktualisasi diri.

2. Mahasiswa mampu menentukan masalah keperawatan pada pasien dengan masalah

kebutuhan aktualisasi diri.

3. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan

masalah kebutuhan aktualisasi diri.

4. Mahasiswa mampu meleksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan

masalah kebutuhan aktualisasi diri.

5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah

kebutuhan aktualisasi diri.

1.3 Manfaat

1. Bagi klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk membantu klien mengatasi
masalah aktualisasi diri, sehingga klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari
dengan bekerja sama dengan orang lain dan mampu memandang dirinya secara
positif.

2. Bagi Mahasiswa
Hasil laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini diharapkan dapat digunakan
sebagai informasi yang bermakna bagi mahasiswa dalam memberikan asuahan
keperawatan pada klien dengan gangguan aktualisasi diri rendah sekaligus mahasiswa
mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang cara pemenuhan kebutuhan dasar
yang terkait dengan gangguan aktualisasi diri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi
Diri
2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri
Maslow (1954) Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (selfactualization)
sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow (1970) dalam Arianto
(2009:139) menjelaskan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan
sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik.
Menurut Maslow (2014) seorang individu siap untuk bertindak sesuai kebutuhan pertumbuhan
jika dan hanya jika kebutuhan kekurangan terpenuhi, konseptualisasi awal Maslow hanya
mencakup satu kebutuhan pertumbuhan - aktualisasi diri. Orang-orang yang teraktualisasi diri
dicirikan oleh:
1) fokus pada masalah;
2) menggabungkan kesegaran apresiasi hidup yang terus berlanjut;
3) keprihatinan tentang pertumbuhan pribadi; dan
4) kemampuan untuk memiliki pengalaman puncak.
Maslow (1970) menemukan bahwa tanpa memandang suku asal-usul seseorang, setiap manusia
mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam kehidupannya.
Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan,
kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Menurut Maslow
(1987) aktualisasi diri merupakan penggunaan dan pemanfaatan secara penuh bakat, kapasitas-
kapasitas, potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan diri tersebut.
Proses aktualisasi adalah perkembangan atau penemuan jati diri dan berkembang suatu potensi
yang dimiliki oleh manusia (Maslow1987). Organisme manusia mencaku semua pengalaman
yang tersedia pada saat tertentu, baik sadar maupun tidak sadar (Rogers 1959). Seiring
perkembangan sebagian bidang ini menjadi berbeda dan ini menjadi "diri" seseorang, diri adalah
konstruksi sentral, ini berkembang melalui interaksi dengan orang lain dan melibatkan kesadaran
akan keberadaan dan fungsi (Hall & Lindzey, 1985; Rogers, 1959). Bentuk psikologis yang jelas
dari kecenderungan aktual yang terkait dengan diri ini adalah kecenderungan aktualisasi diri, ini
melibatkan aktualisasi dari bagian pengalaman yang dilambangkan dalam diri (Rogers, 1959).
Hal ini dapat dilihat sebagai dorongan untuk mengalami diri sendiri dengan cara yang konsisten
dengan pandangan seseorang tentang beberapa hal (Maddi, 1996). Terhubung dengan
pengembangan konsep diri dan aktualisasi diri adalah kebutuhan sekunder (diasumsikan
kemungkinan dapat dipelajari di masa kanak-kanak): kebutuhan untuk hal positif dari orang lain
dan kebutuhan akan penghargaan diri yang positif, hal ini mengarah pada mendukungnya suatu
perilaku yang konsisten dengan konsep diri seseorang (Maddi, 1996). Manusia yang
beraktualisasi dimotivasi oleh metakebutuhan yang berorientasi pada penyesuaian kehidupan
individu dengan kecenderungan-kecenderungan aktualisasi diri yang unik dan ditujukan untuk
meningkatkan pengalaman yang mengarah pada pertumbuhan dalam diri, kreativitas adalah
kualitas menonjol di aktualisasi diri, bahwa orang-orang yang mengaktualisasikan diri dan
kebutuhan yang digambarkan pada hierarki piramidal nya deskriptif, sebagai lawan secara
eksplisit dinyatakan dalam hal bagaimana pemenuhan manusia muncul (Maslow 1987).
Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang,ketika mencapai
usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke
psikologis. (Arianto, 2009). Maslow (1954: 46) bahwa kebutuhan aktualisasi diri adalah
kebutuhan seseorang untuk mampu menjadi apa yang diinginkan sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Misalnya seorang musician harus bermain musik “What a man can be, he must be”.
Aktualisasi diri membutuhkan kemampuan dan dorongan untuk menetapkan dan mencapai
tujuan. Dalam proses aktualisasi diri dibutuhkan kerja keras, kesabaran,dan komitmen yang
tinggi dari individu tersebut. Menurut Maslow (dalam Omifolaji 2010) proses yang harus
diperhatikan dalam aktualisasi diri adalah sebagai berikut:
1) Siap untuk berubah.
2) Bertanggung jawab.
3) Memeriksa dan memiliki motif yang kuat.
4) Menggunakan pengalaman-pengalaman yang positif.
5) Siap terlibat dan melakukan perkembangan Dari definisi aktualisasi diri di atas, peneliti
menjabarkan bahwa aktualisasi diri adalah nilai – nilai peningkatan kualitas hidup berkaitan
dengan kemampuan seorang untuk memahami kemampuan diri sendiri yang menunjukkan
bahwa diri sendiri mampu memberikan penilaian diri, penilaian positif kepada kemampuan diri
sendiri atau ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang
ada di dalam diri.
2.1.2 Karakteristik Aktualisasi Diri
Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri memiliki kepribadian yang berbeda
dengan manusia pada umumnya. Terdapat 11 karakteristik yang menunjukkan seseorang
mencapai aktualisasi diri (Schneider,K.J, dkk, 2001), diantaranya.
a.Mampu melihat realitas secara lebih efisien
     Seseorang akan lebih objektif karena ia akan mampu mengenalikebohongan, kecurangan, dan
kepalsuan yang dilakukan orang lain, serta mampu menganalisa secara kritis dan logis terhadap
fenomena yang ada. Ia juga akan mendengarkan apa yang seharusnya didengarkan, bukan
mendengar apa yang ingin diinginkan atau ditakuti orang lain.
b. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya
     Dengan aktualisasi diri seseorang akan memiliki toleransi dan kesabaran yang tinggi dalam
melihat dan menerima kekurangan dan kelebihan dirinya dan orang lain. Ia juga akan membuka
diri terhadap kritik, saran, atau nasihat yang diberikan orang lain kepadadirinya. 
c. Spontanitas, kesederhaan dan kewajaran
     Karakteristik ini menunjukkan tindakan, perilaku, dan gagasan yang tidakdibuat-buat,
spontan, dan wajar. Seseorang juga mampu untuk bersikap lapang dada terhadap kebiasaan
masyarakatnya selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsipnya. Apabila hal tersebut
bertentangan maka ia akan berani menentang dengan asertif.
d.Terpusat pada persoalan
     Dengan aktualisasi diri maka seseorang akan memusatkan seluruh pikiran, perilaku, dan
gagasan padapersoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat manusia, bukan pada persoalan-
persoalan yang bersifat kepentingan diri sendiri.
e. Membutuhkan kesendirian
     Seseorang akan cenderung memisahkan diri atas dasar persepsi tentang sesuatu yang
dianggapnya benar, tidak bergantung pada pikiran orang lain. Hal tersebut membuat seseorang
tenang dan logis dalam menghadapi masalah. Serta mampu mengambil keputusan
tanpadipengaruhioleh orang lain.
f. Otonomi (kemandirian terhadap kebudayaan dan lingkungan)
    Dengan karakteristik ini seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri akan melakukan apa
saja dan dimana saja tanpa pengaruh  lingkungan. Ia akan mudah beradaptasi dan mandiri
terhadap persoalan yang datang.
g.Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan
     Dengan aktualisasi diri seseorang akan mempu merasasenang, mensyukuri, menerima, dan
tidak bosan terhadap apa yang dimilikinya meskipun hal tersebut biasa saja.
h.Kesadaran sosial
     Seseorang yang mencapai aktualisasi diri akan timbul kesadaran sosial untuk bersikap
empati, iba, dan ingin membantu orang lain, dan  bermasyarakat.
i. Hubungan interpersonal
Dengan aktualisasi diri seseorang mampu menjalin hubungan yang baikdengan orang
lain dengan didasari oleh rasa cinta dan kasih sayang.
j. Demokratis
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis. Sifat ini
dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak membedakan orang lain dalam bergaul berdasarkan
penggolongan, etis, agama, suku, ras, status sosial ekonomi, partai dan lain-lain.
k. Rasa humor yang bermakna dan etis
Seseorang dengan aktualisasi diri memiliki rasa humor yang menghormati dan
menjunjung tinggi nilai–nilai kemanusiaan dan bukan untuk menghina, merendahkan atau
menjelekkan orang lain.
l. Kreativitas
Kreativitas ini diwujudkan dalam kemampuannya melakukan inovasi-inovasi yang
spontan, asli, tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain.
m. Independensi
Seseorang akan mampu mempertahankan gagasan dan pendiriannya tanpa terpengaruh
oleh berbagai kepentingan lain.
n. Pengalaman Puncak (Peak Experience)
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan yang menyatu
dengan alam. Ia merasa tidak ada batasan antara dirinya dengan alam semesta. Artinya, orang
yang mampu mengaktualisasikan diri terbebas dari sekat-sekat berupa suku, bahasa, agama,
ketakutan, keraguan, dan sekat-sekat lainnya.Oleh karena itu, ia akan memiliki sifat yang jujur,
ikhlas, bersahaja, tulushati ,dan terbuka.
Karakter-karakter ini merupakan cerminan orang yang berada pada pencapaian
kehidupan yang prima (peakexperience).Konsekuensinya ia akan merasakan bersyukur
padaTuhan, orang tua, orang lain, alam, dan segala sesuatu yang menyebabkan keberuntungan
tersebut.
2.1.3 Aspek Aktualisasi Diri
Berdasarkan dari teori aspek-aspek proses perkembangan seseorang untuk mewujudkan
aktualisasi dirinya, antara lain (Maslow,1954 dalam Motivation and personality) :
a) Kreativitas (creativity)
merupakan sikap yang diharapkan ada pada orang yang beraktualisasi diri. Sifat kreatif
nyaris memiliki arti sama dengan kesehatan, aktualisasi diri dan sifat manusiawi yang
penuh. Sifat – sifat yang dikaitkan dengan kreativitas ini adalah fleksibilitas, spontanitas,
keberanian, berani membuat kesalahan, keterbukaan dan kerendahan hati (BegheTo
Kozbelt, A & Runco 2010). Orang kreatif biasanya energik dan penuh ide, individu ini
ditandai dengan memiliki keinginan untuk tumbuh dan kemampuan untuk menjadi
spontan, pemikir yang berbeda, terbuka terhadap pengalaman baru, gigih, dan pekerja
keras. Studi yang dilakukan oleh ChavezEakle, Lara, dan Cruz (2006) tentang perilaku
individu kreatif menemukan bahwa orang kreatif memiliki rasa eksplorasi saat
menghadapi hal baru, bersikap optimis, toleran terhadap ketidakpastian, dan mengejar
tujuan dengan intensitas tinggi.
b) Moralitas (morality)
merupakan kemampuan manusia melihat hidup lebih jernih, melihat hidup apa adanya
bukan menurutkan keinginan. Kemampuan melihat secara lebih efisien ,menilai secara
lebih tepat “manusiawi secara penuh” yang ternyata merembes pula ke banyak bidang
kehidupan lainnya. Menurut Shweder (1997) manusia dan tujuan regulasi moral adalah
untuk melindungi zona pilihan individu yang bebas dan untuk mempromosikan
pelaksanaan kehendak individu dalam mengejar preferensi pribadi. (Richerson & Boyd,
2005) mengasumsikan bahwa moralitas manusia muncul dari koevolusi gen dan inovasi
budaya, bahwa budaya telah menemukan banyak cara untuk membangun potensi pikiran
manusia yang luas untuk menekan keegoisan dan membentuk komunitas.
c) Penerimaan diri (self acceptance)
banyak kualitas pribadi yang dapat dirasakan di permukaan yang tampak bervariasi dan
tidak berhubungan kemudian dapat dipahami sebagai manifestasi atau turunan dari sikap
yang lebih mendasar yaitu relatif kurangnya rasa bersalah, melumpuhkan rasa malu dan
kecemasan dalam kategori berat. Manusia yang sehat dirasa mungkin untuk menerima
diri sendiri dan alam diri sendiri tanpa kekecewaan atau keluhan dalam hal ini bahkan
tanpa berpikir tentang hal ini sangat banyak. Individu bisa menerima sifat manusia
dengan semua kekurangan, serta semua perbedaan dari citra ideal tanpa merasa
kekhawatiran dalam kehidupan nyata. Orang yang mengaktualisasikan diri cenderung
baik, hangat dan menikmati diri sendiri tanpa penyesalan,rasa malu atau permintaan
maaf. Menurut Maslow (1954) bahwa individu yang teraktualisasikan sendiri dapat
mencatat dan mengamati apa yang terjadi, tanpa memperdebatkan masalah atau menuntut
hal itu sebaliknya demikian juga orang yang aktualisasi diri cenderung memandang
manusia, alam di dalam dirinya dan orang lain. Dengan menghilangkan penilaian diri dan
memperkuat penerimaan diri, individu menjadi terbebas dari kecemasan, perasaan tidak
mampu dan takut akan kritik dan penolakan, serta bebas untuk mengeksplorasi dan
mengejar hal-hal yang benar-benar membuat individu senang (Bernard, 2011).
d) Spontanitas (Spontaneity)
Aktualisasi diri manusia dapat digambarkan sebagai relatif spontan pada perilaku dan
jauh lebih spontan daripada di kehidupan batin, pikiran, impuls, dan lain lain, perilaku ini
ditandai dengan kesederhanaan, kealamian dengan kurangnya kesemuan ini tidak selalu
berarti perilaku konsisten yang tidak konvensional. Moreno (1955) menjelaskan bahwa
Spontanitas merupakan tingkat variabel respon yang memadai terhadap situasi tingkat
variabel dan, perilaku yang baru bukanlah ukuran spontanitas yang harus memenuhi
syarat dari hal tersebut misalnya, tentang perilaku psikotik ekstrem dengan tingkat yang
sedemikian tidak koheren sehingga individu tersebut tidak dapat menyelesaikan masalah
konkret atau memecahkan masalah pemikiran. Menurut Haidt (2008) spontanitas dalam
kehidupan batin, pikiran dan dorongan hati individu, yang tidak terganggu oleh konvensi,
etika dari individu tersebut berupa sebuah otonom, manusia adalah individu yang
termotivasi untuk terus berkembang.
e) Pemecahan masalah (Problem Solving)
yaitu individu akan lebih menghargai keberadaan orang lain dalam lingkungannya,
Dengan beberapa pengecualian dapat dikatakan bahwa objek biasanya bersangkutan
dengan isu-isu dasar dan pertanyaan dari jenis yang telah dipelajari secara filosofis atau
etika. Orang yang mengaktualisasikan diri berorientasi pada masalah-masalah yang
melampaui kebutuhan-kebutuhan. Dedikasi terhadap tugas-tugas atau pekerjaan
merupakan bagian dari misi hidup. Manusia hidup untuk bekerja dan bukan bekerja
untuk hidup. pekerjaan manusia bersifat alami secara subjektif dan bersifat non personal.
(Koeswara 1991).
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri
Banyak faktor yang mempengaruhi individu dalam memahami aktualisasi diri. Maslow
(1987) menyebutkan bahwa faktor-faktor aktualisasi secara universal dari manusia ini adalah:
a. Kemampuan untuk melihat kehidupan secara jernih, manusia yang melihat hidup secara
sederhana bukan untuk menurutkan keinginan, lebih bersikap objektif terhadap hasil –
hasil yang diamati, memiliki sifat rendah hati. Dalam hal ini manusia bersifat alami serta
mampu mengetahui
b. Kemampuan untuk membuktikan hidup pada pekerjaan,tugas,dan kewajiban.
Memberikan kegembiraan dan kenikmatan pada setiap pekerjaan serta memiliki rasa
bertanggung jawab yang besar atas suatu tugas,hal ini menuntut kerja keras dan disiplin
c. Kemerdekaan psikologis, manusia yang mengaktualisasikan diri memiliki kemerdekaan
psikologis. Manusia mampu mengambil keputusan – kepetusan secara mandiri sekalipun
melawan pendapat khalayak ramai. Faktor kedua dalam aktualisasi diri adalah tentang
kebutuhan – kebuthan yang timbul dari dalam diri individu. Menurut Rogers ( 1995
dalam Ginting, 2011) faktor – faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri antara lain:
1. Pemeliharaan (maintenance)
Kebutuhan yang timbul dalam rangka memuaskan kebutuhan dasar makan, udara dan
keamanan, serta kecenderungan untuk menolak perubahan dan mempertahankan keadaan
sekarang. Pemeliharaan bersifat konservatif, dalam bentuk keinginan untuk
mempertahankan konsep diri yang dirasa nyaman.
2. Peningkatan diri (enhancement)
Walaupun ada keinginan yang kuat untuk mempertahankan keadaan tetap seperti adanya,
orang ingin tetap belajar dan berubah.
3. Penerimaan positif dari diri sendiri (self regard)
Penerimaan diri ini merupakan akibat dari pengalaman kepuasaan, dimana seseorang akan
mampu menerima kelemahan dirinya namun tetap berusaha melakukan yang terbaik.
Penerimaan positif dari diri sendiri merupakan bagian dari dimensi harga diri. Anari
(dalam Putri, 2007) menyebutkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi aktualisasi
diri adalah:
a. Berfungsi Secara Otonom Terhadap Lingkungan
Orang yang mengaktualisasikan diri mampu melepaskan diri dari kebergantungan yang
berlebihan terhadap lingkungan sosial dan fisik. Pemuasaan motif – motif pertumbuhan
dating dari dalam diri sendiri melalui pemanfaatan penuh bakat dan potensinya (Goble,
1987 dalam Matthew & Hergenhahm, 2013)
b. Transendensi
Anari ( dalam Putri,2007) individu lebih tinggi, unggul, agung, melampaui superlative arti
yang lain tidak tergantung dengan orang lain. Individu yang beraktualisasi diri akan
berusahah menjadi yang terbaik. Seseorang yang mengaktualisasikan dirinya berarti
mampu menjadi dirinya sendiri dan tidak terpengaruh oleh perkataan orang lain.
c. Demokratis
Menurut Anari (dalam Putri,2007) orang yang mempunyai aktualisasi diri selalu menjalin
komunikasi dengan berbagai pihak. Meski individu menyadari bahwa ada perbedaan –
perbedaan dengan orang lain tetapi individu dapat menerima semua orang tanpa
memperhatikan tingkat pendidikan dan kelas sosial. Maslow (Jaenudin, 2015) seseorang
yang mempunyai aktualisasi diri memiliki karakter demokrasi yang baik. Individu mampu
belajar dari siapa saja yang bisa mengajar tanpa memandang adanya perbedaan.
d. Hubungan Sosial
Anari (2007) menjelaskan bahwa individu akan lebih menghargai keberadaan orang lain
dalam lingkungannya. Seseorang yang mengaktualisasikan diri berarti mampu menjalin
hubungan yang baik dengan orang yang berada di sekitarnya. Individu merasa senang dan
nyaman dalam melakukan interaksi dengan banyak orang. Seseorang yang mempunyai
aktualisasi diri mempunyai haSat yang tulus untuk membantu orang lain (Matthew,2013).
Dari penjabaran faktor- faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri di atas dapat
disimpulkan bahwa seseorang memaknai aktualisasi diri dapat dipengaruhi kemampuan
diri,kebutuhan diri, dan nilai dilingkungan sosial yang dimiliki individu terhadap
aktualisasi dirinya. Terakhir, aktualisasi diri juga erat kaitannya dengan hubungan di
lingkungan sosial.

2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian Keperawatan (Pemeriksaan Fisik B1-B6)

2.2.1.1 Pengumpulan Data


2.1.1.1.1. Biodata identitas klien dan penanggung jawab
Identitas Klien : Dikaji nama, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan
dan lain-lain.
Identitas penanggung jawab ; Dikaji nama, alamat, pekerjaan dan hubungan dengan
klien.
2.1.1.1.2. Keluhan utama
2.1.1.1.2.1.1. Riwayat keluhan utama
2.1.1.1.2.1.2. Riwayat penyakit sekaran
2.1.1.1.2.1.3. Riwayat penyakit dahulu
2.1.1.1.2.1.4. Riwayat penyakit keluarga
2.1.1.1.2.1.5. Riwayat psikososial
2.1.1.1.2.1.6. Pola fungsi kesehatan
2.1.1.1.2.1.7. Pola nutrisi dan metabolik
2.1.1.1.2.1.8. Pola eliminasi
2.1.1.1.2.1.9. Pola aktivitas dan latihan
2.1.1.1.3. Pemeriksaan Fisik
2.1.1.1.3.1. Berdasarkan sistem – sistem tubuh
1)  Sistem integumen
2)  Sistem pernapasan
3)  Sistem pengindraan
4)  Sistem kordiovaskuler
5)Sistem gastrointestinal
6)Sistem muskuloskeletal
7)  Sistem neurologis
8)Sistem genetalia (Biasanya klien tidak mengalami kelainan pada genitalia)
2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2. Isolasi sosial

2.2.3 Perencanaan

Langkah selanjutnya dari proses keperawatan adalah perencanan dimana perawat akan

menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi masalahnya,

perencanaan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan (Yosep, 2009).

1. Tindakan keperawatan untuk klien harga diri rendah yaitu :

a. Tujuan tindakan untuk klien adalah sebagai berikut:

1) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki.

2) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

3) Klien mengikuti program pengobatan secara optimal

b. Tindakan keperawatan

1) Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan.

Untuk tindakan tersebut perawat dapat :

a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih

dapatdigunakan

b) Bantu klien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap

kemampuan diri yang diungkapkan klien

c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang

aktif.

2. Tindakan keperawatan pada pasien Isolasi sosial yaitu :

a. Membina hubungan saling percaya

1) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien


2) Berkenalan dengan klien. perkenalan nama panggilan yang saudara

sukai, tanyakan nama dan nama panggilan klien

3) Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini

4) Buat kontrak asuhan keperawatan , mencakup hal – hal apa yang

saudara akan lakukan bersama klien, berapa lama akan dikerjakan

dan dimana tempatnya .

b. Menyadari penyebab isolasi sosial

1) Tanyakan siapa saja orang yang satu rumah dengan klien

2) Tanyakan siapa orang yang dekat dengan klien dan apa sebabnya
3) Tanyakan setiap orang yang tidak dekat dengan klien dan apa
sebabnya.
c. Mengetahui keuntungan dan kerugiaan berinteraksi dengan orang lain

1) Tanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan

orang lain

2) Tanyakan apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksi

dengan orang lain

3) Diskusikan pada klien keuntungan bila klien memilki banyak teman

dan tidak bergaul akrab dengan mereka

4) Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik klien


2.2.4 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi adalah
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota
tim kesehatan lainnya.
Tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan
tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang pada asuhan
keperawatan. (Budianna Keliat, 2010).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN
2.4.1 Pengkajian

Nama Mahasiswa : Stella Ratna Clarissa

Ruang Praktek :

Tanggal Praktek : 09 Maret 2021

Tanggal dan Jam Pengkajian : 09 Maret 2021

a. Identita

Nama : Ny. A

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 31 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Kristen

Pendidikan : SMA

Pekerjaaan :-

Alamat :-

Tanggal Pengkajian : 09 Maret 2021

Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid

b. Keluhan Utama

Klien datang dengan mengeluh sudah beberapa hari yang lalu klien mudah

tersinggung, mudah marah-marah dan suka merasa curiga terhadap orang

lain.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang


Klien merasa emosinya labil, ketakutan terhadap sesuatu, dan sering
berhalusinasi.

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah masuk rumah sakit jiwa karena
suka marah-marah, merusak alat rumah tangga serta bicara dan tertawa sendiri.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Orang Tua

Klien mengatakan orang tuanya tidak mengalami penyakit seperti

dirinya.

2) Saudara kandung

Klien mengatakan saudaranya tidak mengalami penyakit seperti dirinya.

3) Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan.

4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang

mengalami gangguan jiwa seperti dirinya.

5) Anggota keluarga yang meninggal

Klien mengatakan tidak ada keluarganya yang meninggal.

6) Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien (Ny. A)
: Tinggal serumah
: Meninggal
f. Riwayat Keadaan Psikososial

Klien mengetahui bawa dirinya menggalami gangguan jiwa .


g. Pemeriksaan Fisik

Keadaan klien sadar, dengan tanda-tanda vital :


Tekanan darah : 120 / 80 mmHg,
Nadi : 80x/i,
Pernapasan : 18x/i
suhu tubuh 37oC.
Bentuk kepala bulat,simetris,kulit kepala bersih dan penyebaran rambut merata,
wajah klien oval.
Klien memiliki dua mata dengan simetris, dua telingga dengan simetris dan tidak
ada kelainan pendengaran, posisi hidung simetris dan terdapat dua lubang
hidung, keadaan bibir simetris dan lembab klien juga dapat membedakan rasa
asam, manis, pahit,dan asin, keadaan leher simetris tidak kelainan pada leher
klien, kulit klien bersih tidak kelainan kulit.
h. Pola Kebiasaan Sehari – Hari

1. Pola makan dan minum

 Frekuensi makan /hari : 3 kali sehari.

 Nafsu / selera makan : klien tidak ada nafsu makan.

 Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri.

 Alergi : klien tidak memilki alergi.

 Mual dan muntah : klien tidak ada mual dan muntah.

 Tampak makan memisahkan diri : klien tidak ada memisahkan diri

saat makan , klien makan dengan keluarga nya.

 Waktu pemberian makan : pagi, siang dan malam.

 Jumlah dan jenis makan : 1 porsi , jeni nasi + lauk pauk dan sayur dan

apa yang dimasak keluarga nya klien makan.

 Waktu pemberian cairan : tidak ditentukan.

 Masalah makan dan minum : klien dapat menyebutkan makan 3x


sehari, jumlahnya 1 piring dan tanpa ada bantuan.

2. Perawatan diri / personal hygiene

Klien mengatakan mandi 2x sehari, menggunakan sabun dan dilakukan

secara mandiri.

3. Pola kegiatan / aktivitas

Kegiatan aktivitas klien : mandi, makan, eliminasi, mengganti pakaian

dilakukan mandiri.

Kegiatan ibadah klien : klien terkadang berdoa,dan sering orang tua klien

membaca kan Alkitab pada klien

i. Pola Eliminasi

1. BAB:

Pola BAB : 2x/ sehari.

Karakter feses : lembek.

Riwayat pendarahan : klien tidak memiliki riwayat pendrahan.

BAB Terakhir : malam hari.

Diare : klien tidak pernah mengalami diare.

2. BAK :

Pola BAK : 5-6 x/sehari.

Kateter urine : klien tidak menggunakan kateter urine.

Nyeri / kesulitan BAK : tidak ada rasa nyeri atau kesulitan BAK.
2.4.2 Analisa Data
No. Data Masalah Keperwatan
1. DS: Harga diri rendah kronis
 Klien mengatakan merasa
malu pada dirinya sendiri
dan orang lain karena
penyakitnya.
 Klien merasa sedih karena
orang tuanya menggangap
bahwa klien belum
sembuh.
DO :
 Ketika klien menceritakan
masalah klien tampak lesu
dan tidak bersemangat
selalu menunduk dan
menghindari kontak mata
dengan perawat.
2. DS :
Klien mengatakan ia jarang Isolasi Sosial
bergaul maupun bersosialisasi
dengan orang lain karena malu
akan penyakitnya.
DO :
a. Klien sering pergi
keluyuran dari rumah
ketika klien mengalami
masalah.
b. Kurang dalam kontak mata.
c. Afek sedih.

2.4.3 Intervensi Keperawatan


Diagnosa Intervensi
Harga Diri Tujuan : klien akan menunjukkan harga diri.
Indikator NOC Harga diri (1205)
Rendah Kronis
1. Verbalisasi penerimaan diri dengan skala 3.
2. Penerimaan keterbatasan diri dengan skala 3.
3. Mempertahankan kontak mata dengan skala 3.
4. Penerimaan terhadap kritik yang membangun
dengan skala 3.
5. Mempertahankan penampilan dan kebersihan diri
dengan skala 3.
Rencana Tindakan NIC Rasional
Peningkatan harga diri
(5400)
 Monitor pernyataan  Pernyataan klien
klien mengenai harga tentang pandangan
diri. harga diri klien.
 Bantu klien  Kemampuan positif
untuk yang dimiliki klien
mengidentifikasi dapat meningkatkan
kemampuan dan percaya diri.
aspek positif yang  Klien dapat
dimiliki. menerima keadaan
 Bantu klien untuk sekarang.
menemukan  Penghargaan atau
penerimaan diri. pujian akan
 Fasilitasi lingkungan memotivasi klien
dan kegiatan yang dalam kemajuan
akan meningkatkan yang telah
harga diri. dilakukan.
 Berikan penghargaan  Kritik diri akan
atau pujian terhadap membuat klien
klien atas kemajuan mampu mengenali
klien. dirinya.
Isolasi Sosial Tujuan : klien dapat menerima
peran. Indikator NOC Penampilan
peran (1501)
1. Penampilan perilaku peran orang tua.
2. Melakukan peran sesuai harapan.
Pengetahuan tentang masa perubahan peran.
Rencana Tindakan Rasional
NIC Peningkatan
peran (5370)
 Fasilitasi diskusi  Penghargaan atau
mengenai pujian akan
bagaimana memotivasi klien
adaptasi peran dalam kemajuan
keluarga untuk menghargai peran.
dapat  Klien dapat
mengkompensasi menerima peran dan
peran anggota periode transisi
keluarga yang dalam kehidupan
sakit.  Berikan penghargaan
 Bantu pasien atau pujian dalam
untuk memotivasi
mengidentifikasi klien mengenai peran
periode transisi antar saling
peran pada bergantung dengan
keseluruhan rentang yang lainnya.
kehidupan.  Memberikan
 Fasilitasi diskusi kenyamanan
mengenai harapan dalam
diantara pasien mengidentifikasi
dan orang yang adanya perubahan
penting bagi peran serta
pasien dalam hal gambaran yang
peran yang saling realistik.
bergantung satu
sama lain.
 Dukung pasien
untuk
mengidentifikasi
gambaran realistik
dari adanya
perubahan peran.

2.4.4 Implementasi dan Evaluasi


Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
10 Maret 2021 Harga Diri 1. Mengkaji S:
pemahaman klien  Klien
Rendah Kronis
tentang harga diri mengatakan
dengan menanyakan bahwa keluarga
kepada klien menggangap
bagaimana pendapat mengalami
orang lain tentang gangguan jiwa.
klien menurut klien.  Klien dapat
2. Mengkaji melakukan
kemampuan positif pekerjaan
yang dimiliki klien. positifnya dengan
3. Memotivasi dalam baik.
menetapkan tujuan  Klien
yang realistis. mengatakan ingin
4. Fasilitasi lingkungan segera sembuh
dan kegiatan yang dan kembali
akan meningkatkan berkumpul
harga diri. dengan keluarga.
5. Memberikan O:
penghargaan atau  Klien terlihat
pujian kepada klien baik melakukan
atas pekerjaanya.
kemajuan klien.  Klien
menunjukkan
ekspresi senang
ketika diberi
pujian.
A:
 Mengungkapkan
penerimaan diri
secara verbal
dengan skala 3.
 Penerimaan
keterbatasan diri
dengan skala 3.
 Mempertahankan
kritik dari orang
lain skala 3.
P:
 Intervensi
dilanjutkan.
 Melatih perilaku
yang dapat
meningkatkan
harga diri.
 Pantau Aktivitas.
10 Maret 2021 Isolasi 1. Memotivasi klien S:
untuk meningkatkan  Klien
Sosial
hubungan interaksi. mengatakan
2. Membantu klien sudah mampu
untuk meningkatkan berkenalan dan
harga diri. bersosialisasi
3. Ajarkan dengan teman-
bersosialisasi agar temannya.
meningkatkan harga  Klienmampu
diri. mengerjakan
4. Mendorong klien aktivitas sesuai
untuk terlibat dengan jadwal
dalam aktivitas yang telah
kelompok atau disusun.
individu seperti  Klien
TAK atau mengatakan
beribadah. berkomitmen
5. Mengajarkan klien mengikuti segala
untuk melakukan aktivitas yang
aktivitas menyapu dan telah disusun
mengepel. dengan baik.
O:
 Klien mulai
berinteraksi
dengan teman-
temannya.
 Wajah klien
mengalami
perubahan
suasana ceria.
A:
 Berpartisipasi
sebagai
sukarelawan,
aktivitas
organisasi, atau
pada kegiatan
keagamaan.
P:
 Intervensi
dilanjutkan.
 Berpartisipasi
dalam aktivitas
pengalihan
dengan orang
lain.
 Pantau Aktivitas.

BAB 4
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengakajian yang dilakukan kepada Ny.E seseorang dengan

harga diri rendah terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak

rapi dan selera makan berkurang. Klien juga tidak berani menatap lawan bicara. Klien

nampak tidak bersemangat dan kurang kosentrasi, tampak lesu. Klien juga mengatakan

dia malu terhadap dirinya sendiri akibat penyakitnya. Klien juga merasa merendahkan

martabat seperti : “saya tidak bisa”, “saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa”. Dari data

diatas klien mengalami isolasi sosial dan gangguan konsep diri : harga diri rendah.

Aktualisasi diri adalah dorongan untuk menjadi seseorang dengan memaksimalkan

penggunaan kemampuan, keahlian, dan potensinya. Kebutuhan aktualisasi diri mencakup

hasrat untuk menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri dan menjadi apa saja sesuai

keinginannya.

Aktualisasi diri adalah proses kematangan diri dalam diri seseorang dan

menempatkan dirinya pada potensi yg dimiliki secara tepat.

3.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa yang hendak melakukan asuhan keperawatan hendaknya lebih dahulu
memahami tentang kebutuhan dasar klien yang terkait dengan masalah harga diri
rendah sehingga mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang bersifat
komprehensif.
b. Bagi Klien
Sebaiknya klien mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan perawat dan
tim kesehatan lainnya serta untuk mempercepat proses penyembuhan klien sekaligus
meningkatkan kesiapan keluarga dalam merawat klien di rumah sehingga kesehatan
klien membaik.

DAFTAR PUSTAKA
Arianto. (2009). Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Carpenito , L.J. (2010). Konsep Dasar Harga Diri Rendah Kronis.

Direja. (2011). Konsep dan Aplikasi Keperawatan jiwa.

Intan. (2010). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC

Prabowo. E (2016). Konsep dan Aplikasi Keperawatan Jiwa.


LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Stella Ratna Clarissa


NIM : 2019.C.11a.1028
Tingkat / Prodi : II-A / S1 Keperawatan
Pembimbing :Rimba Aprianti , S Kep, Ners

N Hari/Tan Catatan Pembimbing TTD


o. ggal
1. Kamis, 11 Sarjana Keperawatan Ners Reguler is inviting you to a
Maret scheduled Zoom meeting.
2021
Topic: Bimbingan Askep KDM Aktualisasi Diri Kel. 6
PPK 1 Kelas 2B
Time: Mar 11, 2021 08:00 AM Jakarta

Join Zoom Meeting


https://us02web.zoom.us/j/87039678959?
pwd=TWJZTXUybFRjNXNzQUlJUjdyZTRwdz09

Meeting ID: 870 3967 8959


Passcode: 453840

Join by Skype for Business


https://us02web.zoom.us/skype/87039678959
2. 18 Maret Sarjana Keperawatan Ners Reguler is inviting you to a
2021 scheduled Zoom meeting.

Topic: Bimbingan Askep PPK I Kelas 2A


Time: Mar 18, 2021 09:00 AM Jakarta

Join Zoom Meeting


https://us02web.zoom.us/j/81898647572?
pwd=T3ZwUUVNNVNDamtjZm4vVDd3RkNFUT09

Meeting ID: 818 9864 7572


Passcode: 838445

Join by Skype for Business


https://us02web.zoom.us/skype/81898647572

Anda mungkin juga menyukai