DISUSUN OLEH:
Mengetahui:
Ketua Program Studi S1 Keperawatan,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan Asuhan Keperawatan dan
Kebutuhan Dasar Manusia di Ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan Laporan Pendahuluan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik
Praklinik Keperawatan I (PPK I) pada Program Studi S-1 Keperawatan. Selain itu, Asuhan
Keperawatan ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun kami sebagai
penulis. Sehingga pada waktu yang akan datang materi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Laporan pendahuluan ini tidak
lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKes Eka
Harap Palangka Raya.
3. Ibu. Meida Sinta.A, S.Kep.,Ners Selaku Kepala Ruangan Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya dan Pembimbing Klinik yang telah memberikan izin, informasi dan
membantu dalam pelaksanaan praktik manajemen keperawatan di Ruang Dahlia RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
4. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep., Ners Selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian Asuhan Keperawatan ini.
5. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis menyelesaikan Laporan
pendahuluan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu keperawatan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan
Keperawatan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang
membangun, untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan
sekian dan terima kasih.
Palangka Raya, 11 Maret 2021
Data Riskesdas tahun 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang
ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai
sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan
jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000
penduduk.
Prevalensi gangguan jiwa tertinggi di Indonesia terdapat di daerah khusus pasien dengan
HDR jika tidak segera ditangani akan memberikan dampak yang buruk bagi penderita, orang
lain, ataupun lingkungan disekitarnya. Untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan
dibutuhkan peran perawat yang optimal dan cermat untuk melakukan pendekatan dan membantu
klien memecahkan masalah yang dihadapinya dengan memberikan penatalaksanaan.
Penatalaksanaan yang diberikan antara lain meliputi farmakologis dan non-farmakologis.
Penatalaksanaan farmakologis antara lain dengan memberikan obat-obatan antipsikotik. Adapun
penatalaksanaan non-farmakologis dari harga diri rendah dapat meliputi pemberian terapi-terapi
modalitas (Direja, 2011).
Seseorang yang menderita harga diri rendah cenderumg mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan gangguan konsep diri : harga diri rendah dimana klien merasa tidak
percaya diri. Selain itu klien merasa gagal mencapai keinginan mengkritik diri sendiri, mudah
tersinggung dan menarik diri secara sosial (Yosep, 2007).
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perlaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi
adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat walaupun melakukan
kesalahan,kekalahan tanpa merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga (Stuart &
Sundeen 1998). Kebutuhan dasar manusia menurut H.Maslow pada dasarnya mempunyai lima
hierarki (1) kebutuhan fisiologis (physioogical needs) (2) kebutuhan rasa aman (safety
needs) (3) kebutuhan kasih sayang (love needs) (4) kebutuhan harga diri (esteem needs) (5)
kebutuhan aktualisasi diri (self actualization).
Peran perawat dalam menangani pasien harga diri rendah di rumah sakit salah satunya
melakukan penerapan standar asuhan keperawatan yang mencakup penerapan strategi
pelaksanaan harga diri rendah. Strategi pelaksanaan adalah penerapan standar asuhan
keperawatan terjadwal yang diterapkan pada pasien yang bertujuan untuk mengurangi masalah
keperawatan jiwa yang ditangani. Strategi pelaksanaan pada pasien harga diri rendah
mengidentifikasi aspek positif yang masih dimiliki klien, mengoptimalkan aspek positif yang
masih dimilikinya serta minum obat dengan teratur (Akemat dan Keliat, 2010).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Karya Tulisan Ilmiah ini agar mahasiswa memperoleh pengalaman nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien harga diri rendah demgan prioritas masalah
kebutuhan dasar aktualisasi diri.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan masalah
kebutuhan harga diri.
2. Mahasiswa mampu menentukan masalah keperawatan pada pasien dengan masalah
kebutuhan harga diri.
3. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan masalah
kebutuhan harga diri.
4. Mahasiswa mampu meleksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan masalah
kebutuhan harga diri.
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan
masalah kebutuhan harga diri.
1.3 Manfaat
1. Bagi klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk membantu klien mengatasi harga
diri rendahnya,sehingga klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan bekerja
sama dengan orang lain dan mampu memandang dirinya secara positif.
2. Bagi Mahasiswa
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
yangbermakna bagi mahasiswa dalam memberikan asuahan keperawatan pada
kliendengan gangguan harga diri rendah sekaligus mahasiswa mempunyai
pemahaman yang lebih baik tentang cara pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait
dengan gangguan harga diri rendah.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi
Diri
2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dari
semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas. Aktualisasi juga memudahkan
dan meningkatkan pematangan serta pertumbuhan. Ketika individu makin bertambah
besar, maka "diri" mulai berkembang. Pada saat itu juga, tekanan aktualisasi beralih dari
segi fisiologis ke segi psikologis. Bentuk tubuh dan fungsinya telah mencapai tingkat
perkembangan dewasa, sehingga perkembangan selanjutnya berpusat pada kepribadian
(Arianto, 2009).
Ahli jiwa termashur Abraham Maslow, dalam bukunya Hierarchy of Needs
menggunakan istilah aktualisasi diri (self actualization) sebagai kebutuhan dan
pencapaian tertinggi seorang manusia.Maslow menemukan bahwa tanpa memandang
suku asal-usul seseorang, setiap manusia mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan
atau pencapaian dalam kehidupannya.
Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow, manusia didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak lahir. Kebutuhan ini tersusun dalam
tingkatan-tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan
paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan tingkat
selanjutnya. Kebutuhan paling tertinggi dalam hirarki kebutuhan individu Abraham
Maslow adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri sangat penting dan merupakan harga mati
apabila ingin mencapai kesuksesan.
3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh
dan tidak tahu apa-apa
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang
lain, lebih suka sendiri.
5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien ingin mengakhiri kehidupan.
2.2.1 Faktor Penyebab Harga Diri Rendah
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan individu yang meliputi :
1) Adanya penolakan dari orang tua.
2) Kurang pujian dan kurangnya pengakuan dari orang tua.
3) Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidak berguna dan merasa rendah diri.
b. Ideal diri
1) Individu selalu dituntut untuk berhasil.
2) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah.
3) Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa percaya diri.
2. Faktor Prespitasi
a. Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga keluarga merasa
rendah diri.
KOPING INDIVIDU
TIDAK EFEKTIF
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal sebagai berikut:
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menetukan masalah-masalah, serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan
lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.
Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
merencanakn asuhan keperawatan, serta tindakan keperwatan untuk mengatasi masalah-masalah
klien. pengumpulan data dimulai sejak pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data
(Prasetyo, 2010).
Tujuan pengumpulan data studi kasus dalam Penulisan Tulisan Ilmiah ini antra lain
sebagai berikut :
1. Memperoleh informasi tentang kesehatan klien
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah – langkah berikutnya
Data yang perlu dikaji ada dua tipe sebagai berikut :
1. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan
kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya.
Misalnya : tentang nyeri, perasaan lemah ketakutan, kecemasan, frustasi, mual,
peasaan malu (Potter dan Perry, 2005).
2. Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur , dapat diperoleh menggunakan pabca indera
(lihat, dengar, cium dan raba) selama pemeriksaa fisik . Misalnya : Frekuensi nadi,
pernafasan, tekanan darah, berat badan tingkat kesadaraan (Potter dan Perry,
2005).Sedangkan data yang diperoleh pada pengkajian yang dilakukan Tn. H sebagai
berikut :
a. Data objektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri.
b. Data subjektif
Pasien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh atau tidak tahu apa-apa,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri
2.3.2 Rumusan Masalah
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Isolasi sosial
2.3.3 Perencanaan
Langkah selanjutnya dari proses keperawatan adalah perencanan dimana perawat akan
menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi masalahnya, perencanaan
disusun berdasarkan diagnosa keperawatan (Yosep, 2009).
1. Tindakan keperawatan untuk klien harga diri rendah yaitu :
a. Tujuan tindakan untuk klien adalah sebagai berikut:
1) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
3) Klien mengikuti program pengobatan secara optimal
b. Tindakan keperawatan
1) Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan.
Untuk tindakan tersebut perawat dapat :
a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapatdigunakan
b) Bantu klien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan klien
c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif.
2. Tindakan keperawatan pada pasien Isolasi sosial yaitu :
a. Membina hubungan saling percaya
1) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien
2) Berkenalan dengan klien. perkenalan nama panggilan yang saudara sukai,
tanyakan nama dan nama panggilan klien
3) Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini
4) Buat kontrak asuhan keperawatan , mencakup hal – hal apa yang saudara akan
lakukan bersama klien, berapa lama akan dikerjakan dan dimana tempatnya .
b. Menyadari penyebab isolasi sosial
1) Tanyakan siapa saja orang yang satu rumah dengan klien
2) Tanyakan siapa orang yang dekat dengan klien dan apa sebabnya
3) Tanyakan setiap orang yang tidak dekat dengan klien dan apa sebabnya.
c. Mengetahui keuntungan dan kerugiaan berinteraksi dengan orang lain
1) Tanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain
2) Tanyakan apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksi dengan orang
lain
3) Diskusikan pada klien keuntungan bila klien memilki banyak teman dan tidak
bergaul akrab dengan mereka
4) Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik klien
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jl. Beliang No.110 Telp/Fax (0536) 3227707
B. RIWAYAT KESEHATAN/PERAWATAN
1. Keluhan Utama :
Klien datang dengan keluhan sudah seminggu yang lalu klien mudah tersinggung, emosi labil, dan
marah-marah
GENOGRAM KELUARGA
: Ayah
: Ibui
: Anak
: Klien
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Normal
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Normal
b. Ekspresi Wajah : Kontak mata mudah beralih kearah yang tak menentu dan sulit
konsentrasi.
c. Bentuk badan : Normal
d. Cara berbaring/bergerak : Normal
e. Bicara : Kooperatif
f. Suasana Hati : Klien tampak sedih dan tidak bergairah serta iri dengan teman-
temannya karena klien belum bisa membahagiakan ibunya seperti
teman-teman lainnya
g. Penampilan : Rapi
h. Fungsi kognitif : :
Orientasi Waktu : Normal/Baik
Orientasi Orang : Normal/Baik
Orientasi Tempat : Normal/Baik
i. Halusinasi : Dengan / Akustik Lihat / Visua
Lainnya...........................
j. Proses Berfikir : Blocking Cricumstansial
Flight oh ideas Lainnya ............................
k Insight : Baik Mengingkari
Menyalahkan Orang lain
l. Mekanisme Pertahanan Diri Adaftip Mal Adaftip
m. Keluhan Lainnya :-
3. Tanda-tanda Vital :
0
a. Suhu/T : 37 C Axilla Rektal Oral
b. Nadi /HR : 80 x/Menit
c. Pernapasan/RR : 18 x/Menit
d. Tekanan Darah/BP : 120/80 mmHg
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan merokok :- Batang/hari
Batuk, sejak : -
Batuk darah, sejak : -
Sputum, warna : -
Sianosis
Nyeri dada
Dyspnoe Orthopnoe Lainnya ……………………..
Sesak nafas Saat inspirasi Saat aktivitas Saat istirahat
Type Pernafasan Dada Perut Dada dan perut
Kusmaul Cheyne-stokes Biot
Lainnya ………………………………………
Irama Pernafasan Teratur Tidak teratur
Suara Nafas Vesikuler Bronchovesikuler
Bronchial Trakeal
Suara Nafas tambahan Wheezing Ronchi kering
Ronchi basah (rales) Lainnya ……………….
Keluhan lainnya :-
Masalah Keperawatan :-
5. CARDIOVASCULER ( BLEEDING )
Nyeri dada Kram kaki Pucat
Pusing/sinkop Clubing finger Sianosis
Sakit Kepala Palpitasi Pingsan
Capillary refill > 2 detik < 2 detik
Oedema : Wajah Ekstrimitas atas
Anasarka Ekstrimitas bawah
Asites, lingkar perut ………………….Cm
Ictus Cordis Terlihat Tidak Melihat
Vena Jugularis Tidak Meningkat Meningkat
Suara Jantung Normal, “Lub-Dub”
Ada kelainan ………………………………………...................
Keluhan Lainnya : -
Masalah : -
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E (4) : -
V (5) : -
M (6) : -
Total Nilai GCS (15) : -
Kesadaran : Compos Menthis Somnolent Delirium
Soporus Coma Sulit dinilai
Pupil : Isokor Anisokor
Midriasis Meiosis
apa yang dimasak keluarga nya dimakan klien apa yang dimasak keluarga nya
dimakan
Jenis Minuman Tidak ditentukaan Tidak ditentukan
Jumlah minuman/cc/24 jam 1500 cc 20000 cc
Kebiasaan Makan - -
Keluhan/masalah - -
Masalah Keperawatan : -
4. Kognitif : -
Masalah Keperawatan : -
5. Konsep Diri :
Gambaran Diri : Klien menyukai bagian muka dengan alasan klien kalau tanpa ada muka seseorang itu
tidak akan pantas dan pasti menakutkan
Ideal Diri : Klien ingin cepat sembuh dan melakukan aktivitas seperti biasa (membantu orang
tuanya ) dan dapat berkerja
Identitas Diri : Klien seorang dan belum menikah
Harga Diri : Klien mengatakan dirinya merasa tidak berguna lagi dengan keadaan
sekarang dan tidak mampu membantu ibunya yang sudah tua
Peran : Klien sebagai anak dalam keluarganya
Masalah Keperawatan : -
6. Aktivitas Sehari-hari :
Membantu orangtua dirumah
Masalah Keperawatan : -
8. Nilai-Pola Keyakinan : -
Masalah Keperawatan : -
E. SOSIAL – SPIRITUAL.
1. Kemampuan berkomunikasi :
Kooperatif
2. Bahasa sehari-hari :
Bahasa Indonesia
5. Orang berarti/terdekat :
Bagi klien orang yang berarti adalah orang tua nya (ibu)
7. Kegiatan beribadah :
Tidak ada kendala
Hasil Pemeriksaan
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Palangka Raya…………………………………
Mahasiswa,
(…………………………………………..)
NIM :
ANALISIS DATA
PRIORITAS MASALAH
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Tanda Tangan Dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Kamis/13 1. Mengkaji pemahaman klien tentang harga S:
diri dengan menanyakan kepada klien Klien mengatakan bahwa keluarga menggangap (Muhammad Aldy
Maret 2021 Irfani)
bagaimana pendapat orang lain tentang klien mengalami gangguan jiwa.
menurut klien. Klien dapat melakukan pekerjaan positifnya
2. Mengkaji kemampuan positif yang dimiliki dengan baik.
klien. Klien mengatakan ingin segera sembuh dan kembali
3. Memotivasi dalam menetapkan tujuan yang berkumpul dengan keluarga.
realistis. O:
4. Fasilitasi lingkungan dan kegiatan yang Klien terlihat baik melakukan pekerjaanya.
akan meningkatkan harga diri. Klien menunjukkan ekspresi senang ketika
5. Memberikan penghargaan atau pujian diberi pujian.
kepada klien atas kemajuan klien. A:
Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal
dengan skala 3.
Penerimaan keterbatasan diri dengan skala 3.
Mempertahankan kritik dari orang lain skala 3.
P:
Intervensi dilanjutkan.
Melatih perilaku yang dapat meningkatkan harga
diri.
Pantau Aktivitas.
Jum’at/14 1. Mengkaji klien untuk mengenali dan S: (Muhammad Aldy
mendiskusikan pemikiran dan perasaan. Klien mengatakan perasaannya masih sedih. Irfani)
Maret 2021
2. Membantu klien untuk menyadari bahwa semua Klien mengatakan dampak penyakit yang
orang adalah unik. dialaminya adalah dia tidak dapat melakukan
3. Membantu klien untuk mengidentifikasi pekerjaan dengan percaya diri.
dampak penyakit atas harga diri. Klien mengatakan sumber motivasinya adalah
4. Membantu klien untuk sadar akan hal negatif keluarga.
tentang diri. O:
5. Membantu klien untuk mengidentifikasi Klien tampak senang dengan perbincangan yang
sumber motivasi. dilakukan.
A:
Membedakan diri dari lainnya dan lingkungan dengan
skala 4.
P:
Intervensi dilanjutkan
Menyatakan perasaan ke orang lain dengn skala 4
Pantau Aktivitas.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengakajian yang dilakukan kepada Tn. A seseorang dengan
harga diri rendah terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak
rapi dan selera makan berkurang. Tn. A juga tidak berani menatap lawan bicara. Tn. A
nampak tidak bersemangat dan kurang kosentrasi, tampak lesu. Klien juga mengatakan
dia malu terhadap dirinya sendiri akibat penyakitnya. Klien juga merasa merendahkan
martabat seperti : “saya tidak bisa”, “saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa”. Dari
data diatas Tn. H mengalami isolasi sosial dan gangguan konsep diri : harga diri rendah.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa yang hendak melakukan asuhan keperawatan hendaknya lebih
dahulu memahami tentang kebutuhan dasar klien yang terkait dengan masalah harga diri
rendah sehingga mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang bersifat
komprehensif.
3.2.2 Bagi Klien
Sebaiknya klien mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan
perawat dan tim kesehatan lainnya serta untuk mempercepat proses penyembuhan klien
sekaliogus meningkatkan kesiapan keluarga dalam merawat klien di rumah sehingga
kesehatan klien membaik.
DAFTAR PUSTAKA
Febriani. (2008). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 6. Jakarta : EGC Fitria dan
Purba, J. M (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa.
WHO. (2016). Buku Ajar : Proses Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC Yosep.
http://eprints.ums.ac.id/46065/3/GARRY%20FINISH%20UPLOAD.pdf