Anda di halaman 1dari 8

Nama : Virgo Mandala Putra

NIM : 2019.C.11a.1033
Prodi : S1 Keperawatan Tingkat IIA
Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen : Karmithasari Yandra K, Ners, M.Kep.

Resume Upaya-upaya pencegan primer, sekunder dan tersier. Pendidikan kesehatan


Persiapan, pelaksanaandan pasca pemeriksaan diagnostic dan laboratorium pada masalah
gangguan system: Endokrin dan Imunologi

A. Sistem Endokrin
1. Gangguan Sistem Endokrin
Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar endokrin pada tubuh.
Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon yang merupakan sinyal
kimia yang dikeluarkan melalui aliran darah.
2. Faktor Resiko gangguan Sistem Endokrin
Ada banyak faktor risiko yang membuat seseorang mengalami gangguan endokrin, yaitu:
 Meningkatnya kadar kolesterol.
 Riwayat keluarga dengan gangguan endokrin.
 Inaktivitas.
 Riwayat penyakit terhadap gangguan autoimun.
 Pola makan yang tidak baik.
 Kehamilan (pada kasus seperti hipotiroidisme).
 Operasi, trauma, infeksi, atau cedera serius yang baru saja terjadi.
3. Penyebab gangguan sistem endokrin
Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan dalam dua kategori, meliputi:
a. Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin yang disebut
ketidakseimbangan hormon.
b. Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem endokrin yang dapat atau tidak
memengaruhi kadar hormon.
4. Gejala gangguan sistem endokrin
a. Diabetes
Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus yang terjadi ketika
pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin
yang tersedia dengan optimal. Gejala diabetes dapat meliputi:
 Haus atau lapar yang berlebih.
 Kelelahan.
 Sering buang air kecil.
 Mual dan muntah.
 Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan.
 Perubahan pada penglihatan.
b. Akromegali
Akromegali adalah gangguan ketika kelenjar pituitari menghasilkan hormon
pertumbuhan yang berlebih. Ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih, terutama pada tangan
dan kaki. Gejala akromegali biasanya meliputi:
 Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar.
 Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak.
 Perubahan struktur tulang muka.
 Nyeri pada tubuh dan sendi.
 Suara yang dalam.
 Kelelahan dan kelemahan.
 Sakit kepala.
 Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebih serta penebalan kulit.
 Disfungsi seksual, termasuk penurunan libido.
 Sleep apnea.
 Gangguan pada penglihatan.
c. Penyakit Addison
Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan aldosteron akibat
kerusakan kelenjar adrenal. Gejala penyakit Addison biasanya meliputi:
 Depresi.
 Diare.
 Kelelahan.
 Sakit kepala.
 Hiperpigmentasi pada kulit.
 Hipoglikemia.
 Nafsu makan rendah.
 Tekanan darah rendah.
 Periode menstruasi yang terlewat.
 Mual dengan atau tanpa muntah.
 Ingin mengonsumsi garam.
 Penurunan berat badan.
 Kelemahan.
d. Sindrom Cushing
Sindrom cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal. Gejala dari sindrom cushing biasanya, meliputi:
 Buffalo hump (lemak di antara bahu, seperti punuk).
 Diskolorasi kulit seperti memar.
 Kelelahan.
 Merasa sangat haus.
 Penipisan dan melemahnya tulang (osteoporosis).
 Sering buang air kecil.
 gula darah tinggi (hiperglikemia).
 Tekanan darah tinggi (hipertensi).
 Mudah marah dan perubahan mood.
 Obesitas pada bagian atas tubuh.
 Wajah bundar.
 Kelemahan.
e. Penyakit Graves
Penyakit graves merupakan salah satu jenis hipertiroidisme yang mengakibatkan
produksi hormon tiroid. Gejala penyakit graves biasanya meliputi:
 Mata menonjol.
 Diare.
 Kesulitan tidur.
 Kelelahan dan kelemahan.
 Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
 Intoleransi terhadap panas.
 Detak jantung yang tidak teratur.
 Mudah marah dan perubahan mood.
 Detak jantung berdebar cepat (takikardia).
 Kulit yang tebal atau merah pada betis.
 Tremor.
 Penurunan berat badan.
f. Hashimoto’s Thyroiditis
Hashimoto’s thyroiditis adalah suatu kondisi ketika tiroid diserang oleh sistem imun yang
menyebabkan hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah. Gejalanya meliputi:
Intoleransi terhadap dingin.
 Konstipasi.
 Rambut kering dan rontok.
 Kelelahan.
 Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
 Nyeri sendi dan otot.
 Periode menstruasi yang terlewat.
 Detak jantung yang melambat.
 Pertambahan berat badan.
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang overaktif. Gejala
umum dari hipertiroidisme meliputi:
 Diare.
 Kesulitan tidur.
 Kelelahan.
 Goiter.
 Intoleransi terhadap panas.
 Mudah marah dan perubahan mood.
 Detak jantung yang cepat (takikardia).
 Tremor.
 Penurunan berat badan tanpa penyebab.
 Kelemahan.
g. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kondisi ketika tiroid underaktif dan menghasilkan terlalu
sedikit hormon tiroid. Gejala umum dari hipotiroidisme meliputi:
 Intoleransi terhadap dingin.
 Sembelit.
 Menurunnya produksi keringat.
 Rambut kering.
 Kelelahan.
 Goiter.
 Nyeri pada sendi dan otot.
 Periode menstruasi yang terlewat.
 Detak jantung yang melambat.
 Muka membengkak.
 Kenaikan berat badan.
h. Prolaktinoma
Prolaktinoma muncul apabila kelenjar pituitari yang disfungsional menghasilkan hormon
prolaktin berlebih yang berguna dalam produksi ASI. Prolaktin berlebih dapat menyebabkan
berbagai gejala, seperti:
 Disfungsi ereksi.
 Kemandulan.
 Kehilangan libido.
 Periode menstruasi yang terlewat.
 Produksi ASI tanpa penyebab.
5. Komplikasi gangguan sistem endokrin
Terdapat beberapa komplikasi gangguan endokrin tertentu, meliputi:
 Kegelisahan atau insomnia (pada banyak kondisi tiroid)
 Koma (pada hipotiroidisme)
 Depresi (pada banyak kondisi tiroid)
 Penyakit jantung
 Kerusakan saraf
 Kerusakan atau gagal pada organ
 Kualitas hidup yang tidak baik.
6. Pencegahan gangguan sistem endokrin
Beberapa cara untuk mencegah munculnya gangguan sistem endokrin:
 Tetap menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan sehat, dan banyak
berolahraga.
 Sertakan yodium dalam diet. Ini dapat membantu mencegah masalah tiroid.
7. Pendidikan Kesehatan dengan klien gangguan sistem endokrin
a. Tujuan penyuluhan
 meningkatkan pengetahuan klien terhadap penyakitnya sehinga dapat mengendalikan
penyakitnya termasuk mengontrol gula darah pada DM,misalnya sehingga dapat
mencegah komplikasi.
 Pada dasarnya tujuan edukasi adalah perawatan mandiri
 Edukasi yang cukup akan menghasilkan kontrol yang baik dan mencegah atau
mengurangi perawatan dirumah sakit. Sebagai contoh pada DM adalah pemeliharaan kaki
yang baik akan mengurangi jumlah amputasi.
b. Prinsip yang harus diperhatikan dalam penyuluhan
 Berikanlah dukungan dan nasihat yang positif dan hindarilah kecemasan.
 Berikanlah informasi secara bertahap, jangan beberapa hal sekaligus.
 Mulailah dengan hal yang sederhana baru kemudian yang kompleks.
 Pergunakanlah alat bantu dengar-pandang (audio visual) seperti set bahan informasi,
slide,tape, vidio atau komputer.
 Lakukanlah pendekatan dengan mengatasi permasalahan dan lakukanlah stimulasi.
 erbaikan ketaatan pasien dengan memberikan pengobatan sesederhana mungkin.
 Lakukanlah kompromi dan negosiasi untuk mencapai tujuan yang dapat diterima pasien,
dan jangan memaksakan tujuan kita pada pasien.
 Lakukanlah motivasi dengan cara memberi penghargaan dan mendiskusikan hasil tes
Laboratorium.
c. Pendidikan kesehatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
 Tergantung pada jenis gangguan endokrinnya
 Tanda dan gejala penyakit bagaimana?
 Komplikasi penyakit yang mungkin muncul
 Terjadi kelebihan atau kekurangan gizi
 Analisis status sosial ekonomi klien yng mempengaruhi kemampuan memahami ,
mengatasi penyakit ini

B. Sistem Imunologi
Pencegahan primer adalah semua upaya untuk menghindari terjadinya sakit seperti
memperhatikan gizi, sanitasi lingkungan yang baik, pengamanan terhadap cedera dan keracunan
serta imunisasi terhadap penyakit
Pencegahan sekunder apabila dengan deteksi dini diketahui adanya penyimpangan
kesehatan seorang bayi atau anak sehingga intervensi atau pengobatan perlu segera diberikan.
Memberikan pengobata sesuai diagnosa yang tepat adalah upaya pencegahan agar tidak terjadi
komplikasi seperti meninggal atau menimbulkan gejala sisa.
Pencegahan tersier adalah membatasi berlanjutnya gejala sisa tersebut dengan upaya
pemulihan seorang pasien agar dapat hidup mandiri tanpa bantuan orang lain, contohnya
rehabilitasi medis pada penderita polio
Vaksinasi atau lazim disebut sebagai imunisasi merupakan suatu tekhnologi yang sangat
berhasil di dunia kedokteran. Istilah imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Imunisasi
adalah suatu pemindahan atau transfer antibody secarara pasif, sedangkan istilah vaksinasi
dimaksudkan sebagai pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas
(antibody) dari system imun di dalam tubuh.
Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari pemberian dua macam bentuk yaitu
immunoglobulin yang non spesifik atau gamaglobulin dan immunoglobulin yang spesifik yang
berasal dari plasma donor yang sudah sembuh dari penyakit tertentu. Imunoglobulin yang non
spesifik digunakan pada anak dengan defisiensi immunoglobulin sehingga memberikan
perlindungan dengan segera dan cepat yang seringkali terhindar dari kematian. Sedangkan
immunoglobulin yang spesifik diberikan kepada anak yang belum terlindungi karena belum
pernah mendapatkan vaksinasi dan kemudian terserang penyakit seperti difteria, tetanus dan
hepatitis B. Kedua macam imunitas ini selain mahal , tidak berlangsung permanent dan hanya
melindungi dalam beberapa minggu saja.
Vaksinasi< merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan
antigen yang berasal dari mikroorganisme pathogen. Antigen yang diberikan telah dibuat
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu mengaktivasi limfosit yang
merupakan salah satu dari system darah putih (pertahanan tubuh) menghasilkan antibody dan sel
memori. Cara ini menirukan infeksi alamiah yang tidak menimbulkan sakit namun cukup
memberikan kekebalan.. Tujuannya dalah memebrikan infeksi ringan yang tidak berbahaya
namun cukup untuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang
sesungguhnya anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat membentuk anti bodi dan
mematikan antigen/penyakit yang masuk tersebut. Vaksin mempunyai beberapa keuntungan,
yaitu :
 Pertahanan tubuh yang terbentuk akan dibawa seumur hidupnya.
 Vaksinasi adalah cost effective karena murah dan efektif.
 Vaksinasi tidak berbahaya. Reaksi yang serius sangat jarang terjadi, jauh lebih jarang dari
pada komplikasi yang timbul apabila terserang penyakit tersebut secara alami.

Anda mungkin juga menyukai