Anda di halaman 1dari 12

Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No.

1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KETIDAKPATUHAN MENGGUNAKAN APD DI SPBU ‘X‘ SURABAYA

Icha Pamelia
Universitas Airlangga
icha.pamelia-2015@fkm.unair.ac.id

Abstrak

Ketidakpatuhan saat berada di tempat kerja merupakan salah satu bentuk tindakan tidak aman yang
dilakukan pekerja. Tindakan tidak aman tersebut dapat membahayakan pekerja maupun orang lain disekitarnya.
Salah satu bentuk tindakan tidak aman di tempat kerja adalah pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung
diri. Alat pelindung diri yang baik adalah peralatan yang nyaman saat digunakan dan memberikan perlindungan
secara efektif terhadap bahaya, serta tidak mengganggu pekerjaan. SPBU merupakan salah satu tempat yang
memiliki risiko terpapar bahan-bahan kimia, namun banyak pekerja yang tidak patuh untuk menggunakan APD.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat pekerja tidak patuh
menggunakan APD di tempat kerja. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Cara yang digunakan
untuk pengambilan data adalah dengan wawancara, observasi perilaku karyawan di tempat kerja, dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakpatuhan pekerja operator SPBU X di Surabaya masih
tinggi. Ketidakpatuhan menggunakan APD di SPBU X dipengaruhi oleh ketidaknyamanan, pekerja merasa
terganggu pada saat melayani konsumen, pengetahuan, dan ketersediaan APD di tempat kerja.

Kata Kunci : ketidakpatuhan, APD, SPBU

DESCRIPTION OF FACTORS THAT INFLUENCE NON-COMPLIANCE


OF PPE USAGE AT GAS STATION ‘X‘ IN SURABAYA

Abstract

Non-compliance at work is a form of unsafe actions conducted by workers. Unsafe actions are able to
endanger workers and other people around them. The act of workers that would not utilizing personal protective
equipment (PPE) is an example of hazardous actions in the workplace. A good personal protective equipment is
an equipment that is comfortable when used, provides effective protection against danger, and does not interfere
with the work. Gas stations are one of the places that have high risk of exposure to chemicals, yet many workers
are not compliant to use PPE. The purpose of this study is to find out the factors that make workers refuse to
comply with the rule of PPE usage at work. This research is designed as a qualitative descriptive study. The
method used for data collection consisted of interview, observation of employees’ behavior in the workplace,
and documentation. The results showed that the non-compliance acts of the operating personnel at the gas
station X in Surabaya were still high. The non-compliance in using PPE at the gas station X is influenced by the
inconvenience of workers who feel hampered while serving consumers, knowledge, and the availability of PPE
at work.

Keywords: non-compliance, PPE, gas station

120
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No. 1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

PENDAHULUAN Besarnya potensi bahaya tersebut


tergantung pada jenis produksi, teknologi
Perilaku tidak patuh atau
dan bahan yang digunakan, tata ruang dan
ketidakpatuhan saat berada di tempat kerja
lingkungan serta kualitas manajemen dan
merupakan salah satu bentuk tindakan tidak
tenaga-tenaga pelaksana. Berdasarkan data,
aman yang dilakukan pekerja. Menurut
kasus kecelakaan kerja yang terjadi di
Teori Domino oleh Heinrich, tindakan tidak
Indonesia mengalami peningkatan setiap
aman dari manusia (unsafety act) dapat
tahunnya. Jumlah kasus kecelakaan kerja
membahayakan diri pekerja maupun orang
pada tahun 2011-2014 secara berturut-turut
lain disekitarnya dan dapat berakhir dengan
yaitu 9.891, 21.735, 35.917, dan 24.910
kecelakaan, salah satunya yaitu pekerja
(Kemenkes RI, 2015).
yang tidak menggunakan alat keselamatan
Berdasarkan beberapa penelitian,
pada saat bekerja (Alamsyah & Muliawati,
penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja
2013).
adalah perilaku tidak aman yang dilakukan
Ketidakpatuhan dalam
oleh pekerja (Anizar, 2012). Apabila
menggunakan alat pelindung diri (APD)
perilaku aman pada temaga kerja
menunjukkan angka yang tinggi dalam
meningkat, maka akan meningkatkan
beberapa penelitian. Industri konstruksi di
keselahatan kerja dan dapat meningkatkan
Inggris menunjukkan bahwa
produktivitas sebesar 12%. Selain itu,
ketidakpatuhan menggunakan APD yaitu
sebanyak 21-65% (Duff et al., 1993). perilaku aman di tempat kerja juga dapat
menurunkan kecelakaan kerja dan dapat
Selain itu, penelitian lainnya di Inggris
mensejahterakan para pekerja (Cooper,
menunjukkan bahwa ketidakpatuhan
2009). Pekerja yang tidak patuh
menggunakan APD yaitu sebanyak 21%
menggunakan alat pelindung diri memiliki
(Robertson et al., 1999). Penelitian di
kemungkinan 6,14 kali mengalami
Hongkong menunjukkan bahwa
kecelakaan kerja dibandingkan pekerja
ketidakpatuhan menggunakan APD yaitu
yang patuh menggunakan alat pelindung
sebanyak 49-69% (Lingard & Rowlinson,
diri (Aprilliawan & Widowati, 2016).
1997).
Salah satu perilaku aman di tempat
Setiap pekerjaan pasti memiliki
kerja adalah menggunakan alat pelindung
potensi bahaya, seperti risiko terjadinya
diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
Penggunaan APD juga termasuk dalam
121
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No. 1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

upaya promosi kesehatan di tempat kerja. kerja, atau ketidakmampuan untuk


Penggunaan APD di tempat kerja menjadi memenuhi standar yang ditentukan.
hal yang penting untuk mencegah Alat pelindung diri atau APD adalah
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat suatu alat yang mempunyai kemampuan
kerja. untuk melindungi diri seseorang yang
Alat pelindung diri yang merupakan fungsinya mengissolasi sebagian atau
suatu alat yang penting di tempat kerja seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat
sering diabaikan oleh pekerja atau kerja (Permenakertrans, 2010). Alat
karyawan, bahkan oleh manajemen tempat pelindung diri yang baik adalah peralatan
kerja. Tidak menggunakan APD standar yang nyaman saat digunakan dan
saat bekerja merupakan perbuatan yang memberikan perlindungan secara efektif
tidak aman (ILO, 2015). Tidak terhadap bahaya, serta tidak mengganggu
menggunakan APD, seperti masker dapat pekerjaan. Selain itu, APD sebaiknya juga
menjadi salah satu penyebab terjadinya disesuaikan dengan kondisi bahaya yang
penyakit akibat paparan benzena dihadapi pekerja di tempat kerja (ILO,
(Sakdiyah, 2013). 2013).
Banyak faktor yang menyebabkan Stasiun pengisian bahan bakar
pekerja operator SPBU tidak menggunakan untuk umum (SPBU) adalah tempat yang
APD pada saat bekerja. Oleh karena itu, melayani pembelian bahan bakar minyak
pada jurnal ini akan dibahas mengenai (BBM). SPBU merupakan salah satu
faktor-faktor yang mempengaruhi tempat kerja yang juga memiliki risiko
kepatuhan perilaku penggunaan APD di tinggi bagi kesehatan pekerjanya. Selain
salah sau SPBU di Surabaya. terpapar oleh debu dan gas kendaraan
berrmotor, pekerja di SPBU khususnya
bagian operator juga terpapar oleh uap
TINJAUAN TEORITIS
bensin pada saat mengisi ke kendaraan
Ketidakpatuhan atau perilaku tidak
konsumen. Namun, masih banyak petugas
patuh merupakan perilaku yang tidak sesuai
operator SPBU yang mengabaikan bahaya
atau tidak mengikuti aturan, peraturan, atau
tersebut. Para pekerja seharusnya
nasihat orang lain. Di tempat kerja, perilaku
diwajibkan menggunakan alat pelindung
tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya
diri untuk mengurangi paparan bahaya,
pekerja yang tidak melakukan tindakan
sesuai kebijakan dan peraturan di tempat
122
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No. 1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

serta agar tetap sehat dan selamat pada saat yang berbeda, terdiri dari observasi,
bekerja. wawancara, serta dokumentasi.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di salah HASIL


satu SPBU di Surabaya, tepatnya di wilayah Berdasarkan hasil observasi, tidak
Kecamatan Mulyorejo. Rancangan terdapat APD yang digunakan oleh para
penelitian yang digunakan adalah pekerja, seperti masker dan sarung tangan.
deskriptif kualitatif. Rancangan penelitian Namun, semua pekerja sudah menggunakan
ini bersifat menggambarkan, memaparkan seragam atau pakaian kerja, serta sebagian
dan menguraikan objek yang diteliti. Data
sudah menggunakan sepatu kerja. Pada saat
yang digunakan adalah data primer dan data melakukan wawancara dengan pengawas
sekunder. Data primer diperoleh dengan SPBU, pemakaian APD sudah terdapat
wawancara kepada pengawas SPBU dan pada SOP. Berikut hasil wawancara dengan
karyawan bagian operator SPBU, serta hasil pengawas SPBU.
observasi. Observasi dilakukan dengan “Iya, kebijakan APD ada di SOP. Akan
menggunakan checklist yang dibuat sendiri tetapi dalam pelaksanaannya masih
oleh peneliti untuk mengetahui perilaku belum maksimal.”
penggunaan APD pada pekerja selama di Kenyataan di lapangan, pekerja
tempat kerja. Sedangkan untuk metode masih belum menggunakan APD secara
wawancara, juga menggunakan panduan maksimal. Faktor yang mendorong perilaku
wawancara yang dibuat sendiri oleh ketidakpatuhan terhadap penggunaan APD
peneliti. Pengolahan data dilakukan dengan oleh pekerja disebabkan karena pekerja
menggunakan transkrip wawancara. merasa terganggu. Berikut merupakan hasil
Penelitian ini juga menggunakan wawancara dengan salah satu karyawan
data sekunder. Data sekunder yang SPBU bagian operator.
dimaksud adalah dengan melihat peraturan “Kalau pakai baju kerja kami masih
yang ada di SPBU tersebut. mau, sebagai seragam kami sehari-
Validitas data menggunakan teknik hari. Kami juga masih mau
triangulasi teknik, yaitu peneliti menggunakan sepatu.”
menggunakan teknik pengumpulan data

123
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No. 1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

Data hasil wawancara dengan Namun berdasarkan hasil observasi,


pengawas SPBU menyatakan sebagai APD yang terlihat di SPBU X hanya
berikut. seragam atau baju kerja dan sepatu kerja.
“Penggunaan APD disini tergantung
individu masing-masing. Ada karyawan
PEMBAHASAN
yang mau menggunakan APD dan ada
juga yang merasa ternganggu kalau SPBU merupakan tempat kerja yang
kerja menggunakan APD, seperti membutuhkan adanya APD untuk
masker.” menjamin keselamatan serta menjaga
Berdasarkan hasil wawancara, kesehatan para karyawan. Salah satu
pekerja di SPBU X mengetahui pentingnya karyawan yang berisiko terpapar bahaya di
menggunakan APD di tempat kerja. Dalam SPBU adalah bagian operator atau
arti, pengetahuan mengenai fungsi APD di karyawan yang biasa melayani konsumen
tempat kerja sudah baik. Namun untuk mengisi bahan bakar pada kendaraan.
pelaksanaannya masih belum maksimal. Namun, masih banyak ditemukan para
Berikut merupakan hasil wawancara dengan operator SPBU yang tidak menggunakan
salah satu karyawan SPBU bagian operator. APD saat melakukan pengisian bahan bakar
“Seharusnya bahaya kalau terkena debu ke kendaraan konsumen. Banyak faktor
dan asap tiap hari. Jadi, memang yang membuat pekerja tidak patuh
seharusnya kami menggunakan masker. memakai APD di tempat kerja.
Tapi itu nanti akan membuat kami tidak Berdasarkan hasil wawancara, salah
nyaman.” satu alasan karyawan tidak menggunakan
Hasil wawancara dengan pengawas APD adalah karena tidak nyaman. Hasil
SPBU X menunjukkan bahwa pihak tersebut sejalan dengan penelitian Putri,
manajemen SPBU sudah menyediakan dkk. (2017). Penelitian tersebut
APD yang dibutuhkan oleh karyawan. menunjukkan bahwa penggunaan APD
Berikut hasil wawancara dengan pengawas dipengaruhi oleh faktor kenyamanan
SPBU. individu dalam menggunakan APD di
“SOP nya sudah ada, jadi APD juga tempat kerja, yaitu sebesar 53,57%.
sudah tersedia.” Sebanyak 30 dari 56 responden penelitian
tersebut merasa tidak nyaman saat
menggunakan APD. APD memiliki

124
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No. 1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

pengaruh terhadap kenyamanan pekerja mengganggu karyawan pada saat bekerja.


karena dapat menghambat gerak saat Berdasarkan hasil wawancara di SPBU X,
bekerja sehingga menjadi lebih sulit. Hal penggunaan APD saat bekerja, seperti
tersebut juga didukung oleh penelitian masker karena dapat mengganggu pekerja
Barizqi (2015) bahwa pekerja tidak patuh pada saat melayani konsumen.
menggunakan APD seperti safety shoes Hal tersebut sejalan dengan
dengan alasan ketidaknyamanan selama penelitian Kurniawan (2016) pada operator
bekerja. Ketidaknyamanan yang dirasakan SPBU di Kelurahan Tangkerang Tengah
pekerja pada penelitian tersebut adalah Kota Pekanbaru, yang menyebutkan bahwa
panas, berat, berkeringat, sakit, pusing, hambatan penggunaan APD pada pekerja
sesak, dan sebagainya. SPBU disebabkan karena adanya motto 3S
Ketidakpatuhan dalam penggunaan yaitu senyum, salam, sapa. Motto tersebut
APD di SPBU tersebut sesuai dengan juga menjadi salah satu alasan perusahaan
penelitian Khoir (2017). Penelitian yang tidak menyediakan masker sebagai alat
dilakukan di SPBU wilayah Ciputat Timur pelindung pernafasan. Selain itu, penelitian
tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Khoir (2017) juga menunjukkan bahwa
APD pada operator SPBU masih buruk, penggunakan masker dapat mengganggu
yaitu sebesar 47,9%. APD yang tidak penerapan 5S pada saat bekerja. Adanya
digunakan sama sekali oleh karyawan motto tersebut diharapkan akan terjadi
diantaranya adalah masker, kacamata, dan komunikasi yang baik saat melakukan
sarung tangan. Sedangkan penggunaan pengisian bahan bakar antara pekerja dan
penggunaan APD sepatu sebanyak 12% dan konsumen.
pakaian kerja sebanyak 84%. Pada Faktor yang dapat mempengaruhi
penelitian tersebut, alasan operator SPBU ketidakpatuhan pekerja dalam
tidak menggunakan APD masker adalah menggunakan APD adalah pengetahuan.
susah bernafas (36%) dan tidak betah Meskipun pengetahuan tidak selalu diikuti
(12%). Alasan operator SPBU tidak dengan perubahan perilaku, namun
menggunakan APD sarung tangan yaitu banyaknya penelitian sudah menunjukkan
karena licin saat memegang nozzle (59%) hubungan yang positif antara kedua
serta mengganggu saat bekerja. variabel tersebut. Hasil observasi di SPBU
Alasan lain ketidakpatuhan operator X menunjukkan bahwa tidak terdapat media
SPBU menggunakan APD adalah dapat pesan yang berhubungan dengan

125
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No. 1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

kedisiplinan, seperti pemakaian APD. Hal menggunakan APD sama sekali dalam 1
tersebut berhubungan dengan tingkat minggu.
pengetahuan karyawan tentang pentingnya Selain itu, penelitian Magita (2017)
penggunaan APD. Perilaku penggunaan menunjukkan bahwa pengetahuan
APD dapat dipengaruhi oleh pengetahuan. karyawan tentang penggunaan APD yang
Tidak adanya media pesan membuat rendah terjadi pada 53,70% responden.
pengetahuan karyawan tentang penggunaan Pengetahuan yang rendah tersebut memiliki
APD menjadi kurang. hubungan yang erat dengan kepatuhan
Penelitian Solekhah (2018), penggunaan APD masker pada pekerja
penggunaan media promosi kesehatan di bagian pelintingan PT. Panen Boyolali.
tempat kerja digunakan sebagai salah satu Kepatuhan penggunaan APD pada pekerja
cara dalam meningkatkan pengetahuan. masuk dalam kategori rendah sebanyak
Harapannya adalah agar tingkat 50,00%.
pengetahuan meningkat, yang nantinya Penelitian Fitriyani &
akan mempengaruhi sikap dan perilaku Wahyuningsih (2016) juga menunjukkan
pekerja agar menjadi lebih aman. bahwa secara umum pekerja memiliki
Berdasarkan penelitian Putri, dkk. pengetahuan yang rerndah dalam
(2017) menunjukkan bahwa pengetahuan menggunakan APD berupa alat pelindung
tentang penggunaan APD mempengaruhi telinga pada PT. Daya Manunggal Salatiga.
perilaku petugas SPBU dalam Selain pengetahuan tentang pentingnya
menggunakan APD saat bekerja. Dalam menggunakan APD, pekerja juga kurang
penelitian tersebut menunjukkan bahwa memahami potensi bahaya pada tempat
sebagian besar petugas SPBU tidak kerjanya. Penelitian tersebut menunjukkan
menggunakan APD saat bekerja karena bahwa pengetahuan yang rendah tentang
kurangnya pengetahuan petugas SPBU penggunaan APD berhubungan dengan
tentang APD. Responden dengan tingkat kepatuhan dalam penggunaan APD ear
pengetahuan rendah tentang APD pada plug. Hasil meunjukkan 64,9% pekerja
penelitian tersebut APD 83,93% atau memiliki pengetahuan rendah dan tidak
sebanyak 47 dari 56 jumlah karyawan. menggunakan APD pada saat bekerja.
Berdasarkan perilakunya, sebanyak 34 Penelitian Sari (2014) menggunakan
orang dari 56 orang karyawan tidak uji exact fisher menunjukkan bahwa
pengetahuan memiliki hubungan yang

126
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No. 1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

bermakna dengan perilaku penggunaan pabrik rokok, karena sebagian besar pekerja
APD pada pekerja. Pengetahuan yang memiliki pengetahuan yang baik namun
memiliki hubungan dengan perilaku pekerja tidak menggunakan APD saat
penggunaan APD juga sejalan dengan bekerja. Selain itu, hasil yang berbeda juga
penelitian Andriyanto (2017), meskipun sejalan dengan penelitian Sumarna, dkk.
memiliki hubungan yang rendah. Penelitian (2013) bahwa tidak semua pekerja yang
ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang memiliki pengetahuan baik mau
baik juga berdampak pada perilaku menggunakan APD. Hal ini karena pekerja
penggunaan APD yang baik pula. Hasil merasa sudah terbiasa dengan paparan
penelitian Apriluana (2016) juga bahaya yang ada di tempat kerja.
menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki Berdasarkan penelitian Susanto &
hubungan yang sangat signifikan dengan Ardyanto (2015) faktor pengetahuan
perilaku penggunaan APD pada tenaga memiliki hubungan sangat lemah dengan
kesehatan di RSUD Banjarbaru. perilaku menggunakan APD pada pekerja
Namun penelitian tersebut berbeda sandblasting PT X. Pekerja mengetahui
dengan hasil penelitian Putri & Yustinus mengenai kecelakaan kerja dan keuntungan
(2014) yang menunjukkan bahwa menggunakan APD.
pengetahuan yang baik maupun kurang Berdasarkan penelitian Susanto &
memiliki persentase yang sama dalam Ardyanto (2015) sebanyak 9,1% pekerja
perilaku kepatuhan penggunaan APD. merasa aman tanpa menggunakan APD. Hal
Pengetahuan pekerja yang tinggi tentang ini karena pekerja merasa meskipun tidak
APD disebabkan karena pekerja mengingat menggunakan APD, terbukti bahwa dirinya
informasi mengenai APD, namun pada tidak mengalami cidera. Sedangkan 90,0%
kenyataannya pekerja belum memahami pekerja lainnya merasa takut terjadi
dan menggunakan APD pada saat bekerja. kecelakaan apabila tidak menggunakan
Perbedaan tersebut juga terdapat dalam APD.
penelitian Dewi, dkk. (2017) bahwa Menurut Green dalam Notoatmodjo
pengetahuan tidak berhubungan dengan (2003), pengetahuan merupakan faktor
perilaku penggunaan APD pada pekerja. yang berasal dari dalam diri individu
Penelitian Aprinita (2017) menunjukkan sebagai faktor predisposisi. Peningkatan
bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tidak selalu sejalan dengan
pengetahuan pekerja dengan penggunaan perubahan perilaku. Sehingga perbedaan

127
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No. 1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

hasil penelitian antara pengetahuan dengan ditimbulkan akibat pekerjaannya. Penelitian


perilaku manusia terkadang masih Liambo, dkk. (2017) menunjukkan bahwa
ditemukan. Namun, adanya hubungan terdapat hubungan antara ketersediaan APD
positif antara pengetahuan dan perilaku ini dengan perilaku penggunaan APD pada
telah banyak dibuktikan dalam berbagai pekerja teknisi di PT PLN (Persero)
penelitian hingga saat ini. SULSERABAR Sektor Pembangkitan
Faktor lain yang dapat Kendari Unit PLTD Wua-Wua Kota
mempengaruhi perilaku kepatuhan dalam Kendari. Ketersediaan APD yang cukup
menggunakan APD adalah ketersediaan dengan perilaku penggunaan APD lengkap
APD di tempat kerja. Hasil wawancara dikarenakan pekerja sudah memahami
dengan pengawas SPBU X menunjukkan prosedur serta pentingnya menggunakan
bahwa pihak manajemen SPBU sudah APD saat bekerja, yaitu untuk mengurangi
menyediakan APD yang dibutuhkan oleh risiko kecelakaan kerja di tempat kerja.
karyawan. Namun berdasarkan hasil Sedangkan ketersediaan APD yang kurang
observasi, APD yang terlihat di SPBU X dengan perilaku tidak menggunakan APD
hanya seragam atau baju kerja dan sepatu disebabkan karena pekerja belum
kerja. Berdasarkan Undang-Undang Nomor memahami manfaat dan kegunaan APD
17 Tahun 1970 menyebutkan bahwa setiap untuk mencegah kecelakaan kerja, sehingga
perusahaan diwajibkan untuk menyediakan pekerja tidak berusaha untuk mendapatkan
secara cuma-cuma semua alat perlindungan APD.
diri, wajib digunakan oleh seluruh pekerja Namun hasil tersebut berbeda
maupun orang- orang yang berada di dengan penelitian Sari (2014) yang
lingkungan kerja tersebut dan diberikan menunjukkan bahwa ketersediaan APD
pengawasan terhadap penggunaan APD. tidak memiliki hubungan dengan perilaku
Ketersediaan fasilitas APD dapat penggunaan APD pada pekerja. Begitu pun
mempengaruhi perilaku penggunaan APD dengan penelitian Aprinita (2017) bahwa
pada pekerja. Ketersediaan tersebut dapat ketersediaan APD tidak memiliki hubungan
berdasarkan jumlah maupun kondisi dan dengan perilaku penggunaan APD pada
kualitas dari peralatan APD tersebut. karyawan pabrik rokok. Perbedaan juga
Ketersediaan fasilitas APD di terdapat pada hasil penelitian Raodhah
tempat kerja harus sesuai dengan kebutuhan (2014) bahwa ketersediaan APD tidak
pekerja agar dapat mengurangi risiko yang memiliki hubungan dengan perilaku

128
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No. 1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

penggunaan APD pada karyawan bagian Andriyanto, M. R. 2017. Hubungan


packer PT. Semen Bosowa Maros. Predisposing Factor dengan Perilaku
Penelitian Apriluana (2016) juga Penggunaan APD pada Pekerja Unit
menyatakan bahwa tidak ada hubungan Produksi I PT Petrokimia Gresik.
yang signifikan antara ketersediaan APD The Indonesian Journal of
dengan kepatuhan menggunakan APD pada Occupational Safety and Health,
tenaga kesehatan RSUD Banjarbaru. Vol. 6 No. 1.
Anizar, 2012. Teknik Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Industri.
KESIMPULAN
Yogyakarta: Ghara Ilmu.
Ada beberapa faktor yang
Aprilliawan, Y.B. & Widowati, E., 2016.
mempengaruhi ketidakpatuhan dalam
Kepatuhan Penggunaan Sarung
menggunakan alat pelindung diri (APD)
Tangan dengan Kecelakaan Kerja di
pada pekerja di SPBU X Surabaya. Faktor-
Perusahaan Parquet Temanggung.
faktor tersebut adalah faktor
Unnes Journal of Public Health,
ketidaknyamanan, pekerja merasa
5(3), pp.232-39.
terganggu pada saat melayani konsumen,
Apriluana, G., Laily, K. & Ratna, S. 2016.
faktor pengetahuan, dan ketersediaan APD
Hubungan Antara Usia, Jenis
di tempat kerja.
Kelamin, Lama Kerja, Pengetahuan,
Sipak dan Ketersediaan Alat

SARAN Pelindung Diri (APD) dengan


Perilaku Penggunaan APD pada
Saran yang dapat diberikan adalah
Tenaga Kesehatan. Jurnal Publikasi
sebaiknya pihak manajemen SPBU
Kesehatan Masyarakat Indonesia,
memiliki tindakan tegas dalam penggunaan
Vol. 3 No. 3.
APD pada karyawan.
Aprinita, N. K., Cahyo, K. & Indraswari, R.
2017. Faktor-Faktor yang
DAFTAR PUSTAKA Berhubungan dengan Perilaku
Penggunaan Alat Pelindung Diri
Alamsyah, D. & Muliawati, R., 2013. Pilar
pada Karyawan Pabrik Rokok Praoe
Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Lajar di Semarang. Jurnal
Yogyakarta: Nuha Medika.

129
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No. 1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

Kesehatan Masyarakat (e-Journal), Khoir, N. F. 2017. Gambaran Praktek Kerja


Vol. 5 No. 5. Aman Terhadap Paparan Benzena
Barizqi, I. N. 2015. Hubungan Antara pada Pekerja Operator SPBU di
Kepatuhan Penggunaan APD Wilayah Ciputat Timur. Skripsi.
dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Universitas Islam Negeri Syarif
pada Pekerja Bangunan PT. Adhi Hidayatullah Jakarta.
Karya TBK Proyek Rumah Sakit Liambo. I. S. D., Yasnani. & Sabril, M.
Telogorejo Semarang. Skripsi. 2017. Faktor yang Berhubungan
Universitas Negeri Semarang. dengan Perilaku Penggunaan Alat
Cooper, D., 2009. Behavioral Safety A Pelindung Diri (APD) pada Tenaga
Framework for Success. Bsafe Teknisi PT PLN (Persero) Wilayah
Management Solution, Inc. Sulselrabar Sektor Pembangkitan
Duff, A.R., Robertson, I.T., Cooper, M.D. Kendari Unit PLTD Wua-Wua
& Philips, R.A., 1993. Improving Kendari Tahun 2017. Jurnal Ilmiah
Safety on Construction Sites by Mahasiswa Kesehatan Masyarakat,
Changing Personnel. HMSO Report Vol. 2 No. 6.
Series CRR 51/93. Sudbury: HSE Lingard, H. & Rowlinson, 1997. Behaviour
Books. Based Safety Management in Hong
Fitriyani, B. B. & Wahyuningsih, A. S. Kong Construction Industry.
2016. Hubungan Pengetahuan Journal of Safety, 28(4), pp.243-56.
tentang Alat Pelindung Telinga (Ear Magita, E. V. 2017. Hubungan Tingkat
Plug) dengan Kepatuhan Pengetahuan APD dengan
Penggunaannya pada Pekerja Kepatuhan Pemakaian APD Masker
Bagian Tenun Departemen Weaving pada Pekerja Bagian Pelintingan PT.
SL PT. Daya Manunggal. Unnes Panen Boyolali. Skripsi. Universitas
Journal of Public Health, Vol. 5 No. Muhammadiyah Surakarta.
1. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
ILO, 2015. Keselamatan dan Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan
Kerja : Sarana untuk Produktivitas. Menteri Tenaga Kerja dan
Jakarta: ILO. Transmigrasi Republik Indonesia
Kemenkes, 2015. Infodatin : Situasi Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Alat
Kesehatan Kerja. Pelindung diri. Jakarta.

130
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 3, No. 1, April 2019
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v3i2.2736 No. ISSN cetak : 2527-4686

Putri, K. D. S. & Yustinus. D. A. W. 2014. Kabupaten Pekalongan. Skripsi.


Analisis Faktor yang Berhubungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
dengan Kepatuhan Menggunakan Muhammadiyah.
Alat Pelindung Diri. The Indonesian Sari, D. F. P. 2014. Analisis Faktor yang
Journal of Occupational Safety, Berhubungan dengan Penggunaan
Health and Environment, Vol. 1 No. APD Unit Produksi III PT.
1. Petrokimia Gresik. Skripsi.
Putri, N. H., Susanti, D. & Ismawati. 2017. Universitas Airlangga.
Gambaran Pengetahuan tentang Alat Sekretaris Negara Republik Indonesia.
Pelindung Diri (APD) dan Efek 1970. Undang-Undang Republik
Benzena terhadap Kesehatan setra Indonesia Nomor 1 Tahun 1970.
Perilaku Penggunaan APD Masker Jakarta.
pada Petugas SPBU di Kota Sumarna, D. P., Naiem, M. F. & Russeng,
Bandung. Prosiding Pendidikan S. S. 2013. Determinan Penggunaan
Dokter, Vol. 3 No. 2. Alat Pelindung Diri (APD) pada
Raodhah, S. & Delfani, G. 2014. Faktor- Karyawan Percetakan di Kota
Faktor yang Berhubungan dengan Makassar. Jurnal FKM UNHAS.
Penggunaan Alat Pelindung Diri Susanto, A. R. & Ardyanto, D. 2015.
pada Karyawan Bagian Packer PT Hubungan Faktor Predisposing,
Semen Bosowa Maros Tahun 2014. Reinforcing, dan Enabling pada
Al-Sihah : Public Health Science Pekerja Sandblasting di PT X. The
Journal, Vol. VI No. 2. Indonesian Journal of Occupational
Robertson, I.T. et al., 1999. Improving Safety and Health, Vol. 4 No. 1.
Safety on Construction : Phase 2.
HSE Contract Research Report No.
229. London: Health and Safety
Executive.
Sakdiyah, K., 2013. Hubungan Pemakaian
Alat Pelindung Diri (Masker)
dengan Frekuensi Kekambuhan
Asma pada Pekerja Industri Batik
Tradisional di Kecamatan Buaran

131

Anda mungkin juga menyukai