Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada
Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu
Knowledge and Attitudes Workers in the use of Personal Protective Equipment at Industrial
Welding Informal in Singajaya Village, Indramayu
19
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.3 Desember 2015] AFIASI
salah, pemakaian pelindung diri yang kurang baik, masih banyak pekerja las yang masih kurang
dan kesalahan-kesalahan lainya.2 lengkap dalam penggunaan APD, sehingga dapat
Secara umum penyebab kecelakaan menyebabkan kecelakaan dalam bekerja seperti
dikarenakan oleh faktor manusia (unsafe action) tertimpa benda yang berat, luka bakar pada bagian
dan faktor lingkungan (unsafe condition). wajah, tangan dan kaki akibat percikan bunga api,
Berdasarkan hirarki pengendalian resiko bahaya penyakit mata akibat pajanan sinar UV pengelasan.
dapat dikendalikan dengan cara eliminasi, Kurangnya penggunaan APD dikarenakan
substitusi, pengendalian teknis, pengendalian kurangnya pengetahuan pekerja las dalam
administratif dan penggunaan APD. Penggunaan penggunaan APD.
APD terhadap tenaga kerja merupakan pilihan Masih banyak diantaranya pekerja tidak
terakhir, apabila eliminasi, substitusi, pengendalian menggunakan alat pelindung diri secara lengkap
teknis dan pengendalian administratif tidak dapat pada saat melakukan pekerjaannya. Hal ini yang
dilakukakn atau dapat dilakukan namun masih mendasari peneliti untuk melakukan penelitian
terdapat potensi bahaya terhadap pekerja.3 tentang hubungan pengetahuan dan sikap pekerja
Perilaku pemakaian APD dipengaruhi atau dalam penggunaan APD pada industri informal
ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam diri pengelasan di Desa Singajaya Indramayu 2015.
maupun dari luar subjek.4 Selain itu ada beberapa
faktor yang memungkinkan seorang pekerja Metode
berperilaku dalam menggunakan APD pada saat
Desain penelitian ini adalah penelitian analitik
melakukan pekerjaannya. Sesuai dengan teori
dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu
Lawrence Green, terdapat tiga faktor yaitu faktor
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
predisposisi, faktor enabling, faktor reinforcing.
antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
Teori ini menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
mempengaruhi perilaku seseorang antara lain:
sekaligus pada suatu saat.6
pengetahuan, sikap (predisposisi) kemudian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Singajaya
dipengaruhi oleh faktor pendukung (enabling)
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu pada
yaitu ketersediaan atau fasilitas dan sarana
bulan juni–juli tahun 2015. Populasi pada
prasarana kemudian diperkuat dengan adanya
penelitian ini adalah 11 industri informal
faktor pendorong (reinforcing) yaitu adanya
pengelasan dengan pekerja sebanyak 30, yang
pengawasan dari pihak perusahaan.
terdapat di Desa Singajaya Indramayu. Sampel
Proses pengelasan merupakan proses
terdiri atas seluruh pekerja yang ada pada 11
penyambungan dua potong logam dengan
industri informal pengelasan di Desa Singajaya
pemanasan sampai keadaan plastis atau cair,
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu
dengan atau tanpa tekanan. Selama proses itu
dengan jumlah sampel seluruhnya adalah 30
berlangsung sering menimbulkan bahaya-bahaya
pekerja.
misalnya terpapar sinar las, debu, asap las, dan
Pengumpulan data dalam penelitian ini
luka bakar. Untuk menghindari hal tersebut salah
diperoleh dari 2 (dua) sumber data primer yang
satu upaya pencegahan bahaya industri pengelasan
didapat langsung dari lapangan dengan
yaitu dengan menggunakan APD dikarenakan
menggunakan kuesioner dan observasi terhadap
lebih efektif. Akibat yang ditimbulkan dari pekerja
responden. Data sekunder meliputi jumlah pekerja
pengelasaan yang tidak menggunakan APD antara
pengelasan di sektor informal yang ada di Desa
lain dapat menyebabkan iritasi mata, mata berair,
Singajaya Indramayu tahun 2015.
kulit wajah terklupas, tangan terbakar, sesak
Analisis data menggunakan analisis univariat
nafas.5
dan bivariat. Menurut Notoatmodjo, menyatakan
Berdasarkan hasil survei pendahuluan pada
bahwa analisis bivariat adalah analisis yang
bulan juni tahun 2015 di pengelasan sektor
digunakan terhadap dua variabel yang diduga
informal yang berada di Desa Singajaya
berhubungan atau berkorelasi.6 Uji statistik Chi-
Kecamatan Indrmayu Kabupaten Indramayu
square dengan menggunakan Program Komputer
terdapat 11 industri rumahan dengan berjumlah
SPSS versi 16.0, Uji statistik yang digunakan
pekerja 30 orang. Dari observasi yang dilakukan
20
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.3 Desember 2015] AFIASI
Untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan penggunaan APD, berdasarkan hasil perhitungan
dapat dilihat dari nilai Spearman Correlation (SC), dengan uji statistik Spearman Correlation dengan
dari dua variabel yaitu pengetahuan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 menunjukan
21
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.3 Desember 2015] AFIASI
hubungan kuat antara pengetahuan pekerja las Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa nilai
dengan penggunaan APD yaitu dengan nilai SC = Relatif Risk (RR) 1,867dan nilai CI 95% (0,914-
0,367 atau 36,7 % dengan demikian dapat 3,810) sehingga RR bermakna. Ini berarti bahwa
disimpulkan bahwa terdapat hubungan sedang pekerja yang mempunyai pengetahuan tidak baik
antara pengetahuan dengan penggunaan APD pada lebih beresiko 1,867 kali tidak menggunakan APD,
pekerja las di Desa Singajaya Indramayu Tahun dibandingkan dengan pekerja yang mempunyai
2015. pengetahuan baik.
22
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.3 Desember 2015] AFIASI
Sikap Dengan Tindakan Penggunaan Alat kategori sikap yang tidak mendukung dengan
Pelindung Diri Pada Pekerja Pengelasan Di persentase 53,3 %.
Bengkel Las Kota Manado “ terdapat hubungan 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
yang bermakna antara pengetahuan dengan penggunaan APD pada pekerja las di Desa
tindakan penggunaan APD pada pekerja Singajaya Indramayu sebagian pekerja las
pengelasan di bengkel las di Bogor.10 tidak menggunakan APD, dengan persentase
63,3 %.
2. Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD 4. Terdapat hubungan sedang antara pengetahuan
pada Pekerja Las di Desa Singajaya dengan penggunaan APD pada pekerja las di
Indramayu Desa Singajaya Indramayu dengan nilai
Spearman Correlation (SC) = 0,367 atau 36,7
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa hasil uji
%
statistik menggunakan Chi-square di dapatkan
5. Terdapat hubungan kuat antara sikap dengan
nilai p-value 0,003 karena nilai p-value < 0,05
penggunaan APD pada pekerja las di Desa
sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara
Singajaya Indramayu dengan nilai Spearman
Sikap dengan penggunaan APD.
Correlation (SC) = 0,536 atau 53,6 %.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
Saran
stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak
dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat 1. Saran bagi pemilik bengkel las.
menafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang a. Di usahakan menyediakan APD
tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi pengelasan yang lengkap bagi para pekerja
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus pengelasan.
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari b. Memberikan teguran dan peringatan bagi
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap pekerja pengelasan yang tidak memakai
stimulus sosial.4 APD pengelasan yang lengkap.
Sikap merupakan evaluasi umum yang dibuat c. Memberikan penjelasan kepada pekerja
manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek tentang pentingnya menggunakan APD
atau isu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian pengelasan yang lengkap dan benar.
Meilany Rorimpandey “Hubungan antara d. Memberikan penjelasan kepada pekerja
Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan tentang bahaya bila tidak menggunakan
Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja APD pengelasan.
Pengelasan di Bengkel Las Kota Manado “ 2. Bagi pekerja pengelasan.
terdapat hubungan yang bermakna antara sikap a. Diusahakan memakai APD pengelasan
dengan tindakan penggunaan APD pada pekerja yang lengkap untuk mengurangi dampak
pengelasan di bengkel las di Bogor.10 buruk bila terjadi kecelakaan pada saat
proses pengelasan.
b. Dibiasakan memakai APD pengelasan
Kesimpulan pada saat melakukan pekerjaan mengelas.
c. Memakai APD pengelasan dengan benar.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Daftar Pustaka
1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan 1. Sugiharto. 1994. Upaya Kesehatan Kerja Sektor
tingkat pengetahuan pekerja las di Desa Informal di Indonesia. Departemen Kesehatan RI:
Singajaya Indramayu sebagian besar pekerja Jakarta.
las termasuk dalam kategori pengetahuan 2. Vitriyansyah P., Benny. 2012. Analisis Faktor-
kurang dengan persentase 60,0%. Faktor Yang Mempengaruhi Pekerja Pengelasan
2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Industri Informal Dalam Penggunaan Alat
sikap pekerja las di Desa Singajaya Indramayu Pelindung Diri (APD) di Jalan Raya Bogor-
sebagian besar pekerja las termasuk dalam Dermaga, Kota Bogor tahun 2011. Depok Skripsi
23
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.3 Desember 2015] AFIASI
24