Abstract
Background: The Brebes District Health Office has the potential for fires to occur. A Light Fire
Extinguisher (APAR) is one of the fire protection systems that must be present in every work-
place. APAR in the workplace must refer to Permenakertrans No. 04 of 1980 concerning Require-
ments for Installation and Maintenance of APAR.
Methods: The type of research used is descriptive observational with quantitative data types.
Data collection techniques in the form of observation, measurement, interviews, and documen-
tation. The instruments used are checklist sheets and interview guidelines. The variables in this
study were the type of fire extinguisher, the condition of the fire extinguisher, the placement of the
fire extinguisher, the sign of the fire extinguisher installation, the instructions for using the fire
extinguisher, and the maintenance of the fire extinguisher.
Results: The results showed that the suitability of the type and condition of the fire extinguisher
was 100%, the placement of the fire extinguisher was 78.57%, the sign of the fire extinguisher
installation was 0%, the instructions for using the fire extinguisher was 6.25%, and the main-
tenance of the fire extinguisher was 66.67%. Based on the results of the sum of the appropriate
data elements compared to the total number of elements of the entire data item, a value of 58.6%
is obtained.
Conclusion: The level of APAR implementation based on Permenakertrans No. 04 of 1980 at the
Brebes District Health Office was 58.6% in the fairly decent category.
Correspondence Address: pISSN 2798-4265
Universitas Negeri Semarang, Indonesia. eISSN 2776-9968
Email : nkyuniati@gmail.com
201
Nur Kholipah Yuniati, Anik Setyo Wahyuningsih / Penerapan Alat Pemadam Api / IJPHN (2) (2) (2022)
202
Nur Kholipah Yuniati, Anik Setyo Wahyuningsih / Penerapan Alat Pemadam Api / IJPHN (2) (2) (2022)
203
Nur Kholipah Yuniati, Anik Setyo Wahyuningsih / Penerapan Alat Pemadam Api / IJPHN (2) (2) (2022)
Tahun 1980 Di Dinas Kesehatan Kabupaten Kabupaten Brebes. Sumber data dari penelitian
Brebes. menggunakan data primer dan data sekunder.
Instrumen yang digunakan adalah lembar
Metode checklist dan pedoman wawancara. Teknik
Jenis penelitian yang digunakan adalah yang digunakan dalam pengambilan data
observasional deskriptif, dengan jenis data berupa observasi, pengukuran, wawancara, dan
kuantitatif. Variabel bebas yang digunakan dokumentasi. Setelah dilakukan pengambilan
dalam penelitian ini adalah jenis APAR, kondisi data dari setiap variabel, kemudian dilakukan
APAR, penempatan APAR, tanda pemasangan analisis tingkat kesesuaian APAR berdasarkan
APAR, petunjuk penggunaan APAR, dan Permenakertrans No.04 tahun 1980. Hasil
pemeliharaan APAR. Variabel terikat dalam dari tingkat kesesuaian APAR dianalisis
penelitian ini adalah kesesuaian APAR. Sampel menggunakan tingkat kesesuaian berdasarkan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arikunto (Arikunto & Jabar, 2019) dengan
seluruh APAR yang ada di Dinas Kesehatan pembagian lima kategori kelayakan.
Tabel 1. Kategori kelayakan menurut Arikunto.
No Presentase (%) Kategori Kelayakan
1 <21% Sangat Tidak Layak
2 21%-40% Tidak Layak
3 41%-60% Cukup Layak
4 61%-80% Layak
5 81%-100% Sangat Layak
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli- APAR. Hal ini sejalan dengan penelitian
Agustus 2021 dan sebelum dilakukan penelitian (Panja, 2020) yang dilaksanakan di Java Mall
sudah mendapatkan ethical clearance dengan Semarang bahwa penerapan alat pemadam
Nomor: 211/KEPK/EC/2021 dari Komisi api ringan (APAR) belum sepenuhnya sesuai
Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Ilmu dengan standar yang ada di Indonesia, yaitu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Permenakertrans No 4 Tahun 1980. Kondisi
APAR yang tidak sesuai dengan standar akan
Hasil dan Pembahasan mempengaruhi kemampuan, kemudahan, dan
Alat pemadam api adalah alat yang kesiapan APAR dalam mencegah api menjadi
digunakan dalam keadaan darurat untuk besar sehingga dapat menimbulkan kebakaran
mengendalikan kebakaran kecil (Tumram, besar (Purnamasari & Koesyanto, 2018).
Ambade, & Dixit, 2017). Alat Pemadam Api Berdasarkan observasi yang dilakukan di
Ringan (APAR) di Dinas Kesehatan Kabupaten Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, didapatkan
Brebes berjumlah 16 APAR dengan merek kesesuaian jenis alat pemadam api ringan
Smart Protect dengan jenis Dry Chemical sebesar 100%. Jenis APAR yang digunakan
Powder (serbuk kimia kering). Terdapat 14 adalah jenis dry chemical powder (serbuk
APAR yang beratnya 6 kg, dan 2 tabung APAR kimia kering), dimana jenis media APAR ini
beratnya 2,5 kg. cocok digunakan untuk kebakaran golongan
Berdasarkan hasil wawancara terhadap A (kebakaran bahan padat kecuali logam),
Bapak Erwin, selaku penanggung jawab golongan B (kebakaran bahan cair atau gas yang
pemeliharaan APAR dan fasilitas lain seperti mudah terbakar), dan golongan C (kebakaran
printer dan komputer di Dinas Kesehatan instalasi listrik bertegangan). Hasil ini sejalan
Kabupaten Brebes, diperoleh bahwa dengan penyataan Sebben (1990) bahwa
pemasangan dan pemeliharaan APAR sudah alat pemadam api ringan yang paling umum
memenuhi standar, namun dari hasil observasi digunakan di gedung perkantoran adalah jenis
peneliti ditemukan bahwa ada ketidaksesuaian APAR berbahan serbuk kimia kering.
dengan peraturan Permenakertrans 04 Tahun Kondisi APAR di Dinas Kesehatan
1980 mengenai penempatan APAR, tanda Kabupaten Brebes 100% telah sesuai dengan
pemasangan APAR, dan petunjuk penggunaan Permenakertrans No.04 Tahun 1980. Kondisi
204
Nur Kholipah Yuniati, Anik Setyo Wahyuningsih / Penerapan Alat Pemadam Api / IJPHN (2) (2) (2022)
APAR dalam kondisi baik seperti tabung ini dapat menghambat proses penanggulangan
tidak berlubang atau cacat karena karat, saat terjadi kebakaran.
APAR masih berisi, tabung masih memiliki Terdapat 56.25% ketinggian APAR yang
tekanan, handle dalam keadaan baik, label tidak sesuai, diantaranya APAR 02 dengan
dalam keadaan tidak sobek, mulut pancar tidak tinggi 135 cm, APAR 06 (ruang kesehatan
tersumbat, pipa pancar tidak retak. Fasilitas keluarga) dengan tinggi 160 cm, APAR 07
pemadam kebakaran harus dilengkapi sesuai (gudang arsip 1) diletakkan pada lantai, APAR
dengan ukuran atau peraturan objek pemadam 08 (ruang suim) dengan tinggi 140 cm, APAR
kebakaran untuk menekankan pentingnya 09 (ruang farmasi) dengan tinggi 130 cm,
pemadaman kebakaran awal (Baek & Park, APAR 10 (dibawah tangga 2) dengan tinggi 160
2018). Terdapat tanda pemasangan pada lima cm, APAR 11 ( gudang arsip 2) ditempatkan
APAR yaitu APAR 02, APAR 05, APAR 06, pada meja, APAR 12 ( lantai 2, depan gedung
APAR 08, dan APAR 09. Akan tetapi, kesesuaian arsip) dengan tinggi 130 cm, dan APAR 13
0% karena tanda pemasangan yang tersedia (lantai 2, ruang aula kecil) dengan tinggi
tidak sesuai dengan Permenakertrans No.04 125 cm. Berdasarkan hasil wawancara yang
Tahun 1980. Syarat tanda pemasangan APAR dilakukan, ketidaksesuaian ketinggian APAR
yaitu gambar tanda pemasangan berbentuk dikarenakan ketidaktahuan penanggung jawab
segitiga sama sisi dengan warna dasar merah, pemeliharaan APAR mengenai peraturan yang
ukuran sisi segitiga 35 cm, tinggi huruf 3 cm mengatur tentang ketinggian APAR. Pada
berwarna putih, tinggi tanda panah 7,5 cm Permenakertrans No.04 Tahun 1980 pasal 8
warna putih, dan tinggi pemberian tanda menyebutkan bahwa pemasangan alat pemadam
pemasangan (pasal 4 ayat 3) yaitu 125 cm dari api ringan harus sedemikian rupa sehingga
dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok bagian paling penting atas (puncaknya) berada
alat pemadam api ringan yang bersangkutan. pada ketinggian 120 cm dari permukaan lantai
Berdasarkan wawancara terhadap penanggung kecuali jenis CO², dan tepung kering (dry
jawab pemeliharaan APAR, ketidaktahuan chemical) dapat ditempatkan lebih rendah
penanggung jawab mengenai ukuran tanda dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam
pemasangan yang sesuai dengan peraturan, api ringan tidak kurang 15 cm dari permukaan
menjadi faktor utama ketidaksesuaian pada lantai.
semua tanda pemasangan APAR di Dinas Sedangkan untuk jarak APAR 100%
Kesehatan Kabupaten Brebes. telah sesuai dengan Permenakertrans No.04
Permenakertrans No. 04 Tahun 1980 Tahun 1980 Pasal 4 ayat (5) bahwa alat
pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap pemadam yang satu dengan yang lainnya atau
alat pemadam api ringan harus dipasang kelompok satu dengan lainnya tidak boleh
(ditempatkan) menggantung pada dinding melebihi 15 meter. Sebesar 6,25% petunjuk
dengan penguatan sengkang atau dengan penggunaan APAR yang sesuai dengan syarat
konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan pemeliharaan APAR. Dalam hal ini terdapat
dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci. 93,75% petunjuk APAR yang tidak sesuai
Akan tetapi, di Dinas Kesehatan Kabupaten dengan peraturan. Ketidaksesuaian petunjuk
Brebes terdapat dua APAR yang yang penggunaan APAR di Dinas Kesehatan
ditempatkan pada posisi yang tidak sesuai, yaitu Kabupaten Brebes dikarenakan proses
APAR 07 (gudang arsip 1) yang ditempatkan pendanaan untuk memfasilitasi pemasangan
pada lantai dan APAR 11 (gudang arsip 2) APAR. Dalam Permenakertrans No.04 Tahun
yang ditempatkan pada meja. Ketidaksesuaian 1980 pada BAB III pasal 14 bahwa petunjuk
penempatan APAR dikarenakan tidak cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan
tersediannya tempat yang bisa digunakan harus dapat dibaca dengan jelas.
untuk menggantung APAR, karena gudang Kesesuaian periode pemeriksaan di
arsip telah dipenuhi dengan lemari dan benda Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes sebesar
lainnya. APAR 07 ditempatkan pada lantai dan 0% karena hanya dilakukan satu kali dalam
terhalang oleh benda lain sehingga posisi tabung setahun. Ketidaksesuaian pemeriksaan APAR
APAR tidak mudah dilihat dengan jelas. Hal dikarenakan penanggung jawab APAR lebih
205
Nur Kholipah Yuniati, Anik Setyo Wahyuningsih / Penerapan Alat Pemadam Api / IJPHN (2) (2) (2022)
206
Nur Kholipah Yuniati, Anik Setyo Wahyuningsih / Penerapan Alat Pemadam Api / IJPHN (2) (2) (2022)
Alat Pemadam Api Ringan Di Pt. Angkasa Septiadi, H., Sunarsih, E., & Camelia, A. (2014).
Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang. Analisis Sistem Proteksi Kebakaran Pada
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), Bangunan Gedung dan Lingkungan di
3(1), 339–345. Universitas Sriwijaya Kampus Inderalaya.
Kurniawan, S., & Laksito. (2014). Evaluasi Penerapan Jurnal Ilmu Krdrhstsn Masyarakar, 5(2),
Sistem Proteksi kebakaran pada Bangunan 49–56.
Rumah Sakit (Studi Kasus RS. Ortopedi Prof. Subagyo, A. (2016). Antisipasi yang Di perlukan
Dr. R. Soeharso Surakarta). Jurnal Matriks Terhadap Kebakaran Listrik pada Bangunan
Teknik Sipil, 2(4), 824–832. Gedung. JTET, 5(4).
Lestari, R. A., & Oginawati, K. (2016). Analisis Supriyanto, Nugraha, R., & Ginanjar, R. (2018).
Potensi Ledakan dan Kebakaran Primary Kajian Sistem Proteksi dan Penanggulangan
Reformer sebagai Unit Proses Produksi Kebakaran di Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Amonia di PT. X. Jurnal Rekayasa Kimia Umum (SPBU) di Jalan Kedunghalang
& Lingkungan, 11(2), 72. https://doi. Raya, Kota Bogor Utara tahun 2018. Jurnal
org/10.23955/rkl.v11i2.5049 Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 1(2),
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 130–139.
No 08 tahun 1980 tentang Syarat - Syarat Syakbania, D. N., & Wahyuningsih, A. S. (2017).
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Penerapan Sistem Manajemen Kebakaran
Pemadam Api Ringan. (n.d.). di Laboratorium Praktik Teknik Mesin.
Pratama, A. (2017). Perancangan Sarana Penyelamat Higeia Journal of Public Health Research and
Diri Dan Kebutuhan Apar Pada Darurat Development, 1(3), 84–94.
Kebakaran Di Kantor Kesehatan Pelabuhan Ta, V. M., Frattaroli, S., Bergen, G., & Gielen, A.
Kelas Ii Balikpapan. The Indonesian Journal C. (2006). Evaluated community fire safety
of Occupational Safety and Health, 5(1), 21. interventions in the United States: A review
https://doi.org/10.20473/ijosh.v5i1.2016.21- of current literature. Journal of Community
30 Health, 31(3), 176–197. https://doi.
Ramli, S. (2010). Petunjuk Praktis Manajemen org/10.1007/s10900-005-9007-z
Kebakaran ( Fire Management). Dian Rakyat. Tumram, N. K., Ambade, V. N., & Dixit, P. G. (2018).
Sari, K. (2015). Analisis Kesiapan Tenaga kerja Fatality During Servicing of Fire Extinguisher.
Perempuan Bagian Food Court SP dan SB Journal of Forensic Sciences, 63(1), 318–320.
Terhadap Penggunaan Alat Pemadam Api https://doi.org/10.1111/1556-4029.13531
ringan (APAR) Sebagai Upaya Pencegah dan Turner, S. (2017). Risk Factors Associated With
Penanggulangan Kebakaran. Universitas Unintentional House Fire Incidents, Injuries
Diponegoro Semarang. and Death in High-Income Countries; A
Sebben, J. E. (1990). Fire Electrosurgery. May, 421– Systematic Review. BMJ, 23(2), 1–7.
424. Undang Undang Republik Indonesia Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung. (n.d.).
207