Anda di halaman 1dari 18

Laporan Pembuatan Alat

Alat Pendeteksi Kebakaran


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Praktikum Elektronika II
Dosen Pengampu : Erina Hertanti, M.Si.

Oleh :
Kelompok IV (Empat)
Fanny Chanifah 11170163000039
Riska Purnomowati 11170163000041
Rizki Choiri Fadli 11170163000050
Ishmah 11170163000053
Dika Rahayu Budiman 11170163000058
Miftahul Huda 11170163000066
Restu Miftahul Jannah 11170163000069

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan project ”Alat Pendeteksi
Kebakaran”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah mengubah peradaban dunia, dari zaman kebodohan
hingga zaman yang terang benderang seperti saat sekarang ini yaitu kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Alat ini disusun untuk memenuhi tugas dalam ujian akhir praktikum
Elektronika II, Semester 4 tahun ajaran 2019. Selain itu, alat ini disusun sebagai
salah satu pembelajaran dalam ilmu teknologi dan sains khususnya elektronika
mengenai pendeteksi kebakaran dengan sensor api.
Dalam kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut serta membantu kami, khususnya kepada dosen
pengampu kami ibu Erina Hertanti, M.Si, serta teman-teman mahasiswa program
studi Pendidikan Fisika 4B dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
project ini.
Karena laporan ini jauh dari kata sempurna, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun untuk memperbaiki penyusunan laporan
berikutnya. Dengan selesainya laporan yang kami buat diharapkan dapat
memberikan masukan yang menambah pengetahuan pembaca.

Tangerang Selatan, 28 Mei 2019

Tim Penyusun,
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebakaran merupakan salah satu tragedi yang datangnya tidak
dapat dipradiksi. Disamping tidak diinginkan oleh masyarakat juga sering
tidak terkendalikan apabila api sudah menjadi besar. Kejadian kebakaran
sangat mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan oleh factor alam, factor non alam, ataupun
factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya kerusakan lingkungan,
fasilitas, kerugian harta benda, korban jiwa bahkan dampak psikologis.
(BNPB; 2012)
Melihat daerah perkotaan, pada umumnya memiliki padat
penduduk sehingga lebih rentan terhadap terjadinya peristiwa bencana
kebakaran. Kebakaran diperkotaan pada umumnya disebabkan oleh
hubungan pendek arus listrik (konsleting listrik) pada kabel listrik,
kebocoran pada pipa saluran tabung Gas LPG, bahkan akibat kelalian
manusia itu sendiri seperti lupa, mematikan kompor, api pembakaran
sampah, bahkan punting rokok. (Huang; 2009). Selain factor manusia,
bencana kebakaran juga dapat terjadi oleh factor alam seperti petir, gempa
bumi, letusan gunung berapi, kekeringan atau kemarau panjang, dan lain
sebagainya. (Pemerintah Republik Indonesia; 2007)
Pada saat kebakaran terjadi, salah satu upaya yang mungkin
dilakukan biasanya adalah bergotong royong antar warna dengan peralatan
seadanya, sebelum satuan pemadam kebakaran tiba dilokasi kejadian.
Selain itu factor telambatnya informasi, padatnya lalu lintas menuju lokasi
kejadian dan kurangnya kesiapan petugas menyebabkan keterlambatan
pemadam kebakaran tiba dilokasi kejadian. Terkadang kita sendiri menjadi
factor kelalaian karena tidak mengetahui penyebab pemicu kebakaran
yang terjadi sehingga api sudah terlanjur menjadi besar. Oleh karena itu,
guna mengatasi hal ini kami melakukan perancangan dengan membuat alat
pendeteksi kebakaran dengan sensor api. Dengan menggunakan sensor api
yang peka terhadap keberaan api sangat kecil mampu memberikan sinyal
awal pada bunyi buzzer atau alarm yang keluar. Sehingga masyarakat akan
lebih peka terhadap adanya api disekitar yang dapat memicu timbulnya
kebakaran.
Secara umum kebakaran dapat dikaitkan sebagai peristiwa atau
kejadian timbulnya api yang tidak terkendali dan membahayakan
keselamatan jiwa. Sebagian besar api merupakan campuran gas panas
yang terjadi akibat oksidasi cepat suatu material pada proses kimia
eksotermik pembakaran dengan melepaskan panas, cahaya, dan berbagai
hal reaksi lainnya. (Helmenstine; 2018). Oleh karena itu dengan adanya
alat pendeteksi kebakaran memungkinkan dengan cepat mengetahui akan
terjadinya kebakaran melalui input yang diterima oleh sensor api.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem kerja dari alat pendeteksi kebakaran
2. Apa keuntungan dari alat pendeteksi kebakaran yang dipasang di
rumah dan di bagunan kota

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja sensor api pada alat
pendeteksi kebakaran
2. Mahasiswa dapat mencontohkan aplikasi dari sensor api
3. Mahasiswa dapat menjelaskan kelebihan dari alat pendeteksi
kebakaran dengan sensor api

D. Hipotesis
1. Cara kerja alat pendeteksi kebakaran dengan mendeteksi api yang
timbul dalam sebuah ruangan oleh sensor api dan data sensor tersebut
akan diproses oleh arduino dengan output sebuah buzzer
2. Keuntungan adanya alat pendeteksi kebakaran adalah dapat menjadi
sinyal awal pada api yang memicu terjadinya kebakaran di dalam
sebuah ruangan
3. Aplikasi sensor api digunakan dalam flame detector (alat pendeteksi
kebakaran)

E. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari pembuatan alat ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat memberikan sinyal awal pada api yang dapat memicu timbulnya
kebakaran
2. Memberikan ilmu pengetahuan tentang arduino uno dan cara kerja
sensor api dalam mendeteksi kebakaran di dalam alat pendeteksi
kebakaran
BAB II

ISI

A. Dasar Teori
Kebakaran merupakan suatu bencana yang sangat merugikan. Dengan
penanggulangan masalah kebakaran, banyak sekali ditemukan kesulitan-
kesulitan, seperti skarnya ditmukan sumber api yang menyala, sehingga api
akan terus menjalar ketempat lain dan kerugian pun akan semakin besar
(Widyantara, 2008:28).
Sebuah penelitian dengan membangun sebuah sistem monitoring yang
independen untuk mendeteksi kebocoran gas LPG dengan memanfaatkan
sensor MQ-2, buzzer, board Arduiono Duemilanove, dan Arduino Ethernet
Shield. Sistem tersebut juga memiliki fitur opsional untuk dihubungkan ke
sebuah PC sebagai terminal untuk monitoring kadar gas secara realtime
menggunakan aplikasi monitoring (Christian dan Komar, 2013).
Sebuah sistem pengendali saklar listrik dilakukan microcontroller yang
sudah diprogram dan terhubung ke ponsel pintar Android melalui koneksi
wireless. Fungsi relay menggantikan saklar listrik, bagian pemicu terhubung
ke microcontroller sehingga bisa memutuskan atau meneruskan arus listrik
yang mengalir ke peralatan listrik (lampu). Perangkat lunak IDE Arduino
merupakan bawaan dari papan arduino (board arduino) dimana
microcontroller berada berfungsi sebagai tempat menulis program, melakukan
kompilasi dan mengunggah program hasil kompilasi ke microcontroller.
Perangkat lunak Eclipse Bundle Android adalah tools untuk membuat program
aplikasi ponsel pintar berbasis Android (Masinambow, 2014).
Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi fire alarm di
gedung bertingkat, seperti hotel, perkantoran, mall dan sejenisnya. Perbedaan
dengan system konvensional adalah dalam hal address (alamat). Pada system
ini setiap detektor memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas
ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel
bisa menginformasikan deteksi berasal dari detektor yang mana. Sedangkan
sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi berasal dari zone atau
loop, tanpa bisa memastikan detektor mana yang mendeteksi, sebab 1 loop
atau zone bias terdiri dari 5 bahkan 10 detektor, bisa lebih. Kelemahan dari
sistem ini adalah harga instalasi alarm yang lebih mahal di banding sistem
alarm kebakaran konvensional.
Sensor adalah alat yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisika
atau kimia menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian
listrik. Ada banyak sekali macam sensor, antara lain sensor gerak, sensor gas,
sensor cahaya, sensor kelembapan dan sebagainya. Dalam membuat sistem
alarm kebakaran dibutuhkan sensor yang dapat mendeteksi indikator
kebakaran (Hiskia, 2007).
Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah
kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development
Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang sangat
berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan
mengupload ke dalam memory microcontroller. Ada banyak projek dan alat-
alat dikembangkan oleh akademisi dan profesional dengan menggunakan
Arduino, selain itu juga ada banyak modul-modul pendukung (sensor,
tampilan, penggerak dan sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk bisa
disambungkan dengan Arduino. Arduino berevolusi menjadi sebuah platform
karena ia menjadi pilihan dan acuan bagi banyak praktisi (Djuandi, 2011).
Komponen utama didalam papan Arduino adalah sebuah mikrokontroler
8 bit dengan merek ATmega yang dibuat oleh perusahaan Atmel Corporation.
Berbagai papan Arduino menggunakan tipe Atmega yang berbeda-beda
tergantung dari spesifikasinya, sebagai contoh Arduino Uno menggunakan
Atmega328 sedangkan Arduino Mega 2560 yang lebih canggih menggunakan
Atmega2560. Penggunaan Arduino yang terhubung dengan sensor LM 35 dan
MQ 7 mampu mendeteksi kebakaran hutan yang menggunakan metode IoT
yaitu mengkomunikasikan Arduino dengan internet (C.P.Mulya, 2015) yang
hasil data yang terbaca oleh Arduino dari sensor akan di kirim melalui SIM
900 ke server melalui internet (M.S.Zaghloul,2014) dan mengirim SMS ke
pihak yang bekepentingan untuk penanggulangan.

B. Rangkaian
Berikut rangkaian pada alat pendeteksi kebakaran

Gambar 1. Alur Kerja Arduino

C. Alat dan Bahan

No. Gambar Nama Alat dan Bahan


1. Kabel M to F
2. Kabel M to M

3. Buzer

4. Flame Sensor (Sensor Api)

5. LED

6. Resistor 221 𝝮

7. USB Arduiono
8. Arduino UNO

9. Proto Shield

10. Project Board

D. Langkah Kerja

No. Gambar Langkah Kerja


1. Menyiapkan semua alat dan
bahan yang diperlukan pad
percobaan alat pendeteksi
kebakaran

2. Merangkai pada project board


LED dan resistor hubungkan
tiap-tiap kaki pada arduino UNO
dengan kabel M to M

3. Merangkai satu arduino uno


dengan proto shield dan
hubungan tiga kaki (ground, AO,
dan VCC) sensor Api pada
arduino UNO dengan jumper M
to F, seperti pada rangkaian
4. Menghubungkan kabel merah
buzzer pada arduino UNO untuk
pin -9 dan kabel hitam Buzzer
pada rangkaian project board
kaki resistor
5. Menghubungkan semua alat
yang telah dirangkaian pada
sumber tegangan powerbank
dengan kabel USB arduino UNO

6. Melakukan percobaan dengan


menyalakann api pada ruangan

7. Mengamati bunyi buzzer


(output) yang dihasilkan

E. Pembahasan
Praktikan membuat alat pendeteksi kebakaran, dimana alat ini
mengggunakan sensor api (flame detector) dan arduino UNO sebagai
komponen utamanya. Tujuan praktikan membuat alat ini, adalah untuk
memahami prinsip kerja dari sensor api serta pengaplikasian dalam kehidupan
sehari-hari, salah satunya adalah alat pendeteksi kebakaran. Alat pendeteksi
kebakaran ini dikonsep untuk diaplikasikan digedung-gedung, bangunan atau
dirumah yang memungkinan terjadinya kebakaran. Praktikan mengaplikasikan
alat pendeteksi kebakaran pada miniature dapur dalam rumah.
Dari analisis sketsa rangkaian yang dibuat dapat diketahui bahwa sistem
dari alat ini yaitu terdiri dari input, proses, dan output. Dari sisi masukan
(input) yaitu sensor api, kontroler yang digunakan adalah arduino UNO untuk
memproses data hasil respon yang dilakukan oleh sensor api sehingga
menghasilkan perintah. Sisi keluaran (output) yaitu LED dan buzzer.
Penggunaan resistor yang disusun seri dengan LED. Hal ini bertujuan untuk
membatasi arus yang mengalir pada rangkaian. Dimana ketika terjadi
kelebihan tegangan maka dapat menjadi pemicu kerusakan pada LED. Pada
sensor api terdapat potensio yang dapat mengatur sensitivitas sensor tersebut.
Pada sensor api yang digunakan, praktikan tidak mengukur jarak api yang
terdeteksi terhadap sensitivitas pada potensio yang terdapat pada sensor api
tersebut. Sensitivitas yang diatur pada potensio sensor api tergantung ruangan
yang digunakan. Jika rungan yang digunakan luas maka sensitivitas sensor
akan diperbesar dengan cara memutar potensio kekanan menggunakan obeng.
Ketika ada api yang memungkinkan terjadinya potensio kebakaran,
maka sensor api akan mendeteksi api tersebut sehingga dapat dikatakn sensor
api sebagai input. Setelah api dideteksi oleh sensor api, arduino UNO akan
memproses input tersebut untuk dilakukan perintah berupa output yaitu berupa
nyalanya LED dan suara yang dihasilkan oleh buzzer. Besarnya intensitas
suara yang dihasilkan oleh buzzer ditentukan oleh tingkat sensitivitas yang
diatur pada buzzer. Sedangkan nyalanya lampu yang dihasilkan oleh lampu
LED ditentukan oleh jenis LED yang digunakan, yaitu LED dengan tegangan
5V. sensitivitas dari sensor api juga dapat diatur sehingga sensor api memiliki
sensitivitas yang tinggi terhadap keberadaan api.
Sensor api bekerja dengan mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api
dari suatu proses pembakaran sehingga Sensor api mendeteksi keberadaan api
secara horizontal. . Oleh karena itu semakin tinggi nyalanya api pada suatu
ruangan akan mehasilkan bunyi buzzer yang semakin besar. Ketika suara
buzzer yang dihasilkan besar maka sebuah peringatan awal bahwa terdapat
pemicu kebakaran dari api yang semakin besar. Dimana ketika praktikan
meletakkan sensor api pada posisi menjauh atau mendekat dengan jarak
vertikal, sensor memiliki kepekaan yang kurang, sehingga buzzer tidak
menyala.
Sensor api memiliki sensitivitas yang dapat diatur. Akan tetapi, sensor
api juga memiliki kelemahan ketika jarak sensor sangat dekat dengan api
maka dapat memicu kerusakan pada sensor. Walaupun memiliki batas
sensitivitas terhadap api yang kecil. Akan tetapi, sensor ini sangat baik untuk
peringatan awal adanya api pemicu kebakaran. Aplikasi alat pendeteksi
kebakaran banyak diterapkan pada bangaunan baik rumah atau gedung yang
memiliki banyak instalasi listrik didalamnya sehingga rentan memicu terjadi
kebakaran atau konsetling listrik.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sensor api bekerja dengan mendeteksi keberadaan api yang ada didalam
ruangan dengan sensitivitas sensor dapat diatur pada potensio
2. Aplikasi sensor api digunakan pada alat pendeteksi kebakaran yang
dipasang didalam bangunan gedung dan rumah
3. Alat pendeteksi kebakaran akan menjadi peringatan awal dari output
nyalanya LED dan suara buzzer ketika terdeteksi adanya api pemicu
kebakaran didalam ruangan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
A. Adriansyah, dan O. Hidyatama. 2013. Rancang Bangung Prototipe
Elevator Menggunakan Microcontroller Arduino Atmega 328P. 4(3).
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2016. Volume V,
Oktober 2016.
A. Mandagi, dan Stheven Immanuel. 2014. Penggunaan Sensor Gas MQ-
2 Sebagai Pendeteksi Asap Rokok. 3(9). Jurnal SIMETRIS, Vol 8 No 2
November 2017 ISSN: 2252-4983
A.S Tsauri, E.P Nugroho, dan Y. Wibisono. 2009. Pengembangan Model
Sistem Elearning Komunitas Dengan Pendekatan Personal Learning
Environments. 2(2). Jurnal SIMETRIS, Vol 8 No 2 November 2017 ISSN:
2252-4983. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2016.
Volume V, Oktober 2016.
D.K. Fisher, and H. Kebede. 2010. A Low-Cost Microcontroller-Based
System to Monitor Crop Temperature and Water Status. 76. 168173.
Jurnal SIMETRIS, Vol 8 No 2 November 2017 ISSN: 2252-4983
Datasheet Sensor MQ-2.
F. Christiawan, R.A. Setyawan, dan P. Siwindarto. 2013. Pemanfaatan
RFID Sebagai Pemeriksa Jumlah Berbasiskan Arduino Dengan SMS
Sebagai Media Transmisi Data. Repositori Institusi USU, Univsersitas
Sumatera Utara.
H. Widyantara. 2008. Pendeteksian dan Pengamanan Dini Pada
Kebakaran Berbasis Personal Computer (PC) Dengan Fuzzy Logic. 10(1).
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2016. Volume V,
Oktober 2016.
P. Siagian, dan E. Fernando. 2014. Sistem Informasi Penerimaan
Mahasiswa Baru Dengan SMS Gateway. 6(1). Repositori Institusi USU,
Univsersitas Sumatera Utara

Lampiran

Coddingan Alat Pendeteksi Api

const int pinAPI=8;

const int pinAlarm=9;

const int redLED=10;

int data;

void setup()

pinMode(pinAPI,INPUT);

pinMode(pinAlarm,OUTPUT);

pinMode(redLED,OUTPUT);

Serial.begin(9600);
}

void loop()

int data =digitalRead(pinAPI);

Serial.print("Pin D0:");

Serial.println(data);

delay(100);

if(data==LOW)

digitalWrite(pinAlarm,HIGH);

digitalWrite(redLED,HIGH);

delay(1000);

else

//Lampu Dimatikan

digitalWrite(redLED,LOW);

//Alarm Dimatikan

digitalWrite(pinAlarm,LOW);

delay(100);

Anda mungkin juga menyukai