Anda di halaman 1dari 9

Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kebakaran Berbasis

Telekomunikasi Telegram
Rido Azmi1, Andi Sofyan2, Sirojul Hadi3
Universitas Bumigora Mataram

Artikel Info ABSTRAK

Kata-kata kunci Kebakaran merupakan suatu bencana yang datangnya tidak dapat diprediksi, disamping
tidak diinginkan oleh manusia juga tidak terkontrol apabila api sudah besar. Selain itu,
Sistem kebakaran dapat membahayakan nyawa manusia, bangunan dan ekologi. Berbagai macam
Pendeteksi Kebakaran, faktor yang menyebabkan terjadinya kebakaran, baik itu faktor alam, faktor non-alam,
Sensor Flame IR ataupun faktor manusia, sehingga dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
Internet lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Hal tersebut dapat terjadi karena
of Things, , Telegram, beberapa sebab, seperti kebocoran tabung gas LPG, korsleting saluran listrik, kelalaian dalam
NDLC. penggunaan kompor, adanya sumber panas dan sebagainya, Sehingga perlunya perancangan
suatu sistem peringatan indikasi kebakaran di rumah tangga berbasis Internet of Things (IoT),
dimana sistem tersebut memiliki alarm pemberitahuan yang berfungsi sebagai pemberi
peringatan ketika terdeteksi kobaran api.
Hasil yang dicapai setelah penelitian dilakukan yaitu sensor suhu mendeteksi
adanya peningkatan suhu dengan nilai rata-rata peningkatan 13.4oC dari suhu normal 28oC
menggunakan bahan uji coba lilin, pembakaran kertas, dan lampu, kemudian dari sensor asap
mendeteksi adanya asap dengan tingkat ketebalan asap dari 1104 – 4095adc dengan jarak
antara bahan dan sensor 15cm menggunkan bahan uji coba lilin dan kertas, kemudia dari
sensor api berhasil mendeteksi adanya api, ketika lilin dinyalan dan kertas yang dibakar
dengan jarak 15cm. Dari keseluruhan, rangkaian sensor dan mikrokontroller bekerja dengan
baik sesuai dengan program yang telah dibuat, pada saat terdeteksi kebakaran maka buzzer
akan berbunyi dan sistem akan mengirimkan notifikasi kebakaran ke aplikasi telegram.

Article Info ABSTRACT


Fire is a disaster whose arrival cannot be predicted, besides being unwanted
Keywords by humans, it is also uncontrollable when the fire is big. In addition, fires can
IR Flame endanger human lives, buildings and the ecology. Various kinds of factors cause
Sensor, fire, be it natural factors, non-natural factors, or human factors, so that it can cause
NodeMCU, casualties, environmental damage, property loss and psychological impacts.This
Internet of can happen for several reasons, such as leakage of LPG gas cylinders, short circuit
Things
of power lines, negligence in the use of stoves, the presence of heat sources and so
Telegram,
NDLC.
on, so that there is a need to design a fire indication warning system in households
based on the Internet of Things (IoT), where the system has a notification alarm
that functions as a warns when a fire is detected.
Resultachieved after the research was carried out namely The temperature
sensor detects an increase in temperature with an average value of an increase of
13.4oC from a normal temperature of 28oC using test materials such as candles,
burning paper, and lamps, then the smoke sensor detects the presence of smoke with
a smoke thickness level from 1104 - 4095adc with the distance between the material
and sensor 15cm using wax and paper test materials, then the fire sensor
successfully detects a fire, when the candle is lit and the paper is burned at a
distance 15cm. Overall, the sensor and microcontroller circuit works well in
accordance with the program that has been made, when a fire is detected, the buzzer
will sound and the system will send a fire notification to the telegram application.

1
1. PENDAHULUAN

Kebakaran adalah salah satu bencana yang terjadi diberbagai belahan dunia. Penyebab dari terjadinya
kebakaran salah satunya adalah gangguan arus pendek listrik, kebocoran tabung gas [1]. Dengan maraknya
kebakaran yang terjadi harusnya tiap rumah mempunyai system yang mampu untuk mendeteksi atau mengantisipasi
terjadinya kebakaran. Sementara ini belum ada tindakan yang antisipatif yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
kebakaran. Pada saat ini Tindakan yang diambil oleh pemerintah hanyalah menanti api membesar dan memadamkan
menggunakan peralatan yang terbatas. Seharusnya pemerintah bisa melakukan pencegahan dengan melakukan
pengecekan secara rutin dan mampu mengetahui titik api yang tersebar sejak awal. Maka dari itu diperlukan sebuah
solusi atas agar tidak terjadi lagi kebarakan. Salah satunya adalah dengan membuat sebuah alat yang dapat memantau
kondisi secara real time dan mampu mendeteksi titik api ketika terjadi kebakaran. Dari kasus di atas pemilik rumah
membutuhkan informasi yang cepat dan efektif untuk mengetahui kondisi rumah terutama jika sumber apinya adalah
dari kebocoran tabung gas atau konsleting listrik [2]
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk membuat alat pendeteksi atau peringatan dini terjadinya
kebakaran [3] Penelitian tersebut menggunakan sistem SMS dari kartu GSM, jadi jika terjadi sebuah kebakaran
sistem akan mendeteksi dan akan mengirimkan pemberitahuan kepada user sebagai bentuk pencegahan akan bahaya
kebakaran. Penelitian yang dilakukan masih memiliki kekurangan yaitu tidak mampu melakukan komunikasi dua
arah dan pemberitahuannya masih melalui SMS hal tersebut kurang relevan jika akan diterapkan pada saat ini
mengingat sudah jarang user menggunakan sms karena telah maraknya penggunaan sosial media.
Dari masalah yang didapatkan penulis akan membuat sebuah sistem suatu alat pendeteksi api yang secara
otomatis bisa mengirimkan peringatan keadaan rumah kepada pemilik rumah pada kondisi tertentu agar pemilik
rumah dapat mengambil tindakan secara cepat dan efektif agar dapat mengantisipasi meluasnya kebakaran dalam
rumah. Nantinya sistem ini akan berjalan dengan mendeteksi asap didalam rumah jika terjadi kebakaran. Perangkat
ini dapat di kendalikan dari jarrah jauh sehingga kita dapat memantau keadaan rumah secara real time dengan
memanfaatkan internet dan telegram.
Perangkat yang akan dibuat memiliki fungsi untuk memberikan peringatan kepada pemilik rumah jika terjadi
kebarakan menggunakan sensor api IR untuk mendeteksi api, komponen pendeteksi asap menggunakan sensor asap
MQ2 dan komponen pendeteksi suhu menggunakan sensor DHTII yang terhubung dengan mikrokontroler NodeMcu
esp-32 dan alarm. Dengan menggunakan NodeMCU esp-32 sebagai mikrokontroler peneliti bisa mengurangi biaya
karena terjangkau dan memiliki fungsi yang sama jika dibandingkan dengan menggunakan arduino uno dan wifi
shield yang jauh lebih mahal.

2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Monitoring
System Monitoring adalah layanan yang melakukan proses pengumpulan data dan melakukan analisis terhadap
data-data tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan seluruh sumber daya dan untuk memantau tentang apa yang
ingin diketahui sehingga dapat memberikan informasi. Sistem monitoring terbagi menjadi dua bagian yaitu
Connection monitoring adalah Teknik monitoring jaringan yang dapat dilakukan dengan melakukan tes ping antara
monitoring station dan device target Traffic Monitoring adalah Teknik yang digunakan untuk melihat paket sacara
actual dari traffic pada jaringan [4]
2.2 Mikrokontroller
[5] Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam
satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan sistem komputer yang
mempunyai salah satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik.Mikrokontoler juga memiliki kemampuan untuk
mengolah sera memproses data sekaligus juga dapat digunakan sebagai unit kendali, maka dengan sekeping chip
yaitu mikrokontroller kita dapat mengendalikan suatu alat [4] mikrokontroler yang digunakan disini adalah
NodeMCU.
2.3 NodeMCU
NodeMcU merupakan salah satu firmware modul ESP-32 yang bersifat open-source dan terdapat development
kit untuk memudahkan membangun prototipe produk Internet of Things (IoT) Pada penelitian ini menggunakan
NodeMCU ESP-32 karena sudah dilengkapi dengan modul WI-FI. Modul wireless ESP-32 merupakan modul low-
cost Wi-Fi dengan dukungan penuh untuk penggunaan TCP/IP [6]
2.4 Kebakaran
Kebakaran merupakan kejadian yang muncul dari adanya api yang tidak terkontrol yang disebabkan oleh
konsleting listrik, rokok, dan bahan kimia. Pedoman Segitiga Api menjelaskan tentang munculnya api memerlukan
3 komponen yakni bahan yang mudah terbakar, oksigen dan panas. Kebakaran bisa terjadi dimana dan kapan saja
ketika ada bahan yang mudah terbakar dan sumber kebakaran. Terdapat dua macam sistem perlindungan bangunan
terhadap bencana kebakaran yakni sistem proteksi aktif dan pasif [7]
2.5 Sensor Flame IR
Flame sensor IR merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan sebuah titik api atau titik
yang dapat menyebabkan timbulnya api. Flame sensor bekerja pada tegangan 3 VDC hingga 5 VDC. Sensor ini

2
terdiri dari komponen elektronika Phototransistor NPN silicon yang mampu membaca dalam kecepatan tinggi dan
sangat sensitif terhadap radiasi inframerah [8]
2.6 Sensor MQ-2
Sensor gas MQ-2 terbuat dari bahan semikonduktor SnO2 yang sangat sensitif terhadap gas yang mudah
terbakar seperti LPG, CH4, dan jenis gas lainnya seperti CO dan asap. Bahan tersebut memiliki konduktivitas yang
rendah pada udara bersih sedangkan jika sensor mendeteksi adanya gas maka konduktivitas dari sensor akan semakin
tinggi [9]
2.7 Internet Of Things
[10] Internet of Things (IoT) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari
konektivitas internet yang tersambung secara terusmenerus yang memungkinkan kita untuk menghubungkan mesin,
peralatan, dan benda fisik lainnya dengan sensor jaringan dan aktuator untuk memperoleh data dan mengelola
kinerjanya sendiri, sehingga memungkinkan mesin untuk berkolaborasi dan bahkan bertindak berdasarkan informasi
baru yang diperoleh secara independen.
2.8 Arduino IDE
Arduino IDE adalah software yang beroperasi dikomputer atau perangkat lunak yang disebut sebagai Arduino
Software. Arduino Software yaitu menghasilkan sebuah file berformat hex yang akan didownload pada papan
arduino atau papan sistem mikrokontroler [11]. Sedangkan menurut [12] Software IDE arduino bersifat open source,
diturunkan dari platform Wiring, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang,
hardware menggunakan prosesor Atmel AVR dan software menggunakan bahasa pemrograman C++ yang sederhana
dan fungsi-fungsi yang lengkap, sehingga arduino mudah dipelajari oleh pengguna. Pada penelitian ini menggunakan
software Arduino IDE.
2.9 Sensor DHT11
Sensor DHT11 merupakan sensor dengan kalibrasi sinyal digital yang mampu memberikan informasi suhu dan
kelembaban. Sensor ini tergolong komponen yang memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik, apalagi digandeng
dengan kemampuan mikrokontroler. Produk dengan kualitas terbaik, respon pembacaan yang cepat, dan kemampan
anti-interference, dengan harga yang terjangkau. DHT11 memiliki fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien
kalibrasi ini disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal sensor mendeteksi sesuatu suhu atau
kelembaban, maka module ini membaca koefisien sensor tersebut. Ukurannya yang kecil, dengan transmisi sinyal
hingga 20 meter, membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi[13].
2.10 Buzzer
Buzzer adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran
suara Jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri
arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus
dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan
menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara [14].
2.11 Kabel Jumper
Kabel jumper atau kabel penghubung tidak lepas dari perlengkapan uji coba rangkaian di papan trainer
(breadboard) yang terdiri dari banyak lubang-lubang komponen yang terhubung perkolom dan perbaris, fungsi kabel
jumper yaitu untuk menghubungkan komponen kekomponen elektronika lainnya. [15]
2.12 Telegram
Telegram adalah layanan pesan populer yang berbasis pada platform open-source yang dibangun oleh Rusia
Pavel Durov pada tahun 2013. Telegram merupakan aplikasi cloud based dan sistem enkripsi yang menyediakan
enkripsi end-to-end, self destruction messages, dan infrastruktur multidata center. Kemuadahan akses yang diberikan
telegram yang dapat berjalan di hampir semua platform memberikan kemudahan bagi administrator untuk
membangun system notifikasi dengan memanfaatkan fasilitas open Aplication Programing Interface (API) yang
disediakan oleh telegram melalui bot yang dapat digunakan untuk mengirimkan pesan secara otomatis. Cloud base
pada telegram memungkinkan proses pengiriman jauh lebih cepat serta media penyimpanan yang besar [16].
2.13 Flowchart
[17] Flowchart dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Diagram Alir. Dari dua kata ini, maka dapat
kita bayangkan bahwa flowchart itu terbentuk diagram yang bentuknya dapat mengalirkan sesuatu. Flowchar adalah
langkah. Demikian halnya dalam memprogram, diperlukan suatu algoritma (urutan langkahlangkah logis
penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis) agar program kita buat dapat berjalan dan memberikan
hasilnya valid untuk merepresentasikan algoritma itulah kita gunakan flowchart.
2.14 Breadboard
Breadboard adalah papan percobaan untuk mencoba fungsi rangkaian elektronika. Dengan breadboard,
percobaan rangkaian tidak memerlukan penyolderan. Kabel jumper memilki banyak lubang-lubang komponen yang
terhubung perkolom dan perbaris. Keuntungan adalah seluruh komponen yang telah di coba akan dapat digunakan
lagi. Selain itu pada saat percobaan jika diperlukan mengubah tipe atau nilai komponen akan dapat dilakukan dengan
mudah. Komponen–komponen seperti Resistor, Capasitor, Transistor dapat dipasang langsung pada breadboard [18]
2.15 Jaringan Komputer
Menurut Forouzan di dalam bukunya yang berjudul Computer Network A Top Down Approach, disebutkan
bahwa jaringan komputer adalah hubungan dari sejumlah perangkat yang dapat saling berkomunikasi satu sama lain.
3
Perangkat yang dimaksud pada definisi ini mencakup semua jenis perangkat komputer (komputer desktop, laptop,
smartphone, PC, tablet) dan perangkat penghubung [19]
2.16 Aplication Programming Interface (API)
Application Programming Interface (API) adalah sekumpulan fungsi, perintah dan protokol yang dapat
digunakan untuk menghubungkan satu aplikasi dengan aplikasi yang lain agar dapat berinteraksi. Seiring dengan
perkembangan internet, API dapat diimplementasikan pada sisi server dan dapat digunakan oleh beberapa aplikasi
yang dapat terhubung ke server dengan menggunakan protokol tertentu [20]
2.17 Network Development Life Cyle (NDLC)
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Network Development Life Cycle (NDLC). NDLC
akan menjadi metode yang digunakan sebagai acuan pada peroses pengembangan dan perencanaan sistem jaringan
komputer. NDLC adalah proses pendekatan untuk komunikasi data yang menampilkan siklus awal dan akhirnya
dalam membangun sebuah jaringan komputer. [21] Tahap yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
2.17.1 Tahap Analisis
Pada tahap ini, dilakukan analisa permasalahan serta kebutuhan yang dibutuhkan untuk proses penelitian ini.
Tahap ini terdiri dari tiga bagian, yaitu pengumpulan data, analisa data dan analisis kebutuhan.
2.17.2 Tahap Desain
Pada tahap desain atau perancangan juga dibagi menjadi tiga bagin yaitu tahap perencangan sistem, desain
perangkat keras dan perangkat lunak.
1) Rancangan Sistem
Adapun rancangan sistem berupa diagram blok yang telah dibuat, terlihat seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Blok Diagram

Pada Gambar 2 merupakan diagram blok alur kerja dari sistem pendeteksi kebakaran secara
keseluruhan. Dimana NodeMCU akan memperoses data yang telah diterima dari sensor suhu, sensor asap
dan sensor api. Kemudian data yang didapat dari sensor ketiga sensor tersebut akan di proses sebagai
parameter untuk menentukan jika data yang didapat menunjukan kategori bahaya . maka system akan
membunyikan alarm dan mengirimkan notifikasi ke aplikasi Telegram.
2) Desain Perangkat Keras
Adapun rancangan perangkat keras yang telah dibuat untuk pengembangan sistem pendeteksi
kebakaran, seperti yang terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Desain Sistem Keseluruhan

4
Pada Gambar 3 adalah sebuah rancang perangkat keras (hardware) yang akan digunakan untuk
membangun sebuah sistem monitoring kebakaran. Ditunjukkan pada gambar 3 mempunyai 5 perangkat
keras yang akan digunakan, sedangkan nomor 6 yaitu jaringan internet dan nomor 7 aplikasi telegram tidak
termasuk perangkat keras karena internet termasuk layanan untuk semua jaringan komputer yang terhubung
sedangkan telegram media sosial sebagai notifikasi.:
Sensor DHT11 (Nomor 1) Sensor Suhu digunakan sebagai alat untuk mengukur nilai suhu pada area
kebakaran (Nomor 2) Sensor MQ-2 Sensor Gas digunakan sebagai alat untuk mengukur nilai gas dari
kebakaran (Nomor 3) Sensor Api Flame IR digunakan sebagai alat untuk pendeteksi titik api pada area
kebakaran (Nomor 4) NodeMCU digunakan sebagai mikrokontroler untuk memproses data dari sensor
dan untuk pengiriman data ke telegram (Nomor 5) Buzzer digunakan sebagai alarm untuk pemberitahuan
terjadinya kebakaran
Setelah semua data dari Sensor DHT11, Sensor MQ-2 dan Sensor Flame IR diterima, NodeMCU akan
memproses data tersebut. (Nomor 7) Selanjutnya data-data tersebut akan dikirim ke aplikasi Telegram.
Akan tetapi NodeMCU harus terhubung terlebih dahulu dengan Wifi Router (Nomor 6) agar dapat mengirim
data ke aplikasi Telegram. Fungsi dari Wifi Router sebagai koneksi NodeMCU ke internet.
3) Desain Perangkat Lunak
Adapun desain perangkat lunak dari sistem penyiraman otomatis pada tanaman hias sirih gading ini
yaitu terdiri dari rancangan desain flowchart dan desain telegram.
a. Desain Flowchart
Dalam pembuatan sebuah sistem penyiraman otomatis pada tanaman hias sirih gading dibutuhkan
sebuah flowchart untuk menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu
proses (instruksi) dengan proses lainnya.

Gambar 3 Alur Kerja Sistem Keseluruhan

Pada Gambar 3 merupakan alur kerja sistem keseluruhan dapat di jelaskan bahwa sistem akan
melakukan Inisialisasi terlebih dahulu untuk sensor DHT11, Sensor MQ-2 dan sensor Flame IR agar
ketiga sensor tersebut dapat terbaca di NodeMCU. apabila sensor suhu bernilai >=32oC yang artinya
bahwa nilai tersebut berstatus bahaya, maka system akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke sensor
asap. Ketika sensor asap memiliki nilai ketebalan asap >=1800 adc, maka system akan melakukan
pemeriksaan terakhir ke sensor api. Pada sensor api sendiri system akan mendeteksi status bahaya
apabila sensor mendeteksi adanya api, kemudian system akan menyalakan alarm dan mengirimkan
notifikasi ke aplikasi telegram berupa pesan adanya indikasi kebakaran.
2.17.3 Tahap Simulation Prototyping
Pada tahap ini dilakukan beberapa ujicoba. Ujicoba yang dilakukan terdiri dari ujicoba berdasarkan
skenario. Ada 3 (tiga) skenario ujicoba yang dilakukan, antara lain:
1) Skenario Pengujian Sensor Suhu
Pengujian sensor suhu untuk mencari data, dilakukan dengan cara ujicoba sensor DHT11 dan
Termometer sebagai pembanding untuk mengukur suhu sekitar titik kebakaran.
Pengujian pada penelitian ini dilakukan pada siang hari pukul 12.31 – 12.50.
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar error yang didapatkan dari sensor
DHT11 dan Termometer. Untuk melakukan perhitungan persentase error dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut:

Selisih Nilai
Error = × 100% (1)
Nilai Termometer
5
Persamaan menjelaskan bahwa perhitungan persentase error didapatkan dari pembagian selisih data
nilai pembacaan pada sensor DHT11 dan Termometer dengan data nilai yang didapatkan dari Termometer,
kemudian akan dikalikan dengan 100%.
2) Skenario Pengujian Sensor Asap/Gas
Pengujian sensor MQ-2 untuk mencari data asap atau gas, dilakukan dengan cara ujicoba sensor MQ-
2 untuk mengukur nilai ketebalan asap atau gas pada titik kebakaran. Pada pengujian sensor asap, peneliti
akan melakukan analisis data dari sensor MQ-2 untuk menentukan kondisi pada titik kebakaran, termasuk
ke dalam kategori indikasi kebakaran atau tidak. Struktur penentuan kategori kebakaran berdasarkan dari
pembacaan nilai data sensor
3) Skenario Pengujian Pada Sensor Api
Pengujian pada sensor ini bertujuan mengetahui sensitifitas sensor dalam mendeteksi api besar atau
kecil yang terdapat di area kebakaran, dimana sensor ini membutuhkan tegangan masukan sebesar 5V DC.
Pengujiannya dilakukan 4 kali percobaan yaitu untuk mendeteksi api dengan tingkatan api yang berbeda.
Berikut adalah alur pengujian sensor api.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengujian Sensor Suhu
Pengujian sensor suhu bertujuan untuk mengetahui seberapa besar error yang didapatkan dari sensor DHT11
dan Termometer. Untuk melakukan perhitungan persentase error dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

Selisih Nilai
Error = × 100%
Nilai Termometer

Pengujian sensor suhu dilakukan dengan cara membandingkan data suhu dari sensor DHT11 dan data suhu
dari Termometer. Adapun hasil pengujian sensor DHT11 dengan Termometer. Terlihat pada Tabel 1, Tabel 2, dan
Tabel 3.
Tabel 1 Hasil Pengujian Sensor Suhu Menggunakan 1 Lilin

Pada Tabel 1 merupakan data hasil pengujian sensor suhu menggunakan 1 buah lilin. Pegujian dilakukan pada
tanggal 16 Januari 2021. Dari hasil perbandingan pembacaan suhu antara sensor DHT11 dan Termometer, didapatkan
error sebesar 2.1%.
Tabel 2 Hasil Pengujian Sensor Suhu Menggunakan dua Lilin

Pada Tabel 2 merupakan data hasil pengujian sensor suhu hari ke-2. Pegujian dilakukan pada tanggal 16 Januari
2021. Dari hasil perbandingan pembacaan suhu antara sensor DHT11 dan Termometer, didapatkan rata-rata error
sebesar 5.9%.
Tabel 3 Hasil Pengujian Sensor Suhu Menggunakan 2 Lilin dan Kertas

Pada Tabel 3 merupakan data hasil pengujian sensor suhu hari ke-3. Pegujian dilakukan pada tanggal 16 Januari
2021. Dari hasil perbandingan pembacaan suhu antara sensor DHT11 dan Termometer, didapatkan rata-rata error
sebesar 1.3%.
3.2 Hasil Pengujian Sensor Asap/Gas
Dalam pengujian sensor Asap dilakukan pemberian asap secara terus menerus dari lilin dan kertas yang di
bakar. Kondisi ruangan adalah ruangan yang tertutup. Dalam kondisi awal sensor asap sudah dikalibrasi terlebih
dahulu agar sensitif terhadap adanya asap di udara. Setelah itu dilakukan pengujian dengan menguji berapa lama
sensor dapat bekerja dengan batasan – batasan yang telah ditentukan. Adapun hasil pengujian sensor Asap pada
6
tabel Tabel 4 Hasil Pengujian Sensor Kelembaban Tanah
Keterangan yang dapat ditambahkan adalah, sensor asap MQ-2 ini dapat mendeteksi asap yang ada di udara
jika konsentrasi asap di udara melebihi 200ppm, pada keadaan ruang tertutup dengan suhu di atas 20oC, kelembapan
65%, dan kadar oksigen 20% (keadaan normal). Karena menurut datasheet dari MQ-2, sensor dapat mendeteksi
adanya polusi di udara jika konsentrasi polusi diudara melebihi 300ppm - 10000ppm.

Tabel 4 Hasil Pengujian Sensor Asap/Gas

Pada tabel 4 merupakan hasil pengujian sensor asap/gas, dari 2 (dua) bahan pengujian ,pada pengujian pertama
menggunakan lilin dengan jarak ± 15cm berhasil di deteksi oleh sensor dengan tingkat ketebalan asap 1104 - 1199,
kemudian pada pengujian ke dua menggunakan bahan pengujian kertas dengan jarak bahan dengan sensor ±15cm
berhasil di deteksi oleh sensor dengan tingkat ketebalan asap 1840 – 4095.

3.3 Hasil Pengujian Sensor Api


Pada pengujian sensor api hal yang diuji berupa ketepatan pembacaan adanya titik api dengan besar dan bahan
yang di bakar yang bervariasi. Perbandingan antara jarak dan besar api sehingga akan didapat nilai-nilai yang
valid. Dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 5 Hasil Pengujian Sensor Api

Pada tabel 5 merupakan hasil pengujian sensor api, dari 2 (dua) bahan pengujian ,pada pengujian pertama
menggunakan lilin dengan jarak ±10cm berhasil di deteksi oleh sensor, kemudian pada pengujian ke dua
menggunakan bahan pengujian kertas dengan jarak bahan dengan sensor ±15cm berhasil di deteksi oleh sensor
.
3.4 Hasil Pengujian Kinerja Sensor Keseluruhan
Pengujian ini dilakukan pada tanggal 16 Januari 2021. Pengujian tersebut akan menampilkan data hasil
pembacaan 3 (tiga) buah sensor, yaitu sensor suhu dan sensor asap dan sensor api. Data dari hasil pengujian tersebut
akan dikirimkan ke bot Telegram. Kemudian hasil data pengujian yang berhasil terkirim ke bot Telegram akan
ditampilkan ke dalam bentuk notifikasi peringatan.

7
Gambar 4 Alat Mengirimkan Notifikasi ke Telegram

Tabel 6 Hasil Pengujian Kinerja Sensor Keseluruhan

Dalam pengujian keseluruhan sistem, keberhasilan kinerja pada sistem sebesar 90%, nilai persentase ini dapat
mewakili keberhasilan alat karena alat dapat melakukan mengecek kondisi ruangan, mendeteksi kebakaran, dan
mengirimkan notifikasi ke telegram aplabila adanya indikasi kebakaran.

4. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tingkat keberhasilan untuk pengujian kinerja sistem pada tanaman hias sirih gading mencapai 90 %.
2. Sistem ini dapat bekerja apabila terkoneksi oleh internet, dan kelancaran sistem ini tergantung dari kuat sinyal
koneksivitas internet yang diterima oleh alat.
3. Berdasarkan ujicoba deteksi kebakaran dengan menggunakan bahan uji lilin dan kertas alat yang di buat berhasil
mendeteksi adanya api, asap dan suhu yang meningkat
4. Sistem yang diuji menggunakan lampu, didapatkan adanya deteksi kenaikan suhu
5. Berdasarkan ujicoba alat yang dibangun sistem berhasil mendeteksi kebakaran dan mengirim notifikasi ke
aplikasi telegram saat adanya kebakaran

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih terhadap pihak-pihak yang telah berperan penting dalam penulisan
skripsi ini yaitu kepada:
1. Bapak Ir. Anthony Anggrawan, M.T., Ph.D selaku Rektor Universitas Bumigora.
2. Ibu Ni Gusti Ayu Dasriani, M.Kom, selaku Wakil Rektor I Universitas Bumigora
3. Bapak Ahmat Adil, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Desain.
4. Ibu Lilik Widyawati, M.Kom, selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.
5. Bapak Andi Sofyan Annas, S.T.,M.Kom selaku Dosen Pembimbing satu dan Bapak Sirojul Hadi, S.T,
M.T selaku Dosen Pembimbing dua dalam mengerjakan Skripsi ini.
6. Bapak Heroe Santosoe S,Kom. M,Kom selaku Dosen Wali.
7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan pelajaran, bimbingan serta ilmu pengetahuan selama peneliti
menempuh pendidikan di Universitas Bumigora Mataram.
8
8. Seluruh keluarga khususnya kedua orang tua yang selalu memberikan kasih sayang, semangat dan doa
yang terbaik buat saya, serta kakak-kakak saya tercinta yang senantiasa selalu memberikan semangat dan
saran sehingga mampu mencapai titik ini.
9. Teman-teman seperjuangan kelas A dan D yang menemani selama masa perkuliahan..
10. Kepada rekan-rekan komunitas, Ikatan Mahasiswa Babakan, terima kasih untuk support, dorongan yang
terus-menerus serta ide-ide yang diberikan selama saya mengerjakan skripsi.

REFERENSI
[1] F. Teknik, “Perancangan Sistem Deteksi Dini Pencegah Kebakaran Rumah Berbasis IoT ( Internet of Things ) Tatik
Juwariyah *, Sugeng Prayitno , Akalily Mardhiyya,” pp. 57–62, 2018.
[2] B. T. P. Guritno, “Deteksi Kebakaran Rumah Tinggal Berbasis Wifi,” Repository.Usd.Ac.Id, 2017, [Online]. Available:
https://repository.usd.ac.id.
[3] R. Susana, A. R. Darlis, and S. Aqli, “Implementasi Wireless Sensor Network Prototype Sebagai Fire Detector
Menggunakan Arduino Uno,” J. Elektro dan Telekomun. Terap., vol. 2, no. 1, pp. 53–60, 2016, doi:
10.25124/jett.v2i1.93.
[4] S. Subang, B. Web, M. Mikrokontroler, and A. Uno, “*1 , #2,” no. April, pp. 18–33, 2018.
[5] M. H. Abdullah, “Rancang Bangun Sistem Kontrol Lampu Listrik Menggunakan Remote Berbasis Mikrokontroler
ATMega 8535,” Ilkominfo, vol. 2, no. 1, pp. 40–47, 2019.
[6] H. Yuliansyah, “Uji Kinerja Pengiriman Data Secara Wireless Menggunakan Modul ESP8266 Berbasis Rest
Architecture,” J. Rekayasa dan Teknol. Elektro, vol. 10, no. 2 (Mei 2016), pp. 68–77, 2016, doi:
10.23960/elc.v10n2.217.
[7] A. Ilmiah, E. Sistem, P. Kebakaran, P. Provinsi, J. Tengah, and W. W. Pertiwi, “Fakultas kesehatan masyarakat
universitas muhammadiyah semarang 2018,” 2018.
[8] D. Yendri and A. Tiffany, “MIKROKONTROLER,” no. November, pp. 1–2, 2017.
[9] S. Hadi and A. Adil, “Rancang Bangun Pendeteksi Gas Berbasis Sensor MQ-2,” Semin. Nas. Sist. Inf. dan Tek. Inform.
(SENSITIF 2019), pp. 327–334, 2020.
[10] P. Issn, “INTERNET OF THINGS ( IOT ) SISTEM PENGENDALIAN LAMPU,” vol. 4, no. 1, pp. 19–26, 2018.
[11] P. Mahasiswa and P. Harapan, “p-ISSN: 2301-6949,” vol. 7, no. 2, pp. 25–27, 2018.
[12] M. Mikrokontroler and A. Mega, “IMPLEMENTASI OTOMATISASI MESIN GRATING MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLER ARDUINO 2560,” vol. 18, no. 2, pp. 177–187, 2016.
[13] M. Yan, E. Adiptya, and H. Wibawanto, “Sistem Pengamatan Suhu dan Kelembaban Pada Rumah Berbasis
Mikrokontroller ATmega8,” vol. 5, no. 1, pp. 15–17, 2013.
[14] W. P. Bahari and A. Sugiharto, “Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kebakaran Berbasis Internet of Things (IoT),”
Eprints.Uty.Ac.Id, vol. 1, pp. 1–9, 2019, [Online]. Available: http://eprints.uty.ac.id/3322/1/Naskah
Publikasi_Widyatmoko Putra Bahari_5150711016.pdf.
[15] E. Ferdiansyah, F. T. Industri, and F. T. Industri, “PERANCANGAN ALAT BANTU PENGUKURAN JARAK
DALAM GUA,” vol. 5, no. 1, pp. 36–40, 2017, doi: 10.21063/JTIF.2017.V5.1.36-40.
[16] J. Fahana, R. Umar, and F. Ridho, “Pemanfaatan Telegram sebagai Notifikasi Serangan untuk Jaringan Forensik,”
Query J. Inf. Syst., vol. 1, no. 2, pp. 6–14, 2017, [Online]. Available:
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/query/article/view/1036.
[17] N. Rubiati et al., “L e n t e r a d u m a i ,” vol. 10, pp. 31–37, 2019.
[18] R. Hamdani, I. H. Puspita, and B. D. R. Wildan, “PEMBUATAN SISTEM PENGAMANAN KENDARAAN
BERMOTOR BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION ( RFID ),” vol. 8, no. 2, 2019.
[19] I. Sari, M. Yamin, L. M. F. Aksara, J. T. Informatika, F. Teknik, and U. H. Oleo, “PREVENTION SYSTEM,” vol. 5,
no. 1, pp. 35–44, 2019.
[20] S. A. Sena, A. Muttaqin, and A. Setyawan, “Perancangan dan Pembuatan Application Interface Server untuk Arduino,”
J. Tek. Elektro, Fak. Tek. Univ. Brawijaya, vol. 1, no. 4, pp. 1–6, 2013.
[21] M. T. KURNIAWAN, A. NURFAJAR, O. DWI, and U. YUNAN, “Desain Topologi Jaringan Kabel Nirkabel PDII-
LIPI dengan Cisco Three-Layered Hierarchical menggunakan NDLC,” J. Elkomika, vol. 4, no. 1, 2016, doi:
10.26760/elkomika.v4i1.47.

Anda mungkin juga menyukai